Maret 2022 Flipbook PDF

Majalah Nurul Hayat Maret 2022

75 downloads 122 Views 19MB Size

Story Transcript

Edisi 218 Maret 2022 ( Rajab - Syaban 1443 H )

ISSN : 2008-6853

Majalah

DONASI DI NH ZAKATKITA BULAN JANUARI : 71.375 TRANSAKSI

Bacaan Hikmah Keluarga

Hikmah Utama (Hal. 04) Ini Sya’ban, Ayo Tingkatkan Kebaikan

Hikmah Al-Qur’an (Hal. 08) Manusia Berulah, Datanglah Musibah

Buat Nanda (Hal. 16) Gelisah

I q r a ‘ (Hal. 28) Fitnah Ilmu ( bagian 2 )

BCA: 6750 170 666 BSM: 700 1249 888 A/N Yayasan Nurul Hayat

Informasi dan Konfirmasi:

0878 5252 5300

Daftar Isi 2 3 4

DAFTAR ISI DARI REDAKSI HIKMAH UTAMA I Ini Sya’ban, Ayo Tingkatakan Kebaikan

5

HIKMAH UTAMA II Diagnosa Haji, Jelang Jumpa Bulan Suci

8

HIKMAH AL QUR’AN

20 KISAH HIKMAH 21 MUTIARA QURAN 22 INSPIRASI MUALLAF Berawal dari Al-Qur’an Pemberian Teman

24 RINDU BAITULLAH 26 INSPIRASI BISNIS Berbisnis untuk Meraih Keberkahan Hidup

Manusia Berulah, Datanglah Musibah

28 IQRO’

10 12 14

RINDU RASUL GENERASI EMAS CERITA REMAJA

30 NUANSA QALBU

16

BUAT NANDA

Interaksi Gelisah

18

Fitnah Ilmu (Bagian 2) Pemberian Taat dan Pengabulan Hajat

33 KOLOM Ramadan Minim Sampah

34 NH HIGHLIGHT Giat Kerelawanan NH

SAKINAH Ibu adalah Manajer Rumah Tangga

37 KORDA

Kantor Pusat:

Perum IKIP GunungAnyar B-48 Surabaya Telp. 8783344 Kantor Cabang : BALIKPAPAN

: Jl. Pangeran antasari no. 42 RT. 41 kelurahan Air putih (0541) 2089812 / 0852-9344-4111 BANDUNG : Jl Jendral Ahmad Yani No 1005 Cicaheum Kota Bandung 0878-2353-6000 BANYUWANGI : Jl. Ikan Wijinongko, Sobo, Banyuwangi (0333) 417 773 / 0822-3167-1717 BEKASI : Jl. Jati makmur kemang No.3 Pondok Gede Bekasi (021) 2808 4028 / 0822 103 111 75 BOGOR : Jl.Raya Bogor,Kedung halang talang No 07, Bogor Utara (0251) 8353612 / 082211165600 BOJONEGORO : Jl. Setyabudi No.65 Bojonegoro (0353) 571144 / 0822 4141 1144 BIRO CEPU : Jl. Surabaya No.65 Cepu 0822 3386 4411 CIKARANG : Jl Imam Bonjol No 104 Cibitung Kaum Cikarang Barat (021) 221 62 881 / 0852-1000-5040 CIMAHI : Jl. Raya Cilember No.280 C CIMAHI 0811.2435.600 CIREBON : Jl. Ahmad Yani. No. 303. Cirebon (0231) 8806310 / 0822 1617 7772. DEPOK : Jl Margonda Raya No 1 Depok (021) 7720 7021 / 0851-0055-7587 BIRO CILANGKAP : Jl Raya Cilangkap RT 02 RW 05 No 11 R Jaktim (021) 286 78407 / 0819-3332-0032 GRESIK : Jl Siti Fatimah gg Tambang 2 No 9 Perum GKB Gresik (031) 9910 3377 / 0822 9940 5000 BIRO LAMONGAN : Jl Kusuma Bangsa 30 A (Depan RSUD Soegiri Lamongan) (0333) 467 5958 / 0812 3355 5241 JEMBER : Jl. Imam Bonjol No. 7 Kav. 5 Kaliwates Jember (0331) 412818 / 082 334 877 499 KEDIRI : Perum Mojoroto Indah Blok R1, Mojoroto Kediri (0354) 7417744 / 085102672000 KENDAL : Perumahan Purin, Ds. Purwokerto, Jl. Sawojajar no 2, Patebon-Kendal 0858 0000 8236 TUBAN : Jl.Delima 70 Perbon Tuban (0356) 326060 YOGYAKARTA : JL. Ireda No. 181 A, Keparakan Kidul, Mergangsan, Yogyakarta (0274) 377444 BIRO SLEMAN : Jl. A.M. Sangaji, Sinduadi, Kec, Mlati, Kab Sleman DIY (0274) 5012272

KARAWANG

: Jl. Arief Rahman Hakim No. 17 Kabupaten Karawang (0267) 8409344 / 082322228843 : Jl. Kapten Tendean 28 A Sidorejo, Wungu, Madiun (0351) 45 24 25 / 081259851000 MAKASSAR : Jl Minasa Upa Raya Blok N4 No7 Kota Makassar (0411) 4101328 / 0823-9932-3233 MALANG : Jl S Supriyadi No 7 A Sukun Malang (0341) 359090 / 0822-6220-0090 BIRO SENGKALING : Jl Raya Sengkaling No 162 Dawu Malang 081-555-888-850 MEDAN : Jalan ringroad no. 18 G Medan (061) 822 8592 / 0822 7499 9994 PALEMBANG : Jl.Angkatan 66 No.434 Sekip Ujung Kota Palembang (0711) 570 6169 / 0811 711 7676 PURWOKERTO : Jln Komisaris Bambang Suprapto No 16 A Purwokerto (0281) 651 0476 / 082133444450 PULOGADUNG : Jalan Beton No.20 RT 001 RW 005, Kec. Pulo Gadung 0822-6066-0005 BIRO JAKARTA PUSAT : Jl. Letjend Suprapto No.36, Sumur Batu, Kec. Kemayoran 0822-9876-4040 BIRO JAKARTA BARAT : Jl. Brigjen Katamso No.32, Kota Bambu Sel., Kec. Palmerah 0811-8444-419 SEMARANG : Ruko Perum Kampoeng Semawis Blok A No. 8, Kedungmundu 0857-7755-5699 BIRO UNGARAN : Jl. Mayjend Sutoyo 1B Ungaran Kab. Semarang 0858-0000-8179 SIDOARJO : Jl Kyai Hasan Mukim 11 Ruko Ciwalk C-8 SDA (031) 8070 283 / 0877-3301-7000 BIRO SUKODONO : Jl Raya Saimbang Kebon Agung Sukodono 0838-7300-7000 BIRO SEDATI : Jl Raya Sedati Gede No 112 Sedati SDA 0877-9006-7000 BIRO SEPANJANG : Jl Raya Ngelom No 179 Taman Sepanjang SDA 0823-6787-7000 SOLO : Jl Brigjen Katamso No 62 F Jebres Surakarta (0271) 630 387 / 0813-9110-4040 TANGERANG : Jl. Kavling Pemda Raya, 167D Cibodas Kota Tangerang (021) 22251295 / 0821-2345-6309 TANGERANG SELATAN : Jl Ir Juanda 55 Raya Ciputat Tangerang Selatan 0877-0040-4096 / (021) 744 4096 BIRO CILEDUG : Jl Raden Saleh No 31 Ciledug Tangerang (021) 22271004 / 0812-9665-2004 MADIUN

Dari Redaksi Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh “Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.” (QS. Al-Ghaafir: 61) Puji dan syukur kehadirat Allah Al Wahhaab. Allah Yang Maha Memberi Karunia. Tak terhitung betapa banyak karunia yang telah Allah ‫ ﷻ‬berikan kepada kita, yang tentunya harus kita syukuri dengan sebaik-baiknya rasa syukur. Tak lupa, shalawat serta salam juga selalu tercurahkan untuk insan mulia junjungan kita, Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Berkat beliaulah hari ini kita bisa menikmati indahnya berislam. Dan tentu hanya kepada beliaulah kita berharap mendapatkan syafaat di hari akhir. Semoga kita semua benar-benar masuk ke dalam golongan yang bisa bersama beliau, kelak. Aamiin ya Rabbal Alamiin.. Sahabat Sejuk Nurul Hayat yang dirahmati Allah ‫ﷻ‬, tak terasa bulan suci Ramadhan sudah di depan mata. Ya, bulan yang penuh keistimewaan dan kemuliaan itu sebentar lagi akan tiba. Mari kita bertanya pada diri kita masing-masing, sudah sejauh mana persiapan kita menyambut datangnya bulan mulia tersebut? Sahabat Sejuk sekalian, mari kita sambut datangya bulan yang kita nantikan tersebut dengan persiapan yang sebaik-baiknya. Baik itu persiapan jasmani maupun rohani. Agar nanti ketika kita sudah berada di dalamnya, kita sudah benar-benar siap memanen pahala berlipat ganda dengan ibadah-ibadah terbaik di bulan terbaik. Saudaraku, pada edisi kali ini, kami mengetengahkan tema “Bersihkan Hati, Sambut Bulan Suci”. Selamat membaca. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi teman untuk mempersiapkan diri menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

NURUL HAYAT Menerima dan menyalurkan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Waqaf. Disahkan Menteri Hukum dan HAM RI tertanggal 03 Oktober 2007 Nomor: C-3242 HT.01.02.TH 2001 Visi : Mengabdi Kepada Allah dengan Membangun Ummat Program : (1). Dakwah (2). Pemberdayaan Sosial-Ekonomi (3). Pemberdayaan Pendidikan (4). Pemberdayaan Kesehatan STRUKTUR PENGURUS : Dewan Syariah : KH. Abdurrahman Navis, Lc. MHI, Prof. Dr. Muhammad Ali Aziz, KH. Mas Ahmad Nawawi Ketua : Muhammad Molik Sekretaris : Johny Rusdiyanto Bendahara : Achsan Rois Direktur Manajemen Pelaksana : Bambang Heriyanto REDAKTUR MAJALAH Pemimpin Redaksi : Imam Erianto Redaksi : Arga Pratama Desain Grafis : W. Danang Priyanto, Fajar Riyadi, Nico Yusnanda Pratama, Nurul Alfiana Fotografer : Imam Erianto Foto Ilustrasi : Istimewa KANTOR PUSAT : Perum IKIP Gununganyar B48 Surabaya Telp (031) 8783344 [email protected]

yayasan.nurulhayat

@nurulhayatku

www.nurulhayat.org

Hikmah Utama 1 MNH 218 MARET 2022

Ini Sya’ban,

Ayo Tingkatkan

Kebaikan

Ketika kemarin mendapat kabar bahwa kita sudah masuk bulan Rajab, beberapa di antara kita mungkin terkesiap. Mengingat Rajab, selain keutamaannya sebagai salah satu bulan yang dimuliakan Allah , ia adalah bulan yang mengingatkan kita tentang akan datangnya bulan suci Ramadhan. Kita terkesiap atau terkaget. Antara senang, sedih dan takut. Senang karena membayangkan kebahagiaan lahir batin yang selalu akan kita temui di bulan Ramadhan. Sedih dan takut, karena kita sadar bahwa setahun yang kita lalui kemarin, kita menjalani hidup dalam keadaan tidak baik-baik saja. Ada banyak kelalaian dan dosa yang kita lakukan. Sehingga seperti ada rasa malu menjumpai Ramadhan yang mulia. Para ulama terdahulu, ketika masuk ke bulan Rajab, mereka melazimkan doa “Allahumma bariklana fii Rajaba wa sya’ban, wa ballighna Ramadhan”. Yang artinya, “Ya Allah berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan.” Doa itu dibaca terus menerus. Setiap hari. Setiap waktu sholat. Hingga mereka benarbenar disampaikan umur berjumpa bulan Ramadhan. Ini menandakan, orang-orang sholeh itu begitu serius mempersiapkan Ramadhan. Doa yang dipanjatkan itu juga menjelaskan bahwa, Rajab dan Sya’ban berperan sangat penting dalam kesuksesan Ramadhan. Itulah mengapa mereka meminta berkah di Rajab dan Sya’ban. Yang artinya, kalau Rajab dan Sya’ban tak berisi kebaikan, maka

4 14

Majalah Nurul Hayat

jangan berharap di Ramadhan akan memperoleh banyak kebaikan. Lalu mari kita menengok diri sendiri. Kapan terakhir kita membaca doa itu? Memang tak membaca doa tersebut bukan berarti buruk. Akan tetapi setidaknya, ia boleh dijadikan salah satu ukuran, tentang posisi Ramadhan dalam pikiran kita saat ini. Saat ini mungkin kita sudah di bulan Sya’ban, makin dekat lagi posisi kita dengan Ramadhan. Apakah berkah itu mulai dirasakan? Apakah amal-amal sholeh dan ibadah-ibadah sunnah itu mulai makin mudah dilakukan? Ataukah tidak ada yang berubah sama sekali. Lebih celaka lagi, kalau justru di Sya’ban masih banyak dosa dan kemaksiatan yang kita lakukan. Padahal kita tahu, bulan Sya’ban memiliki kedudukan istimewa. Sya’ban adalah bulan ditutupnya amal tahunan kita. Perhatikan bagaimana Rasulullah menjadikan Sya’ban sebagai momentum untuk berupaya menutup catatan amal dengan sebaik-baiknya. Beliau banyak berpuasa, lalu beliau bersabda, “Bulan Rajab adalah bulan diangkatnya amal-amal kepada Rabb semesta alam, dan aku ingin amalku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa.” (HR. An-Nasai) Masih ada waktu untuk mereguk berkah Sya’ban serta melatih diri. Mari segera bangkit memperbaiki diri. Dari mana kita memulai? Dari sini: dari mendiagnosa keadaan hati saat ini. Muhasabah diri. Adakah ruhani kita sedang sehat atau sakit?

Hikmah Utama 2 MNH 218 MARET 2022

“Takwa itu di sini,” ucap Rasulullah ‫ﷺ‬ sambil menunjuk dadanya tiga kali. Seperti yang kita ketahui, hati adalah sumber dari kebaikan dan keburukan manusia. Bila ia baik, maka baiklah diri seseorang. Sebaliknya bila ia buruk, buruklah diri seseorang. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Ketahuilah, bahwa dalam tubuh manusia terdapat segumpal (daging), yang kalau segumpal daging itu baik maka akan baik seluruh (anggota) tubuhnya, dan jika segumpal daging itu buruk maka akan buruk seluruh (anggota) tubuhnya, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati (manusia)” (HR al-Bukhari). Maka hal paling mendasar saat hendak menata diri menjelang Ramadhan, adalah memperbaiki hati. Dan perbaikan hati tidak bisa maksimal dilakukan sebelum kita jujur dengan keadaan hati kita saat ini. Ketahuilah hati dibagi menjadi tiga keadaan. Yaitu hati yang sehat atau qalbun salim. Kedua, qalbun maridh atau hati yang sakit. Ketiga adalah qalbun mayyit atau hati yang mati. Hati yang mati adalah hatinya orang-orang kafir dan munafik. Kita mungkin ada di antara dua kemungkinan. Kalau tak sehat, ya sakit. Bagaimana tanda-tanda hati yang sakit itu, kita bisa mengenalinya dengan berikut ini: Pertama, lalainya sang hamba dari tujuan ia diciptakan. Yaitu untuk mengenal Allah ‫ﷻ‬, mencintaiNya, merindukan perjumpaan denganNya, dan kembali kepadaNya. Semua itu terjadi karena ia dipalingkan syahwatnya. Maka sang hamba lebih mendahulukan kecintaan syahwatnya daripada kecintaan

untuk melakukan ketaatan kepada Allah . Allah ta’ala berfirman: “Tahukah kamu orangorang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhan? Apakah kamu akan menjadi pembela bagi mereka” (QS. Al-Furqon: 43). Para ulama berkata, mereka seperti ditunggangi nafsunya. Sehingga ia seperti kendaraan tunggangan yang menurut kemana saja tuannya mengajak pergi. Allah ta’ala berfirman: “Dan orang-orang yang kafir menikmati kesenangan (dunia) dan mereka makan seperti hewan makan; dan (kelak) nerakalah tempat tinggal bagi mereka” (QS. Muhammad 12). Hewan-hewan ternak adalah penggambaran sosok yang tidak punya kepekaan. Tanda berikutnya dari hati yang sakit adalah, pemiliknya tidak merasakan rasa sakit ketika bermaksiat. Sebagaimana ada ungkapan, “Mayat tidak akan merasakan sakit”. Adapun hati yang sehat, bukan berarti ia bebas dari bermaksiat. Tapi ketika jatuh pada kesalahan, dia merasakan kesedihan dan sakit. Lalu dengannya ia menyesal dan bertaubat kepada Allah ‫ﷻ‬. Sebagaimana Allah ‫ﷻ‬ berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya)” (QS. Al-A’Raf: 201).

Diagnosa Hati Jelang Jumpa

Bulan Suci

5

Allah ta’ala juga berfirman tentang sifat orang-orang yang bertakwa, “Dan (juga) orangorang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosadosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui” (QS. Ali Imron: 135). Orang-orang yang bersih hatinya, ketika mereka jatuh pada kelalaian, mereka langsung teringat kepada kebesaran Allah ‫ﷻ‬, keadilanNya, dan beratnya siksaNya, lalu mereka beristighfar kepada Allah ‫ﷻ‬. Adapun hati yang sakit, mengikutkan keburukan dengan keburukan. Setelah melakukan satu kelalaian dan maksiat, dia menambah lagi maksiatnya. Sebagaimana berkata Imam Hasan Al Bashri, saat mengomentari firman Allah ‫ﷻ‬, “Sekali-kali tidak, bahkan apa yang telah mereka kerjakan telah menutupi hati mereka” (QS. AlMuthaffifin: 14), bahwa bertumpuknya dosa dengan dosa yang lain, sampai membutakan hati, adapun hati yang sehat, mengikutkan keburukan dengan kebaikan, yaitu dengan taubat. Selanjutnya, tanda sakitnya hati yang lain adalah: tidak ada perasaan kurang atas kebodohannya pada kebenaran. Di antara sehatnya hati adalah, pemiliknya merasa tak nyaman atas ketidakpahamannya pada syariat. Mereka tak nyaman hidup dalam keraguan antara salah dan benar. Karenanya dia berusaha belajar dan mencari tahu. Sedangkan

6 14

Majalah Nurul Hayat

hati yang sakit, mereka abai dengan ilmu-ilmu syariat. Mereka merasa cukup dengan keadaannya. Padahal kebodohan akan ilmuilmu agama, adalah pintu musibah jatuhnya seseorang pada keburukan. Berkata sebagian ulama, “Tidak ada kemaksiatan kepada Allah yang lebih besar daripada kebodohan.” Dalam hal ini kebodohan yang dimaksud bukan tidak tahu urusan-urusan dunia, tapi bodoh terkait tidak mengerti aturan agama. Ada yang bertanya kepada Imam Sahl, “Wahai Abu Sahl, apakah yang lebih parah daripada kebodohan?” Jawabnya, “Tidak tahu kalau dia bodoh.” Tanda sakitnya hati berikutnya adalah: ia menukarkan kebiasaan yang bermanfaat dengan kebiasaan yang buruk. Misalkan, lebih memilih mendengarkan musik atau menonton televisi daripada membaca Al-Quran. Padahal Allah ta’ala berfirman, “Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian” (QS. Al-Isra: 82). Maka mendahulukan hal yang sia-sia apalagi maksiat, akan menumbuhkan penyakit dalam hati. Adapun sehatnya hati, adalah dengan melakukan hal-hal yang dicintai oleh Allah ‫ ﷻ‬dan RasulNya. Allah ta’ala berfirman: “Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan (iman) itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus” (QS. Al Hujurat: 7).

Hati yang sehat, mencintai amal apa yang oleh orang lain mungkin berat dan tidak menyenangkan. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Akan merasakan lezatnya iman, mereka yang ridha bahwa Allah sebagai Tuhannya dan Islam sebagai agamanya dan Rasulullah Muhammad sebagai nabiNya” (HR. Muslim). Rasulullah ‫ ﷺ‬juga bersabda, “Tidak dikatakan (sempurna) iman kalian, hingga menjadikanku sebagai yang dicintai melebihi dirinya, anaknya dan seluruh manusia” (HR. Bukhari). Hati yang sehat, akan meletakkan kecintaan kepada Allah ‫ ﷻ‬dan Rasulullah ‫ ﷺ‬di atas segalanya. Mereka akan melakukan perbuatan yang dicintai dan disukai Allah ‫ﷻ‬. Berikutnya, tanda sakitnya hati yang terakhir adalah: merasa nyaman dengan kehidupan dunia dan senang dengannya, sehingga tidak punya kerinduan pada negeri akhirat. Karena tidak ada kerinduan pada negeri akhirat, maka mereka tidak bersungguh-sungguh memikirkan dan mengupayakan keselamatan akhiratnya. Adapun hati yang sehat, hatinya akan bergantung dengan akhirat. Mereka ada dalam perasaan sedang melakukan perjalanan menuju negeri akhirat. Sehingga mereka berhati-hati agar tidak tersesat. Secara dhahir hampir tidak ada beda mereka dengan orang pada umumnya. Mereka bergaul, bekerja, dan mencari penghidupan dunia. Akan tetapi, batin mereka bergantung dan memikirkan akhirat. Mereka di dunia, seperti yang disabdakan Rasulullah ‫ﷺ‬, “Jadilah kalian di

dunia seperti orang asing atau pengembara” (HR. Bukhari). Insting keterasingan adalah insting kewaspadaan dan berhati-hati. Ketika kita berada di sebuah lingkungan yang tak biasa, otomatis kita langsung memasang alarm waspada. Kita akan berbicara lebih hati-hati. Bersikap penuh pertimbangan. Seperti itulah pesan nabi untuk kita dalam menjalani hidup ini. Atau kata nabi, jadilah seperti pengembara. Yaitu, punya kesadaran bahwa dunia itu bukan tujuan. Sebagus-bagusnya tempat bersinggah dalam perjalanan, tetaplah kita akan bahkan harus meninggalkannya. Karena ada tempat lain yang menjadi tujuan perjalanan kita. Betapa bodohnya orang yang dia melakukan perjalanan ke kampung halaman hendak menemui orang tua dan sanak keluarganya. Kemudian diperjalanan itu, dia mampir di sebuah rest area. Lalu karena terpesona dengan bagusnya fasilitas rest area tersebut, dia berlama-lama di sini dan enggan melanjutkan perjalanan ke kampung halaman. Sulit dimengerti. Saudaraku, masih ada beberapa hari ke depan untuk memperbaiki diri. Mulailah dengan muhasabah diri. Gunakan dengan jujur diagnosa hati yang disebutkan di atas. Lalu kalau kita mendapati salah satu tanda tersebut ada pada kita, berkomitmenlah untuk memperbaiki. Semoga kesungguhan kita dilihat oleh Allah ‫ﷻ‬. Lalu Allah ‫ ﷻ‬berkenan memberikan kemudahan dan keberkahan Ramadhan tahun ini untuk kita. Bismillah.

7

Hikmah Al Qur’an MNH 218 MARET 2022

Oleh : Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya dan Penulis Buku “60 Menit Terapi Shalat Bahagia”

Manusia Berulah, Datanglah Musibah “Dan apa pun musibah yang menimpamu, maka itu disebabkan oleh apa yang dilakukan tanganmu, dan Allah memaafkan kebanyakan dari kesalahanmu itu.” (QS. Asy Syura [42]: 30) Pada ayat sebelumnya (ayat 25) disebutkan, Allah ‫ ﷻ‬memaafkan semua kesalahan manusia, dan menerima taubatnya. Sebagai kelanjutan, ayat ini menguatkan kemurahan Allah ‫ ﷻ‬itu, sambil mengingatkan, bahwa sebagian kesalahan yang mereka lakukan itu telah mendatangkan berbagai malapetaka. Dengan merenungi ayat ini, kita tidak akan mudah berburuk sangka kepada Allah ‫ﷻ‬. Misalnya, Allah ‫ ﷻ‬tidak adil, mengapa orang yang banyak beribadah diberi malapetaka? Mengapa orang yang banyak maksiat justru diberi kesehatan dan kesejahteraan. Ayat ini mendorong kita untuk introspeksi dalam setiap kejadian. Sangat menarik, apa yang dikatakan Hamka, bahwa ayat ini mengingatkan manusia, jika tertimpa musibah, janganlah menyalahkan orang lain, apalagi menyalahkan Allah ‫ﷻ‬. Ia harus introspeksi, agar menyadari kesalahannya. Kesalahan yang terbesar adalah lupa Allah ‫ﷻ‬, sehingga ia congkak, pamer kebaikan, dan mengharap pujian, bahkan melakukan dosa. Lalu, Allah ‫ ﷻ‬menurunkan malapetaka, agar ia kembali ke jalan yang benar. Memang benar, Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,

8 14

Majalah Nurul Hayat

‫ِإذا أ َ ﱠ‬ ُ َ ‫ﻤﻊ َ َ ﱡ‬ ُ َ ‫ﻋﺒﺪاً ْاﺑ‬ ْ ‫ﺘﻼه ﻟِﯿ‬ َ َ ‫َﺴ‬ ْ َ ‫ﺣﺐ اﻟﻠﻪ‬ ‫ﺗﻀﺮﻋﻪ‬

“Jika Allah mencintai seseorang, Ia akan mengujinya dengan musibah, agar Ia mendengar kesungguhan dalam doanya” (HR. Al-Baihaqy dari Abu Hurairah ra). Tapi, jangan cepat-cepat berbangga, bahwa musibah itu diberikan karena dirinya adalah hamba yang dicintai Allah ‫ ﷻ‬Sekali lagi, introspeksilah, sudah layakkah ia merasa demikian? Ayat ini sejalan dengan ayat lainnya, ْ ْ ْ َ َ ‫ﻤﺎ َﻛ‬ ُ َ ‫ٱﻟﻔ‬ َ ْ ‫ﮫﺮ‬ َ ِ‫وٱﻟﺒﺤﺮ ﺑ‬ ‫أﻳﺪى‬ َ َ َ‫ظ‬ ِ ْ َ ‫ﺴﺒﺖ‬ ِ ْ َ َ ّ‫ﺴﺎد ِﻓﻰ ٱﻟﺒَ ِﺮ‬ ۟ ُ ِ َ ‫ٱﻟﺬى‬ ‫ﱠ‬ ُ ِ ْ َ‫ﻟﻌﻠﮫﻢ ﻳ‬ َ‫ﺮﺟﻌﻮن‬ ُ َ ِ ُ ِ ‫ٱﻟﻨﺎس‬ ْ ُ ‫ﻋﻤﻠﻮا َ َ ﱠ‬ َ ‫ﻟﯿﺬﻳﻘﮫﻢ ﺑ َْﻌ‬ ِ ‫ﺾ ﱠ‬ ِ

“Telah nyata kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena ulah tangan manusia, supaya Allah memberi rasa (musibah) akibat dari (sebagian) dari perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar-Rum [30]: 41). Di samping musibah dunia, musibah akhirat pun dialami manusia akibat ulahnya selama hidup. Tangan manusia akan bercerita lengkap tentang kejahatannya selama di dunia. ْ َ ‫ﻋﻠﻰ‬ ٓ ٰ َ َ ‫ﻧﺨﺘﻢ‬ ُ ّ ِ َ ُ َ ‫ﻮھﮫﻢ‬ ُ ِ ْ َ ‫م‬ ْ ِ ِ ْ َ ٓ‫وﺗﻜﻠﻤَﻨﺎ‬ ْ ِ ِ َ ٰ ‫أﻓ‬ َ ‫ْٱﻟﯿ َْﻮ‬ ‫أﻳﺪﻳﮫﻢ‬ ۟ ُ َ ‫ﻤﺎ‬ َ ُ ِ ْ ‫ﻛﺎﻧﻮا ﻳ‬ ُ ُ ُ ْ َ ‫ﮫﺪ‬ ُ َ ‫وﺗﺸ‬ ْ ََ َ ِ‫أرﺟﻠﮫﻢ ﺑ‬ ‫َﻜﺴﺒﻮن‬

“Pada hari ini, Kami tutup mulut mereka, lalu berceritalah tangan mereka kepada Kami, dan kaki mereka menjadi saksi atas apa yang

mereka usahakan.” (QS. Yasin [36]: 65). Apakah semua musibah yang terkait dengan fisik, berupa penyakit, atau bencana alam, atau kezaliman orang, dan sebagainya selalu diakibatkan dosa manusia? Tidak selalu. Hanya sebagian dosa. Menurut Syekh Muhammad bin Shalih as-Syawi, dalam kitab An Nafahatul Makkiyah, jika malapetaka ditimpakan kepada orang yang tak berdosa, maka ia diberikan Allah ‫ ﷻ‬untuk menaikkan kemuliannya di akhirat. Malapetaka itu berfungsi menghapus dosa dan menambah pahala atas kesabaran menghadapinya. Misalnya, para Nabi yang tak berdosa yang diberikan musibah penyakit, bahkan penyakit berat. Andaikan semua dosa mengakibatkan musibah untuk pelakunya, maka tidak akan ada kehidupan di bumi, sebab tak ada manusia tanpa dosa. Hanya sebagian dosa yang menyebabkan musibah dunia, dan dosa-dosa lainnya diampuni Allah ‫ﷻ‬. Allah ‫ ﷻ‬berfirman, ُ ِ َ ُ ‫وﻟﻮ‬ ‫اﻟﻠﻪ ﱠ‬ ُ ‫ﻳﺆاﺧﺬ ﱣ‬ ْ ِ ‫ﻋﻠﯿَﮫﺎ‬ َْ َ ‫ك‬ ْ ِ ِ ُْ ِ ‫س‬ ََْ َ ‫ﺗﺮ‬ َ ‫اﻟﻨﺎ‬ ‫ﻣﻦ‬ َ َ ‫ﺑﻈﻠﻤﮫﻢ ﱠﻣﺎ‬ ٰٓ ْ ُ ُ ّ َ ‫ۤ ﱠ ﱠ ٰ ْ ﱡ‬ َ ۤ َ ‫ﻓﺎذا‬ َ ِ َ ‫ﺴﻤﻰ‬ ۚ َ ‫ﺟﻞ ﱡﻣ‬ َ َ ‫ﺟﺎَء‬ ‫ا‬ ‫اﻟﻰ‬ ‫ﻳﺆﺧﺮھﻢ‬ ‫وﻟﻜﻦ‬ ‫داﺑﺔ‬ ِ ِ ِ ٍ ٍ ً َ َ ‫ﺘﺄﺧﺮون‬ َ ‫ﺳﺎﻋﺔ ﱠ‬ َ ْ ُ ِ ْ َ ‫َﺴ‬ َ ْ ُ ِ ْ َ ‫َﺴ‬ ْ ‫وﻻ ﻳ‬ ْ ‫ﺟﻠﮫﻢ َﻻ ﻳ‬ ْ ُ ُ َ َ‫ا‬ ‫ﺘﻘﺪﻣﻮن‬

“Dan k alau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ada yang ditinggalkan-Nya (di bumi) dari makhluk yang melata sekalipun, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai waktu yang sudah ditentukan. Maka apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.” (QS An Nahl [16]: 61). ُ ِ َ ُ ‫وﻟﻮ‬ َٰ ‫ك‬ ‫اﻟﻠﻪ ﱠ‬ ُ ‫ﻳﺆاﺧﺬ ﱣ‬ ْ ُ َ ‫ﻤﺎ َﻛ‬ ََْ َ ‫ﺗﺮ‬ َ ِ‫س ﺑ‬ َ ‫اﻟﻨﺎ‬ ‫ﻋﻠﻰ‬ َ َ ‫ﺴﺒﻮا َﻣﺎ‬ ٰٓ ْ ُ ُ ّ َ ‫ْ ۤ ﱠ ﱠ ٰ ْ ﱡ‬ َ َ ۚ َ ‫ﺟﻞ ﱡﻣ‬ َ َ ‫ﺴﻤﻰ‬ ‫ا‬ ‫اﻟﻰ‬ ‫ﻳﺆﺧﺮھﻢ‬ ‫وﻟﻜﻦ‬ ‫داﺑﺔ‬ ‫ﻣﻦ‬ ‫ظﮫﺮھﺎ‬ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ْ َ ٍ ‫ﺟﻠﮫﻢ َ ِ ﱠ‬ ۤ َ ‫ﻓﺎذا‬ َ َ ‫اﻟﻠﻪ‬ َ َِ ْ ُ ُ َ َ‫ﺟﺎَء ا‬ ْ ِ ‫ﺑﻌﺒﺎده ﺑ‬ َ ‫ﻓﺎن ﱣ‬ ‫َﺼﯿًﺮا‬ ٖ ِ َ ِ ِ ‫ﻛﺎن‬

“Dan sekiranya Allah menghukum manusia disebabkan apa yang mereka perbuat, niscaya Dia tidak akan menyisakan satu pun makhluk yang bergerak dan bernyawa di bumi ini. Tapi, Allah menangguhkan (hukuman) mereka, sampai waktu yang sudah ditentukan. Apabila ajal mereka tiba, maka sungguh Allah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.” (QS. Fathir [35]: 45)

Dalam hal musibah penyakit, artikel yang ditulis Prof. Dr. Abdurrachman, dr., M.Kes., PA(K) tentang hubungan kesehatan dan prilaku amat menarik. Ia berpesan, “Untuk kesembuhan, pasien jangan hanya mengandalkan obat seumur hidup, tapi ia harus juga memperbaiki karakternya.” Kepala Departemen Anatomi dan Histologi FK Unair itu merujuk hasil penelitian Martin Hagger, guru besar psikologi universitas Nottingham, bahwa ada kaitan antara karakter dan penyakit seseorang (Jawa Pos, 13 Maret-2018). Guru besar UNAIR itu menjelaskan lebih detail tentang karakter dan penyakit tersebut, bahwa orang yang berkarakter serba kurang, tidak puas, ambisius, dan mudah kecewa rentan terkena penyakit liver. Sedangkan orang yang berkarakter serba ragu, gelisah, dan tidak percaya diri, sangat rentan dengan penyakit mag dan penyakit pankreas lainnya. Jika Anda susah menerima suatu kenyataan dengan apa adanya, selalu berpikir yang seharusnya, maka Anda rentan terkena penyakit jantung. Ia melanjutkan, bahwa orang yang terkena penyakit ginjal, bisa diakibatkan karakternya yang serba takut, dan kurang berani menghadapi tantangan. Jika Anda berharap Allah ‫ﷻ‬ mengampuni semua dosa, dan tidak menimpakan sekecil apa pun musibah dunia dan akhirat, maka tingkatkan iman dan syukur. Jangan ada sedikit pun lintasan dalam hati merasa kurang dalam hidup ini. Sebaliknya, terimalah dengan senang dan puas apa pun takdir Allah ‫ﷻ‬. Allah ‫ﷻ‬ berjanji, َ َ ‫ﺑﻌﺬاﺑﻜﻢ ِإن‬ ُ ‫َﻔﻌﻞ ﱠ‬ َ َ َ ۚ ‫ﻣﻨﺘﻢ‬ ُ َ ْ ‫ﱠﻣﺎ ﻳ‬ ْ ُ َ ‫ﺮﺗﻢ َوَءا‬ ْ ُ ْ ‫ﺷﻜ‬ ْ ُ ِ َ َ ِ ‫ٱﻟﻠﻪ‬ ‫وﻛﺎن‬ ُ ‫ﱠ‬ ً ِ َ ‫ﺷﺎﻛًِﺮا‬ َ ‫ٱﻟﻠﻪ‬ ‫ﻋﻠﯿﻤﺎ‬

“Allah tidak akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Mengapresiasi dan Maha Mengetahui.” (QS. An Nisa’ [4]: 147).

9

Rindu Rasul #57 MNH 218 MARET 2022

‫ﷺ‬

Perjalanan Rasulullah

Menuju Madinah Cerita sebelumnya: Muncul suara dari langit Kota Makkah. Meskipun tidak terlihat siapa yang mengucapkannya, tetapi suara itu bisa terdengar jelas. Suara itu menegaskan kenabian Muhammad dan memberi kabar gembira bagi siapa saja yang mengikutinya. Dan sebagai salah satu bukti kemukjizatan Rasulullah ‫ ﷺ‬adalah air susu kambing milik Ummu Ma'bad.

Kaum yang mendengar suara itu sadar bahwa nabi mereka telah pergi. Mereka pun bergegas menuju tenda Ummu Ma'bad. Hassan bin Tsabit menjawab suara tersebut dengan bersyair. Ia menegaskan kembali pentingnya keberadaan seorang nabi di tengah mereka. Dan sekarang, nabi itu telah datang. Ia dari keturunan Bani Ka'ab. Ia diberi kitabullah untuk dijadikan pedoman bagi kaum muslimin. Diriwayatkan dari Ummu Ma'bad, ia berkata, “Kami didatangi empat orang dengan dua unta yang ditungganginya. Mereka singgah untuk beristirahat. Saya langsung membawakan seekor kambing kepada Rasulullah ‫ﷺ‬. Saya ingin menyembelih kambing itu untuk dihidangkan kepada beliau. Namun tiba-tiba kambing itu, air susunya mengalir deras. Kemudian beliau memegang susu kambing itu dan meminta saya untuk tidak menyembelihnya. Saya pun melepaskan kambing itu dan mencari kambing lain untuk disembelih dan dimasak,” tuturnya. Ummu Ma’bad melanjutkan, “Rasulullah

10

‫ ﷺ‬dan para sahabatnya makan siang dengan lauk daging kambing yang saya suguhkan. Tidak lupa saya masukkan beberapa potong daging untuk mereka bawa sebagai bekal di perjalanan. Sedangkan sisanya, saya simpan di rumah. Adapun kambing yang susunya disentuh oleh Rasulullah ‫ﷺ‬, usianya masih hidup sampai pada masa kekhalifahan Umar, yaitu pada tahun ke-12 Hijriyah. Selama itu, setiap pagi dan sore, kami selalu memeras air susunya.” (HR. Ahmad) Siasat Abu Bakar Sepanjang Perjalanan Mereka Menuju Madinah Diriwayatkan dari Anas, ia berkata, “Pada saat Rasulullah ‫ ﷺ‬berhijrah, beliau menunggangi unta, sementara Abu Bakar membonceng di belakang. Ketika dalam perjalanan, Abu Bakar banyak dikenal oleh orang-orang yang berpapasan dengannya. Hal ini dikarenakan ia sering pulang pergi dari Makkah ke Syiria. Suatu ketika, ia bertemu dengan sekelompok kaum yang dikenalnya. Mereka pun menyapa, ‘Wahai Abu Bakar, siapakah yang ada di sampingmu itu?’ Dengan jawaban diplomatis, Abu Bakar berkata, ‘Ini adalah pembimbing saya dalam menempuh perjalanan’.” “Setelah mendekati Kota Madinah, beliau mengutus orang-orang Islam dari kalangan Anshar untuk menemui Abu Umamah dan teman-temannya. Mereka pun beramai-ramai keluar menyambut kedatangan Rasulullah ‫ﷺ‬ dan Abu Bakar. ‘Silahkan masuk di negeri kami

dengan aman sentosa. Kami siap melayani Anda berdua.’ Baru setelah itu, mereka berdua memasuki Kota Madinah.” Anas melanjutkan, “Saya, tidak pernah melihat hari yang cerah dan lebih baik daripada hari masuknya Rasulullah ‫ ﷺ‬dan Abu Bakar ke Kota Madinah. Saya menyaksikan langsung wafatnya Rasulullah ‫ﷺ‬. Ketika itu, saya tidak pernah melihat hari yang lebih gelap dan tidak menyenangkan daripada hari wafatnya Rasulullah ‫ﷺ‬.” (HR. Ahmad) Pertemuan Rasulullah ‫ ﷺ‬dengan Buraidah Al-Aslami Diriwayatkan dari Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬tidak pernah bersikap pesimis. Dalam menghadapi apa saja, beliau selalu optimis. Bahkan ketika kaum Quraisy di Makkah mengadakan sayembara untuk memburunya dengan imbalan seratus ekor unta. Dalam sayembara itu, mereka menginginkan agar Rasulullah ‫ﷺ‬ yang sedang melakukan perjalanan menuju Kota Madinah, ditangkap dan diserahkan kepada mereka. Mendengar imbalan yang menggiurkan tersebut, salah seorang peserta sayembara yaitu Buraidah langsung memacu hewan tunggangannya. Ia berangkat bersama 70 orang keluarganya dari Bani Sahm. Di perjalanan, ia bertemu Nabi ‫ﷺ‬. “Siapakah Anda?” Nabi ‫ ﷺ‬mendahului bertanya. “Nama saya Buridah,” jawab Buridah singkat. la kemudian berpaling pada Abu Bakar Ash-Shiddiq. “Hai Abu Bakar, urusan kita telah dingin dan beres.” “Dari manakah asal Anda?” tanya Abu Bakar. Buraidah menjawab, “Saya dari Aslam.” Kemudian Rasulullah ‫ ﷺ‬berkata kepada Abu Bakar, “Kita telah selamat!” Abu Bakar kembali bertanya, “Dari kabilah mana asal Anda?” Buraidah menjawab, “Saya berasal dari Bani Sahm.” Kemudian Rasulullah ‫ﷺ‬ berkata, “Hai Abu Bakar, panahmu (sahm) telah keluar!” Melihat keganjilan itu, Buraidah merasa kagum dengan kepribadian orang yang menyuruh Abu Bakar tersebut. “Siapakah engkau sebenarnya?” tanyanya kepada Nabi ‫ﷺ‬. Beliau menjawab, “Aku adalah

Muhammad bin Abdullah, utusan Allah.” Buraidah pun langsung berikrar, “Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.” Buraidah masuk Islam. Begitu pula orang-orang yang ikut bersamanya. Semuanya berikrar untuk memeluk agama Islam. Pada keesokan harinya, Buraidah berkata kepada Nabi ‫ﷺ‬, “Sebaiknya engkau memasuki Madinah dengan membawa bendera.” Lalu Buraidah melepas surbannya untuk diikatkan diujung tombak sebagai bendera. Kemudian ia berjalan di hadapan Nabi ‫ﷺ‬. “Wahai Rasulullah, singgahlah di tempat saya,” kata Buraidah. Nabi ‫ﷺ‬ menjawab, “Untaku ini berjalan sesuai perintah dari Allah.” Buraidah bersyukur atas semuanya. “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Bani Sahm memeluk Islam dengan suka rela tanpa ada paksaan sedikit pun.” (HR. Al-Hakim At-Tirmidzi dalam Kitab Nawadir Al-Ushul fi Hadits Ar-Rasul) Penduduk Madinah Menyambut Rasulullah ‫ﷺ‬ Diriwayatkan dari Aisyah RA, ia berkata, “Kaum muslimin di Madinah mendengar kabar bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬telah keluar dari Makkah. Mereka bersegera berangkat ke Harrah demi menunggu kedatangan beliau di negeri mereka. Sampai akhirnya panas terik matahari membubarkan mereka untuk kembali ke rumah masing-masing. Setelah sekian lama dalam penantian, tiba saatnya hari itu datang. Orang-orang ketika itu sedang berada di rumah. Seorang Yahudi menaiki salah satu benteng mereka untuk melihat kedatangan beliau. Tiba-tiba ia pun melihat Rasulullah ‫ ﷺ‬dan para pengiringnya. Yahudi itu tidak tahan lagi. Ia berteriak histeris, “Wahai bangsa Arab, ini adalah panutan yang selama ini kalian nantikan. Ia telah datang!” Kaum Muslimin pun riuh keluar dengan membawa senjata. Mereka bertemu Rasulullah ‫ ﷺ‬di dataran Harrah. Beliau menyuruh rombongan untuk belok ke arah kanan. Di sana, ia singgah di rumah Bani Amr bin Auf.” (HR. Bukhari dan Muslim) Bersambung………

11

Generasi Emas MNH 218 MARET 2022

Wasiat Zubair Kepada Anaknya Zubair bin Awwam #2

Cerita sebelumnya: Zubair merupakan seorang prajurit yang memimpin langsung suatu pasukan. Saat ia melihat pasukannya merasa gentar menghadapi bala tentara Romawi, ia meneriakkan, “Allahu Akbar!” lalu maju membelah barisan pasukan musuh seorang diri, dengan mengayunkan pedangnya yang berputar bagaikan kincir yang tak pernah melemah apalagi berhenti.

Zubair r.a. sangat gandrung menemui syahid! Amat merindukan mati di jalan Allah ‫ﷻ‬. Ia pernah berkata, “Thalhah bin Ubaidillah memberi nama anak-anaknya dengan nama nabi-nabi padahal sudah sama diketahui bahwa tak ada nabi lagi sesudah Muhammad ‫ﷺ‬. Maka aku menamai anak-anakku dengan nama para syuhada, semoga mereka berjuang mengikuti syuhada.” Begitulah dinamainya seorang anaknya Abdullah bin Zubair mengambil berkat dari sahabat yang syahid Abdullah bin Jahasy. Dinamainya pula seorang lagi al-Munzir mengambil berkat dari sahabat yang syahid, al-Munzir bin Amar. Dinamainya pula yang lain Urwah mengambil berkat dari Urwah bin Amar. Dan ada pula yang dinamainya Hamzah, mengambil berkat dengan syahid yang mulia Hamzah bin Abdul Muthalib. Ada lagi Ja’far, mengambil berkat dengan syahid yang besar Ja’far bin Abu Thalib. Juga ada yang dinamakannya Mush’ab mengambil berkat sahabat yang syahid Mush’ab bin Umeir. Tidak ketinggalan yang dinamainya Khalid mengambil berkat

12

sahabat Khalid bin Sa’id. Demikianlah ia seterusnya memilih untuk anak-anaknya nama para syuhada, dengan pengharapan agar sewaktu datang ajal mereka nanti, mereka tercatat sebagai syuhada. Dalam riwayat hidupnya telah dikemukakan bahwa ia tak pernah memerintah satu daerah pun. Tidak pula mengumpul pajak. Pendek kata, tak ada jabatannya yang lain kecuali berperang di jalan Allah ‫ﷻ‬. Kelebihannya sebagai prajurit perang tergambar pada keyakinannya yang selalu mengandalkan diri sendiri. Sekalipun sampai seratus ribu orang menyertainya di medan tempur, namun dapat dilihat bahwa ia berperang seakan-akan sendirian di arena pertempuran. Seolah-olah tanggung jawab perang serta kemenangan terpikul di atas pundaknya sendiri. Keistimewaannya sebagai pejuang, terlukis pada keteguhan hatinya dan kekuatan urat syarafnya. Ia menyaksikan pamannya, Hamzah, gugur di perang Uhud. Orang-orang musyrik telah menyayat tubuh pamannya yang telah terbunuh itu dengan kejam. Maka ia berdiri dengan sikap ksatria menahan gejolak hati dengan memegang teguh hulu pedangnya. Tak ada pikirannya yang lain daripada mengadakan pembalasan yang setimpal. Tapi wahyu segera datang melarang Rasulullah ‫ ﷺ‬dan kaum Muslimin hanya mengingat soal itu saja. Sewaktu pengepungan atas Bani

Quraidha sudah berjalan lama tanpa membawa hasil, Rasulullah ‫ ﷺ‬mengirim Zubair bersama Ali bin Abi Thalib. Ia berdiri di muka benteng musuh yang kuat, lalu mengulang-ulang ucapannya, “Demi Allah, biar kami rasakan sendiri apa yang dirasakan Hamzah, atau kalau tidak, akan kami tundukkan benteng mereka.” Kemudian ia terjun ke dalam benteng hanya berdua saja dengan Ali. Dan dengan kekuatan urat syaraf yang mempesona, mereka berdua berhasil menyebarkan rasa takut pada musuh yang bertahan dalam benteng, lalu membukakan pintu-pintu benteng tersebut bagi kawankawan mereka di luar. Di perang Hunain, Zubair melihat pemimpin suku Hawazin yang bernama Malik bin Auf. Selain pemimpin suku Hawazin, Malik bin Auf juga merupakan panglima pasukan musyrik dalam perang tersebut. Saat pasukan Hawazin bersama panglimanya lari tunggang langgang dari medan perang Hunain, Zubair sedang berada di tengah-tengah gerombolan besar sahabat-sahabatnya, bersama sisa pasukan yang kalah. Secara tiba-tiba, ia menyerbu rombongan itu seorang diri. Ia buat kocarkacir kesatuan mereka. Kemudian dihalaunya mereka dari tempat persembunyian yang mereka gunakan sebagai pangkalan untuk menyergap pemimpin-pemimpin Islam yang baru kembali dari arena peperangan. Kecintaan dan penghargaan Rasul ‫ﷺ‬ terhadap Zubair sunggu sangat luar biasa. Rasulullah ‫ ﷺ‬sangat membanggakan Zubair. Beliau berkata, “Setiap Nabi mempunyai pembela dan pembela itu adalah Zubair bin ‘Awwam !” Karena bukan saja ia saudara sepupunya dan suami dari Asma binti Abu Bakar yang mempunyai dua putri semata. Tapi juga karena pengabdiannya yang luar biasa, keberaniannya yang perkasa, kepemurahannya yang tidak terkira, dan pengorbanan diri dan hartanya untuk Allah Tuhan dan Islam semata. Sungguh, Hasan bin Tsabit telah

melukiskan sifat-sifatnya ini dengan indah sekali. Ia berkata, “Ia berdiri teguh menepati janjinya kepada Nabi dan mengikuti petunjuknya. Menjadi pembelanya, sementara perbuatannya sesuai dengan perkataannya. Ditempuhnya jalan yang telah digunakannya, tak hendak menyimpang dari padanya. Bertindak sebagai pembela kebenaran, karena kebenaran itu jalan sebaik-baiknya. Ia adalah seorang berkuda yang termasyhur, dan pahlawan yang gagah perkasa. Merajalela di medan perang dan ditakuti di setiap arena. Dengan Rasulullah ‫ ﷺ‬mempunyai pertalian darah dan masih berhubungan keluarga. Dan dalam membela Islam mempunyai jasa-jasa yang tidak terkira. Betapa banyaknya marabahaya yang mengancam Rasulullah ‫ ﷺ‬Nabi alMusthafa. Disingkirkan Zubair dengan ujung pedangnya, maka semoga Allah membalas jasa-jasanya.” Ia seorang yang berbudi tinggi dan bersifat mulia. Keberanian dan kepemurahannya seimbang, laksana dua kuda dalam satu tarikan. Ia telah berhasil mengurus perniagaannya dengan gemilang sehingga kekayaannya melimpah. Tetapi semua itu dibelanjakannya untuk membela Islam, sehingga ia sendiri mati dalam keadaan berhutang. Tawakkalnya kepada Allah ‫ ﷻ‬merupakan dasar kepemurahannya, sumber keberanian dan pengorbanannya, hingga ia rela menyerahkan nyawanya dan diwasiatkannya kepada anaknya, Abdullah untuk melunasi hutang-hutangnya. Demikian pesannya, “Bila aku tak mampu membayar hutang, minta tolonglah kepada Maulana.” Lalu bertanya anaknya, Abdullah, “Maulana yang mana yang bapak maksudkan?” Maka jawabnya, “Yaitu Allah penolong kita yang paling utama.” Kata Abdullah kemudian, “Maka demi Allah, setiap aku terjatuh ke dalam kesukaran karena hutangnya, tetap aku memohon, ‘Wahai Allah lunasilah hutangnya.’ Maka Allah ‫ ﷻ‬mengabulkan permohonan itu, dan alhamdulillah hutang pun dapat dilunasi.” Bersambung……..

13

Cerita Remaja MNH 218 MARET 2022

INTERAKSI OLEH : JALU

Kita semua mungkin setuju bahwa kemandirian itu sebuah hal penting dan emang dibutuhkan dalam kehidupan seharihari. Terlepas dari fakta bahwa kita adalah makhluk sosial yang nggak bisa hidup tanpa adanya bantuan atau interaksi dari orang lain. Sesimpel bedain mana merica mana lada, mana jahe, mana lengkuas aja aku masih butuh bantuan orang lain. Kalo misal sampek nggak ada orang lain untuk bantuin kita, bayangin aja. Pas lagi enak-enak mandi, badan full busa sabun, kepala penuh busa sampo, tetiba kalian sadar ada seonggok kecoa di pojokan kamar mandi. Seketika kegiatan mandi kalian terhenti, kalian dan kecoa saling bertatapan tegang, sampai akhirnya sang kecoa membuka lebar sayapnya. Dan parahnya kalian sadar lagi sendirian di rumah. Di situlah rasanya jiwa kalian terancam. Kemandirian sendiri terkadang bisa tumbuh dari sebuah bibit yang kadang nggak disadari beberapa orang. Kecenderungan menyukai kesendirian bisa jadi momentum

14 16

munculnya skill kemandirian ini. Karena bagi orang dengan kecenderungan ini, biasanya memiliki prinsip hidup untuk menghindari interaksi sosial sebisa mungkin. Aku termasuk salah satu spesies manusia yang lebih suka melakukan apa-apa sendiri. Bahkan sampai ke level di mana temenku sendiri ngedumel pas ngerti kelakuanku. “Kamu kalo jalan ke mall biasanya sama siapa aja?” “Ya sendirian.” “Ha? Kok bisa? Nggak sepi gitu??” Ya menurutku emang kenapa kalo pergi maen sendiri? Emang gabut jajan ke mall, jalan sendiri clingak-clinguk liatin barangbarang mahal yang nggak mungkin bisa kebeli dengan sisa duit di dompet yang isinya cuma tiga lembar uang dengan gambar bapak-bapak bawa parang, dilarang sama pemerintah gitu? Melanggar Undang-Undang perlindungan satwa langka apa gimana? Nggak kan? Mungkin istilah gaulnya jaman sekarang itu “me time” kali ya. Orang-orang ngelakuin

me time dengan caranya masing-masing. Ada yang baca buku di rumah atau di café yang sepi. Ada yang berkebun. Ada yang bersihbersih rumah. Ada yang nyuci motor tetangga. Nyopotin genteng rumah orang. Atau bahkan misahin kucing yang lagi berantem masalah kejelasan siapa bapak dari anak-anaknya. Tetapi kemandirian dan menyukai kesendirian bisa memilik sisi buruk. Kembali ke topik “manusia adalah makhluk sosial”, mindset “I got this” akan segala hal, dapat mengantarkan kita ke sebuah ujung jurang yang dinamakan ketidakpedulian. Bersembuyi di balik istilah “mandiri”, padahal visi hidupnya ya cuma sebisa mungkin menghindari interaksi sosial kalau nggak penting-penting amat dan sudah termasuk “state of emergency”. Seperti halnya waktu aku beli sesuatu ke supermarket untuk keperluan di kosan. Benda yang perlu kubeli ini bisa dibilang berukuran jumbo dan jumlahnya banyak. Jadi emang sebenernya nggak memungkinkan buat dibawa pakek motor, terlebih sendirian. Emang alhamdulillah bisa pulang dengan selamat nggak kenapa-kenapa. Tapi pasti orang lain yang lihat tau kalau itu sangat berbahaya. Atau pas momen aku pindahan kos. “Si mampu” ini lebih milih buat angkutin semua barang-barang di kamarnya turun dari lantai 2 ke dalem mobil sendirian. Dan kalo diitung ada mungkin 10 kali bolak-balik. Semua itu ya karena emang perasaan males buat ngelakuin interaksi sosial, yaitu sesimpel minta tolong bantuin sama temen sendiri. Rasanya otakku langsung dipenuhi dengan puluhan “beban” repotnya untuk bersosial. Harus cari topik pembicaraan selama di jalan, yang kalo aku pergi sendiri aku bisa diem nggak harus ngomong selama berjam-jam. Harus mikirin ntar ngungkapin rasa terima kasih pake cara apa. Kalopun dianya nggak minta apa-apa jelas aku ada rasa ngeganjel di hati karna udah ngerepotin orang. Dan berbagai “keindahan” overthinking lainnya. Pas laptop lagi error, daripada minta

tolong orang yang emang ahli di bidang ginian, “Si ngerasa multitalent” ini milih jalur alternatif. Bermodalkan sisa kuota internet yang nggak seberapa, dia buka YouTube buat nontonin tutorial benerin ini laptop. Dan semua kerja kerasnya mulai dari nonton tutorial sampe pagi, ngotak-ngatik laptop sampe kesetrum, cuma mengantaran dia pada laptop yang malah makin nggak karuan bentuknya. Bukan masalah nggak ada duit buat ke tukang servis, tapi ya males aja. Kudu jelasin detailnya panjang lebar, muter-muter nyari toko servis yang cocok, dan segala keribetannya (menurutku). Padahal semua keribetan dan kesusahan yang aku alamin tadi bisa dihindari dengan sesimpel minta bantuan ke orang lain. Perasaan tidak butuh orang lain ini bisa jadi racun hati yang pelan-pelan ngerusak diri sendiri. Bukan perihal nggak minta tolong karena males menciptakan suasana yang nyaman buat orang lain. Bukan juga perihal ganggu ketenangan hidup orang buat ngurusin keperluan pribadi. Atau beban pikiran untuk kasih apa sebagai timbal balik pertolongannya. Tapi ya beginilah kenyataan “makhluk sosial” itu sendiri. Apalagi minta bantuan orang lain, terlebih orang yang emang kita rasa mampu dan cocok untuk kebutuhanmu ini, justru nunjukin kalo kita menghargai dan mengakui kemampuan dia. Toh ya bisa aja situasinya dibalik. Orang lain minta bantuanku karena dia ngerasa cuma aku yang bisa bantu dia saat ini. Keparnoan yang muncul akibat overthinking yang bahkan belum tentu kejadian. Siapa yang tau juga justru selama ngelakuin sesuatu barengbareng malah semenyenangkan itu. Who knows? Perasaan nggak butuh orang lain, males berinteraksi, bisa jadi awan hitam yang bakalan terus terkumpul di kepala dan hati. Maka dari itu kita perlu tanamkan satu hal ini pada diri kita dalam-dalam. “Kita nggak lagi sendirian”. Jika biasanya ngelakuin sesuatu cuma butuh step A dan B, makan step C tambahan ini adalah satu langkah ekstra yang bisa jadi penyelamat kita sendiri.

15 17

Buat Nanda MNH 218 MARET 2022

Gelisah

Oleh: Evie S. Zubaedi

Suatu hari, sahabat Umar Ibnul Khattab ra menemui Rasulullah ‫ ﷺ‬di dalam rumahnya, sebuah ruangan yang lebih layak disebut bilik kecil di sisi Masjid Nabawi. Di dalam bilik sederhana itu, beliau mendapati Rasulullah ‫ﷺ‬ sedang tidur di atas tikar kasar hingga guratgurat tikar itu membekas di badan beliau. Spontan keadaan ini membuat Umar Ibnul Khattab menitikkan air mata. “Mengapa engkau menangis Umar?” Tanya Rasulullah ‫ﷺ‬. “Bagaimana saya tidak menangis ya Rasulullah, Raja Kisra dari Persia dan Kaisar duduk di atas singgasana bertahtakan emas, sementara tikar ini telah menimbulkan bekas di tubuhmu ya Rasulullah ‫ﷺ‬. Padahal engkau adalah kekasihNya,” jawab Umar. Rasulullah ‫ ﷺ‬kemudian menghibur Umar. Beliau bersabda, “Mereka adalah kaum yang kesenangannya telah disegerakan sekarang juga, dan tak lama lagi akan sirna. Tidakkah engkau rela mereka memiliki dunia sementara kita memiliki akhirat?” Kemudian beliau melanjutkan, “Kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan kita untuk hari akhir. Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang bepergian di bawah terik yang panas. Dia berlindung sejenak di bawah pohon, kemudian pergi meningalkannya.” Begitulah yang diajarkan Rasulullah ‫ﷺ‬ untuk ummatnya. Untuk tidak gelisah dengan dunia. Meskipun sejatinya, bukan sesuatu yang mudah melepaskan diri dari pikat dunia. Sehingga yang sering terjadi, gelisah hati ini, gelisah pikir ini, membuat lelah jiwa dan raga. Karena tak ada ujung pemberhentiannya. Selalu mengkhawatirkan

16

anak, pasangan, keluarga, pekerjaan, perdagangan dan rumah-rumah. Menjadi gelisah dunia yang tidak ada ujungnya. Dari Zaid bin Tsabit ra. Beliau berkata, “Kami mendengar Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, ‘Barangsiapa yang (menjadikan) dunia sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan menceraiberaikan urusannya dan menjadikan kemiskinan ada dalam hadapannya, dan dia tidak akan mendapatkan dunia melebihi apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan dalam hatinya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan dunia menginginkannya’.” (HR. Ibnu Majah, Ahmad, Ad-Daarimi, Ibnu Hiban) Sempitnya hati karena salah yang digelisahkan. Suntuknya pikir karena salah dalam meletakkan kegelisahan. Sehingga tak bertemu bahagia. Padahal sudah sangat jelas, bahwa dunia selalu pergi menjauh sedangkan kubur datang merapat. Dunia tak pernah jera menawarkan semua yang menakjubkan mata. Menyebabkan datangnya gelisah, yang menandai hati yang telah menghamba pada dunia. Sebagaimana Imam Ibnu Qayyim alJauziyyah berkata, “Orang yang mencintai dunia tidak akan lepas dari tiga macam penderitaan; kekalutan pikiran yang selalu menyertainya, kepayahan yang tiada henti, dan penyesalan yang tiada berakhir.” Gelisah

yang dirasa, karena yang digelisahkan adalah dunia. Dan dunia tidak akan pernah memberikan rasa kecukupan. Sebagaimana yang pernah disampaikan Rasulullah ‫ﷺ‬, “Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang berisi) harta (emas), maka ia pasti berambisi mencari lembah harta yang ketiga.” Itulah dunia, yang suka membuat gelisah. Padahal bila gelisah karena akhirat, akan memperoleh rizki yang telah Allah ‫ﷺ‬ tetapkan baginya di dunia tanpa bersusah payah. Sedang yang gelisah dengan dunianya, dia akan memperolehnya dengan susah payah lahir dan batin. Seperti yang dikatakan seorang alim, “Barangsiapa yang mencintai dunia dengan berlebihan, maka hendaknya dia mempersiapkan dirinya untuk menanggung berbagai macam musibah dan penderitaan.” Lalu apa yang membuat kalian gelisah anak-anakku? Tidakkah kalian saksikan di sekeliling kita, banyak orang yang sudah memiliki banyak hal yang kebanyakan orang tak punya, namun dia masih merasa kurang? Dan tidak sedikit orang yang tidak pernah menghitung jumlah uangnya karena begitu banyaknya, namun tidak mendapatkan ketenangan. Juga tak kurang orang-orang yang diberi banyak kemudahan dalam urusan materi, namun masih belum pernah merasa cukup. Sehingga sepanjang hidupnya hanya dipenuhi kesibukan yang menggelisahkan dan kerepotan yang tak ada hentinya. Sampai-sampai ia tak sempat untuk menikmati dan mengucapkan rasa syukur. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, tetapi kekayaan yang hakiki adalah kekayaan dalam jiwa.” Yang bunda khawatirkan anakku, yang kita gelisahkan adalah dunia. Di sisi lain, di belahan dunia yang lain, ada yang tidak punya banyak, namun ia merasa cukup. Sehingga kebutuhannya dicukupkan untuk semua urusan. Hatinya diberi ketenangan karena yang ia gelisahkan adalah kehidupan akhiratnya. Hatinya hanya takut ketika memikirkan bekalnya berpulang. Gelisah pikirnya adalah tentang perjalanan setelah kematiannya. Merasa kurang dalam

amal shalih, adalah kegelisahan yang dijamin urusan dunia dan akhiratnya. Rasullullah ‫ﷺ‬ bersabda, “Sungguh sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rizki yang secukupnya dan Allah menganugerahkan kepadanya sifat qona’ah (merasa cukup dan puas) dengan rizki yang Allah Ta’ala berikan kepadanya.” Masalahnya, kita jarang gelisah tentang sesuatu yang pasti. Jarang gelisah tentang kematian, tentang fitnah dan adzab kubur, tentang masa berbangkit, tentang masa pembagian buku catatan amal, tentang jembatan shirath, serta tentang surga dan neraka. Bahkan tidak pernah hal tersebut menjadi topik pembicaraan kita sehari-hari. Padahal hal itu adalah episode kehidupan yang pasti kita lalui. Sedang yang tidak pasti, kita urus sedemikian serius. Tentang bisnis yang belum dijamin untung, tentang pekerjaan yang belum tentu manfaat, tentang perjalanan yang belum tentu sampai, tentang kesehatan badan yang belum tentu sehat. Karena dunia hanya terdiri dua elemen; untung-rugi, kaya-miskin, sehatsakit, banyak-sedikit, dan seterusnya. Dunia ada siang ada malam, ada bangun ada tidur, ada hidup ada mati. Sedang di akhirat, tidak ada lagi istirahat, tidak ada lagi tidur, dan tidak ada lagi mati kembali. Apabila harus menerima siksa, siksanya pun tidak ditangguhkan dan tidak dikurangi. Sebuah pengetahuan menarik yang disampaikan oleh Ibnu Mas’ud, layak kita renungkan, “Bisa jadi kalian lebih banyak berpuasa, mengerjakan shalat, dan lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah dibandingkan para sahabat Rasulullah ‫ﷺ‬, namun mereka lebih baik, lebih utama di sisi Allah Ta’ala daripada kalian.” Kemudian ada sahabat yang bertanya, “Mengapa bisa demikian wahai Abu Abdurrahman?” IbnuMas’ud berkata, “Karena mereka lebih zuhud dalam kehidupan dunia dan lebih cinta kepada akhirat.” Lalu bagaimana dengan kita anakku? Merasa ibadah sudah baik, namun ternyata gelisah yang mendominasi masih tentang urusan dunia. Wallahu A’lam Bisshowab.

17

Sakinah MNH 218 MARET 2022

IBU adalah MANAJER RUMAH TANGGA Oleh : Hani Fatma Yuniar

Setiap istri atau ibu rata-rata memiliki tantangan yang sama sejak dulu hingga kini. Mulai dari dilema antara karir dengan keluarga, pendidikan anak, komunikasi dengan suami, hubungan dengan mertua atau ipar, masalah ekonomi, dapur, anggaran belanja, aktivitas di luar rumah, hingga setrikaan yang menumpuk tak ada habisnya. Ada lagi yang mau ditambahkan? Atau ada yang sudah mulai mengiyakan dan merasa "iya banget" atau "betul banget". Tenang, Anda tidak sendirian, banyak temannya. Bahkan tak jarang 1001 tantangan yang kita hadapi ini membuat kita mudah sekali mengalami stress. Sedari awal saya menyebutnya tantangan, alih-alih masalah. Sebab itulah yang diajarkan guru kami Bu Septi Peni Wulandani, bahwa itu bukan masalah melainkan tantangan bagi seorang ibu. Menurut Ibu Septi, sumber tantangan para ibu di rumah bisa dilihat dari motivasi bekerja ibu, peran ibu di mata anak, kompleksitas tantangan dan cara penanganannya, perkembangan peran ibu, dan pergeseran mentalitas. Nah mari kita bedah satu per satu. Motivasi Bekerja Ibu Apa motivasi kita dalam bekerja? Jika profesi ibu dianggap sebagai profesi yang

18

ngasal (asal-asalan dalam bekerja). Bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Senang jika sudah mulai weekend. Bahkan, apakah kita termasuk seorang ibu yang semakin senang jika tidak ada anak-anak di rumah. Jika profesi ibu dianggap sebagai karir. Senang berkompetisi dengan ibu lainnya, akan tetapi tidak suka melihat ibu lainnya yang lebih sukses daripada kita. Jika profesi ibu adalah karena panggilan hati, maka ini adalah yang terbaik. Sehingga menjadi ibu adalah sebuah prioritas, bukan karena kepepet ataupun terpaksa. Motivasinya adalah untuk menaati perintah Allah ‫ﷻ‬, meraih ridha Allah ‫ﷻ‬. Sehingga ibu tidak akan mudah mengeluh ketika menghadapi tantangan dalam rumah tangga. Peran Ibu di Mata Anak Bagaimana bersungguh-sungguhnya kita menjalankan peran sebagai ibu, anak dan suami kitalah yang akan melihat. Apakah kita benar-benar merencanakan kegiatan di rumah dengan sangat terencana dan dahsyat. Apakah kita benar-benar mengatur jadwal belajar dan mengasuh serta mendidik anak kita dengan sepenuh hati. Apakah kita benar-benar mengambil peran ibu dan istri (bagi suami) yang sesungguhnya di dalam rumah.

Menangani Kompleksitas Tantangan Bagaimana caranya? 1. Put first things first. Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Buatlah perencanaan apa yang ingin Anda lakukan hari ini dan besok. 2. One bit at a time. Lakukanlah setahap demi setahap. Lakukanlah sekarang. Pantang menunda dan menumpuk-numpuk. 3. Delegating. Delegasikanlah yang bisa didelegasikan. Ingat tugas seorang ibu sebagai pendidik pertama bagi anak kita dan sebagai istri bagi suami kita tidak bisa didelegasikan. Yang bisa didelegasikan adalah tugas-tugas rumah tangga. Perkembangan Peran 1. Dari kasir menjadi pengelola keuangan Jika selama ini ibu hanya menjadi kasir yang mencatat pemasukan dan pengeluaran saja, maka tingkatkan peran ibu sebagai pengelola keuangan. Tugas seorang pengelola keuangan adalah: - memfilter tentang kehalalan uang yang masuk - menunaikan hak Allah (zakat, infaq, shadaqah) - menunaikan hak orang lain yang ada pada kita (cicilan, hutang, dll) - hak investasi masa depan anak-anak - hak saat ini (untuk makan dan operasional rumah tangga) 2. Dari tukang masak menjadi perencana menu keluarga Merencanakan menu yang sehat dan bergizi untuk keluarga. Merencanakan menu yang bervariasi dan tidak monoton. 3. Dari hanya menjadi pengantar sekolah anak menjadi pendidik utama anak Jika ibu tidak kuat mendidiknya sendiri, boleh membawa anak ke fasilitas sekolah, tetapi jangan menyerahkan sepenuhnya ke sekolah. Carilah sekolah

yang sama dengan visi dan misi Anda mendidik anak. Mengapa posisi ibu sebagai pendidik utama anak, tidak dapat digantikan dengan yang lain? Menurut Ustadz Abu Ridha masalah paling fundamental yang terjadi pada keluarga muslim saat ini adalah kita sebagai suami/istri sudah tidak betah lagi di rumah. Sehingga pendidikan anak diserahkan pada ART/baby sitter. Sementara sekolah kuwalahan karena kelimpahan kurikulum yang demikian padat dan banyak untuk dijejalkan kepada para muridnya. Pergeseran Mentalitas Suami sebagai leader keluarga, pemimpin keluarga yang menentukan arah dan tujuan keluarga. Istri sebagai manajer keluarga yang menentukan cara keluarga untuk mencapai tujuan. Jika leader tidak jelas arah dan tujuannya dalam berkeluarga. Manajer akan mengalami kesulitan dalam menentukan cara mencapai tujuan keluarga tersebut. Jika leader tidak tahu dan tidak jelas arah dan tujuannya dalam berkeluarga. Namun manajer dapat menangkap maksudnya, maka ia dapat menentukan cara mencapai tujuan keluarga tersebut. Jika leader benar arah dan tujuannya dalam berkeluarga. Namun manajer salah dalam menentukan cara mencapai tujuan. Maka tujuan dapat tercapai, namun secara lambat. Yang terbaik adalah, jika leader benar arah dan tujuannya dalam berkeluarga. Sekaligus manajer benar pula dalam menentukan cara mencapai tujuan. Untuk itu leader dan manajer perlu membuat tujuan dan arah yang SMART dalam berkeluarga, yaitu: Spesifik (jelas), measurable (dapat terukur), achievable (bisa diraih), realtistic, timebone (ada batasannya). Yang harus diingat semua tujuan haruslah mengarah untuk anak-anak. Bukan jamannya lagi kita yang mengejar karir setinggi-tingginya, sekarang jamannya adalah para orang tua yang memfasilitasi anak-anak untuk mengejar mimpi mereka di masa depan.

19

Kisah Hikmah MNH 217 MARET 2022

Warga Syam Adukan Gubernurnya Setelah Muawiyah tak lagi menjadi pemimpin Syam, Khalifah Umar bin Khattab RA mencari siapa sosok yang tepat untuk memimpin Syam. Pilihannya, akhirnya jatuh pada sosok Sa’id bin Amir al-Jumahi RA. Pada mulanya Sa’id menolak. Ia berkata, “Jangankan masukkan diriku ke dalam fitnah wahai, Amirul Mukminin.” Tapi Umar berkata, “Kalian letakkan amanah ini di pundakku lalu kalian tinggalkan aku.” Akhirnya Sa’id bersedia menerima amanah berat itu. Suatu ketika Umar bertanya kepada beberapa pemuka masyarakat Syam tentang Gubernur mereka, Sa’id bin Amir. Mereka menjawab, “Ada tiga hal yang kami keluhkan darinya.” Mendengar hal ini Umar kaget. Ia menaruh harapan besar kepada Sa’id. Bagaimana mungkin masyarakat yang dipimpinnya mengeluhkan sesuatu tentang dirinya. Umar benar-benar tidak ingin kecewa, karena ia merasa tidak salah pilih. Umar kemudian datang langsung ke Syam. Ia mempertemukan Sa’id bin Amir dengan masyarakat yang mengeluhkan dirinya. Umar berkata, “Silakan sampaikan apa yang kalian keluhkan dari Gubernur kalian.” Mereka berkata, “Pertama, ia baru keluar rumah mengurus masyarakatnya setelah matahari naik.” Umar menghadap pada Said, “Benarkah demikian Sa’id?” Sa’id menjawab, “Benar wahai Amirul Mukminin.” “Mengapa demikian?” tanya Umar lagi. “Sebenarnya saya tidak mau menjawabnya. Tapi apa boleh buat. Wahai Amirul Mukminin, saya tidak punya pembantu. Karena itu, di pagi hari saya

20

bersama istri mengolah gandum untuk dibuat roti, makan kami hari itu.” Umar sedikit lega. Ternyata penyebab Gubernurnya telat keluar rumah adalah hal yang sangat pokok (makan), dan ia tak punya pembantu. “Apa yang kedua?” tanya Umar kepada mereka yang mengadukan Sa’id. “Yang kedua, ia tidak pernah mau menerima kami pada malam hari.” “Apa penjelasanmu Sa’id?” Tanya Umar. Said menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, saya sudah serahkan untuk mereka seluruh waktu siang saya. Maka malam hari adalah waktu saya bersama Rabb saya,” Umar kembali merasa lega. “Yang ketiga apa?” tanya Umar lagi. “Yang ketiga, ada satu hari setiap pekan ia tidak keluar sama sekali dari rumahnya,” jawab mereka. “Kenapa demikian Said?” tanya Umar. “Wahai Amirul Mukminin, saya hanya punya sehelai baju. Maka satu hari setiap pekan saya mencuci baju itu. Saya menunggunya sampai kering karena saya tidak punya baju lain.” Umar pun menarik nafas lega. Ternyata pilihannya benar-benar tepat. Seorang pemimpin yang rela berkorban demi rakyat dan tidak mengambil keuntungan apapun dari mereka. Bahkan ketika Umar meminta beberapa orang petugas untuk mendata nama-nama fakir miskin di Syam, terlihat dalam list itu ada nama Sa’id bin Amir, Gubernur Syam. Sumber: www.republika.co.id

Mutiara Quran MNH 218 MARET 2022

“ Dan ketahuilah olehmu bahwa di tengah-tengah kamu ada Rasulullah. Kalau dia menuruti (kemauan) kamu dalam banyak hal pasti kamu akan mendapatkan kesusahan. Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan (iman) itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.”

(QS. Al Hujurat: 7)

21 21

Inspirasi Muallaf MNH 218 MARET 2022

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Sahabat sejuk Nurul Hayat di seluruh Indonesia, apa kabar? Semoga sahabat sejuk Nurul Hayat, selalu diberikan kesehatan dan selalu berada dalam lindungan Allah ‫ﷻ‬. Sahabat sejuk Nurul Hayat, perkenalkan nama saya Dennis Claus. Saya berasal dari Jerman. Saya adalah seorang muallaf yang baru saja melaksanakan ikrar syahadat di Masjid Nurul Hayat Surabaya, pada tanggal 28 Januari 2022. Pada kesempatan ini, izinkan saya berbagi kisah perjalanan saya menjadi seorang Muslim. Semoga apa yang saya sampaikan dapat menjadi penambah rasa syukur dan menguatkan ketakwaan kita kepada Allah ta’ala. Aamiin ya Rabbal Alamiin.. Sahabat sejuk yang dirahmati Allah ‫ﷻ‬, seperti yang telah saya sebutkan di atas, saya adalah seorang warga negara Jerman. Saya lahir di Hannover, tepatnya di sebuah desa kecil yang bernama Neustadt am Rubenberge. Saya anak pertama dari dua bersaudara yang lahir dari pasangan beragama Kristen. Ayah saya seorang kepala gereja. Sedangkan ibu seorang petugas perpustakaan. Saya datang ke Indonesia sejak November 2021 hingga pertengahan Maret 2022. Setelah Maret saya akan kembali ke Jerman selama satu tahun dan akan kembali lagi ke Indonesia setelahnya.

22

Majalah Nurul Hayat

Perjalanan bolak-balik Jerman-Indonesia ini, saya tempuh untuk urusan pekerjaan. Sebagaimana Ayah dan Ibu, awalnya saya juga seorang penganut agama Kristen. Di sekitar tempat tinggal saya tidak banyak orang yang beragama Islam. Dari yang tidak banyak itu, salah satunya adalah sahabat baik saya. Yasin, namanya. Bisa dikatakan, Yasin adalah pintu pertama saya mengenal agama Islam. Yasin terlahir dari keluarga Muslim. Ayahnya berasal dari turki. Ibunya orang Jerman. Saya berteman dengan Yasin sejak umur 6 tahun atau sejak kami kelas satu sekolah dasar di

Jerman. Interaksi saya dengan Yasin dan keluarganya, secara tidak langsung membuat saya memiliki gambaran bagaimana kehidupan ummat Islam. Interaksi tersebut berlangsung dalam waktu yang lama, hingga saya dan Yasin tumbuh dewasa. Lima tahun yang lalu, Yasin memberi saya sebuah hadiah yang luar biasa. Hadiah itu berupa sebuah Al-Quran terjemahan bahasa Jerman. “Saya tahu kamu sangat suka membaca. Coba baca Al-Quran ini,” begitulah perkataan Yasin yang masih melekat di ingatan saya hingga saat ini. Dalam keadaan masih memeluk agama Kristen, saya pun membaca Al-Quran terjemahan tersebut. Dari sinilah saya mulai tertarik dengan agama Islam. Di AlQuran saya melihat ada banyak sekali aturanaturan dan panduan-panduan menjalani kehidupan. Perkenalan saya dengan Islam menjadi lebih dalam saat saya menjalani student exchange di Bandung. Ya, di Bandung saya mempunyai lebih banyak teman Muslim. Hal tersebut membuat saya tahu lebih banyak lagi tentang Islam. Pengetahuan Islam yang saya miliki dari Yasin, dari Al-Quran yang ia berikan, dan dari teman-teman di Bandung, menumbuhkan keinginan untuk memeluk Islam. Keinginan itu menjadi semakin kuat karena saya melihat ada banyak hal baik yang diajarkan oleh Islam. Menurut saya, ajaran Islam adalah hal yang sangat baik untuk menjalani kehidupan. Setelah semakin yakin untuk memeluk Islam, untuk semakin menambah pengetahuan, pada tahun 2020 saya memutuskan mengambil kelas agama Islam di sebuah masjid di Hannover. Kelas tersebut saya jalani selama beberapa waktu, sampai kemudian 1 hari sebelum pemberlakuan lockdown di Jerman, saya memutuskan untuk berikrar syahadat di masjid tersebut. Setelah berikrar, saya melanjutkan belajar tentang agama Islam di sebuah masjid kecil di Jerman dengan bimbingan seorang teman. Saya semakin senang dengan Islam ketika berada di masjid tersebut. Di sana ukuwahnya sangat kuat. Mungkin karena di lingkungan kami ummat Islam menjadi minoritas sehingga ukuwah di antara kami begitu kuat.

Setelah resmi menjadi ummat Islam, saya masih memiliki beberapa hal yang harus saya selesaikan. Yang pertama adalah meyakinkan orangtua saya, atas keputusan saya menjadi seorang Muslim. Seperti yang telah saya singgung di atas, Ayah saya adalah seorang kepala gereja. Tentu bukan hal yang mudah bagi beliau untuk langsung menerima keputusan putranya yang memilih memeluk agama Islam. Namun beruntungnya, Ayah saya adalah seseorang dengan pikiran terbuka. Apalagi di desa tempat saya tinggal ada sebuah perkampungan yang ditinggali oleh warga Syria. Mereka semua Muslim. Dan Ayah bersama warga lain di lingkungan kami, sering membantu mereka. Sehingga Ayah tahu bagaimana kehidupan seorang Muslim. Dan akhirnya, alhamdulillah, beliau setuju atas pilihan saya menjadi Muslim. Dalam mendalami ajaran Islam, terkadang saya mengalami beberapa tantangan. Salah satunya adalah soal makanan. Ya, tidak mudah menemukan makanan halal di tempat tinggal saya di Jerman. Bagi saya ini tantangan terbesar. Untuk bisa mendapatkan makanan halal, saya harus pergi ke kota yang jaraknya 1 jam perjalanan dari desa tempat saya tinggal. Tapi alhamdulillah saya bisa mengatasi tantangan tersebut dengan baik. Setelah memeluk Islam saya merasa sangat nyaman. Apalagi setelah melaksanakan ikrar kedua di masjid Nurul Hayat Surabaya. Hati terasa lebih mantap. Dengan menjadi seorang Muslim, kini saya bisa lebih banyak beribadah. Lima kali dalam satu hari. Intensitas saya dalam berdoa kepada Allah ‫ ﷻ‬menjadi lebih banyak dari sebelumnya. Pendek kata, saya bahagia menjadi seorang Muslim. Sahabat sejuk Nurul Hayat, saat ini saya masih akan terus belajar mendalami ajaran agama Islam, agar saya bisa menjalankan ajaran Islam dengan baik. Dengan kerendahan hati, saya mohon doa dari sahabat sejuk semua, agar proses belajar agama Islam yang saya jalani diberi kemudahan oleh Allah ‫ﷻ‬. Juga mohon doanya, agar saya bisa menjaga iman ini hingga akhir hayat saya kelak. Aamiin ya Rabbal Alamiin..

Bacaan Hikmah Keluarga

57 23

Rindu Baitullah MNH 218 MARET 2022

Menabung

20 Tahun, Nenek Penjual Bunga

Berangkat Haji Foto Jamaah Haji KBIH Nurul Hayat 2019

Namanya Nenek Marsiyem. Asalnya dari Desa Purwokerto, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Sehari-hari, Nenek Marsiyem beraktivitas sebagai penjual kenanga. Yaitu bunga yang kerap digunakan saat ziarah kubur. Nenek Marsiyem adalah salah satu ummat Islam yang berhasil mewujudkan mimpi melaksanakan ibadah haji. Ya, beliau telah menunaikan ibadah haji pada tahun 2018 lalu. Perjuangan Nenek Marsiyem untuk naik haji, bukanlah perjuangan yang mudah. Beliau berhasil naik haji dari hasil jerih payahnya berjualan bunga kenanga. Setiap hari, Nenek Marsiyem rela menempuh jarak puluhan kilometer demi mencari bunga kenanga untuk beliau jual. Bunga itu, beliau beli dari pemilik pohon seharga 18 ribu rupiah, dan dibeli oleh pengepul seharga 19 ribu rupiah. Keuntungan seribu rupiah inilah yang beliau tabung selama 20 tahun, hingga akhirnya cukup untuk mengantarakannya naik haji. “Ya, saya setiap hari cari bunga kenanga keliling desa. Biasanya saya cari di tiga desa, yaitu dari Desa Purwokerto, Desa Karanggayam sampai Dusun Lempung Pakisrejo. Kalau dulu, saya masih kuat keliling sampai 40 Km lebih dalam sehari. Tapi sekarang sudah tidak ngoyo. Sekarang saya niati cari rezeki sekalian olahraga,” jelas wanita yang sudah menggeluti profesi sebagai penjual bunga selama hampir 70 tahun ini. Nenek Marsiyem menambahkan, jika sedang musim bunga kenanga, ia bisa mengumpulkan hingga dua kuintal bunga kenanga. Namun

jika musim hujan tiba, ia hanya bisa menyetorkan kurang lebih 10 Kg bunga dalam satu hari. “Uangnya saya kumpulkan sedikit demi sedikit. Saya kumpulkan di bawah karpet. Jumlah yang ditabung tidak menentu. Seadanya saja. Tapi setiap hari saya selalu menyisihkan uang untuk ditabung,” imbuhnya. Ketika uang yang beliau tabung sudah mencapai harga satu gram emas, uang tabungan itu akan beliau belikan perhiasan. Hal ini beliau lakukan terus menerus hingga perhiasan yang ia miliki nilainya cukup untuk membayar biaya pendaftaran haji. Setelah uangnya dirasa cukup, pada tahun 2010, diantar cucunya, Nenek Marsiyem pun akhirnya melakukan pendafataran haji. Delapan tahun setelah Nenek Marsiyem mendaftar haji, akhirnya kabar gembira itu datang. Ya, nama beliau akhirnya dipanggil untuk berangkat ke tanah suci. Tepatnya pada tanggal 4 Agustus 2018, beliau masuk asrama haji untuk persiapan melaksanakan ibadah haji. Tergabung di kloter 56 embarkasi Juanda, Nenek Marsiyem, tidak berangkat seorang diri. Beliau ditemani oleh anak menantunya. Semoga kisah perjuangan Nenek Marsiyem, dapat menginspirasi kita untuk terus semangat mewujudkan mimpi pergi ke tanah suci. Sahabat sejuk sekalian, mari kita panjatkan doa, agar suatu saat kelak kita benar-benar bisa datang ke tanah suci guna melaksanakan ibadah haji. Aaamiin ya Rabbal Alamiin.

INFORMASI LAYANAN IBADAH UMROH DAN HAJI SILAKAN HUBUNGI NH TRAVEL TELP: 031.8783344 ATAU HUBUNGI KANTOR NH TERDEKAT

24

DSN. LEBAN DS. TAWANGARGO KEC. KARANGPLOSO KAB. MALANG

Dengan arsitektur yang menawan, view keindahan Gunung Panderman dan Gunung Arjuno, serta udara pegunungan yang segar, perumahan ini lebih pantas bernama “VILLA“ dibanding perumahan biasa.

195

JT

TYPE 27/60

DP 30% INHOUSE S/D 3 TAHUN

ONE GATE SYSTEM I FREE SHM I JARINGAN AIR I LISTRIK 900 W I MUSHOLA I JALAN PAVING

TYPE 27/60 Spesifikasi : 1 RUANG TAMU ( 4.5 M X 3M )

SISA TANAH BLK ( 2 M X 6 M )

ATAP GENTENG METAL PASIR

1 KM TIDUR ( 3M X 3M )

DINDING BATA RINGAN

RANGKA ATAP GALVALUM

1 KM MANDI ( 2M X 1M )

KUSEN ALUMUNIUM, PINTU PANEL

AIR BERSIH HIPAM

LOKASI : DSN. LEBAN DS. TAWANGARGO KEC. KARANGPLOSO - MALANG Dekat dengan kota wisata Batu, menjadikannya sebagai investasi terbaik Satu kompleks dengan Pesantren Nurul Hayat. Insya Allah suasana lebih religius

INFORMASI

0878 5533 3391 (Malik)

Inspirasi Bisnis MNH 218 MARET 2022

Namanya Zuli Fitriya Ningsih. Akrab disapa Zulia. Beliau adalah owner RAFA EMKL EKSPRES “RAME”. Sebuah perusahaan ekspedisi yang berasal dari Surabaya, Jawa Timur. Beberapa waktu yang lalu, majalah Nurul Hayat berkesempatan bersilaturahmi dengan beliau di kantornya yang bersih dan nyaman. Alhamdulillah, pada kesempatan tersebut, Bu Zuli berkenan berbagi kisah perjuangannya merintis bisnis ekspedisi yang beliau jalankan bersama suami. Bu Zuli mengawali kisahnya dengan cerita bagaimana perusahaan ekspedisinya bisa terbentuk. Menurut beliau, RAFA EMKL EKSPRESS “RAME” sebenarnya sudah ada di pikiran beliau sejak beliau belum menikah. Ya, saat masih kuliah, Bu Zuli diberi kesempatan oleh dosennya untuk mendirikan perusahaan ekspedisi. Dosen tersebut berkenan memberikan modal agar Bu Zuli bisa memulai bisnis ekspedisi. Namun pada saat itu, Bu Zuli belum berani mengambil risiko untuk memulai bisnis dengan modal dari dosennya tersebut. “Seiring berjalannya waktu, saya mendapatkan kesempatan lagi untuk memulai

26

Majalah Nurul Hayat

perusahaan ekspedisi. Waktu itu, setelah putra pertama saya lahir pada Desember 2009, saya dimintai tolong untuk mengirim pakan ternak ke Papua. Kiriman pakan ternak inilah yang bisa dibilang mengawali bisnis ekspedisi saya, hingga saat anak pertama saya yang bernama Rafa berumur 7 bulan, yaitu pada tahun 2010, saya pun mulai terjun menjalankan bisnis ekspedisi dan memberi nama perusahaan ekpedisi saya seperti nama anak pertama saya tersebut,” jelas beliau. “Ketika pertama merintis, saat itu masih pakai kontainer. Armadanya masih ikut orang. Saya tekuni terus bisnis ini. Pelan-pelan mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pada tahun 2011-2013 bisnis ini mulai naik daun. Alhamdulillah, Allah ‫ ﷻ‬berikan rezeki untuk kami, sehingga pada 2013 saya memberanikan diri membeli armada sendiri yaitu truk, fuso, dan mobil box. Layanan pengiriman kami pun bertambah. Tidak hansya ke Papua saja, tapi juga ke Kalimantan, Sulawesi, Lombok, dan sebagainya,” imbuh beliau. Ketika bisnisnya mulai jalan dan berangsur

naik, Bu Zuli tidak lupa untuk berbagi. Hal tersebut dibuktikannya dengan bergabung menjadi donatur tetap Laznas Nurul Hayat sejak tahun 2010. Sebagian laba yang beliau dapatkan beliau arahkan untuk sedekah. Tak hanya sedekah rutin, beliau pun sering mempercayakan berbagai kebutuhan ibadahnya kepada Nurul Hayat seperti kebutuhan untuk qurban, aqiqah, haji/umroh, bahkan juga sering mengundang Ustadz dari Nurul Hayat. “Dalam menjalankan bisnis ini saya memang tidak ingin mencari laba semata. Saya ingin mencari keberkahan juga. Untuk mendapat keberkahan itu, saya berupaya untuk selalu istiqomah bersedekah. Dan memang terbukti sedekah itu membawa berkah. Saya merasakannya. Misalnya saat pandemi ini. Pandemi ini bisnis kami agak turun. Sempat 3 bulan sama sekali kosong tidak ada muatan. Orang tidak berani kirim karena ada PSBB. Tapi sebelum kosong 3 bulan itu, ada muatan penuh untuk acara PON di Papua. Jadi pengeluaran saat 3 bulan kosong itu, bisa tersubsidi dengan muatan untuk PON Papua tersebut. Saya juga sangat bersyukur, ketika banyak bisnis lain gulung tikar karena pandemi, alhamdulillah Allah ‫ ﷻ‬izinkan bisnis saya tetap bertahan. Mungkin ini juga merupakan salah satu keberkahan sedekah,” tuturnya. Usaha untuk meraih keberkahan melalui bisnisnya, tidak hanya Bu Zuli jalani dengan berbagi. Beliau juga berusaha meraih keberkahan dengan selektif dalam memilih muatan yang dikirimkan melalui ekspedisinya. Ya, Bu Zuli tidak ingin bisnis ekspedisinya memuat benda-benda yang tidak seharusnya. Misalnya, pernah suatu waktu, ada orang yang ingin mengirim batu mulia dari tambang ilegal. Meskipun orang tersebut berani membayar lebih mahal, tapi Bu Zuli dengan tegas tidak mau mengambil muatan tersebut. “Sebelum mengirim, saya juga selalu menanyakan muatannya apa. Kalau muatan miras, meskipun mereka berani bayar 3 kali lipat tidak akan saya ambil. Saya lebih baik ambil laba sedikit, asal yang dikirim itu barangbarang yang halal. Saya tidak ingin meremehkan laba kecil. Karena saya yakin,

saya bisa besar seperti sekarang karena laba yang kecil-kecil tapi halal tersebut,” imbuhnya. Ditanya tentang tantangan yang beliau hadapi dalam menjalankan bisnis ekspedisi, Bu Zuli menjawab persaingan sebagai salah satu tantangan yang harus beliau hadapi. Beliau menjelaskan, dalam persaingan tersebut, biasanya kompetitor akan bantingbantingan harga. Di sisi lain, customer biasanya ada yang berani bayar mahal tapi dengan sistem pembayaran jatuh tempo. Bu Zuli sendiri, memilih untuk tidak mengambil customer yang pembayarannya jatuh tempo. Pertimbangannya, pembayaran jatuh tempo biasanya bisa molor dari yang seharusnya. Sementara beliau harus tetap mengeluarkan biaya operasional untuk armada dan sebagainya. Dalam menjalankan bisnis, Bu Zuli punya beberapa hal yang selalu menjadi pegangan beliau. Beberapa hal tersebut di antaranya adalah tidak segan untuk ikut terjun langsung ke lapangan, mengurangi tidur untuk sholat malam, loyal ke keluarga saat ada rezeki dan menekan pengeluaran saat pemasukan sedang surut, dan seperti yang sudah disebutkan di atas, beliau juga selalu menyisihkan sebagian laba yang didapat untuk bersedekah. Selain itu, beliau juga sudah membiasakan anak-anaknya untuk berbagi dengan mengajak mereka ke panti asuhan saat hari libur. Satu lagi prinsip tak kalah penting yang selalu beliau pegang adalah jangan terlalu ingin dipandang “wah”, lebih baik hidup sederhana tapi berkecukupan. Pada penghujung obrolan, Bu Zuli sempat menceritakan rencana selanjutnya dari RAFA EMKL EKSPRESS “RAME”. “Ke depan, insyaAllah kami berencana membuka gudang. Biar bisa lebih mandiri lagi dan lebih maksimal dalam melayani pelanggan,” tutupnya.

RAFA EMKL EKSPRESS “RAME” Alamat : Jln. Bandarejo Sememi, Benowo, Surabaya Jln. Kalianget No. 126, Tanjung Perak, Surabaya Telepon: 0812-3574-3211/ 0813-3345-2746 Instagram : @zulrafa2009

Bacaan Hikmah Keluarga

53 27

I Q R O‘

DR. MOKHAMMAD YAHYA

MNH 218 MARET 2022

Pengasuh Kampung Muslim Melbourne dan Kajian Tafsir Nurul Hayat

Tadabbur QS. al-Kahf: 79

( Bagian 2 ) ُ َ ٓ َ َ َ َ َ ََ َ ْ َ ‫َََ ﱡ‬ ‫ردت أن أ ِ و ن وراء‬ ًْ َ

ْ َ ْ ‫َأ ﱠ ٱ ﱠ ِ َ ُ َ َ َ ْ ِ َ َٰ ِ َ َ ْ َ ُ َن ِ ٱ‬ ِ ‫ﱠ ٌ َْ ُ ُ ُﱠ‬ ٍَ ِ َ ِ

“Adapun perahu itu adalah milik orang miskin yang bekerja di laut; aku bermaksud merusaknya karena di hadapan mereka ada seorang raja yang akan merampas setiap perahu.” (QS. Al-Kahf: 79)

Menurut perspektif Musa as dengan ilmu kasbi-nya (syariat dzahir), tindakan Khidir as yang melubangi perahu, adalah tindakan yang negatif (mafsadah). Kesimpulan Musa as tentu juga bukan merupakan kesalahan karena ia terikat oleh waktu dan ilmu kasbi yang tidak bisa melampaui masa depan yang belum terjadi. Karena itulah sejak mula Nabi Khidir meminta Musa as untuk bersabar ketika membersamainya. Hal ini disebabkan secara natural akan sangat menyulitkan bagi siapapun termasuk Nabi Musa as untuk terus bersabar ketika tindakan Khidir as memang menuntut pengetahuan akan masa depan, sementara masa depan bagi ilmu Musa as masih merupakan sesuatu yang belum diketahui (ghaib). Karenanya ketika Musa as menegaskan komitmennya untuk bersabar, Khidir as justru menimpali dengan pernyataan: “Dan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu, sedang engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?” (QS. al-Kahf: 68). Pengetahuan Musa as hanya terbatas pada masa lalu dan kini, sementara untuk mengetahui realitas secara sempurna dibutuhkan pengetahuan tentang masa depan. Inilah yang dimaksud dengan pengetahuan yang menyeluruh (full view) yang diungkapkan ۡ ُ َ ُ di ayat ini dengan frase “ ,”‫ۡ ِ ِ ِ ۦ ۡ ً ا‬ pengetahuan yang tidak meliputinya. Dari latar

28

Majalah Nurul Hayat

kisah menarik ini apa saja yang dapat kita petik sebagai hidayah yang akan menjadi pelita dari kegelapan fitnah ilmu di era post-truth ini. 1.

2.

Segala ilmu dan pengetahuan berpulang kepada Allah. Dialah semata yang sesungguhnya Maha Mengetahui. Dialah yang ‘Alim (‫ ‘)ﻋﺎﻟﻢ‬,Allam (‫ )ﻋ م‬dan ‘Aliim (‫ )ﻋﻠﻴﻢ‬.Karenanya semakin bertambah ilmu seseorang, seharusnya menjadikan ia semakin mendekat (taqarrub) kepada yang Maha Mengetahui dan membuatnya semakin rendah hati kepada sesama. Ilmu sebagai anugerah dari Allah, seharusnya tidak membuat seseorang membusungkan dada tetapi semakin menyadarkan bahwa selalu ada yang lebih alim darinya (seperti Khidir as yang lebih alim dibanding Musa as) hingga pada akhirnya menyadari bahwa kebenaran puncak hanyalah berpulang kepada-Nya, wallahu a’lam bi alshawab. Ayat ini mengajarkan prinsip-prinsip pembelajaran di antaranya: a). Sabar dalam mencari ilmu. Seorang murid dituntut untuk bersabar dengan gurunya dan mematuhi instruksi guru seperti yang ditunjukkan oleh Musa as dan gurunya Khidir as. Orang yang tidak memiliki kesabaran dan ketekunan akan kehilangan banyak ilmu seperti yang digambarkan

dari penjelasan Khidir as tentang mengapa Musa as tidak dapat belajar darinya. b). Pengetahuan adalah dasar dari kesabaran. Khidir as menunjukkan bahwa alasan utama mengapa Musa tidak bisa bersabar adalah karena kurangnya pengetahuan (yang menyeluruh). Akibatnya, memiliki pengetahuan dan kesadaran penuh tentang apa yang membuat seseorang bersabar adalah salah satu cara utama untuk mencapai kesabaran. Dan pengetahuan bahwa apapun yang Allah takdirkan adalah untuk kebaikan memberi kekuatan bagi orangorang beriman untuk bersabar selama masa-masa bencana dan cobaan. c). Pelarangan untuk bertanya. Kisah ini menunjukkan bahwa diperbolehkan bagi guru untuk melarang pertanyaan sampai setelah penjelasannya selesai. Guru harus mempertimbangkan tingkat siswa dan keadaan mereka untuk menentukan apakah akan mengambil pertanyaan selama kelas, setelah kelas atau keduanya. d). Lupa adalah musuh utama bagi pelajar. Oleh karenanya murid dituntut untuk berusaha menghilangkan kelemahannya ini dengan berbagai strategi dan ikhtiar. Sementara itu guru juga harus berbesar hati untuk memberi waktu dan tidak meminta pertanggungjawaban atas apa yang murid lupakan atau bahkan memberikan beban yang menyulitkan. Hal ini dapat disimpulkan dari pernyataan Musa, “Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku.” e). Diskusi dan adu argumen tentang pengetahuan. Kisah Musa as dan Khidir as menunjukkan kebolehan diskusi ilmu dan butuhnya kita kepada orang yang lebih alim ketika ada perbedaan pendapat. f). Rendah hati kepada guru. Cara Musa as berbicara kepada gurunya dalam kisah ini menunjukkan perlunya kerendahan hati dari murid kepada guru. Bahkan meskipun kenyataannya Musa as adalah senior Khidir as, dia tetap dengan penuh semangat mencoba untuk belajar darinya. Dengan demikian, ulama senior dapat belajar dari ulama junior di luar bidang keahliannya

3.

4.

5.

maupun di bidangnya sendiri dan demikian juga sebaliknya. Betapapun kita meyakini kebenaran menurut kriteria ilmu dan pengetahuan yang kita miliki, orang lain barangkali juga memiliki kebenaran berdasarkan data dan pengetahuan yang luput kita kenali (ma lam tuhith bihi khubran). Karenanya bersikap terbuka dan bersabar dalam menjemput kebenaran adalah karakter yang harus diteguhkan. Jadi hindari menjadi otoritarian dan berusahalah untuk memenuhi standar otoritatif dalam ilmu pengetahuan. Puncak dari fitnah pengetahuan adalah ketika kita akhirnya menyalahkan Allah, atau sedikitnya berprasangka buruk terhadap kebijaksanaan dan ketentuanNya dalam kehidupan berdasarkan kriteria ilmu dan perspektif yang kita pahami. Melalui kisah Musa as dan Khidir as ini kita diingatkan akan adanya dua ilmu yang berlangsung dalam kehidupan ini. Yang kita ketahui hanyalah sebatas pengetahuan fisikal dan material. Dunia dan kehidupan ini ternyata tidak hanya diatur dengan sesuatu yang kita sebut sebagai hukum sebab akibat dengan penjelasan fisikal-material tapi ia juga diatur dengan sesuatu yang tak terlihat, yang keduanya berasal dari pengaturan Allah, sang Maha Pengatur. Dan pengaturan Allah itu selalu yang akan terjadi dan selalu berbuah kebaikan dan kemaslahatan. Faedah tersembunyi dari perintah Allah kepada Khidir as dalam melubangi perahu adalah bahwa Allah melakukan dan memutuskan apapun menurut keinginan (iradah), perencanaan (tadbir), ketentuan (taqdir), dan kebijaksanaan-Nya. Dengan demikian, sebenarnya tidak layak bagi akal manusia sehubungan dengan tindakanNya (fi’lullah), dan juga tidak sepatutnya untuk protes, apalagi mengajukan perlawanan terhadap hukum dan ketentuan-Nya. Manusia sudah seharusnya wajib untuk ridha dan puas hati dalam menerima apapun pilihan-Nya. Hanya karena kita tidak memahami hikmah di balik ketentuan-Nya, bukan berarti kita

Bersambung ke halaman 32

29

Nuansa Qolbu MNH 218 Maret 2022

30

31

Lanjutan IQRO’ halaman 29

berhak mempertanyakan ketetapan Allah. Respon pertama kita terhadap apa yang kita sangka sebagai musibah dan bencana haruslah berupa kesabaran dan tawakkal. Kita seharusnya tidak mempertanyakan Dia yang telah menetapkannya untuk kita. Allah melihat keseluruhan gambar sementara kita hanya bisa melihat apa yang ada di depan kita. Kita melihat sepotong teka-teki (puzzle) tetapi tidak melihat gambaran utuh dari teka-teki itu. Yang pasti adalah selalu terdapat kebaikan dalam segala apa yang telah ditentukan Allah, baik apakah kita melihatnya atau tidak. 6. Dalam kehidupan ini ternyata banyak hal dan kejadian yang tidak selalu berjalan linear dan matematis. Paradoks terkadang hadir dalam hidup. Maka terkadang kehilangan justru sebenarnya adalah keuntungan dan apa yang tampak sebagai kekejaman sebenarnya adalah belas kasihan yang paripurna. Apa yang nampak sebagai membalas kebaikan dengan kejahatan (baca: melubangi perahu) sebenarnya adalah keadilan, perawatan dan kemurahan hati (baca: menjaga dan merawat perahu). Ayat berikut ini semestinya menjadi petunjuk di tengah paradoks kehidupan: ُ َ ْ َ َ ُ َ ًْ َ ُ َْ َ ْ َ ٰ َ َ َ ۖ ُ َْ ً َ …. ْ ‫ْ ۖ َو َ َ ٰ أن ِ ﱡ ا‬ ‫ا و‬ ‫أن‬ ‫◌و‬ َ ُ َ َ َُ َ َ َ َ َ ْ َ ‫ﱠ‬ ‫ْ ۗ َوا ُ َ ْ ُ َوأ ُ ْ ْ ُ ن‬ ‫و‬ ..…“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” Paradoks ini sebenarnya muncul karena kita melihatnya dari perspektif Musa as. Seandainya kita meyakini ada perspektif Khidir as di sisi yang lain, maka yang nampak seperti paradoks hakikatnya adalah normalitas dan regularitas dalam luasnya ilmu Allah. 7.

32

Ketika Khidir as mengetahui seperti ditulis al-Razi dalam Tafsir Mafatih al-Ghaib bahwa jika ia tidak melubangi perahu maka Raja akan mengambil perahu yang menjadi sumber mata pencaharian keluarga miskin

8.

tersebut, maka merusak perahu (yang nanti masih dapat dibenahi kembali) lebih dipilih daripada membiarkan perahu diambil dan dimiliki oleh si Raja lalim. Meski sama-sama memberikan mudharat, tapi mudharat pertama (melubangi perahu) jauh lebih ringan dibanding mudharat kehilangan perahu. Maka ketika Musa as menyalahkan tindakan Khidir as karena sepertinya bertentangan dengan aturan syara’, pada akhirnya setelah waktu bergulir kita menyadari bahwa yang dilakukan Khidir as justru sama sekali tidak melanggar aturan syara’ karena kaedah fiqih meneguhkan bahwa: “Mendahulukan untuk menolak kerusakan (mafsadah) dari pada mengambil kemaslahatan” dan “Ketika terdapat dua mafsadah maka hindari yang lebih besar mudharatnya dengan melakukan yang lebih ringan mafsadahnya.” Inilah makna pertemuan dua lautan, bahwa antara ilmu Musa as dan Khidir as sejatinya bermuara pada titik temu yang sama. Waktu saja yang membedakan dan karenanya, sabar dan husnudzdzan billah adalah kunci untuk keluar dari cengkraman fitnah kegagalan dalam memahami pengetahuan dan realitas secara utuh dan menyeluruh. Mencari rizki yang halal adalah sebuah amal sholeh yang mulia. Kisah ini mengajarkan bahwa ketika kita mengerjakan amal sholeh dan berkomitmen untuk tetap berpegang dengan nilai kebenaran, maka godaan, ujian, bahkan rintangan akan selalu berjalan beriringan. Bahkan kadangkadang kita sampai pada kondisi terhimpit, terpuruk tak berdaya. Melalui kisah ini kita dikokohkan bahwa selalu ada ‘pertolongan Tuhan’ sepanjang kita terus menegakkan kebaikan dan kebenaran (seperti mencari rizki yang halal). Selalu ada "intervensi Khidir as" yang hadir untuk memberi bantuan dan solusi tanpa terkadang kita ketahui dan sadari. Teguhlah selalu dalam kebenaran, terus milikilah integritas karena pertolonganNya selalu hadir dengan cara yang istimewa.

K O L O M W. Danang Priyanto Direktur Markom NH

MNH 218 MARET 2022

33

highlight

GIAT KERELAWANAN NH:

Diklat Dasar Relawan dan Kerja Bakti Pembangunan Griya Lansia Tahap 2

G

iat kerelawanan Laznas Nurul Hayat terus bergulir. Selain menyiapkan hunian untuk para penyintas erupsi Gunung Semeru, pada awal tahun ini relawan Nurul Hayat juga melanjutkan giat kerelawanan dengan dua kegiatan spesial yaitu diklat dasar relawan dan kerja bakti pembangunan Griya Lansia Husnul Khatimah Tahap 2. Kedua agenda kerelawanan tersebut dijalankan pada bulan Januari 2022. Agenda pertama yakni diklat dasar relawan dilaksanakan pada 19-21 Januri 2022, di Bumi Perkemahan Ledok Ombo, Poncokusumo, Malang, Jawa Timur. Kegiatan ini diikuti oleh santri dan santriwati Kampus Entrepreneur Penghafal Al Quran (KEPQ) Nurul Hayat, angkatan ke-8. Sebanyak 87 santri dan santriwati KEPQ ambil bagian dalam

34

kegiatan diklat dasar relawan ini. Sebelum terjun ke lokasi diklat, para peserta harus melewati beberapa tes yaitu tes tulis dan fisik untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kekuatan fisik para peserta. Alhamdulillah, seluruh peserta berhasil melawati tes ini dengan baik. Sehingga mereka semua dinyatakan lolos dan bisa mengikuti kegiatan diklat relawan. “Pada rangkaian diklat dasar relawan ini, peserta kami berikan berbagai macam materi. Di antaranya adalah materi tentang penguatan mental, kedisiplinan, kekompakan, kepemimpinan, dan yang paling penting, tentu saja materi tentang kerelawanan. Tujuan akhir dari diadakannya diklat dasar relawan ini adalah, kami ingin membentuk penghafal Al Quran yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi,

kedisiplinan yang kuat, dan jiwa yang tangguh,” tutur Agung Budi Cahyono, koordinator SIGAB Laznas Nurul Hayat. Pada acara diklat dasar relawan Nurul Hayat ini, para peserta benar-benar mendapatkan tempaan fisik dan mental. Ya, fisik dan mental mereka benar-benar diuji. Apalagi beberapa kegiatan berlangsung di tengah guyuran hujan deras. Bahkan ada satu momen di mana para peserta makan bersama di tengah guyuran hujan. Saat mereka sudah kelelahan akibat basah kuyup, Bapak Heri Latief selaku Direktur Eksekutif Laznas Nurul Hayat, pada sesinya menyampaikan sebuah kalimat penyemangat: “Hantaman dan kesulitan itu, kalau tidak sampai membuat mati, akan membuat lebih kuat.” Alhamdulillah, kalimat tersebut menjadi kata-kata penyemangat untuk mengikuti rangkaian acara hingga akhir. Tak hanya bagi para peserta tapi juga bagi semua yang terlibat. Tak berselang lama setelah acara Diklat Dasar Relawan Nurul Hayat selesai, para relawan Nurul Hayat kemudian bergerak serentak menuju Wajak. Di sanalah terdapat agenda kerelawanan dan kemanusiaan berikutnya yaitu kerja bakti massal pembangunan Griya Lansia Husnul Khatimah tahap 2. Ya, pada hari Minggu, 23 Januari 2022, ribuan relawan yang datang dari berbagai daerah di Jawa Timur, bahu membahu membangun pondasi sepanjang 600 meter.

Para relawan pembangunan Griya Lansia Husnul Khatimah tahap 2, telah berdatangan ke lokasi, sejak Sabtu, 22 Januari 2022, sore. Minggu pagi, mereka mulai bergerak bersama sesuai peran masing-masing. Ada yang mengusung batu, mengaduk pasir dan semen, serta ada pula yang menyiapkan konsumsi. Berkat kerja sama yang solid antar relawan tersebut, tak sampai sore hari pengerjaan pondasi pun selesai. Griya Lansia Husnul Khatimah tahap 2 dibangun di atas lahan seluas 2300 meter persegi. Luasnya hampir dua kali lipat dari bangunan tahap pertama. Di lahan tersebut, insyaAllah akan dibangun 64 lokal yang dapat menampung hingga 120 lansia. Lebih banyak dari daya tampung bangunan tahap pertama yang bisa menampung maksimal 60 lansia. “Dengan adanya pembangunan tahap 2 ini, harapan kami Griya Lansia Husnul Khatimah bisa menjadi wadah untuk merawat para lansia yang benar-benar membutuhkan. Dan di sini, siapa saja boleh membantu,” ujar Arief Camra, ketua Yayasan Griya Lansia Husnul Khatimah. Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang terlibat dalam dua agenda kerelawanan Nurul Hayat pada awal tahun ini. Semoga apa yang telah kita ikhtiarkan bersama, dapat membawa manfaat dan menjadi pahala jariyah bagi kita semua. Aamiin ya Rabbal Alamiin….

35

Program Kemanfaatan SEKTOR

SEKTOR

EKONOMI

KESEHATAN

Rp 85.190.633

Rp 324.167.700

PENERIMA 55 MANFAAT

SEKTOR

PENERIMA 1.450 MANFAAT

SEKTOR

KEMANUSIAAN

DAKWAH

Rp 2.852.033.402

Rp 967.449095

PENERIMA 23.205 MANFAAT

SEKTOR

PENDIDIKAN PENERIMA 5.730 MANFAAT

Rp 1.492.648.067

PENERIMA 23.395 MANFAAT

TOTAL Rp 5,7 M

PENYALURAN

53,835 PENERIMA MANFAAT

www.zakatkita.org

L AZ NURUL HAYAT - JANUARI 2022

korda

Mochammad Subakir - Korda RS Delta Surya, Sidoarjo

PETUGAS NH MELAYANI DENGAN IKHLAS Nama beliau adalah Mochammad Subakir. Sehari-hari, beliau bertugas sebagai staff IT di RS Delta Surya, Sidoarjo. Alhamdulillah, beberapa waktu yang lalu, Majalah Nurul Hayat berkesempatan untuk bersilaturahmi dan berbincang dengan Pak Subakir. Pada kesempatan silaturahmi tersebut, beliau berkenan berbagi cerita bagaimana awal mula mengenal Nurul Hayat dan bagaimana dirinya bisa menjalankan peran sebagai koordinator donatur (korda) seperti saat ini. “Saya sudah lama mengenal Nurul Hayat. Awalnya cuma saya sendiri yang menjadi donatur Nurul Hayat di sini. Namun pelan tapi pasti, saya kemudian mengajak teman-teman, mulai dari perawat, petugas lab, hingga staff. Dari sinilah oleh teman-teman di sini akhirnya saya dipercaya menjadi koordinator donatur Nurul Hayat di RS Delta Surya Sidoarjo ini,” ujar Pak Subakir, sebagai pembuka obrolan. Pada kesempatan tersebut, Pak Subakir juga memberikan apresiasi untuk seluruh karyawan Nurul Hayat. Apresiasi tersebut beliau berikan karena menurut beliau Nurul Hayat memiliki banyak program yang jelas penerimanya dan berdampak

luas untuk mereka yang membutuhkan uluran tangan. “Platform zakatkita.org juga sangat membantu kami dalam bersedekah. Perkembangan teknologi saat ini memang sangat hebat. Kita jadi dimudahkan untuk berbuat kebaikan. Tak hanya itu, di majalah Nurul Hayat pun selalu dimuat campaign-campaign untuk kemaslahatan, laporan keuangan, dan program kebermanfaatan. Sehingga semuanya lebih transparan. Semoga dengan apa yang telah kita ikhtiarkan ini, nantinya bisa mengubah para mustahik menjadi muzaki. Saya juga mendoakan, semoga Nurul Hayat semakin diberkahi setiap langkahnya,” tutur beliau. Tidak hanya senang dengan programprogram dan ketransparanan Nurul Hayat, Pak Subakir mengaku juga sangat terkesan dengan petugas yang selama ini menjadi penyambung donasi beliau dan temanteman beliau. Menurut Pak Subakir, petugas dari Nurul Hayat sangat ramah dan melayani dengan Ikhlas. Pada penghujung obrolan, Pak Subakir berpesan agar Nurul Hayat terus konsisten, selalu amanah dan beliau juga ingin terus dilibatkan dalam hal kebaikan dan kebermanfaatan. *Foto : Mochammad Subakir - Korda RS Delta Surya, Sidoarjo

37

tangerang

JASA

PERBAIKAN :

RENOVASI

RUMAH

ATAP-PLAFON-KAMAR MANDI LANTAI-PAGAR

JASA : KONTRAKTOR-PEMBORONG PENGECATAN RUMAH

0878 5533 3391

Formulir Online

: s.id/DaftarDonaturBaru

dari SEDEKAH

rumah

Praktis dan Mudah Banyak Pilihan Program Sosial Bisa Sedekah Kapan Saja Mendukung Pembayaran Transfer

zakatkita.org *Bank, Virtual Account, E-Wallet (Gopay, OVO, Dana dan lain-lain)

#JanganTundaNiatBaik

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.