_Modul 1.4 Budaya Positif A7 Flipbook PDF


31 downloads 113 Views 1MB Size

Story Transcript

SALAM & BAHAGIA Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Shalom, Damai Sejahtera, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Rahayu untuk kita semua di ruang virtual ini"

Elaborasi Pemahaman

Modul 1.4 Budaya Positif Pengembang: Andri Nurcahyani, S.Pd, M.S., Diah Samsiati Rajasa, M.Sc., Dr. Murti Ayu Wijayanti, M.Pd

Tata Tarma Disdik Kab. Ciamis Jumat, 16 Desember 2022 13.00 - 14.30 WIB Fasil: Eko Djuhara Heni Inawati

PP: Abay Bayanudin Ariasari Anggraeni Yulia Puspitasari Rohimat

Muryati Mislidar Lolita Eko Susanti

Agenda: ▪ ▪

▪ ▪ ▪

Pembukaan Kompetensi Lulusan, Capaian Umum, dan Capaian Khusus Pemahaman Inti Eksplorasi Konsep Refleksi

Kompetensi Lulusan Modul 1.4 Modul ini diharapkan berkontribusi untuk mencapai kompetensi lulusan sebagai berikut: ● Guru Penggerak memahami pentingnya mengetahui kebutuhan belajar dan lingkungan yang memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensinya secara aman dan nyaman. ● Guru Penggerak mampu menggerakkan komunitas sekolah untuk bersama-sama mengembangkan dan mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal.

Capaian Umum Modul 1.4 ● Memahami konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep budaya dan lingkungan positif di sekolah yang berpihak pada murid. ● Melakukan evaluasi dan refleksi tentang praktik disiplin dalam pendidikan Indonesia secara umum untuk mendapatkan pemahaman baru mengenai konsep disiplin positif untuk menciptakan murid dengan profil pelajar Pancasila. ● Memahami peran sebagai guru untuk membangun budaya positif dengan menerapkan konsep disiplin positif dalam berinteraksi dengan murid.

Capaian Khusus Modul 1.4 ●

Mendemonstrasikan pemahaman CGP mengenai konsep Budaya Positif yang di dalamnya terdapat konsep perubahan paradigma stimulus respons dan teori kontrol, 3 teori motivasi perilaku

manusia,

motivasi

internal

dan

eksternal,

keyakinan

kelas,

hukuman

dan

penghargaan, 5 kebutuhan dasar Manusia, 5 posisi kontrol guru dan segitiga restitusi. ●

Menerapkan strategi disiplin positif yang memerdekaan murid untuk menciptakan ekosistem sekolah aman dan berpihak pada anak.



Menyusun langkah-langkah dan strategi aksi nyata yang efektif dalam mewujudkan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan sekolah agar tercipta budaya positif yang dapat mengembangkan karakter murid.



Bersikap reflektif dan kritis terhadap budaya di sekolah dan senantiasa mengembangkannya sesuai kebutuhan sosial dan emosional murid.

Pertanyaan Pemantik Setuju/Tidak Setuju? 1. Hukuman dapat mendisiplinkan anak. 2. Pemberian hukuman dengan hal positif seperti membaca atau membersihkan halaman sekolah dapat meningkatkan disiplin anak. 3. Memberi penghargaan dapat meningkatkan motivasi belajar anak.

Topik dalam Eksplorasi Konsep 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6

Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi Keyakinan Kelas Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas Restitusi: 5 Posisi Kontrol Restitusi: Segitiga Restitusi

Eksplorasi Konsep Pembelajaran 2.1 Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal

Perubahan Paradigma Kegiatan Kepalan Tangan Ada A dan B (Anda dan teman Anda). Sobeklah secarik kertas kecil, tuliskan benda atau sesuatu yang sangat berharga untuk Anda. Letakkan di salah satu tangan Anda dan genggam benda/sesuatu tersebut dengan segala daya. Buatlah sebuah kepalan. Teman Anda (B) akan mencoba dengan sekuat tenaga, dengan berbagai cara untuk meminta Anda memberikan benda tersebut. B bisa membujuk, mengancam, menghardik, merayu, menyuap, apa saja agar dapat membuka kepalan tangan Anda. Apa yang terjadi?

Perubahan Paradigma Teori Kontrol/Teori Pilihan (Ilusi Kontrol) ● Ilusi guru mengontrol murid. ● Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan karakter. ● Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat ● Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa.

Perubahan Paradigma Stimulus Respon-Teori Kontrol/Teori Pilihan

Siapa sesungguhnya yang memiliki kontrol? Stimulus Respon

Teori Kontrol/Pilihan

Kita mencoba mengubah orang agar berpandangan sama dengan kita.

Kita berusaha memahami pandangan orang lain tentang dunia.

Perilaku buruk dilihat sebagai suatu kesalahan

Semua perilaku memiliki tujuan.

Orang lain bisa mengontrol saya.

Hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda.

Saya bisa mengontrol orang lain.

Anda tidak bisa mengontrol orang lain.

Pemaksaan ada pada saat bujukan gagal.

Kolaborasi dan konsensus menciptakan pilihan-pilihan baru.

Model Berpikir Menang/Kalah

Model Berpikir Menang-menang.

Disiplin Positif Teori Kontrol/Teori Pilihan (Dr. William Glasser) -

Anda tidak bisa mengontrol orang lain, hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda.

Semua perilaku memiliki tujuan.

Teori Motivasi

Makna Disiplin

Belajar kontrol diri dengan menggali potensi kita, agar tercapai tujuan mulia, yaitu sesuatu menjadi seseorang yang kita inginkan berdasarkan nilai-nilai yang kita hargai.

1. Untuk menghindari hukuman Motivasi Ekstrinsik

Motivasi Intrinsik

-

Model Berpikir Menang-menang, Kolaborasi dan konsensus menciptakan pilihan-pilihan baru.

5 Posisi Kontrol 1. Penghukum 2. Pembuat Rasa Bersalah

2. Untuk mendapatkan imbalan

3. Teman 4. Pemantau

3. Untuk menghargai diri sendiri

5. Manajer

Nilai-Nilai Kebajikan Universal

Segitiga Restitusi 1. Menstabilkan Identitas 2. Validasi Kebutuhan

Keyakinan Kelas

3. Menanyakan Keyakinan

Realitas (kebutuhan) kita berbeda. Kita berusaha memahami pandangan orang lain tentang dunia. Setiap orang memiliki gambaran berbeda.

5 Kebutuhan Dasar Manusia Bertahan Hidup Penguasaan Kasih sayang dan Rasa Diterima Kesenangan Kebebasan

Apakah makna ‘Disiplin’? • Berasal dari bahasa Latin, ‘disciplina’, yang artinya belajar. • Makna asal dari kata ini berkonotasi dengan disiplin diri dari murid-murid Socrates dan Plato. • Disiplin diri membuat orang menggali potensinya menuju sebuah tujuan, apa yang dia hargai. • Namun dalam budaya kita, makna kata disiplin telah berubah menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Kecenderungan umum adalah menghubungkan kata disiplin dengan ketidaknyamanan, bukan dengan apa yang kita hargai, atau pencapaian suatu tujuan mulia. Hak Cipta @ 2005 Yayasan Pendidikan Luhur DIIZINKAN UNTUK DIPERBANYAK OLEH PELATIH BERSERTIFIKAT

Nilai-Nilai Kebajikan Universal Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu. Nilai-nilai tersebut bersifat universal, dan lintas bahasa, suku bangsa, agama maupun latar belakang. ●

Setiap perilaku/perbuatan memiliki suatu tujuan. (Dr. William Glasser pada Teori Kontrol, 1984)



Dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun, sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan. (Diane Gossen, 1998)



Nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak Indonesia kita kenal dengan Profil Pelajar Pancasila.

-

Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia.

-

Mandiri

-

Bernalar Kritis

-

Berkebinekaan Global

-

Bergotong royong

-

Kreatif

Eksplorasi Konsep Pembelajaran 2.2 Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi

Teori Motivasi Perilaku Manusia 1.

Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman

Motivasi Eksternal

Apa yang akan terjadi apabila saya tidak melakukannya?

2. Untuk mendapatkan imbalan dari orang lain/institusi Apa yang akan saya dapatkan apabila saya melakukannya?

3.

Untuk menghargai diri sendiri Saya akan menjadi orang yang seperti apa bila saya melakukannya?

Motivasi Eksternal

Motivasi Internal (Tujuan Disiplin Positif)

“Merdeka” menurut  

Ki

Hajar

Dewantara

“...merdeka itu artinya; tidak hanya terlepas dari perintah; akan tetapi  juga cakap buat memerintah diri sendiri” (Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka, Cetakan Kelima, 2013, Halaman 469)

Dihukum oleh Penghargaan Bahwa penghargaan berlaku ‘sama’ dengan hukuman, dalam arti meminta atau membujuk seseorang melakukan sesuatu untuk memenuhi suatu tujuan tertentu dari orang yang meminta/membujuk. Dorongannya eksternal dan akan ada faktor ketergantungan. Beberapa dampak dari pemberian penghargaan (Alfie Kohn, 1993).

Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Penghargaan menghukum Penghargaan mengurangi ketepatan

Penghargaan tidak efektif Penghargaan merusak hubungan

DIHUKUM OLEH PENGHARGAAN Penghargaan menurunkan kualitas Penghargaan mematikan kreatifitas Penghargaan mengurangi motivasi intrinsik

Bentuk Program Kebajikan (Apresiasi) Dalam memberikan apresiasi (pengakuan) perlu diingat beberapa hal: ● Beri pengakuan secara khusus. ● Beri pengakuan secara pribadi. ● Beri pengakuan kepada semua murid (bergantian). ● Beri pengakuan secara konsisten. ● Fokus pada proses.

Contoh Pengakuan/Apresiasi Kebajikan Pembuka

Nilai Kebajikan

Situasi

Kemarin saya perhatikan

rasa empatimu besar sekali

pada saat menolong murid baru di kelas kita.

Saya menghargai

kepedulianmu

pada saat kamu membantu teman-temanmu di tugas kelompok.

Terima kasih untuk

rasa tanggung jawabmu

pada saat kamu memungut kertas-kertas yang berserakan di lantai.

Tugas Perbedaan Hukuman dan Konsekuensi

TINDAKAN GURU Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak akan terlambat lagi”, karena terlambat ke sekolah. Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di sekolah. Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan masker ke sekolah. Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret. Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat belajar. Murid disuruh untuk mengenakan sepatu seharian di sekolah, karena tidak mengenakan sepatu hitam. Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit untuk pelajaran PJOK.

HUKUMAN ATAU KONSEKUENSI

TINDAKAN GURU

HUKUMAN ATAU KONSEKUENSI

Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak akan terlambat lagi”, karena terlambat ke sekolah. Hukuman Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di sekolah.

Hukuman

Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan masker ke sekolah.

Hukuman

Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret. Konsekuensi Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat belajar.

Konsekuensi

Murid disuruh untuk tidak mengenakan sepatu seharian di sekolah, karena tidak mengenakan sepatu hitam.

Hukuman

Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit untuk pelajaran PJOK.

Konsekuensi

Perbedaan Hukuman dan Konsekuensi Hukuman

Konsekuensi

Sesuatu yang menyakitkan harus terjadi

Sesuatu harus terjadi

Membuat anak sakit (fisik maupun hati) untuk jangka waktu lama

Membuat anak merasa tidak nyaman dalam jangka waktu pendek

Anak membenci kedisiplinan

Anak menghargai disiplin

Paksaan

Stimulus-tanggapan

Mendorong anak menyakiti diri sendiri

Mendorong anak agar mudah menyesuaikan diri

Konsep diri yang buruk

Konsep diri yang baik

Anak belajar untuk menyembunyikan kesalahan

Anak belajar untuk mematuhi peraturan

Marah, rasa bersalah, dipermalukan, merasa tak dihargai

Kehilangan hak, dibuat tidak nyaman, diasingkan untuk sementara (time out)

Disadur dari Restitution, Diane Gossen, The Five Positions of Control, Yayasan Pendidikan Luhur

Apa itu ‘Restitusi’? Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat. Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka ingin menjadi (tujuan mulia), dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Gossen; 2004)

9 Ciri-ciri Restitusi 1. Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan. 2. Memperbaiki hubungan. 3. Tawaran, bukan paksaan. 4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri. 5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan. 6. Restitusi-diri adalah cara yang paling baik. 7. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan. 8. Restitusi fokus pada solusi. 9. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya.

Eksplorasi Konsep Pembelajaran 3

Keyakinan Kelas

Mengapa tidak peraturan saja, mengapa harus Keyakinan Kelas? ● Mengapa kita memiliki peraturan harus menggunakan helm bila mengendarai kendaraan roda dua? ● Mengapa kita memiliki peraturan 3M, menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak 1.5 meter? ● Mengapa kita memiliki peraturan harus datang tepat waktu pada saat mengikuti pelatihan? Untuk mendukung motivasi intrinsik, kembali ke nilai-nilai/keyakinan-keyakinan lebih menggerakkan seseorang dibandingkan mengikuti serangkaian peraturan-peraturan.

Budaya Positif Lingkungan Positif Keyakinan Kelas

Peraturan Kelas

Yang mana yang merupakan keyakinan kelas, mengapa?

Kegiatan Pendalaman Keyakinan Kelas - Tabel T & Y HORMAT

Hormat

HORMAT Kami meyakini bahwa sangat penting untuk menghormati semua orang dan barang milik orang lain BEKERJA Kami meyakini bahwa sangat penting untuk mengerjakan segala pekerjaan atau mengikuti kegiatan yang telah ditugaskan.

Terdengar

Terlihat

Tidak Tampak Seperti

Tampak Seperti

Berperilaku

Bekerja Tampak Seperti

DITERIMA DAN DIMILIKI Kami meyakini bahwa sangat penting untuk merasa diterima pada suatu kelompok dan saling peduli satu dengan yang lain.

BEKERJA

Diterima dan dimiliki Tampak Seperti

Terdengar

Terlihat

Tidak Tampak Seperti

Berperilaku

Tidak Tampak Seperti

Kegiatan Pendalaman Keyakinan Kelas - Tabel T & Y Hormat

Peraturan Selalu kembalikan buku ke tempatnya Dilarang Mengganggu Orang Lain Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran dimulai Dilarang Melakukan Kekerasan Dilarang Menggunakan Narkoba Bergantian atau menunggu giliran Gunakan masker Jangan berlari di kelas atau koridor

Keyakinan kelas

Peraturan

Keyakinan kelas

Selalu kembalikan buku ke tempatnya Tanggung jawab Dilarang Mengganggu Orang Lain Menghormati Orang Lain Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran dimulai

Menghormati Orang Lain, Berkomitmen

Dilarang Melakukan Kekerasan Keselamatan, Menghormati Orang Lain. Dilarang Menggunakan Narkoba Kesehatan Bergantian atau menunggu giliran Menghormati orang lain, Bersabar Gunakan masker

Kesehatan, Keselamatan

Jangan berlari di kelas atau koridor Keselamatan, Keamanan

Eksplorasi Konsep Pembelajaran 4 Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas

Kebutuhan Dasar Manusia Kasih Sayang dan Rasa Diterima

Penguasaan

Bertahan Hidup

Kesenangan

Kebebasan

Eksplorasi Konsep Pembelajaran 5

5 Posisi Kontrol

5 POSISI KONTROL MOTIVASI:

IDENTITAS GAGAL (Kontrol dari Luar)

IDENTITAS BERHASIL/SUKSES (Kontrol dari Luar)

IDENTITAS BERHASIL/SUKSES (Kontrol Diri)

Menghindari Hukuman

Mengharapkan Imbalan atau Ketergantungan pada Orang Lain

Menghargai Diri Sendiri

PENGHUKUM

PEMBUAT RASA BERSALAH

Guru Berbuat:

Menghardik Menunjuk-nunjuk Menyakiti Menyindir

Berceramah dan mengatakan, “Seharusnya…” “Ibu kecewa…”

Guru Berkata:

“Kalau kamu tidak melakukannya, awas ya! Rasakan!”

“Kamu seharusnya kamu sudah tahu. Ibu lelah sekali mengatakannya. Ibu stress…”

“Ayolah, lakukan demi Ibu…” “Masa kamu tidak mau, ingat tidak Ibu pernah bantu…”

“Apa peraturannya?”

“Apa yang kita yakini? Apa yang bisa kau kerjakan untuk memperbaiki masalah ini?”

Hasil:

Memberontak Menyalahkan orang lain Berbohong

Menyembunyikan Menyangkal Berbohong

Ketergantungan

Menyesuaikan diri, bila diawasi

Menguatkan pribadi

Murid meletakkan guru di dalam Dunia Berkualitas

Murid meletakkan guru di sebagai orang yang sangat penting di Dunia Berkualitas

Murid meletakkan guru peraturan dan hukum di dunia Berkualitas

Kaitan dengan Murid meletakkan guru di luar Dunia Berkualitas Dunia Berkualitas Murid Berkata:

“Ah, biarkan saja. Nanti juga marah-marah lagi.”

“Maafkan saya.”

Dampak pada Murid:

Mengulangi kesalahan

Merasa rendah diri

TEMAN

PEMANTAU

Membuatkan alasan-alasan Menghitung dan mengukur untuk muridnya.

“Saya pikir Bapak/Ibu teman “Berapa banyak bintang saya. Ternyata begitu.” yang saya harus peroleh?” “Berapa halaman yang harus saya tulis?” Lemah, tidak mandiri, tergantung

Menitikberatkan pada sanksi atau hadiah untuk dirinya.

MANAJER Mengajukan pertanyaan-pertanyaan

Murid meletakkan dirinya sebagai individu yang positif dalam Dunia Berkualitas “Bagaimana caranya saya bisa memperbaiki keadaan?”

Mengevaluasi diri, bagaimana cara memperbaiki diri?

Tugas Pernyataan-pernyataan

Siapa yang Mengatakan?

“Saya kecewa sekali dengan kamu…”

Pembuat orang merasa bersalah

“Kamu tidak pernah benar melakukannya….”

Penghukum

“Ayolah, lakukan demi Ibu/Bapak…”

Teman

“Apakah kamu mau mendapatkan stiker bintang hari ini?”

Pemantau

“Bagaimana kamu bisa menyelesaikan masalah ini?”

Manajer

“Kamu selalu yang paling terakhir…”

Penghukum

Bergerak antara

Peraturan

Nilai-nilai

Pemantau

Manajer

Konsekuensi/Hadiah

Memperbaikinya

Kalau kamu tidak…… Saya akan _______________

Apa yang kamu yakini? Bagaimana memperbaiki masalah ini? _______________

(Diberi hukuman untuk membuat tidak nyaman)

(Memperbaikinya. Kiat berdua mendapatkan apa yang kita butuhkan )

Eksplorasi Konsep Pembelajaran 6

Segitiga Restitusi

Untuk membuat anak yang merasa gagal karena berbuat salah menjadi positif terhadap dirinya

Menstabilkan Identitas

Guru Berkata: Berbuat salah itu hal yang manusiawi Tidak ada manusia yang sempurna Bapak/Ibu juga buat salah Kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini Bapak/Ibu tidak tertarik untuk mencari tahu siapa yang benar, siapa yang salah, Bapak/Ibu lebih tertarik untuk menyelesaikan masalah. Kalau kamu menyalahkan dirimu sendiri terus menerus, apakah kamu bersikap baik pada dirimu sendiri?

Membantu murid mengenali basic need/kebutuhan dasar yang ingin dipenuhinya ketika melakukan kesalahan itu.

Validasi Kebutuhan

Pada dasarnya setiap tindakan manusia tujuannya adalah memenuhi kebutuhan dasar, apakah itu penguasaan, kebebasan, kasih sayang dan rasa diterima, kesenangan, atau bertahan hidup….

Guru Berkata: • • • •

Kamu bisa saja kan melakukan hal yang lebih buruk, tapi kamu tidak melakukannya kan? Kamu pasti punya alasan mengapa melakukannya. Apa yang penting bagi kamu? Kamu boleh tetap berusaha menjaga sikap itu, tapi tambahkan sikap yang lain, yang baru. • Maukah kamu belajar cara lain untuk mendapat yang kamu butuhkan tanpa harus memukul? • Apakah kamu bisa melakukan dengan lebih baik besok lagi?

Anak melihat kesalahannya dihubungkan dengan norma sosial dan nilai-nilai yang mendasari manusia berinteraksi dengan orang lain.

Menanyakan Keyakinan

 

Guru Berkata: Apa nilai yang kita percaya di kelas/sekolah kita? Nilai-nilai universal apa yang telah kita sepakati? Kelas yang ideal itu seperti apa sih? Kamu ingin jadi anak seperti apa?,.. Apa yang kamu rasakan? Ketika kamu melakukan itu, kamu menjadi orang yang seperti apa?

Intervensi 30 detik Intervensi ini bisa membantu murid kembali ke tujuan semula, dengan cukup singkat dan dengan cara non-konfrontatif. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan biasanya dikemukakan oleh seorang Pemantau dan Manajer.

● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●

Apakah kamu ingin berbuat lebih baik? Apakah saat ini kamu sedang menjadi orang yang sedang kamu inginkan? Apakah kamu bisa mengubah kegiatan/perilaku kamu saat ini menjadi sikap yang lebih membantu? Apakah wajar membuat kesalahan? Bisakah kita memperbaikinya? Apa yang kamu lakukan saat ini sesuai (ok)? Kapan kamu siap untuk mulai? Peraturannya apa? Sepertinya kamu punya masalah, saya bisa bantu apa? Saat ini kamu seharusnya berbuat apa? Apa yang bisa saya bantu agar kamu bisa melakukannya? Apakah saya bisa bantu kamu agar dapat segera mulai? Apakah tugas kamu saat ini? Bagaimana kamu ingin diperlakukan pada kegiatan ini? Bisakah kamu melakukannya? Apa yang kamu inginkan, peraturannya apa?

Refleksi 1. Hal baru apa yg mengubah paradigma saya, yang saya dapatkan? 2. Perasaan apa yang muncul selama mengikuti sesi ini khususnya mengenai makna disiplin dan motivasi intrinsik? 3. Peran among seperti apakah yang saya telah lakukan selama mengikuti modul ini? 4. Saya akan menjadi among yang seperti apakah setelah mengikuti modul ini?

Terima Kasih

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.