Modul 2.1. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final Flipbook PDF

Modul 2.1. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final

43 downloads 121 Views 1MB Size

Story Transcript

Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid

Penulis modul:

Oscarina Dewi Kusuma, S.Pd., M.Pd. Siti Luthfah, M. Pd

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT KEPALA SEKOLAH, PENGAWAS SEKOLAH DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2022

Bahan Ajar Pendidikan Program Guru Penggerak Paket Modul 2: Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid Modul 2.1 “Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid” Edisi Ketiga (Januari 2022)

Penulis Modul: •

Oscarina Dewi Kusuma, M.Pd.



Siti Luthfah, M. Pd

Edisi Kesatu (September 2020) Edisi Kedua (Juni 2021) Edisi Ketiga (Januari 2022)

Editor: Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan, Kemdikbudristek _______________________________________________________________ _____________________________ Hak Cipta © 2022pada Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Dilindungi Undang-undang Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknoloi

Lembar Pengesahan Tahapan

Nama

Review

Dr. Rita Dewi Suspalupi, M.Ak.

Verifikasi

Dr. Kasiman, M.T.

Validasi

Dr. Praptono, M.Ed.

Tanda Tangan

Tanggal

Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Pemimpin sekolah, dalam berbagai literatur, disebut berperan besar dalam menentukan keberhasilan sekolah karena ia mempunyai tanggung jawab dalam menyinergikan berbagai elemen di dalamnya. Seorang pemimpin sekolah yang berkualitas akan mampu memberdayakan seluruh sumber daya di ekosistem sekolahnya hingga dapat bersatu padu menumbuhkan murid-murid yang berkembang secara utuh, baik dalam rasa, karsa dan ciptanya. Tak dipungkiri, pemimpin sekolah merupakan salah satu aktor kunci dalam terwujudnya Profil Pelajar Pancasila. Untuk dapat menjalankan peran-peran tersebut, seorang pemimpin sekolah perlu mendapatkan pendidikan yang berkualitas sebelum ia menjabat. Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP), sebagai bagian dari rangkaian kebijakan Merdeka Belajar episode kelima, didesain untuk mempersiapkan guru-guru terbaik Indonesia untuk menjadi pemimpin sekolah yang berfokus pada pembelajaran (instructional leaders). Melalui berbagai aktivitas pembelajaran dalam PPGP, kandidat kepala sekolah masa depan diharapkan dapat memiliki kompetensi dalam pengembangan diri dan orang lain, pengembangan pembelajaran, manajemen sekolah serta pengembangan sekolah. Kami memiliki harapan besar agar lulusan PPGP dapat mewujudkan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan di seluruh wilayah negeri ini, di mana keberpihakan pada murid menjadi orientasi utamanya. Upaya pemenuhan kandidat kepala sekolah yang lebih optimal menuntut penyesuaian pada desain pembelajaran PPGP. Karena itu, terhitung dari angkatan kelima durasi program diefisiensikan dari sembilan menjadi enam bulan. Selain itu, PPGP juga menerapkan diferensiasi proses untuk peserta di daerah yang memiliki akses terbatas, baik dari segi transportasi maupun telekomunikasi. Namun, terlepas dari moda penyampaian yang beragam, para Calon Guru Penggerak (CGP) di seluruh Indonesia sama-sama mempelajari materi-materi bekal kepemimpinan dengan sistem on-the-job learning di mana selama belajar, guru tetap menjalankan perannya di sekolah sekaligus

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | i

menerapkan pengetahuan yang didapat dari ruang pelatihan ke dalam pembelajaran di kelas. Pendekatan pembelajaran juga tetap menggunakan siklus inkuiri yang sarat dengan refleksi dan praktik langsung, baik bersama sesama CGP maupun rekan sejawat di sekolah. Pendampingan di lapangan juga tetap menjadi kunci dari keberhasilan implementasi konsep di kelas atau sekolah CGP. Tentu saja, seluruh upaya tersebut tidak akan berhasil tanpa peran berbagai tim pendukung yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif mewujudkan penyelesaian bahan ajar ini serta membantu terlaksananya PPGP. Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pengembang modul, tim digitalisasi, serta fasilitator, pengajar praktik dan instruktur. Semoga Allah Yang Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang kita lakukan demi transformasi pendidikan Indonesia. Amin. Jakarta, Januari 2022 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Dr. Iwan Syahril, Ph.D.

ii | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Surat dari Instruktur Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, Standar Nasional

Pendidikan

Indonesia

mengamanatkan bahwa Pendidikan haruslah merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya serta masyarakat. Dengan demikian, semua upaya yang kita lakukan dalam konteks pendidikan, bukan hanya harus kita rencanakan dengan cermat, namun juga harus sebesar-besarnya ditujukan untuk mengembangkan potensi anak. Standar Kompetensi lulusan telah mendeskripsikan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Bagaimana seluruh kriteria ini dapat dicapai oleh semua murid kita adalah soal bagaimana kita sebagai guru dapat menyediakan pengalaman belajar yang memastikan bahwa semua murid kita, dengan segala keragamannya dapat kita penuhi kebutuhan belajarnya, sehingga mereka dapat menunjukkan kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan setelah lulus atau menyelesaikan setiap jenjang pendidikannya. Pemerintah sendiri telah menetapkan standar isi yang dipercaya dapat membantu murid mencapai kompetensi lulusan yang diharapkan. Standar isi ini menjadi dasar untuk pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Standar isi yang telah ditetapkan oleh pemerintah, tentunya juga perlu disikapi dengan sepenuh kesadaran bahwa ada banyak cara dan format untuk menyampaikan isi tersebut kepada muridmurid. Pembelajaran berdiferensiasi akan memungkinkan guru mewujudkan hal ini. Di sisi lain, sebagai konsekuensi logis dari keragaman kebutuhan murid yang berbeda, maka kita harus mempertimbangkan bagaimana proses pembelajaran harus secara hatihati didesain agar dapat berhasil untuk semua murid. Standar Proses sendiri sebenarnya telah secara jelas mendeskripsikan kriteria pelaksanaan pembelajaran seperti apa yang harus dipertimbangkan oleh guru dan sekolah beserta prinsip-prinsipnya. Pembelajaran

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | iii

berdiferensiasi yang berfokus pada kebutuhan murid, sangat sejalan dengan prinsipprinsip tersebut. Dengan memperhatikan konten, proses, produk, guru dapat menyesuaikan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran agar kesemua tahapan proses tersebut dapat memenuhi kebutuhan belajar murid-murid kita dan membantu kesuksesan pembelajaran mereka. Sementara itu, proses pembelajaran berdiferensiasi juga mensyaratkan adanya praktekpraktek penilaian yang baik. Pemerintah sendiri telah menetapkan Standar Penilaian Pendidikan, dimana dijelaskan bahwa tujuan dari standar itu adalah menciptakan proses penilaian yang mengarah pada tercapainya standar kompetensi lulusan. Proses penilaian dilakukan dan digunakan bukan hanya untuk menilai hasil akhir dari proses pembelajaran, namun yang paling penting adalah bagi perbaikan proses pembelajaran sehingga semua murid dapat mencapai kemajuan dalam proses belajarnya. Proses pengumpulan dan pengolahan informasi tentang hasil belajar murid dengan demikian tentunya harus dilaksanakan secara terus menerus. Dalam praktek pembelajaran berdiferensiasi, praktek penilaian yang terus menerus ini menjadi satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh guru, karena strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru akan sangat bergantung pada informasi yang didapat oleh guru melalui proses penilaian ini. Modul 2.1 ini merupakan bagian dari paket modul 2 dan juga merupakan bagian dari serangkaian kegiatan pelatihan daring yang akan mencakup kegiatan belajar mandiri, sesi diskusi, tanya jawab dan konsultasi secara daring dengan para fasilitator dan peranperan lain yang telah ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. Oleh karena itu, modul ini sebaiknya digunakan secara simultan dengan kegiatan-kegiatan tersebut. Modul ini telah mengalami perbaikan di beberapa bagiannya. Kami juga ingin mengingatkan bahwa karena belajar sifatnya adalah personal, maka proses ini hanya akan bermakna jika Anda dapat membuat koneksi dan menerapkannya dalam berbagai konteks pemecahan masalah yang Anda hadapi sehari-hari. Kami telah berusaha untuk memastikan bahwa berbagai strategi yang kami sarankan dalam modul

iv | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

ini dapat diterapkan dalam berbagai konteks, namun demikian, kreativitas dan pemahaman akan kebutuhan masing-masing kondisi kelas yang berbeda tetap dituntut dari Anda. Semoga setiap menit yang dihabiskan dalam perjalanan belajar ini akan membantu Anda menjadi versi diri Anda yang lebih baik dari hari ke hari, terutama dalam peranan Anda sebagai pendidik. Sekali lagi, selamat belajar dan mengeksplorasi materi yang diberikan dalam modul ini. Semoga Anda mendapatkan banyak momen AHA di sepanjang prosesnya dan menjadi Guru Penggerak yang dapat membawa pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik.

Salam, Oscarina Dewi Kusuma, M.Pd. & Siti Luthfah, M. Pd

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | v

Daftar Isi Hlm. Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan .................................. i Surat dari Instruktur ......................................................................................................... iii Daftar Isi ........................................................................................................................... vi Daftar Gambar ................................................................................................................. vii Capaian yang Diharapkan ............................................................................................... viii Ringkasan Alur Belajar MERDEKA...................................................................................... x Glosarium ........................................................................................................................ xii Pembelajaran 1 - Mulai Dari Diri .......................................................................................1 Pembelajaran 2.1 - Eksplorasi Konsep ..............................................................................3 Pembelajaran 2.2 - Eksplorasi Konsep ............................................................................25 Pembelajaran 3 - Ruang Kolaborasi.................................................................................34 Pembelajaran 4 - Demonstrasi Kontekstual ....................................................................46 Pembelajaran 5 - Elaborasi Pemahaman.........................................................................49 Pembelajaran 6 - Koneksi Antarmateri ...........................................................................55 Pembelajaran 7 - Aksi Nyata............................................................................................56 Surat Penutup ..................................................................................................................58 Daftar Pustaka .................................................................................................................61 Daftar Lampiran...............................................................................................................62 Profil Penulis Modul ........................................................................................................82

vi | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Daftar Gambar Hlm. Gambar 1. Carol Ann Tomlinson..................................................................................... 11 Gambar 2. Adaptasi dari "the Equalizer" (Tomlinson 2001: 47) .................................... 15 Gambar 3. Fokus Pada Minat (Tomlinson, 2001: 56) ..................................................... 19 Gambar 4. Diagram Frayer ............................................................................................. 32

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | vii

Capaian yang Diharapkan Kompetensi Lulusan yang Dituju: Modul ini diharapkan berkontribusi untuk mencapai kompetensi lulusan sebagai berikut: 1. Guru Penggerak memahami pentingnya mengetahui kebutuhan belajar dan lingkungan yang memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensinya secara aman dan nyaman. 2. Guru Penggerak memfasilitasi guru lain dalam merancang alur dan tujuan pembelajaran yang berorientasi pada masa depan. 3. Guru Penggerak memfasilitasi guru lain dalam mengevaluasi pembelajaran berdasarkan data dan tingkat pencapaian murid.

Capaian Umum Modul 2.1. Secara umum, capaian modul ini adalah peserta mampu: 1. mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodasi kebutuhan belajar murid yang berbeda; 2. menjadi teladan dalam melakukan praktik-praktik reflektif dalam pembelajaran bagi komunitas pendidik di lingkungan sekitarnya.

Capaian Khusus Modul 2.1. Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan dapat menjadi Guru Penggerak yang mampu: 1. menunjukkan pemahaman tentang konsep pembelajaran untuk semua murid; 2. mendemonstrasikan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan alasan mengapa pembelajaran berdiferensiasi diperlukan; 3. menjelaskan pentingnya mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan belajar murid; 4. menganalisis penerapan diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk;

viii | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

5. mengimplementasikan Rencana Pembelajaran Berdiferensiasi dalam konteks pembelajaran di sekolah atau kelas mereka sendiri; 6. menunjukkan sikap kreatif, percaya diri, mau mencoba, dan berani mengambil risiko dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | ix

Ringkasan Alur Belajar MERDEKA Modul ini akan menggunakan alur belajar yang disingkat dengan MERDEKA. Alur MERDEKA dalam modul ini terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: Mulai dari diri (2JP): CGP akan melakukan refleksi terhadap pengalaman pribadi saat bersekolah dulu, terkait dengan bagaimana tindakan gurunya di masa lalu membantu dirinya belajar dengan yang lebih baik.

Eksplorasi Konsep (4JP): CGP akan mengeksplorasi materi-materi berikut ini: a. Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar semua murid; b. Pengertian pembelajaran berdiferensiasi dan alasan mengapa pembelajaran berdiferensiasi diperlukan; c. Kebutuhan belajar murid yang berbeda dan konsekuensinya dalam proses pembelajaran; d. Penerapan diferensiasi konten, proses, dan produk dalam pembelajaran; e. Peran Penilaian dalam Pembelajaran Berdiferensiasi.

Ruang Kolaborasi (6JP): CGP akan melakukan kerja kelompok untuk membaca, mendiskusikan dan kemudian menganalisis beberapa skenario implementasi pembelajaran berdiferensiasi dan melakukan refleksi kolaboratif dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan pemandu yang tersedia.

Demonstrasi Kontekstual (4JP): CGP

akan

membuat

rencana

pelaksanaan

pembelajaran

mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi.

x | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

(RPP)

yang

Elaborasi Pemahaman (2JP): CGP akan mengelaborasi pemahaman tentang pembelajaran berdiferensiasi dengan membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan dielaborasi bersama instruktur.

Koneksi Antarmateri (2JP): CGP akan membuat sintesa pemahaman dengan mengkoneksikan semua materi yang telah dipelajari sebelumnya untuk menjelaskan pemahamannya tentang pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana mengimplementasikannya.

Aksi Nyata: CGP akan mengimplementasikan dan melakukan refleksi terhadap

implementasi

pembelajaran berdiferensiasi di kelas.

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | xi

Glosarium Assessment learning

Penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya proses for pembelajaran dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berfungsi sebagai penilaian formatif. Sering disebut sebagai penilaian yang berkelanjutan (ongoing assessment)

Assessment learning Assessment learning

Penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. of Berfungsi sebagai penilaian sumatif.

as Penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan murid-murid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Penilaian ini juga dapat berfungsi sebagai penilaian formatif.

Daring

Merupakan akronim (singkatan) dari dua kata: “dalam” dan “jaringan”. Dalam Bahasa Inggris, berarti “online”.

Diagram Frayer

Grafik visual yang dikembangkan oleh Dorothy Frayer untuk membantu murid dalam mendefinisikan konsep atau kosakata. Diagram ini dibagi menjadi empat bagian: definisi, karakteristik, contoh, dan bukan contoh.

Diferensiasi Konten

Diferensiasi konten merujuk pada strategi membedakan pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten adalah materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum.

Diferensiasi Produk

Merujuk pada strategi membedakan produk hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari.

xii | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Diferensiasi Proses

Merujuk pada strategi membedakan proses yang harus dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami konten.

Kesiapan belajar Kapasitas atau kesiapan murid untuk mempelajari materi baru. (Readiness) Kesiapan ini terkait dengan berbagai hal, di antaranya: pengetahuan, konsep dan keterampilan awal yang saat ini dikuasai oleh murid; miskonsepsi; tingkat perkembangan kognitif, afektif dan fisik; keterampilan berpikir, dan sebagainya. Lingkungan Belajar

Lingkungan yang berada di sekitar mempengaruhi proses belajar mengajar.

Minat

Suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.

Pembelajaran Berdiferensiasi

Usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu.

Profil Belajar

Merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir/belajar, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dan lain-lain.

Scaffolding

murid

dan

yang

Suatu teknik pembelajaran di mana murid diberikan sejumlah bantuan, kemudian perlahan-lahan diadakan pengurangan terhadap bantuan tersebut hingga pada akhirnya, murid dapat menunjukkan kemandirian yang lebih besar dalam proses pembelajaran.

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | xiii

Pembelajaran 1 - Mulai Dari Diri Kutipan untuk hari ini “Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu.” (Ki Hajar Dewantara) Durasi: 2 JP Moda: Mandiri Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat berbagi pengalaman pribadi tentang bagaimana tindakan gurunya di masa lalu membantu dirinya untuk belajar dengan lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Pertanyaan Pemantik untuk Pembelajaran 1: 1. Bagaimana seorang guru dapat mengelola kelas dan memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya yang berbeda-beda?

Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak di Sesi Pembelajaran yang Pertama! Untuk mengawali pembelajaran di Modul 2.1 ini, Anda akan melakukan refleksi individu.

Tugas 1: Membuat Refleksi Individu Bayangkanlah kelas yang saat ini Anda ampu dengan segala keragaman murid-murid Anda.

1 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

-

Apa yang telah Anda lakukan untuk melayani kemampuan murid yang berbeda? Apa yang Anda lakukan untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah untuk murid Anda? Apakah ada perlakuan yang berbeda yang Anda lakukan? Jika ada, perlakuan seperti apa? Jika tidak ada, apa dampaknya terhadap murid Anda?

-

Sebutkan tantangan-tantangan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran di kelas yang disebabkan oleh keragaman murid-murid Anda tersebut? Tindakan-tindakan apa yang telah Anda lakukan untuk mengatasi tantangantantangan tersebut?

-

Menurut Anda, untuk mengakomodasi tantangan yang terkait dengan keragaman murid tersebut, bagaimana seharusnya pembelajaran itu dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi?

Unggahlah jawaban Bapak/Ibu di dalam LMS. Selamat berefleksi, Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak! Peran Fasilitator: 1. Memastikan semua CGP menyelesaikan tugas 1. 2. Membaca dan mempelajari refleksi yang ditulis oleh CGP. 3. Memberikan umpan balik atau apresiasi kepada CGP.

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 2

Pembelajaran 2.1 - Eksplorasi Konsep Kutipan untuk hari ini “Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin.” (Ki Hajar Dewantara) Durasi: 3 JP Moda: Mandiri Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. CGP dapat menjelaskan apa konsekuensi dari keragaman murid-murid yang ada di kelas mereka. 2. CGP dapat menunjukkan pemahaman tentang yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi. 3. CGP dapat menjelaskan bagaimana cara mengetahui kebutuhan belajar murid.

Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak di Sesi Pembelajaran yang kedua. Sesi pembelajaran yang kedua ini terdiri dari 2 bagian yaitu eksplorasi konsep secara mandiri dan eksplorasi konsep melalui forum diskusi. Sebelum Anda memulai pembelajaran di sesi kedua ini, silakan lihat pertanyaanpertanyaan pemantik berikut ini dan cobalah untuk menjawab beberapa dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Anda tidak perlu menuliskan jawaban Anda.

Pertanyaan Pemantik untuk Pembelajaran ini: 1. Apa konsekuensi dari keragaman murid-murid yang ada di kelas saya ? 2. Bagaimana saya dapat mengelola kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar murid?

3 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

3. Apa yang saya ketahui tentang latar belakang murid saya, pembelajaran yang telah dilakukan oleh mereka sebelumnya, dan perkembangan keterampilan mereka? 4. Apa yang saya ketahui tentang minat murid saya (di sekolah dan di luar), motivator, dan tujuan mereka? 5. Apa yang saya ketahui tentang profil belajar murid saya? Bagaimana gaya belajar mereka? 6. Bagaimana saya bisa menggunakan informasi tentang minat, kesiapan dan profil belajar murid saya untuk membantu saya merancang dan melaksanakan pembelajaran secara efektif?

Tetaplah merujuk kembali ke pertanyaan-pertanyaan di atas ketika Anda kemudian membaca dan mempelajari materi pembelajaran selanjutnya.

2.1.1 Pembelajaran Untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Semua Murid Seperti yang telah Ibu dan Bapak pelajari di modul sebelumnya, Ki Hajar Dewantara telah menyampaikan bahwa maksud dari pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sebagai pendidik, kita tentu menyadari bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia. Setiap murid yang duduk di kelas kita adalah individu yang unik dan ini seharusnya menjadi dasar dari praktik-praktik pembelajaran yang kita lakukan di kelas dan di sekolah, serta menjadi kerangka acuan saat mengevaluasi praktik-praktik pembelajaran kita. Dengan meyakini bahwa setiap anak adalah unik, maka sebagai pendidik, kita semua juga tentu harus membuka mata terhadap adanya keberagaman murid-murid di kelas

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 4

kita. Saat berbicara tentang keberagaman murid, maka tentu saja cakupannya sangat luas. Keberagaman murid mungkin dapat berupa: -

murid-murid kita yang berasal dari keluarga kurang mampu yang tidak dapat mengakses teknologi dari rumah sehingga tidak bisa berpartisipasi dalam pembelajaran daring;

-

murid-murid yang memiliki kesulitan memahami bahasa yang digunakan di kelas, karena ia murid yang baru pindah dari daerah lain;

-

murid-murid yang bosan karena ia sebenarnya telah menguasai keterampilan yang diajarkan, sehingga pembelajaran tidak menantang lagi untuknya;

-

murid-murid yang saat ini sedang berjuang keras untuk mencoba memahami apa yang diajarkan, namun karena adanya kesenjangan yang terlalu jauh antara apa yang ia mampu lakukan dengan apa yang sedang dipelajari, akhirnya ia tidak bisa membuat koneksi;

-

murid kita yang hasil-hasil kerjanya tampak baik, namun di sisi lain memiliki masalah sosial emosional;

-

murid kita yang memiliki minat yang besar terhadap bidang tertentu;

-

murid-murid kita yang memiliki kesulitan-kesulitan dalam belajar;

-

Dan sebagainya.

Melihat betapa luas keberagaman murid-murid kita, maka sebagai guru, kita perlu berpikir bagaimana caranya kita dapat menyediakan layanan pendidikan yang memungkinkan semua murid mempunyai kesempatan dan pilihan untuk mengakses apa yang kita ajarkan secara efektif sesuai dengan kebutuhan mereka. Sebagai pendidik, dengan meyakini bahwa tugas kita adalah melayani murid-murid dengan segala keberagaman tersebut serta menyediakan lingkungan dan pengalaman belajar terbaik bagi mereka, maka berarti kita juga harus meyakini bahwa: 1. semua murid kita bisa berhasil dan sukses dalam pembelajarannya. 2. fairness is not sameness. Bahwa bersikap adil itu bukan berarti menyamaratakan perlakuan kepada semua murid. 3. setiap murid memiliki pola belajarnya sendiri yang unik.

5 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

4. praktik-praktik pembelajaran perlu ditelaah efektifitasnya lewat bukti-bukti yang diambil dari pengalaman demi pengalaman. 5. guru adalah kunci dari keberhasilan pengembangan program pembelajaran murid-murid di kelasnya. 6. guru membutuhkan dukungan dari komunitas yang lebih besar untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung semua siswa. Fakta bahwa murid-murid kita memiliki karakteristik yang beragam, dengan keunikan, kekuatan dan kebutuhan belajar yang berbeda, tentunya perlu direspon dengan tepat. Jika tidak, maka tentunya akan terjadi kesenjangan belajar (learning gap), dimana pencapaian yang ditunjukkan murid tidak sesuai dengan potensi pencapaian yang seharusnya dapat ditunjukkan oleh murid tersebut. Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk merespon karakteristik murid-murid yang beragam ini adalah dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi. Kaitan dengan Standar Pendidikan Nasional Di dalam Standar Kompetensi Lulusan dijelaskan mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah menyelesaikan masa belajarnya di jenjang pendidikan tertentu. Kompetensi lulusan ini merupakan profil dari kualifikasi lulusan yang diharapkan terwujud dalam diri peserta didik dan merupakan ejawantah dari apa yang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional. Untuk dapat mewujudkan profil kualifikasi lulusan seperti yang dijabarkan dalam Standar Kompetensi Lulusan tersebut, maka diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan semaksimal mungkin. Pembelajaran berdiferensiasi akan memungkinkan guru memaksimalkan potensi peserta didik dengan meminimalisir kesenjangan belajar (learning gap) melalui proses identifikasi kebutuhan belajar murid yang tepat. Lewat pembelajaran berdiferensiasi, tidak hanya murid berkembang potensinya secara maksimal, namun proses pembelajaran juga akan lebih memberikan banyak ruang bagi murid untuk membuat dan menentukan pilihan dan memberikan suara, sehingga proses belajar akan menjadi lebih menyenangkan.

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 6

2.1.2 Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi Bayangkanlah kelas yang Anda ajar saat ini. Ingatlah satu persatu murid di kelas Anda. Bagaimanakah karakteristik setiap anak di kelas Anda? Tahukah Anda apa kekuatan mereka? Bagaimana gaya belajar mereka? Apa minat mereka? Siapakah yang memiliki keterampilan menghitung paling baik di kelas Anda? Siapakah yang sebaliknya? Siapakah yang paling menyukai kegiatan kelompok? Siapakah yang justru selalu menghindar saat bekerja kelompok? Siapakah yang level membacanya paling tinggi? Siapakah murid yang masih perlu dibantu untuk meningkatkan keterampilan memahami bacaan mereka? Siapakah yang paling senang menulis dan siapakah yang senang berbicara? Setiap harinya, tanpa disadari, guru dihadapkan pada keberagaman yang banyak sekali bentuknya, sehingga seringkali mereka harus melakukan banyak pekerjaan atau membuat keputusan dalam satu waktu. Misalnya, saat mengajar di kelas, seorang guru mungkin harus membantu satu muridnya yang kesulitan, namun di saat yang sama harus mengatur cara bagaimana agar saat ia membantu murid tersebut, kelasnya tetap dapat berlangsung dengan kondusif. Dalam kesehariannya, guru akan senantiasa melakukan hal ini, sehingga kemampuan untuk multitasking ini secara natural sebenarnya dimiliki oleh guru. Kemampuan ini banyak yang tidak disadari oleh para guru, karena begitu alaminya hal ini terjadi di kelas dan betapa terbiasanya guru menghadapi tantangan ini. Semua usaha tersebut tentunya dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memastikan setiap murid di kelasnya sukses dalam proses pembelajarannya. Sekarang, mari kita bayangkan ilustrasi kelas berikut ini.

7 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Ibu Renjana adalah guru kelas 3 SD dengan jumlah murid sebanyak 32 orang. Saat ini ia sedang mengajarkan materi tentang perkalian. Saat diberikan tugas menyelesaikan soal-soal perkalian, di antara 32 murid di kelasnya tersebut, Bu Renjana melihat ada 3 murid yang selesai lebih dahulu. Karena dia tidak ingin ketiga anak ini tidak ada pekerjaan dan malah mengganggu murid lainnya, akhirnya ia memberikan lembar kerja tambahan untuk 3 anak tersebut. Jadi jika anak-anak lain mengerjakan 15 soal perkalian, maka untuk 3 anak tersebut, Bu Renjana memberikan 25 soal perkalian.

Tugas 2 Berdasarkan ilustrasi kelas tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1. Menurut Anda, apakah strategi yang dilakukan oleh Ibu Renjana tepat? Jika ya, mengapa? Jika tidak, mengapa? 2. Apakah ada alternatif lain yang dapat dilakukan oleh Ibu Renjana? 3. Jika Anda adalah Ibu Renjana, apakah yang akan Anda lakukan? Jelaskanlah mengapa Anda melakukan hal tersebut?

Tulislah jawaban Anda dan kemudian unggahlah di dalam LMS. Jika sudah selesai, silakan lanjutkan membaca tulisan di bawah ini. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. Melakukan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut (chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, di

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 8

mana guru harus berlari ke sana kemari untuk membantu si A, si B atau si C dalam waktu yang bersamaan. Bukan. Guru tentunya bukanlah malaikat bersayap atau Superman yang bisa ke sana kemari untuk berada di tempat yang berbeda-beda dalam satu waktu dan memecahkan semua permasalahan. Lalu seperti apa sebenarnya pembelajaran berdiferensiasi?

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusankeputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan: 1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga murid-muridnya. 2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana guru akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda. 3. Bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Bagaimana guru memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka. 4. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun murid melakukan kegiatan yang mungkin berbeda-beda, namun kelas tetap dapat berjalan secara efektif. 5. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid

9 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan, dan kemudian menyesuaikan rencana dan proses pembelajaran.

Keputusan Ibu Renjana memberikan soal yang sama kepada ketiga murid yang selesai lebih dahulu tidak dapat disebut sebagai pembelajaran berdiferensiasi. Pertama karena tambahan soal diberikan dengan tujuan agar ketiga anak tersebut tidak mengganggu temannya yang belum selesai. Kedua, ketiga murid tersebut kemungkinan membutuhkan tingkat kompleksitas yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan belajarnya. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Dengan demikian, Ibu Renjana perlu memperhatikan kebutuhan belajar muridmuridnya dengan lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut.

Kaitan dengan Standar Nasional Pendidikan Di dalam Standar Proses, dijelaskan tentang kriteria minimal proses pelaksanaan pembelajaran yang harus dilakukan guru. Salah satunya terkait dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam pembuatan RPP terdapat beberapa prinsip yang harus diikuti, dimana salah satunya adalah bahwa perencanaan pembelajaran harus dilakukan dengan memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik. Dapatkah Ibu/Bapak melihat keterkaitan antara prinsip ini dengan topik bahasan yang baru saja Ibu/bapak pelajari?

2.1.3 Mengetahui Kebutuhan Belajar Murid Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat melihat kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek.

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 10

Gambar 1. Carol Ann Tomlinson Sumber: news.virginia.edu

Ketiga aspek tersebut adalah: ● Kesiapan belajar murid (readiness) ● Minat murid ● Profil belajar murid Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar/ readiness), jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), atau jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar). Mari kita bahas satu persatu ketiga aspek tersebut.

11 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

1. Kesiapan Belajar (Readiness) Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata “Kesiapan Belajar”? Bayangkanlah situasi berikut ini: Dalam pelajaran bahasa Indonesia, setelah menjelaskan dan memberikan kesempatan murid-muridnya untuk mengeksplorasi beragam teks narasi, bu Renjana meminta murid-muridnya membuat sebuah draf contoh teks narasi sendiri. Ia kemudian melakukan asesmen terhadap draf teks yang telah dibuat oleh muridmuridnya. Setelah melakukan asesmen, ia menemukan bahwa ada tiga kelompok murid di kelasnya. ● Kelompok A adalah murid yang telah memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang baik dan memiliki kosakata yang cukup kaya. Mereka juga cukup mandiri dan percaya diri dalam bekerja. ● Kelompok B adalah murid yang memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang baik, namun kosakatanya masih terbatas. ● Kelompok C adalah murid yang belum memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang baik dan kosakatanya pun terbatas. Informasi yang didapatkan ini kemudian digunakan oleh bu Renjana untuk merencanakan pembelajaran di tahapan berikutnya, dimana ia memberikan bantuan lebih banyak untuk murid-murid yang belum memiliki keterampilan menulis dan memberikan lebih sedikit bantuan untuk murid-murid yang telah memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang baik.

Dalam contoh di atas, Bu Renjana mengidentifikasi kebutuhan belajar dengan melihat kesiapan belajar. Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka dan memberikan mereka tantangan, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi atau keterampilan baru tersebut. Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001: 46) mengatakan bahwa merancang pembelajaran mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik, biasanya Anda akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Saat Anda mengajar, menyesuaikan

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 12

“tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan murid akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas Anda. Tombol-tombol dalam equalizer tersebut sebenarnya menggambarkan beberapa perspektif yang dapat kita gunakan untuk menentukan tingkat kesiapan belajar murid. Dalam modul ini, kita hanya akan mencoba membahas 6 dari beberapa contoh perspektif yang terdapat dalam Equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlinson (2001: 47) tersebut. A. Bersifat mendasar -- Bersifat transformatif Saat murid dihadapkan pada sebuah ide yang baru, yang mungkin belum dikuasainya, mereka akan membutuhkan informasi pendukung yang jelas, sederhana, dan tidak bertele-tele untuk dapat memahami ide tersebut. Mereka juga akan perlu waktu untuk berlatih menerapkan ide-ide tersebut. Selain itu, mereka juga membutuhkan bahanbahan materi dan tugas-tugas yang bersifat mendasar serta disajikan dengan cara yang membantu mereka membangun landasan pemahaman yang kuat. Sebaliknya, saat murid dihadapkan pada ide-ide yang telah mereka kuasai dan pahami, tentunya mereka membutuhkan informasi yang lebih rinci dari ide tersebut. Mereka perlu melihat bagaimana ide tersebut berhubungan dengan ide-ide lain untuk menciptakan pemikiran baru. Kondisi seperti itu membutuhkan bahan dan tugas yang lebih bersifat transformatif. B. Konkret - Abstrak. Di lain kesempatan, guru mungkin dapat mengukur kesiapan belajar murid dengan melihat apakah mereka masih di tingkatan perlu belajar secara konkret, sehingga mereka mungkin masih perlu belajar dengan menggunakan beragam alat-alat bantu berupa benda konkret atau contoh-contoh konkret, atau apakah murid sudah siap bergerak mempelajari sesuatu yang lebih abstrak, sehingga mereka mungkin mulai dapat diperkenalkan dengan konsep-konsep yang lebih abstrak.

13 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

C. Sederhana - Kompleks. Beberapa murid mungkin perlu bekerja dengan materi lebih sederhana dengan satu abstraksi atau esensi pada satu waktu, sementara murid yang lain mungkin sudah bisa menangani kerumitan berbagai abstraksi pada satu waktu. D. Terstruktur - Terbuka (Open Ended) Saat menyelesaikan tugas, kadang-kadang ada murid-murid yang masih memerlukan struktur yang jelas, sehingga tugas untuk mereka perlu ditata dengan tahapan yang jelas dan cukup rinci, di mana mereka tidak memiliki terlalu banyak keputusan untuk dibuat. Sementara mungkin murid-murid lainnya sudah siap untuk menjelajah dan menggunakan kreativitas mereka. E. Tergantung (dependent) - Mandiri (Independent) Walaupun pada akhirnya kita mengharapkan bahwa semua murid kita dapat belajar, berpikir, dan menghasilkan pekerjaan secara mandiri, namun sama seperti tinggi badan, mungkin seorang anak akan lebih cepat bertambah tinggi daripada yang lain. Dengan kata lain, beberapa murid mungkin akan siap untuk kemandirian yang lebih awal daripada yang lain. F. Lambat - Cepat Beberapa murid dengan kemampuan yang baik dalam suatu mata pelajaran mungkin perlu bergerak cepat melalui materi yang telah ia kuasai dan diberikan sedikit tantangan. Tetapi di lain waktu, murid yang sama mungkin akan membutuhkan lebih banyak waktu daripada yang lain untuk mempelajari topik yang lain.

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 14

Gambar 2. Adaptasi dari "the Equalizer" (Tomlinson 2001: 47)

Perlu diingat bahwa kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan pengetahuan atau keterampilan baru yang akan diajarkan. Adapun tujuan memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar ini adalah untuk memastikan bahwa semua siswa diberikan pengalaman belajar yang menantang secara tepat (Santangelo & Tomlinson (2009) dalam Joseph et.al (2013: 29)). Berikut ini adalah contoh seorang guru yang memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan belajar (Readiness): Ibu Lili akan mengajar pelajaran Matematika. Tujuan Pembelajaran yang ia tetapkan adalah: murid dapat menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling bangun datar.

15 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Berdasarkan asesmen yang ia buat saat pembelajaran sebelumnya, ia melihat beberapa muridnya telah memiliki pemahaman konsep keliling yang baik, namun beberapa murid lainnya belum memiliki pemahaman tersebut. Ia juga mencatat, bahwa ada anak-anak yang juga belum lancar melakukan operasi hitung. Ia kemudian melakukan kegiatan pembelajaran seperti di bawah ini: Kesiapan belajar

Kegiatan Pembelajaran

Untuk murid yang telah memahami konsep keliling; dan dapat melakukan operasi hitung dasar.

Murid diminta mengerjakan soal-soal tantangan yang mengaplikasikan konsep keliling dalam kehidupan sehari-hari. murid akan diminta untuk bekerja secara mandiri dan saling memeriksa pekerjaan masing-masing.

Untuk murid yang telah memahami konsep keliling namun belum lancar dalam melakukan operasi hitung dasar.

Murid menghitung keliling bangun datar menggunakan bantuan benda-benda konkret untuk (misalnya menggunakan lidi). Murid menerapkan strategi “3 before me” (bertanya kepada 3 teman sebelum bertanya langsung pada guru). Guru akan sesekali datang ke kelompok ini untuk memastikan tidak ada miskonsepsi. Setelah pelajaran selesai, ia memberikan murid-murid ini latihan berhitung tambahan untuk memperlancar kemampuan menghitung mereka.

Untuk murid yang belum memahami konsep keliling.

Murid akan mendapatkan pembelajaran eksplisit tentang konsep keliling dan kemudian akan berlatih menyelesaikan soal dengan bimbingan guru. Guru akan memberikan scaffolding dalam proses ini. Catatan: Scaffolding adalah suatu teknik pembelajaran di mana murid diberikan sejumlah bantuan, kemudian perlahan-lahan diadakan pengurangan terhadap bantuan tersebut hingga murid pada akhirnya dapat menunjukkan kemandirian yang lebih besar dalam proses pembelajaran.

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 16

2. Minat Murid Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa tujuan melakukan pembelajaran yang berbasis minat, diantaranya adalah sebagai berikut: ● membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar; ● mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran; ● menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan; ● meningkatkan motivasi murid untuk belajar.

Minat sebenarnya dapat kita lihat dalam 2 perspektif. Yang pertama sebagai minat situasional. Dalam perspektif ini, minat merupakan keadaan psikologis yang dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan pengaruh, yang dialami pada saat tertentu. Seorang anak bisa saja tertarik saat seorang gurunya berbicara tentang topik hewan, meskipun sebenarnya ia tidak menyukai topik tentang hewan tersebut, karena gurunya berbicara dengan cara yang sangat menghibur, menarik dan menggunakan berbagai alat bantu visual. Yang kedua, minat juga dapat dilihat sebagai sebuah kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu. Minat ini disebut juga dengan minat individu. Seorang anak yang memang memiliki minat terhadap hewan, maka ia akan tetap tertarik untuk belajar tentang hewan meskipun mungkin saat itu guru yang mengajar sama sekali tidak membawakannya dengan cara yang menarik atau menghibur. Karena minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran, maka memahami kedua perspektif tentang minat di atas akan membantu guru untuk dapat mempertimbangkan bagaimana ia dapat mempertahankan atau menarik minat murid-muridnya dalam belajar.

17 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menarik minat murid diantaranya adalah dengan: - menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian murid (misalnya dengan humor, menciptakan kejutan-kejutan, dsb); - menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid; - mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid, - menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid dapat memecahkan persoalan (problem-based learning). Seperti juga kita orang dewasa, murid juga memiliki minat sendiri. Minat setiap murid tentunya akan berbeda-beda. Sepanjang tahun, murid yang berbeda akan menunjukkan minat pada topik yang berbeda. Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah untuk "menghubungkan" murid pada pelajaran untuk menjaga minat mereka. Dengan menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid. Hal lain yang perlu disadari oleh guru terkait dengan pembelajaran berbasis minat adalah bahwa minat murid dapat berkembang. Pembelajaran berbasis minat seharusnya tidak hanya dapat menarik dan memperluas minat murid yang sudah ada, tetapi juga dapat membantu mereka menemukan minat baru. Untuk membantu guru mempertimbangkan pilihan yang mungkin dapat diberikan pada murid, guru dapat mempertimbangkan area minat dan moda ekspresi yang mungkin digunakan oleh murid-murid mereka. (Tomlinson, 2001)

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 18

Gambar 3. Fokus Pada Minat (Tomlinson, 2001: 56)

Perlu diingat bahwa daftar di atas hanya sebagai contoh. Daftar tersebut tentunya masih dapat ditambah atau diperluas. Di bawah ini adalah contoh guru yang memperhatikan kebutuhan belajar berdasarkan minat murid-muridnya: Ibu Putik ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat teks prosedur. Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat teks prosedur, Bu Putik lalu meminta murid berlatih membuat sendiri teks prosedur tersebut. Setiap murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan minat mereka. Misalnya, anak yang memiliki minat terhadap memasak, boleh membuat teks prosedur tentang bagaimana cara memasak makanan tertentu. Murid yang memiliki minat terhadap kerajinan tangan boleh membuat teks prosedur tentang membuat sebuah produk kerajinan tangan tertentu, dan sebagainya. Keterampilan yang dilatih tetap sama, yaitu membuat teks prosedur, walaupun topiknya mungkin berbeda.

19 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

3. Profil Belajar Murid Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan dari memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara alami dan efisien. Sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri. Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka. Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah beberapa diantaranya: ● Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat

kebisingan,

jumlah

cahaya,

apakah

lingkungan

belajarnya

terstruktur/tidak terstruktur, dsb. Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb. ● Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal impersonal. ● Preferensi gaya belajar. Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru. Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu: 1. visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, diagram, power point, catatan, peta konsep, graphic organizer, dsb); 2. auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi, mendengarkan musik); 3. kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya sambil bergerak, melakukan kegiatan hands on, dsb).

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 20

Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka penting bagi guru untuk berusaha untuk menggunakan kombinasi gaya mengajar. ● Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences): Teori tentang kecerdasan majemuk menjelaskan bahwa manusia sebenarnya memiliki delapan kecerdasan berbeda yang mencerminkan berbagai cara kita berinteraksi dengan dunia. Kecerdasan tersebut adalah visual-spasial, musical, bodilykinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logicmatematika.

Berikut ini adalah contoh bagaimana seorang guru memperhatikan kebutuhan belajar berdasarkan profil belajar murid: Pak Neon akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid dapat mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Kemudian, dari proses memperhatikan kebutuhan belajar murid-muridnya, Pak Neon mengetahui mana murid-muridnya yang merupakan pemelajar visual, pemelajar auditori, dan pemelajar kinestetik. Untuk memenuhi kebutuhan belajar muridmuridnya tersebut, Pak Neon lalu memutuskan untuk melakukan beberapa hal berikut ini: 1. Saat mengajar, Pak Neon: - menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan. - menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh murid. - membuat beberapa sudut belajar atau display informasi yang ditempel di tempat-tempat berbeda untuk memberikan kesempatan murid bergerak saat mengakses informasi. 2. Saat memberikan tugas, Pak Neon memperbolehkan murid-muridnya memilih cara mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Murid boleh menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar, tulisan, rekaman wawancara maupun performance atau role-play.

Guru dapat mengetahui kebutuhan belajar murid dengan berbagai cara. Berikut ini adalah beberapa contoh cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk mengetahui kebutuhan belajar murid: ● mengamati perilaku murid-murid mereka;

21 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

● mencari tahu pengetahuan awal yang dimiliki oleh murid terkait dengan topik yang akan dipelajari; ● melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka saat ini, dan kemudian mencatat kebutuhan yang diungkapkan oleh informasi yang diperoleh dari proses penilaian tersebut; ● mendiskusikan kebutuhan murid dengan orang tua atau wali murid; ● mengamati murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas; ● bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid; ● membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya untuk melihat komentar dari guru-guru sebelumnya atau melihat pencapaian murid sebelumnya; ● berbicara dengan guru murid sebelumnya; ● membandingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan tingkat pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan oleh murid saat ini; ● menggunakan berbagai penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa murid telah berada dalam level yang sesuai; ● melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan belajar murid; ● mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka sendiri untuk mengetahui efektivitas pembelajaran mereka; ● dll.

Daftar di atas hanya beberapa contoh saja. Masih banyak cara lain yang dapat guru lakukan untuk mendapatkan informasi atau mengidentifikasi kebutuhan belajar muridmuridnya. Dapatkah Bapak/Ibu mengidentifikasi kebutuhan belajar murid dengan cara lainnya?

Mendapatkan informasi tentang kebutuhan belajar murid, tidak selalu harus melibatkan sebuah kegiatan yang rumit. Guru yang memperhatikan dengan saksama hasil penilaian formatif, perilaku murid, refleksi murid, dan terbiasa mendengarkan

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 22

dengan baik murid-muridnya biasanya akan lebih mudah mengetahui kebutuhan belajar murid-muridnya. Membuat catatan tentang profil murid juga akan sangat membantu guru menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan muridmuridnya.

----------------------------------------------------Selamat! Anda telah menyelesaikan materi pembelajaran untuk tahapan ini. Untuk membantu Anda mengonsolidasikan pemahaman Anda dan mempersiapkan diri untuk sesi pembelajaran berikutnya, kami mohon Bapak/Ibu dapat menyelesaikan Tugas 3 berikut ini. Tugas 3 Setelah membaca materi di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi! 2. Mengapa kita perlu memperhatikan kebutuhan belajar murid? 3. Sebagai guru, apa yang dapat kita lakukan untuk mengetahui kebutuhan belajar murid-murid kita? Apa saja yang perlu dipertimbangkan? Unggahlah jawaban Bapak/Ibu di LMS.

Kaitan dengan Standar Nasional Pendidikan Kemampuan guru untuk memahami tujuan pembelajaran dengan baik akan menjadi salah satu kunci bagi suksesnya implementasi pembelajaran berdiferensiasi. Untuk dapat memahami tujuan pembelajaran, guru perlu mengetahui apa sebenarnya kompetensi yang diharapkan, baik dalam ranah pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, yang harus dapat dicapai oleh murid dalam suatu mata pelajaran di jenjang dan waktu tertentu. Kompetensikompetensi ini dapat dibaca oleh guru di dalam dokumen Standar Isi. Oleh karena itu, guru perlu secara cermat membaca dan memahami Standar Isi dengan baik agar dapat menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai. Jika guru telah memiliki pemahaman yang baik terkait dengan tujuan, akan lebih mudah bagi guru untuk menentukan tahapan-

23 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

tahapan dalam proses belajar murid dan memutuskan strategi pembelajaran seperti apa yang akan dilakukan.

Peran Fasilitator: 1. Mendorong dan memotivasi CGP untuk menyelesaikan tugas 3. 2. Fasilitator juga akan memberikan masukan kepada CGP melalui LMS. Catatan untuk Fasilitator: Selain teori yang disampaikan oleh Tomlinson, Fasilitator juga perlu mempelajari teori-teori tentang pembelajaran lainnya. Teori multiple intelligence dari Howard Gardner, teori pembelajaran konstruktivisme dari Vygotsky, concept based learning dari Lynn Ericson, understanding by design dari Wiggins and Mc. Tighe juga akan menjadi literatur penting dalam pembahasan konsep pembelajaran berdiferensiasi ini. Fasilitator juga harus memahami bahwa diferensiasi pembelajaran bukan hanya dapat dilakukan dalam 3 bentuk (konten, proses, produk), tetapi juga bentuk lainnya, misalnya diferensiasi lingkungan belajar. Jika nanti dalam proses diskusi, CGP ada yang membawa topik ini dalam diskusi, maka fasilitator harus mengapresiasi pengetahuan CGP tersebut.

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 24

Pembelajaran 2.2 - Eksplorasi Konsep Kutipan untuk hari ini Apakah satu ukuran selalu cocok untuk semua? (Justin Tarte)

Durasi: 1 JP Moda: Forum diskusi asinkronus Tujuan Pembelajaran Khusus: ● CGP dapat menganalisis penerapan diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk; ● CGP dapat menyimpulkan apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi.

Selamat datang Ibu/Bapak Calon Guru Penggerak di sesi Pembelajaran ini! Untuk mengawali pembelajaran di tahapan ini, silahkan membaca pertanyaan pemantik berikut ini. Pertanyaan-pertanyaan ini tidak perlu dijawab langsung, namun hanya digunakan untuk memprovokasi pemikiran Ibu/Bapak. Pertanyaan Pemantik untuk Pembelajaran ini: 1. Bagaimana saya mengelola pembelajaran secara efektif sehingga dapat memenuhi kebutuhan belajar murid saya? 2. Bagaimana murid saya harus belajar, difasilitasi pembelajarannya dan berinteraksi satu sama lain? 3. Bagaimana mereka menunjukkan pemahaman atau hasil pembelajaran mereka? Apa yang akan mereka hasilkan sebagai produk? 4. Apa peran penilaian formatif dan sumatif dalam pembelajaran berdiferensiasi ? Cermati 2 video berikut ini dan catatlah minimal 3 hal penting yang disampaikan video tersebut. Berikut ini video yang harus Anda lihat yang terdapat dalam LMS:

25 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

1. Video penjelasan tentang diferensiasi konten, proses dan produk 2. Video lingkungan yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi Setelah menyaksikan video-video tersebut, untuk lebih memperdalam pemahaman tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi, silahkan membaca artikel tentang penilaian berikut ini. Peran Penilaian dalam Pembelajaran Berdiferensiasi Anda tentu tahu dan mungkin pernah berhubungan dengan seorang dokter. Dalam bekerja, ketika seorang dokter membantu pasiennya, maka yang akan ia lakukan adalah menegakkan diagnosis. Diagnosis yang ia buat tentunya didasarkan pada pengetahuan dan ilmu sains kedokteran yang telah ia pelajari. Namun, dokter tidak hanya dapat bekerja berdasarkan diagnosis. Ia juga perlu membangun rasa percaya pasien agar si pasien mau mengikuti apa yang ia sarankan untuk mereka. Tanpa rasa percaya dari si pasien, apa yang disarankan oleh dokter mungkin tidak akan dilakukan oleh si pasien. Nah, agar dapat tercipta rasa saling percaya, maka dokter yang baik akan membangun hubungan komunikasi yang baik, jujur, dan terbuka kepada pasiennya. Dokter hanya akan meresepkan obat setelah ia menegakkan diagnosis. Sama seperti seorang dokter, seorang guru juga akan berada dalam situasi yang mungkin serupa. Saat ia mengajar, ia akan mendasarkan praktiknya pada pengetahuan dan keterampilan yang ia miliki yang berhubungan dengan mata pelajaran yang ia ampu dan ilmu pedagogi. Namun demikian, ia juga harus membangun komunikasi dan kepercayaan murid-muridnya, agar murid-muridnya tersebut mau mengikuti instruksi dan saran-saran yang ia berikan. Tanpa membangun rasa percaya dan komunikasi yang baik, tidak akan terjadi hubungan positif antara murid dan guru, sehingga akan sulit bagi guru untuk memotivasi murid untuk mencapai tujuannya. Baik guru maupun dokter sebenarnya sama-sama melakukan asesmen. Lewat proses asesmen ini, Dokter akan menghasilkan diagnosa tentang pasiennya sedangkan guru akan menemukan kebutuhan belajar muridnya. Guru juga perlu berkomunikasi dan membangun hubungan saling percaya dengan murid-muridnya untuk mengetahui perasaan, latar belakang, keinginan, minat dari murid-muridnya. Kesemua informasi tersebut kemudian akan digunakan oleh guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai untuk murid-murid mereka, dengan

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 26

harapan murid-murid akan merespon dengan baik pembelajaran yang telah dirancangnya. Proses mengidentifikasi kebutuhan murid inilah yang terkadang terlewat dilakukan oleh guru. Padahal, sama seperti seorang dokter, ia tidak bisa meresepkan obat tanpa diagnosis. Demikian pula seharusnya seorang guru. Tanpa mengetahui kebutuhan belajar murid, akan sulit baginya untuk bisa memberikan pengalaman belajar yang tepat untuk murid-muridnya. Dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi, proses penilaian memegang peranan yang sangat penting. Guru diharapkan memiliki pemahaman yang berkembang secara terus menerus tentang kemajuan akademik murid-muridnya agar ia bisa merencanakan pembelajaran sesuai dengan kemajuan tersebut. Guru diharapkan dapat mengetahui dimana posisi murid-muridnya saat mereka akan belajar dan mengaitkannya dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Ini tentunya akan berbeda-beda untuk setiap murid, untuk setiap mata pelajaran, untuk setiap materi, dan bahkan untuk setiap waktu, karena kondisi psikologis dan kemampuan seorang anak mungkin saja berbeda dari waktu ke waktu. Penilaian, dalam hal ini akan berfungsi seperti sebuah kompas yang mengarahkan dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi. Tomlinson & Moon (2013: 18) mengatakan bahwa penilaian adalah proses mengumpulkan, mensintesis, dan menafsirkan informasi di kelas untuk tujuan membantu pengambilan keputusan guru. Ini mencakup berbagai informasi yang membantu guru untuk memahami murid mereka, memantau proses belajar mengajar, dan membangun komunitas kelas yang efektif. Di dalam kelas, kita dapat memandang penilaian dalam 3 perspektif: 1. Assessment for learning - Penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berfungsi sebagai penilaian formatif. Sering disebut sebagai penilaian yang berkelanjutan (ongoing assessment) 2. Assessment of learning - Penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Berfungsi sebagai penilaian sumatif 3. Assessment as learning - Penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan murid-murid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Penilaian ini juga dapat berfungsi sebagai penilaian formatif.

27 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi, penilaian formatif memegang peranan yang sangat penting. Mengapa? Berbeda dengan penilaian sumatif yang biasanya dilakukan setelah sebuah unit atau proses pembelajaran selesai -- sehingga biasanya hasilnya digunakan untuk membuat keputusan tentang sang anak, misalnya untuk memutuskan nilai rapor anak, kenaikan kelas, dsb -- maka penilaian formatif dilakukan saat proses pembelajaran masih berlangsung. Penilaian formatif ini bersifat memonitor proses pembelajaran, dan dilakukan secara berkelanjutan serta konsisten, sehingga akan membantu guru untuk memantau pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan murid yang berkembang terkait dengan topik atau materi yang sedang dipelajari. Hasil dari penilaian ini akan menjadi sumber yang sangat berharga untuk mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid, sehingga lewat proses ini, guru akan dapat mengetahui bagaimana ia dapat melanjutkan proses pengajaran yang ia lakukan dan memaksimalkan peluang bagi tercapainya pertumbuhan dan kesuksesan murid dalam materi atau topik tersebut. Lalu seperti apa dan bagaimana melakukan penilaian formatif ini? Karena sifatnya memonitor pembelajaran, maka penilaian formatif ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi dan tidak hanya dapat dilakukan secara tertulis. Penilaian ini dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan setiap hari, misalnya lewat mengamati, menanya, merefleksi, berdiskusi (baik dengan teman sebaya maupun guru), dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa contoh strategi penilaian formatif, selain yang mungkin telah sering dilakukan guru dalam bentuk tes tertulis: 1. Tiket Keluar. Guru memberikan pertanyaan yang diajukan kepada semua murid sebelum kelas berakhir. Murid menulis jawaban mereka pada kartu atau selembar kertas dan menyerahkannya saat mereka keluar kelas. Teknik penilaian formatif ini melibatkan semua murid dan memberikan bukti yang sangat penting tentang pembelajaran saat itu bagi guru. 2. Tiket Masuk. Guru juga bisa memberikan sebuah pertanyaan kepada semua murid sebelum pelajaran dimulai. Jawaban murid dapat digunakan untuk menilai pemahaman awal murid terkait dengan materi yang akan didiskusikan atau sebagai ringkasan pemahaman murid terhadap materi hari sebelumnya. 3. Berbagi 30 Detik. Dengan strategi ini, murid secara bergiliran berbagi apa yang telah ia pelajari dalam pelajaran selama 30 detik. Target yang Anda cari dalam kegiatan ini adalah bagaimana pemahaman murid dikaitkan dengan kriteria keberhasilan yang diharapkan. Dapat dijadikan sebagai rutinitas di akhir

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 28

4.

5.

6.

7.

8.

pelajaran sehingga semua murid memiliki kesempatan untuk berpartisipasi, berbagi wawasan, dan mengklarifikasi apa yang dipelajari. Nama dalam toples. Guru bisa meminta murid menulis nama mereka di selembar potongan kertas & kemudian memasukkannya dalam toples. Guru kemudian bisa mengajukan sebuah pertanyaan tentang konsep kunci yang sedang dipelajari, kemudian secara random mengambil sebuah potongan kertas di toples, dan meminta beberapa anak yang namanya tertulis di potongan kertas tersebut menjawab pertanyaan secara bergantian. 3-2-1. Di akhir pembelajaran, strategi ini memberikan murid cara untuk merangkum atau bahkan mempertanyakan apa yang baru saja mereka pelajari. Tiga petunjuk dapat disediakan bagi murid untuk menanggapi yaitu: 3 hal yang tidak murid ketahui sebelumnya, 2 hal yang mengejutkan murid tentang topik tersebut, 1 hal yang ingin murid mulai lakukan dengan apa yang telah dipelajari. Refleksi. Apapun bentuk refleksi yang dilakukan, refleksi dapat menjadi alat penilaian formatif yang sangat berguna bagi guru untuk mengetahui sejauh mana pemahaman murid dan apa yang masih menjadi kebingungan mereka. Pojok pemahaman. Minta murid pergi ke pojok-pojok kelas sesuai dengan pemahaman mereka. Jika mereka tidak memahami topik yang sedang dibahas, mereka dapat pergi ke salah satu sudut dengan murid yang memiliki tingkat pemahaman yang sama. Sementara jika sudah memahami, mereka dapat pergi ke sudut yang lain. Ini dapat menjadi informasi buat guru, misalnya jika guru ingin memasangkan murid yang “sudah mengerti” dengan murid yang kesulitan dan meminta murid berkolaborasi untuk memahami materi yang menantang. Strategi 5 jari. Minta murid mendeskripsikan pemahaman mereka terkait topik yang diajarkan dengan menggunakan 5 jari. 5 jika mereka sudah paham sekali, 1 jika mereka tidak paham sama sekali. Cara ini cukup cepat dan mudah untuk mengetahui gambaran umum pemahaman murid. Jika guru ingin mengetahui secara lebih spesifik, tentu saja guru perlu untuk menggali lebih dalam dari sumber-sumber lainnya.

Masih banyak lagi strategi penilaian formatif yang dapat digunakan oleh guru, tanpa harus selalu membuat penilaian tertulis. Penilaian secara tertulis tentu saja juga masih akan diperlukan, namun guru dapat memvariasikannya dengan strategi-strategi penilaian yang lain juga. Mendengarkan dengan saksama saat murid berdiskusi atau bertanya, memperhatikan hasil pekerjaan tertulis mereka, juga dapat menjadi cara yang sangat berguna untuk mengetahui kebutuhan belajar murid. Pada intinya,

29 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

kemampuan menilai dan menganalisis hasil penilaian ini akan menjadi keterampilan yang sangat penting bagi guru, jika mereka ingin dapat mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi dengan sukses. *Beberapa contoh strategi disini diambil dari artikel yang berjudul “27 easy formative assessment strategies for gathering evidence of student learning” yang dapat diakses melalui tautan berikut ini https://www.nwea.org/blog/2019/27-easyformative-assessment-strategies-for-gathering-evidence-of-student-learning/

Kaitan dengan Standar Nasional Pendidikan Di dalam Standar Penilaian, disebutkan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Dari deskripsi tentang tujuan ini, dapat kita lihat benang merah antara pembelajaran berdiferensiasi dengan upaya pemenuhan Standar Penilaian ini. Mengapa? Karena di dalam konsep pembelajaran berdiferensiasi, proses penilaian memiliki peranan yang sangat penting. Kemampuan guru yang baik dalam melakukan penilaian menggunakan berbagai strategi serta menganalisis hasilnya, akan membantu guru untuk dengan tepat menyesuaikan strategi pembelajaran, dukungan yang harus ia berikan kepada muridmuridnya, serta konten seperti apa yang harus disampaikan. Semua penyesuaian terkait pembelajaran yang dibuat oleh guru tersebut akan bergantung pada data hasil penilaian yang dilakukan oleh guru. Dapatkah Ibu/Bapak melihat keterkaitan tersebut?

Setelah menyimak video dan membaca artikel tersebut, Bapak/Ibu akan mendapatkan kesempatan untuk mendiskusikan isi video dan artikel tersebut dengan rekan satu kelas Anda secara asinkron. Anda akan diminta memberikan pendapat tentang isi video dan artikel yang telah disaksikan dan dibaca tersebut.

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 30

Namun, sebelum Anda melakukan diskusi pada waktu yang telah ditentukan, mohon untuk membaca aturan untuk forum diskusi tersebut. Aturan forum diskusi asinkron: 1. Pastikan Anda sudah melihat video penjelasan tentang diferensiasi konten, proses, dan produk,

video tentang lingkungan belajar yang mendukung

pembelajaran berdiferensiasi, serta membaca artikel tentang peran penilaian dalam pembelajaran berdiferensiasi. 2. Diskusi asinkron ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman bersama tentang strategi melakukan pembelajaran berdiferensiasi. 3. Sikap berpikiran terbuka (open-minded) dan saling menghormati menjadi nilai dasar dari proses diskusi ini. 4. Baik fasilitator maupun CGP lain dapat menawarkan pandangan pribadi, tanggapan, juga respon atau menjawab hal-hal yang sedang didiskusikan.

Pertanyaan untuk diskusi daring: 1. Informasi atau fakta apa yang disampaikan dalam video dan artikel tersebut? 2. Gagasan baru apa yang Anda dapatkan dari video dan artikel yang Anda lihat? 3. Apakah yang menurut Anda akan sulit diimplementasikan? Mengapa? 4. Pertanyaan apakah yang masih Anda miliki atau klarifikasi apakah yang masih Anda perlukan terkait dengan isi video dan artikel tersebut? Karena ini adalah bagian akhir dari eksplorasi konsep sebelum Anda masuk ke alur belajar berikutnya, maka setelah sesi pembelajaran ini selesai, Anda akan diminta untuk menyimpulkan pemahaman Anda tentang pembelajaran berdiferensiasi dengan menggunakan Diagram Frayer. Diagram Frayer adalah pengatur grafis untuk membantu membangun pemahaman atas kosakata atau terminologi tertentu. Teknik ini menuntut seseorang untuk

31 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

mendefinisikan kosakata atau terminologi yang menjadi target dan menerapkan pemahamannya dengan mengidentifikasi apa yang merupakan contoh dan bukan contoh, memberi ciri, dan/atau mendeskripsikan arti kata tersebut. Informasi ini ditempatkan pada bagan yang dibagi menjadi empat bagian untuk memberikan representasi visual. Diagram ini dinamakan sebagai diagram Frayer karena dikembangkan pertama kali oleh Dorothy Frayer, seorang educational psychologist.

Gambar 4. Diagram Frayer Tugas 4: Silakan lengkapi diagram frayer tentang Pembelajaran Berdiferensiasi di atas. Jelaskanlah: -

Apa definisi pembelajaran berdiferensiasi?

-

Apa saja ciri-ciri/karakteristik pembelajaran berdiferensiasi?

-

Contoh-contoh pembelajaran berdiferensiasi?

-

Yang bukan merupakan contoh pembelajaran berdiferensiasi?

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 32

Setelah Anda melengkapi diagram tersebut, unggahlah pekerjaan Anda tersebut ke dalam folder pengumpulan tugas yang tersedia di LMS. Peran Fasilitator: 1. Memastikan CGP sudah menonton video-video berikut ini: a. Video Pembelajaran berdiferensiasi melalui diferensiasi konten, proses dan produk b. Video lingkungan yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi 2. Memastikan CGP sudah membaca artikel peran penilaian dalam pembelajaran berdiferensiasi. 3. Mengingatkan CGP untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi daring. 4. Ikut menanggapi diskusi di forum diskusi daring dan menilai keaktifan CGP dalam diskusi. Beberapa informasi tambahan untuk fasilitator: Silakan membaca beberapa literatur tentang pembelajaran berdiferensiasi untuk membantu Anda memfasilitasi diskusi. Salah satu yang menjadi acuan dalam modul ini adalah pemikiran-pemikiran Carol Ann Tomlinson dan beberapa artikel mengenai pembelajaran berdiferensiasi baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Selamat berdiskusi Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak!

33 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Pembelajaran 3 - Ruang Kolaborasi Kutipan untuk hari ini “Kolaborasi sering didengung-dengungkan sebagai 21st century skills, tapi sebenarnya kolaborasi ini adalah nilai luhur bangsa Indonesia yaitu gotong royong” (Iwan Syahril)

Durasi: 6 JP Moda: Diskusi Daring Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat melakukan refleksi kolaboratif untuk menganalisis implementasi pembelajaran berdiferensiasi.

Selamat datang kembali! Anda telah memasuki sesi pembelajaran ke-tiga! Semoga Anda senantiasa berada dalam keadaan sehat dan semangat dalam mengikuti rangkaian proses pembelajaran ini. Pertanyaan Pemantik untuk pembelajaran ke-3: Dengan tetap mengacu pada tujuan pembelajaran, bagaimana saya dapat: 1. memvariasikan materi berdasarkan kebutuhan belajar murid saya? 2. memvariasikan struktur, tingkat dukungan, dan tingkat kemandirian saat murid menyelesaikan tugas dan membuat produk hasil pembelajaran? 3. memvariasikan kompleksitas atau tingkat kesulitan tugas untuk mengakomodasi murid dengan berbagai tingkat kesiapan di kelas? 4. memvariasikan sifat produk hasil belajar agar murid dapat menyesuaikannya dengan minat mereka? Bagaimana kita bisa memberikan murid kesempatan untuk memilih bentuk ekspresi yang disukai atau yang sesuai gaya belajar mereka?

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 34

Dalam sesi pembelajaran ini, Anda akan kembali mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi, namun kali ini bentuknya akan sedikit berbeda, karena Anda tidak hanya akan berdiskusi dengan fasilitator, melainkan dengan sesama CGP. Ya, sesi kali ini disebut dengan Ruang Kolaborasi. Kali ini, kita akan mencoba berkolaborasi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang pembelajaran berdiferensiasi. Anda bersama rekan kelompok akan diminta untuk menganalisis skenario pembelajaran yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi yang beragam. Setiap kelompok hanya akan menganalisis satu skenario pembelajaran berdiferensiasi dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pemandu berikut ini: 1. Dari skenario pembelajaran yang telah ditelaah, apakah kebutuhan belajar murid yang berusaha dipenuhi oleh guru tersebut? Bagaimana cara guru tersebut menentukan kebutuhan belajar muridnya? 2. Strategi pembelajaran berdiferensiasi apa yang digunakan? 3. Bagaimana guru tersebut melakukan penilaian? Penentuan kelompok dan juga skenario mana yang akan dianalisis akan difasilitasi oleh Bapak/Ibu Fasilitator. Adapun skenario pembelajarannya adalah sebagai berikut ini:

35 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Beberapa Contoh Skenario Pembelajaran Berdiferensiasi Situasi 1 - TK Bu Ceria adalah guru TK A. Walaupun dalam masa pandemi, ia tetap ingin memastikan muridmuridnya terfasilitasi dengan baik 6 aspek perkembangannya. Salah satunya adalah aspek perkembangan kognitif. Hari ini Bu Ceria ingin murid-muridnya memperdalam pemahaman mereka tentang konsep korespondensi 1-1. Kemarin, sebenarnya ia telah memperkenalkan materi ini juga. Namun, saat ia melakukan tanya jawab singkat, ia masih melihat 4 orang murid sepertinya belum memiliki pemahaman yang baik tentang hal ini. Oleh karena itu, hari ini Bu Ceria telah mengatur pembelajarannya sebagai berikut: 1. Ia akan mengadakan pertemuan daring melalui Zoom dengan semua murid-muridnya selama 30 menit di pagi hari. Di dalam pertemuan ini, ia akan secara sekilas mereview kembali konsep korespondensi 1-1 ini melalui contoh. Mengapa sekilas? karena Bu Ceria sebenarnya telah melihat sebagian besar murid-muridnya telah memahami konsep tersebut. 2. Di akhir pertemuan daring, Bu Ceria menjelaskan apa yang harus dikerjakan oleh muridmuridnya di rumah secara asinkron. Karena ia ingin murid-murid dapat menerapkan konsep yang telah dipelajari sebelumnya, maka Instruksi yang ia berikan tersebut adalah: - Meminta murid-muridnya untuk mencari benda sebanyak yang ia instruksikan dan kemudian menggambarnya. Misalnya: a. 5 sendok di rumah b. 7 lembar daun kering di luar rumah c. 8 batu kerikil di sekitar rumah d. 10 buah tutup botol di dapur e. dsb. 3. Untuk memudahkan murid-muridnya, Bu Ceria menyajikan instruksinya dalam dua moda. a. secara tertulis yang kemudian ia kirim melalui pesan Whatsapp kepada orang tua murid. b. dengan audio, yang ia kirim juga melalui pesan suara di Whatsapp. 4. Saat murid bekerja, Bu Ceria meminta murid (dengan bantuan orang tua) untuk memfoto pekerjaan mereka dan mengirimkan kepadanya melalui Whatsapp, untuk kemudian ia nilai.

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 36

5. Karena tugas yang diberikan bu Ceria bersifat asinkron, maka bu Ceria memberikan kesempatan bagi murid untuk bekerja di waktu mereka sendiri, sehingga jika ada orang tua yang karena suatu hal belum dapat membantu, mereka dapat membantu anak-anaknya di waktu yang lebih sesuai dengan mereka. Namun demikian, bu Ceria tetap memberikan batas waktu pengerjaan untuk murid. 6. Untuk membantu 4 muridnya yang masih membutuhkan bantuan lebih, Bu Ceria telah mengatur dan membuat janji dengan orang tua dari keempat murid tersebut untuk bertemu secara daring dan memberikan penjelasan ulang. Bu Ceria menghabiskan beberapa menit untuk memeriksa pemahaman konseptual tentang korespondensi 1-1 dengan 4 anak tersebut. Saat bu Ceria merasa murid-murid tersebut telah mulai memahami konsepnya, dia kemudian memberikan kesempatan untuk murid mencoba mengerjakan tugas yang diberikan. Bu Ceria juga merekam penjelasannya dalam sebuah video singkat, yang ia kirimkan kepada orangtua keempat murid tersebut agar dapat dilihat kembali oleh murid-muridnya jika mereka masih bingung.

Situasi 2 - SD Pak Dermawan adalah guru Sekolah Dasar. Minggu depan, ia akan mengajar murid-muridnya materi tentang cara kerja salah satu sistem organ tubuh manusia yaitu sistem organ pencernaan. Saat merencanakan pembelajaran, Pak Dermawan mempersiapkan beberapa sumber belajar yang menurutnya akan membantu murid-muridnya belajar sesuai dengan kebutuhannya. Sumber daya belajar yang ia siapkan diantaranya adalah: 1. Sebuah poster diagram yang menunjukkan bagian-bagian organ pencernaan yang dipinjam dari perpustakaan. 2. Berbagai bacaan yang memuat pembahasan tentang bagaimana organ pencernaan bekerja dari beberapa sumber. Ada yang berupa: - Beberapa buku bacaan dengan tingkat kesulitan berbeda-beda (yang juga ia pinjam dari perpustakaan) yang memuat informasi tentang cara kerja sistem organ pencernaan. - artikel yang ia ambil dari majalah anak (kebetulan ada pembahasan tentang sistem pencernaan dengan bahasa yang lebih sederhana). - Komik sains milik salah satu muridnya (di minggu sebelumnya, ia sudah menanyakan pada murid-muridnya apakah ada yang memiliki sumber belajar yang

37 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

berhubungan dengan sistem organ pencernaan. Kebetulan, ada satu muridnya yang memiliki komik sains, dan diminta untuk membawanya ke sekolah). 3. Di kelas Pak Dermawan tidak ada komputer. Tetapi Pak Dermawan tetap mencoba mengunduh lewat handphonenya sebuah video singkat yang menjelaskan tentang bagaimana organ pencernaan bekerja. Video ini kemudian ia tonton sebelumnya (untuk memastikan isinya sesuai dan cocok dengan apa yang ia ingin anak-anak pahami), dan kemudian ia simpan di handphonenya tersebut. Rencananya, ia hanya akan menunjukkan video itu melalui handphone jika ada murid tertentu yang masih membutuhkan bantuan lebih. 4. Pak Dermawan juga membuat kartu-kartu pertanyaan yang dapat digunakan untuk membantu murid mengkonstruksi sendiri pemahaman mereka tentang cara kerja sistem organ pencernaan (dengan menjawab pertanyaan) 5. Pak Dermawan lalu mempersiapkan daftar kegiatan lengkap dengan instruksinya. Misalnya: - membaca buku/artikel/komik/ dsb; - mengamati poster/diagram, mendiskusikannya, dan kemudian membuat ringkasan untuk menunjukkan pemahaman tentang isi poster tersebut; - mewawancarai petugas UKS; - menjawab kartu-kartu pertanyaan. Aktivitas-aktivitas tersebut, walaupun berbeda-beda, namun semuanya bertujuan agar murid memahami cara kerja sistem pencernaan. Pak Dermawan pun siap mengajar. 6. Di awal pembelajaran, Pak Dermawan memberikan penjelasan kepada semua murid yang ada di kelasnya tentang tujuan pembelajaran dan konsep kunci yang ia ingin anakanak kuasai. Lewat proses tanya jawab dan contoh-contoh, ia juga memastikan bahwa murid-muridnya memahami apa yang dimaksud dengan ‘sistem’. 7. Setelah itu, ia meminta murid-muridnya mulai bekerja dalam kelompok. Untuk penugasan kali ini, Pak Dermawan telah mengelompokkan murid berdasarkan tingkat kemampuan murid membaca. Hal ini karena tugas pertama yang harus dilakukan oleh setiap kelompok adalah membaca materi bacaan terlebih dulu. Pak Dermawan menyesuaikan teks yang dibaca tiap kelompok dengan kemampuan membaca mereka. 8. Pak Dermawan menjelaskan pada murid-muridnya, bahwa dalam satu minggu tersebut, setiap kelompok akan mendapat target untuk menyelesaikan kegiatan yang telah disiapkan oleh Pak Dermawan tersebut. Keputusan tentang kegiatan mana yang ingin dilakukan lebih dulu diserahkan sepenuhnya kepada murid. Yang jelas, mereka

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 38

diberikan kesempatan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut pada saat jam pelajaran IPA di minggu tersebut. 9. Selama proses murid melakukan kegiatan, Pak Dermawan memastikan ia mengobservasi dan memantau pemahaman murid-muridnya. Ia mendatangi tiap kelompok, mengajukan pertanyaan dan memberi pertanyaan lanjutan kepada muridmurid yang memerlukan bantuan atau perlu diberikan tantangan lebih. Ia misalnya menunjukkan video lewat handphonenya kepada beberapa anak yang tampak masih kesulitan. Membantu mereka memahami konsep-konsep kunci dengan kosakatakosakata sederhana yang kemudian ia display di kelas. Pak Dermawan juga membuat catatan-catatan penilaian selama proses ini. Setiap jawaban murid, pertanyaan murid, ia perhatikan. Ia gunakan informasi ini untuk menyesuaikan tingkat bantuan yang ia berikan pada murid. 10. Pak Dermawan kemudian melakukan penilaian untuk mengetahui sejauh mana muridmuridnya memahami materi tersebut. Ia kemudian membuat penilaian berjenjang (tier assessment) - Untuk murid-murid yang kemampuannya kurang, ia menugaskan mereka untuk menjelaskan alur pencernaan dalam sebuah diagram alur sederhana yang dilengkapi penjelasan singkat, dengan menggunakan kosakata sederhana, sesuai dengan yang telah mereka pelajari dan bahkan telah di display di kelas. - Untuk murid-murid yang kemampuannya sedang, ia meminta mereka membuat sebuah cerita narasi tentang alur pencernaan dengan kosakata yang lebih bervariasi. - Untuk murid-murid yang kemampuannya tinggi, ia meminta mereka membuat sebuah cerita kreatif dari perspektif ‘seorang’ makanan yang menarasikan alur pencernaan. Melalui tugas ini, penyusunan kalimat dan pemilihan kosakata yang digunakan tentunya sudah lebih sulit.

Situasi 3 - SMP Pak Dudidam, seorang guru SMP, ingin mengajarkan murid-muridnya materi tentang iklan. Tujuan pembelajarannya adalah murid-murid dapat menangkap makna secara kontekstual terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari iklan tentang produk dan jasa.

39 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Pak Dudidam lalu membuat skenario pembelajaran sbb: 1. Diskusi Seluruh Kelas Di awal pembelajaran. Pak Dudidam melakukan diskusi untuk memperkenalkan murid pada topik tentang iklan dengan menggunakan beberapa Pertanyaan Pemandu seperti: - Apa yang membedakan antara iklan dengan bentuk tulisan lain? - Iklan apa yang benar-benar menarik untuk kalian? - Apakah dibutuhkan biaya untuk membuat sebuah iklan? - Jenis pekerjaan apa yang tersedia dalam periklanan? 2. Kerja Individu/Pasangan/Kelompok Kecil Setelah itu, Pak Dudidam meminta murid melakukan kegiatan Tulis---Berbagi dengan pasangan--Berbagi dengan pasangan lain. - Secara individu, murid akan diminta menulis tiga hingga lima iklan yang menarik bagi mereka. - Mereka lalu berbagi apa yang dituliskan dengan satu teman lain (secara berpasangan). Saat berbagi, mereka boleh menambahkan pendapat. - Setiap pasangan kemudian berbagi dengan pasangan lain. - Setelah itu Pak Dudidam melakukan diskusi dengan seluruh Kelas. Ia akan menggunakan daftar iklan yang ditulis oleh masing-masing kelompok sebagai contoh, kemudian membahasnya dengan menekankan pada: ● Target audiens sasaran ● pesan utama ● mengapa beberapa iklan lebih efektif daripada yang lain. - Pak Dudidam lalu memperjelas konsep dan istilah periklanan sesuai kebutuhan. 3. Kerja kelompok Kecil. - Murid akan diminta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari empat sampai lima orang untuk mendiskusikan kelebihan dan kekurangan berbagai jenis iklan. - Setiap kelompok akan diberikan selembar kertas dan bekerja di meja mereka. - Setiap lembar kertas grafik memiliki T-Chart untuk menuliskan kelebihan dan kekurangan untuk jenis iklan tertentu (misalnya, radio, TV, Internet, cetak, billboard). - Setiap kelompok akan melakukan brainstorming dan mencatat dua kelebihan dan dua kekurangan dari jenis iklan tertentu - Dengan menggunakan isyarat yang diberikan guru, setiap kelompok kemudian pindah ke meja kelompok lain.

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 40

- Mereka membaca masukan yang telah ditulis sebelumnya dan menambahkan dua kelebihan dan kekurangan lagi - Terus berlanjut demikian, sampai setiap kelompok memiliki kesempatan untuk membahas semua jenis iklan. 4. Pak Dudidam lalu mengumpulkan kembali murid sebagai satu kelompok besar. Ia lalu memfasilitasi diskusi yang diperlukan untuk memperjelas dan/atau memperluas pemahaman konsep seperti: target audiens, kejelasan pesan, dan penggunaan fitur kebahasaan dan desain seperti pemilihan judul, teks , gambar, dan format. 5. Pak Dudidam lalu memberikan tugas Individu. Ia membedakan penugasannya sesuai dengan kemampuan murid. Tugas yang harus dikerjakan murid adalah: Membuat iklan yang secara efektif akan mempromosikan produk atau jasa atau acara, sesuai dengan yang dijelaskan dalam skenario yang diberikan 6. Pak Dudidam menetapkan skenario tugas yang berjenjang sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman konsep murid-muridnya. Perbedaan skenarionya adalah: - Skenario 1 bersifat lebih konkret dan terstruktur dengan petunjuk langkah demi langkah dan mencakup semua informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas; - Skenario 2 kurang terstruktur dan lebih terbuka dibandingkan Skenario 1; - dan Skenario 3 bersifat konseptual dan terbuka dan membutuhkan riset. 7. Pak Dudidam mendorong murid untuk memilih lokasi di kelas yang mendukung cara mereka belajar dengan baik, misalnya, sendirian di tempat yang tenang, dekat teman untuk memudahkan bertanya jika bingung, atau di area ruangan yang lebih ramai bersama murid -murid lain yang memungkinkan mereka untuk saling berbagi ide. Situasi 4 - SMA Bu Derana adalah seorang guru Biologi SMA. Ia mengajar murid-murid Kelas 10. Adapun tujuan pembelajarannya adalah: ‘Murid dapat menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia beserta ancaman dan pelestariannya’. Karena situasi sedang pandemi, bu Derana kemudian menggunakan metode flip learning. Dimana sebelum pertemuan daring dengan guru, Ia meminta murid-muridnya untuk mempelajari dulu materinya. Bu Derana telah menyiapkan paparan tentang materi keanekaragaman hayati yang dapat diakses secara mandiri oleh murid-muridnya. Di dalam paparan ini, bu Derana menjelaskan tentang konsep kunci dari keanekaragaman hayati dan tingkatannya (keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman spesies, keanekaragaman genetik). Ibu Derana juga menyediakan beberapa sumber belajar yang berkaitan dengan

41 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

wilayah kritis keanekaragaman hayati di Indonesia. Sumber yang ia sediakan misalnya artikel dari koran, video-video dari Kehati, WWF, Greenpeace yang ia ambil dari internet. Untuk membantu murid-muridnya belajar mandiri, bu Derana menyiapkan beberapa pertanyaan pemandu. Setelah tahapan belajar mandiri, murid-murid kemudian diminta mengikuti kuis tertulis dengan pertanyaan terbuka dimana setiap murid akan diminta untuk memberikan umpan balik terhadap jawaban dua temannya. Ibu Derana memastikan setiap anak mendapatkan umpan balik dari temannya. Ibu Derana lalu meminta murid membuat jurnal refleksi yang harus dilengkapi sebelum mereka masuk ke tahapan pembelajaran sinkron melalui pertemuan Google meet. Dalam tahap forum diskusi sinkronus, Guru memberikan pertanyaan pemantik untuk memulai. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diantaranya: ● Tingkatan keanekaragaman hayati mana yang paling penting dilindungi terlebih dahulu? Mengapa? ● Kapan terancamnya keanekaragaman hayati ekosistem dapat mengancam keanekaragaman hayati spesies dan genetis? Mengapa? ● Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang dapat memperkaya materi dan pemahaman murid akan konsep. Selama proses diskusi daring, Ibu Derana mengamati jawaban-jawaban murid, untuk mengetahui apakah ada miskonsepsi yang dimiliki murid atau apakah ada murid-murid yang tampak belum paham. Di akhir diskusi, Bu Derana memberikan murid tantangan untuk membuat paket info digital yang mengidentifikasi ancaman pada satu lokasi di wilayah Indonesia yang membawa dampak negatif bagi tiga tingkatan keanekaragaman hayati sekaligus berikut rekomendasi penanganannya. Bu Derana memperkenankan murid memilih sendiri lokasinya berdasarkan kasus yang nyata terjadi di Indonesia. Bentuk paket info digital pun bebas sesuai kenyamanan murid (misalnya: video singkat, poster digital, situs web, rekaman suara, dsb) asalkan semua informasi yang disajikan sesuai dengan rubrik penilaian yang diberikan dan telah didiskusikan bersama. Murid kemudian bekerja secara mandiri, berdasarkan tenggat waktu yang telah disediakan. Selama murid-murid bekerja, Bu Derana juga menyediakan slot-slot waktu tertentu untuk bertemu dengan beberapa murid yang berdasarkan hasil penilaiannya masih memerlukan

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 42

bantuan. Di dalam slot waktu khusus ini, bu Derana menjelaskan kembali konsep-konsep serta memberikan banyak contoh. Situasi 5 - SMK Pak Ceta adalah seorang guru mata pelajaran Teknologi Perkantoran di sebuah SMK. Ia recananya akan melakukan sebuah pembelajaran tentang transaksi online untuk murid kelas X jurusan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran. Saat merencanakan pembelajaran tentunya pak Ceta membuat tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan. Tujuan pembelajarannya adalah murid-murid dapat memahami ruang lingkup transaksi online dengan cermat & kritis. Adapun ruang lingkup transaksi online ini akan terdiri dari materi mengenai pengertian-pengertian transaksi online, manfaat transaksi online, dan jenis-jenis transaksi online. Sehubungan dengan pandemi saat ini. Pembelajaran pun terpaksa harus dilakukan secara daring. Pak Ceta memutuskan untuk membuat sesi melalui google meet dan juga dilanjutkan dengan sesi WA grup kelas. Ia membuat skenario pembelajaran sebagai berikut: 1. Pak Ceta akan membuat sesi daring melalui google meet dengan murid-muridnya di satu kelas. Setelah melakukan pembukaan dengan berdoa dan bertanya tentang perasaan murid, Pak ceta lalu menjelaskan tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai pada sesi pembelajaran tersebut. Pada proses pembelajaran kali ini, pak Ceta menggunakan discovery learning di mana nantinya murid-murid akan menggali informasi sebanyak-banyaknya secara mandiri, lalu dilanjutkan dengan sesi penguatan dan menarik benang merah dari informasi yang diperoleh secara bersama-sama. 2. Pak Ceta lalu menjelaskan tahap pembelajaran yang akan dilakukan oleh muridmuridnya melalui slide presentasi yang informatif (terdapat bagan timeline pengerjaan tugas, penjelasan dan gambarannya). - Ia menjelaskan bahwa topik yang harus digali oleh murid secara mandiri di rumah adalah tentang ruang lingkup transaksi online yang terdiri dari materi mengenai pengertian-pengertian transaksi online, manfaat transaksi online, dan jenis-jenis transaksi online. - Setelah itu murid-murid dibebaskan untuk membuat rangkuman dari informasi yang didapatkan dalam ragam bentuk (poster, ppt, note, mindmap, dll) agar lebih mudah dan dirasa dapat menggambarkan pemahaman mereka. - Setelah itu di sesi selanjutnya, murid-murid akan kembali ke ruang online google meet kelas dan berbagi mengenai informasi yang diperoleh. Lalu Pak Ceta akan memandu proses penarikan benang merah. 3. Di akhir pertemuan daring pak Ceta memberikan waktu untuk muridnya mengajukan

43 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

pertanyaan jika ada hal-hal yang kurang dimengerti. Setelah itu ia juga mempersilahkan muridnya untuk menghubungi via WA kelas jikalau ada kebingungan saat menggali informasi secara mandiri di rumah. Tak lupa ia memberikan semangat. 4. Untuk memudahkan murid-murid, Pak Ceta pun membagikan slide presentasinya ke dalam WA kelas. Tak lupa pak Ceta pun memantau proses pekerjaan mandiri murid melalui pertanyaan singkat di grup WA dan mengingatkan para murid ketika menggali informasi tak lupa mencatat sumber informasinya. 5. Saat proses memantau ini, Pak Ceta juga melakukan asesmen informal. Ketika kemudian ia menemukan beberapa murid-muridnya ternyata masih ada miskonsepsi dan perlu bantuan, maka pak Ceta kemudian menghubungi murid-muridnya tersebut untuk meminta mereka bertemu dengan Pak Ceta dalam sebuah kelompok kecil secara daring. Di dalam pertemuan kelompok kecil tambahan ini, Pak Ceta memberikan petunjuk ulang atau bantuan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu murid mendapatkan pemahaman yang lebih baik. 6. Setelah selesai dengan tugas mandirinya. Para murid pun kembali bertemu pak Ceta di sesi pembelajaran daring selanjutnya - Pak Ceta dan murid-muridnya berdiskusi serta berbagi informasi melalui sharing langsung dan kemudian menarik kesimpulan bersama-sama. - Setelah itu pak Ceta akan meminta murid untuk bekerja dalam kelompok. Di dalam kelompok-kelompok tersebut pak Ceta meminta muridnya untuk kembali berdiskusi dan saling menguatkan pemahaman serta membuat rangkuman pemahaman topik transaksi online secara berkelompok dalam ragam bentuk (poster, ppt, note, mindmap, dll). Kemudian ia juga memberikan rubrik penilaian agar para murid lebih mengoptimalkan penggambaran pemahamannya mengenai topik transaksi online.

Selamat berdiskusi Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak!

Peran fasilitator: 1. Memastikan semua CGP telah menyelesaikan tagihan tugas-tugas yang diberikan pada sesi pembelajaran sebelumnya. 2. Membaca kebutuhan belajar CGP dan memoderatori proses diskusi yang efektif. 3. Memfasilitasi tautan untuk pertemuan kelompok kecil. 4. Memastikan CGP paham apa hasil yang diharapkan dari kerja kelompok tersebut.

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 44

5. Mengatur jadwal untuk pertemuan kelompok-kelompok kecil dan kelompok besar. 6. Melakukan penilaian dengan rubrik seperti yang terlampir di Lampiran 1

Catatan untuk fasilitator: Fasilitator dapat menggunakan collaborative learning strategy untuk memfasilitasi kerja kelompok ini. ● Dalam sesi ini, CGP akan diminta bekerja secara berkelompok untuk menganalisa sebuah skenario pembelajaran yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi dengan pertanyaan-pertanyaan pemandu yang tersedia. ● Seluruh CGP berkumpul terlebih dahulu dalam kelompok besar di Zoom atau google meet. ● Saat dalam kelompok besar, fasilitator menjelaskan tugas yang akan diberikan serta mendiskusikan beberapa pertanyaan - pertanyaan pemandu untuk memperdalam pemahaman CGP. ● Fasilitator menyiapkan tautan untuk pertemuan kelompok kecil sejumlah kelompok yang akan dibuat (misalnya 3 tautan untuk tiga kelompok). Silahkan bagikan tautan tersebut, melalui fitur Chat Zoom atau google meet saat CGP bertemu di ruang kolaborasi. Sebagai alternatif, proses ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan fitur breakout room pada Zoom. ● Setelah itu fasilitator meminta CGP untuk bekerja dalam kelompok kecil di platform google meet atau menggunakan Zoom (breakout room) masing-masing. ● Pastikan CGP dan kelompoknya menyepakati bagaimana mereka akan bekerja dengan kelompoknya dan berikan mereka kebebasan untuk ini. Tugas fasilitator hanya memastikan mereka paham apa hasil yang diharapkan dari kerja kelompok tersebut. ● Berikan waktu untuk mereka bekerja kelompok menganalisis skenario implementasi pembelajaran berdiferensiasi dengan memperhatikan pertanyaan-pertanyaan pemandu yang tersedia. ● Setelah proses analisis skenario implementasi pembelajaran berdiferensiasi mereka selesai, minta setiap kelompok untuk mengunggah di dalam tempat pengumpulan tugas yang tersedia dalam LMS. ● Setelah itu, minta CGP kembali bertemu dengan fasilitator dalam kelompok besar menggunakan tautan Ruang Kolaborasi sebelumnya. Waktu yang jelas untuk bertemu harus diindikasikan oleh fasilitator. Saat bertemu, minta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis skenario implementasi pembelajaran berdiferensiasi dan saling memberikan tanggapan hasil analisa kelompok lain. Dalam pertemuan kelompok besar ini, fasilitator kemudian menutup pembelajaran dengan menarik kesimpulan tentang penerapan pembelajaran berdiferensiasi.

45 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Pembelajaran 4 - Demonstrasi Kontekstual Kutipan untuk hari ini "Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya.” (Ki Hajar Dewantara)

Durasi: 4 JP Moda: Penugasan Mandiri secara asinkron Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat membuat Rencana pembelajaran Pertanyaan Pemantik untuk sesi pembelajaran ke-4: 1. Bagaimana saya dapat mendemonstrasikan apa yang telah saya pahami? 2. Bagaimana pemahaman saya tentang pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu saya memecahkan permasalahan pembelajaran yang saya hadapi sehari-hari di kelas? Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak di sesi pembelajaran ke -4! Ini adalah sesi dimana Anda akan mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk menjadi seorang pengambil risiko! Kami berharap, 3 pembelajaran sebelumnya telah memberikan Anda banyak pengetahuan dan keterampilan yang kami yakin dapat membantu Anda untuk keluar dari zona nyaman Anda dan mulai melakukan perubahan. Inilah saatnya Anda mendemonstrasikan keterampilan yang telah Anda pelajari dalam konteks dan situasi pembelajaran yang nyata dalam sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang memuat pembelajaran berdiferensiasi.

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 46

Sebelum Anda melakukan tugas ini dan untuk membantu Anda mengingat apa yang telah Anda pelajari sebelumnya. Silakan lihat perbedaan antara aktivitas (kegiatan) pembelajaran yang baik versus aktivitas pembelajaran berdiferensiasi yang baik. Tabel 1. Aktivitas Pembelajaran yang baik versus aktivitas pembelajaran berdiferensiasi yang baik Aktivitas Pembelajaran yang baik

Aktivitas Pembelajaran berdiferensiasi yang baik

Murid akan melakukan aktivitas atau Murid akan melakukan aktivitas atau membuat sesuatu: membuat sesuatu: ● Dengan menggunakan keterampilan ● dalam berbagai moda dan pada berbagai penting dan informasi penting; tingkat kerumitan, serta dalam berbagai rentang waktu; ● untuk memahami ide / prinsip ● dengan jumlah dukungan dari guru atau penting atau menjawab pertanyaan teman sebaya yang bervariasi penting. (scaffolding); ● menggunakan keterampilan penting dan informasi penting; ● untuk memahami ide / prinsip penting atau menjawab pertanyaan penting.

Sumber: Tomlinson (2001: 80)

47 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Tugas 5: 1. Buatlah rencana pembelajaran untuk sesi pembelajaran dalam konteks pembelajaran daring (online learning) atau luring (anda boleh memilih). 2. Pastikan rencana pembelajaran tersebut: -

Dibuat dengan menganalisis kebutuhan belajar murid terlebih dahulu.

-

Menggambarkan penerapan salah satu dari diferensiasi konten, proses atau produk sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan belajar murid.

3. Perhatikan rubrik penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran dan contoh RPP (terlampir & tersedia di dalam LMS) untuk membantu Anda dalam membuat RPP tersebut. 4. Setelah itu, Anda akan diminta untuk mem-posting RPP tersebut dalam sebuah folder di dalam LMS. 5. Kemudian silakan mereview RPP minimal satu rekan Anda.

Peran Fasilitator: 1. Dalam tahapan ini, fasilitator akan berperan untuk menilai produk pekerjaan CGP dengan menggunakan rubrik penilaian RPP (terlampir & tersedia di dalam LMS) yang telah dibuat sebelumnya. 2. Fasilitator perlu membantu untuk memastikan setiap RPP CGP ada yang mereview.

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 48

Pembelajaran 5 - Elaborasi Pemahaman Kutipan untuk hari ini "Belajar adalah sebuah perjalanan: dari fakta ke pengetahuan, ke pemahaman dan akhirnya kebijaksanaan." (Anonim)

Durasi: 2 JP Moda: Video Conference Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat mengelaborasi pemahamannya tentang pembelajaran berdiferensiasi lewat proses tanya jawab dan diskusi.

Pertanyaan Pemantik untuk sesi pembelajaran ke-5: 1. Sejauh ini, adakah yang masih membuat saya bingung atau gelisah tentang penerapan pembelajaran berdiferensiasi? Pertanyaan-pertanyaan apa yang masih saya miliki? 2. Bagaimana saya akan menggunakan sesi elaborasi ini untuk membantu saya mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya? Apa kabar Bapak/Ibu CGP semuanya? Semoga kebahagiaan dan kebaikan selalu melingkupi hari-hari Anda. Apakah Anda menyadari bahwa Anda telah memasuki sesi pembelajaran ke-5 dari 7 sesi pembelajaran di Modul Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi ini? Kami yakin, saat ini Anda sudah semakin tercerahkan namun sekaligus juga mungkin semakin memiliki banyak pertanyaan. Tetaplah semangat karena semua pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi pemandu dalam perjalanan Anda menuju pemahaman. Dalam dua jam pelajaran ini, Anda akan memiliki kesempatan untuk melakukan konferensi video untuk bertemu dengan instruktur modul ini. Silakan sampaikan pertanyaan-pertanyaan yang masih Anda miliki terkait dengan materi pembelajaran

49 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

berdiferensiasi kepada fasilitator dan instruktur tersebut. Anda akan diberi ruang untuk menyampaikan keraguan dan persepsi tentang potensi hambatan dalam implementasi. Instruktur Anda akan siap untuk memandu. Namun, sebelum Anda melakukan sesi pertemuan dengan instruktur, kami meminta Anda membaca artikel yang berjudul ‘7 Alasan Mengapa Pembelajaran Berdiferensiasi Dapat Berhasil’ dan “Peran Kepemimpinan Sekolah dalam Keberhasilan Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi” berikut ini.

7 Alasan Mengapa Pembelajaran Berdiferensiasi Dapat Berhasil (Ini adalah terjemahan bebas dari artikel yang dipublikasikan melalui website https://inservice.ascd.org/7-reasons-why-differentiated-instruction-works/) Berbicara tentang Pembelajaran Berdiferensiasi (Differentiated Instruction/ DI) harus dimulai dengan pemahaman yang akurat tentang apa itu DI — dan apa itu yang bukan DI. Anda mungkin terkejut mengetahui betapa mudahnya Pembelajaran Berdiferensiasi dilakukan di kelas Anda. 1. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah bersifat proaktif. Dalam kelas, guru perlu selalu berasumsi bahwa murid yang berbeda memiliki kebutuhan yang berbeda dan secara proaktif merencanakan pembelajaran yang menyediakan berbagai cara untuk mengekspresikan dan mencapai tujuan pembelajaran. Guru mungkin masih perlu menyempurnakan pembelajaran untuk beberapa murid mereka, tetapi karena guru tahu beragam kebutuhan muridnya di dalam kelas dan memilih opsi pembelajaran yang sesuai, maka kemungkinan besar pengalaman belajar yang mereka rancang akan cocok untuk sebagian besar murid. 2. Pembelajaran Berdiferensiasi lebih bersifat kualitatif daripada kuantitatif. Banyak guru secara salah berasumsi bahwa mendiferensiasi pembelajaran berarti memberi beberapa murid lebih banyak pekerjaan untuk dilakukan, dan yang lainnya lebih sedikit. Misalnya, seorang guru memberikan murid, yang memiliki kemampuan membaca yang lebih tinggi, tugas untuk membuat dua buah laporan buku, sementara murid yang kemampuannya lebih rendah hanya satu laporan saja. Atau seorang murid yang kesulitan dalam pelajaran matematika hanya diharuskan menyelesaikan tugas hitungan atau operasi bilangan, sementara murid yang lebih tinggi kemampuan diminta menyelesaikan tugas hitungan dan ditambah dengan soal-soal cerita.

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 50

Meskipun pendekatan diferensiasi seperti itu mungkin tampak masuk akal, namun yang seperti itu biasanya tidak efektif. Membuat laporan tentang satu buku bisa saja tetap akan dirasa sebagai tuntutan yang tinggi untuk murid yang memang kesulitan. Seorang murid yang telah menunjukkan penguasaan satu keterampilan matematika tentunya akan siap untuk mulai bekerja dengan keterampilan yang lebih sulit. Menyesuaikan jumlah tugas biasanya akan kurang efektif daripada mengubah sifat tugas. 3. Pembelajaran Berdiferensiasi berakar pada penilaian. Guru yang memahami bahwa pendekatan belajar mengajar harus sesuai dengan kebutuhan murid, akan mencari setiap kesempatan untuk mengenal murid mereka dengan lebih baik. Mereka melihat percakapan individu, diskusi kelas, pekerjaan murid, observasi, dan proses asesmen lainnya sebagai cara untuk terus mendapatkan wawasan tentang apa yang paling berhasil untuk setiap muridnya. Apa yang mereka pelajari akan menjadi katalis untuk menyusun dan merancang pembelajaran dengan cara-cara yang membantu setiap murid memaksimalkan potensi dan bakatnya. Di dalam pembelajaran berdiferensiasi, penilaian tidak lagi hanya dilakukan sebagai sesuatu yang terjadi pada akhir unit untuk menentukan "siapa yang telah mendapatkannya atau siapa yang sudah menguasai". Penilaian diagnostik dilakukan saat unit dimulai. Di sepanjang unit pembelajaran, guru menilai tingkat kesiapan, minat, dan pendekatan belajar yang digunakan murid dan kemudian merancang pengalaman belajar berdasarkan pemahaman terbaru dan terbaik tentang kebutuhan murid. Produk akhir, atau cara lain dari penilaian "akhir" atau sumatif, dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, dengan tujuan untuk menemukan cara terbaik bagi setiap murid untuk menunjukkan hasil belajarnya. 4. Pembelajaran Berdiferensiasi menggunakan beberapa pendekatan terhadap konten, proses, dan produk. Di semua ruang kelas, guru berurusan dengan setidaknya tiga elemen kurikuler: (1) konten — masukan, apa yang dipelajari murid; (2) proses — bagaimana murid berupaya memahami ide dan informasi; dan (3) produk — keluaran, atau bagaimana murid menunjukkan apa yang telah mereka pelajari. Dengan membedakan ketiga elemen ini, guru menawarkan pendekatan berbeda terhadap apa yang dipelajari murid, bagaimana mereka mempelajarinya, dan bagaimana mereka menunjukkan apa yang telah mereka pelajari. Kesamaan dari pendekatan yang berbeda ini adalah bahwa semuanya dibuat untuk mendorong pertumbuhan semua murid dalam usaha mereka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan untuk memajukan atau meningkatkan proses pembelajaran baik untuk kelas secara keseluruhan maupun untuk murid secara individu. 5. Pembelajaran berdiferensiasi berpusat pada murid. Pembelajaran berdiferensiasi beroperasi pada premis bahwa pengalaman belajar paling efektif

51 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

adalah ketika pembelajaran tersebut berhasil mengundang murid untuk terlibat, relevan, dan menarik bagi murid. Akibat dari premis itu adalah bahwa semua murid tidak akan selalu menemukan jalan yang sama untuk belajar yang dengan cara yang sama mengundangnya, sama relevannya, dan sama menariknya. Lebih lanjut, pembelajaran berdiferensiasi mengakui bahwa pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang akan datang harus dibangun di atas pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman sebelumnya — dan bahwa tidak semua murid memiliki fondasi belajar yang sama pada awal proses pembelajaran. Para guru yang membedakan pengajaran di kelas-kelas yang memiliki keragaman akademis berusaha untuk memberikan pengalaman belajar yang secara tepat menantang untuk semua murid mereka. Guru-guru ini menyadari bahwa kadang-kadang tugas yang tidak menantang bagi beberapa peserta didik bisa jadi sangat rumit bagi yang lain. 6. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan perpaduan dari pembelajaran seluruh kelas, kelompok dan individual. Ada waktu ketika pembelajaran seluruh kelas adalah pilihan yang efektif dan efisien. Ini berguna untuk misalnya, membangun pemahaman bersama, dan memberikan kesempatan untuk diskusi dan melakukan ulasan bersama yang dapat membangun rasa kebersamaan. Pembelajaran berdiferensiasi ditandai oleh irama berulang dari melakukan persiapan kelas, mengulas kembali, dan berbagi, yang kemudian diikuti oleh kesempatan untuk eksplorasi, ekstensi (pendalaman materi), dan produksi (menghasilkan pekerjaan) individu atau kelompok kecil. 7. Pembelajaran berdiferensiasi bersifat "organik" dan dinamis. Di setiap ruang kelas yang berbeda-beda, mengajar adalah sebuah evolusi. Murid dan guru sama-sama menjadi pembelajar. Guru mungkin tahu lebih banyak tentang materi pelajaran, namun mereka juga terus belajar tentang bagaimana murid mereka belajar. Kolaborasi yang berkelanjutan dengan murid diperlukan untuk memperbaiki peluang belajar agar efektif untuk setiap murid. Guru memantau kecocokan antara kebutuhan murid dan proses pembelajaran mereka serta membuat penyesuaian sebagaimana diperlukan. Diadaptasi dari How to Differentiate Instruction in Academically Diverse Classrooms, 3rd Edition, oleh Carol Ann Tomlinson, Alexandria, VA: ASCD. ©2017 oleh ASCD. Hak cipta terdaftar.

Peran Kepemimpinan Sekolah dalam Keberhasilan Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi. Meskipun Pembelajaran berdiferensiasi memang bukanlah sebuah gagasan yang baru, namun untuk banyak guru-guru, terutama yang terbiasa dengan pedagogi tradisional, implementasi

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 52

pembelajaran berdiferensiasi ini mungkin pada awalnya akan tidak mudah, karena diperlukan perubahan paradigma dalam melihat proses pembelajaran. Bahkan untuk para guru yang sudah memiliki cara berpikir yang terbuka pun dan yakin dengan manfaat dari pembelajaran berdiferensiasi ini, mereka masih tetap perlu didukung dalam praktek penerapannya. Oleh karena itu, peran kepemimpinan sekolah menjadi sangat penting. Kepala sekolah dan para guru diharapkan dapat memiliki pandangan dan tindakan yang selaras dan memiliki visi yang sama terkait dengan implementasi pembelajaran berdiferensiasi ini. Beberapa hal berikut ini mungkin dapat dipertimbangkan untuk menyelaraskan visi dan mendukung implementasi pembelajaran berdiferensiasi di sekolah. 1. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kepala sekolah diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan pemahamannya tentang konsep pembelajaran berdiferensiasi dan teoriteori yang mendasarinya, namun juga memimpin guru-guru di sekolahnya dalam sebuah proses belajar yang berkelanjutan dengan terus merefleksikan praktek-praktek pembelajaran yang terjadi di sekolah serta mengambil pelajaran dari pengalaman tersebut. Kepala sekolah juga diharapkan memodelkan keyakinannya tentang pembelajaran yang berpusat pada murid lewat tindakan-tindakan dan pendekatanpendekatan yang ia gunakan dalam merespon berbagai situasi di sekolahnya, termasuk dalam proses pengelolaan sekolah. 2. Kepala sekolah dapat terus meningkatkan kapasitas guru-gurunya dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi dalam rangka menguatkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Ini dapat dilakukan dengan mendukung dan mendorong guru untuk belajar, memberikan akses ke peluang pengembangan profesional, serta menyediakan berbagai akses ke sumber-sumber belajar bagi guru, seperti buku-buku, serta membangun kemitraan untuk memberikan guru-guru akses ke contoh-contoh praktik baik, dsb. 3. Kepala sekolah dapat membangun sistem yang membantu guru-guru untuk dapat menerapkan prinsip dan praktik yang mereka pelajari, misalnya dengan mengatur jadwal yang memungkinkan adanya dukungan bagi pelaksanaan perencanaan kolaboratif, meninjau ulang proses dan mekanisme pelaksanaan proses penilaian kinerja dan supervisi pembelajaran, agar selaras dengan nilai-nilai dan praktek-praktek pembelajaran berdiferensiasi yang baik.

Untuk mengakses tautan ke sesi dengan instruktur, mohon ikuti petunjuk dalam LMS.

Peran Instruktur Dalam sesi ini peran instruktur sangatlah penting. Instruktur akan mencoba membantu CGP

53 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

mengelaborasi pemahamannya tentang penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Pertanyaanpertanyaan yang akan diajukan oleh CGP tentunya akan bervariasi dan tidak dapat diprediksi, karena akan sesuai dengan konteks yang dihadapi oleh masing-masing CGP sendiri. Oleh karena itu, penting bagi instruktur untuk mempelajari berbagai konteks latar belakang CGP sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Untuk memastikan diskusi juga berjalan ke arah yang ingin dicapai, instruktur juga perlu menyiapkan pertanyaan pemantik untuk diskusi ini. Beberapa pertanyaan pemantik yang dapat digunakan contohnya adalah di bawah ini, namun instruktur tentu dibebaskan untuk mengembangkan pertanyaan sesuai dengan alur diskusi yang berjalan. 1. Sejauh ini, kesuksesan apa yang telah Anda lihat dalam implementasi pembelajaran berdiferensiasi ini dalam kelas Anda? 2. Tantangan terbesar apa yang Anda hadapi? Bagaimana Anda mengatasi tantangan tersebut? 3. Jika Anda diberikan kesempatan mengulang pembelajaran tersebut dari awal, apa yang akan Anda ubah? Apa yang akan Anda pertahankan? Mengapa? 4. Apa/ sumber apa yang Anda gunakan untuk melacak/mengetahui kemajuan murid Anda? 5. Apa yang ditunjukkan oleh data hasil belajar murid Anda setelah penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini? Adakah temuan yang menarik? 6. Dan sebagainya.

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 54

Pembelajaran 6 - Koneksi Antarmateri Kutipan untuk hari ini “Semua pengetahuan terhubung ke semua pengetahuan lainnya. Yang menyenangkan adalah membuat koneksinya.” (Arthur Aufderheide)

Durasi: 2 JP Moda: Penugasan Mandiri secara asinkron Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat membuat sintesa pemahaman dengan mengkoneksikan semua materi yang telah dipelajari sebelumnya untuk menjelaskan pemahamannya tentang pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana mengimplementasikannya.

Pertanyaan Pemantik untuk sesi pembelajaran ke-6 1. Apakah saya mengubah pemikiran saya sebagai akibat dari apa telah saya pelajari? 2. Bagaimana perubahan pemikiran tersebut berkontribusi terhadap pemahaman saya tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi? 3. Bagaimana saya tetap dapat bersikap positif walaupun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini? Selamat datang kembali Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak dalam rangkaian sesi pembelajaran Modul Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi. Kali ini Anda telah memasuki sesi pembelajaran keenam. Kami yakin, implementasi dalam konteks nyata serta diskusi dan konsultasi yang telah Anda lakukan pada pembelajaran sebelumnya telah mengaktifkan sinaps-sinaps di otak Anda sehingga semakin banyak koneksi yang Anda buat. Kali ini, Anda akan diberikan tantangan yang memungkinkan Anda untuk tidak saja mereview kembali apa yang telah Anda pelajari, namun juga membuat koneksi diantara

55 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

materi-materi tersebut dalam cara yang paling bermakna untuk Anda. Yang menyenangkan adalah, Anda juga diperbolehkan untuk memilih caranya! Tugas untuk Pembelajaran ke-6: Lakukanlah refleksi secara individu terhadap perjalanan pembelajaran Anda hingga saat ini dengan merespon beberapa pertanyaan dan tugas berikut ini. -

Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas.

-

Jelaskan bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal. Jelaskan pula bagaimana Anda melihat kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak.

-

Tuangkan kesimpulan yang Anda buat tersebut dengan menggunakan cara atau media yang dapat Anda pilih sendiri. Anda dapat memilih menulis artikel, membuat infografik, vlogging (video blogging), dsb.

-

Unggahlah hasil kerja Anda tersebut LMS

Peran Fasilitator: ● Fasilitator perlu memastikan semua CGP melakukan dan mengunggah pekerjaannya dengan tepat waktu.

Pembelajaran 7 - Aksi Nyata Kutipan untuk hari ini “Hanya ada satu bukti dari kemampuan — tindakan.” (Marie Ebner-Eschenbach)

Moda: Penugasan Mandiri Tujuan Pembelajaran Khusus:

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 56

CGP mengimplementasikan dan melakukan refleksi terhadap

implementasi

pembelajaran berdiferensiasi di kelas. Selamat Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak! Akhirnya Anda telah tiba di sesi pembelajaran terakhir dari Modul Pembelajaran Berdiferensiasi ini. Sekarang saatnya Anda melakukan aksi nyata. Ingat, belajar akan bermakna jika Anda dapat menggunakannya untuk memecahkan permasalahan Anda. Setelah mempelajari dan memahami materi tentang pembelajaran berdiferensiasi, tentu Anda ingin mengimplementasikannya dalam praktik sehari-hari, bukan? Anda dapat melihat kembali RPP yang sudah Anda buat di awal tahun ajaran/awal semester. Cobalah untuk melihat kembali apakah tujuan pembelajaran yang Anda buat sudah jelas untuk diri Anda dan juga murid Anda. Pengetahuan, keterampilan, sikap apa yang dideskripsikan dalam tujuan pembelajaran tersebut yang harus dikuasai oleh muridmurid Anda? Setelah Anda memahami dengan jelas tujuan pembelajaran tersebut, selanjutnya analisislah kebutuhan belajar murid Anda. Bagaimana kesiapan belajar mereka jika dikaitkan dengan tujuan pembelajaran? Apakah mereka telah memiliki pengetahuan awal atau keterampilan yang dipersyaratkan? Siapa saja murid-murid yang menurut Anda akan memerlukan bantuan lebih? Siapakah yang perlu diberikan tantangan? Aktivitas jangkar apa yang akan Anda siapkan? Setelah itu, tentukanlah bentuk diferensiasi apa yang akan Anda lakukan (konten/proses/produk) untuk membantu Anda merespon kebutuhan belajar murid-murid Anda tersebut. Bagaimana Anda akan mengatur kelas supaya efektif? Strategi pengelompokan apa yang akan Anda pilih? Bagaimana Anda akan memastikan bahwa lingkungan belajar yang Anda siapkan mengundang murid Anda untuk belajar? Setelah itu, mulailah mengimplementasikan rencana pembelajaran berdiferensiasi di dalam kelas Anda. Anda tidak ditugaskan untuk melaporkan implementasinya ke dalam LMS. Namun pada pendampingan individu berikutnya, Anda berkesempatan untuk mendiskusikan refleksi dari penerapan tersebut bersama pendamping Anda. Pada kunjungan

57 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

pendampingan individu ke-4, Anda juga akan memiliki kesempatan untuk mendemonstrasikan pembelajaran berdiferensiasi di hadapan Pengajar Praktik. Di luar itu semua, Anda sangat dipersilakan mendokumentasikan penerapan pembelajaran diferensiasi dan membagikannya kepada orang-orang di sekitar Anda, serta mengunggahnya dalam situs portofolio digital milik Anda. Selamat melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid!

Peran fasilitator: 1. Memotivasi CGP untuk melakukan Aksi Nyata. 2. Memberikan informasi yang jelas tentang tugas akhir yang harus diselesaikan oleh CGP.

Surat Penutup Selamat! Anda telah menyelesaikan rangkaian sesi pembelajaran untuk Modul “Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi”. Kami berharap Anda mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mulai menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas Anda dan mendapatkan kepercayaan diri serta keyakinan bahwa Anda mampu melakukannya. Seperti yang sebelumnya telah berkali-kali kami sampaikan, belajar hanya akan bermakna jika Anda dapat menerapkannya dalam konteks pemecahan masalah yang Anda hadapi sehari-hari. Oleh karena itu, langkah awal yang Anda ambil akan menjadi sangat penting. Mulailah dengan langkah kecil, sedikit demi sedikit. Bersiaplah untuk

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 58

kesalahan dan ketidaknyamanan yang mungkin terjadi, namun bertahanlah dan segera lakukanlah refleksi. Kesalahan yang Anda buat seharusnya dapat meningkatkan keterampilan Anda dalam memecahkan masalah. Riset membuktikan bahwa belajar dari kesalahan memiliki potensi untuk meningkatkan keterampilan metakognisi Anda dan efikasi diri Anda, karena Anda akan merasa memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan menyelesaikan pekerjaan Anda dengan baik. Jadi, tetaplah semangat! Kami juga berharap, Anda tidak hanya mendapatkan pengetahuan dan keterampilan selama sesi pembelajaran modul ini. Interaksi Anda dengan fasilitator dan para calon guru penggerak lainnya saat berdiskusi dan bekerja kelompok semoga juga memberikan Anda kesempatan untuk memperluas jejaring kolegial Anda. Kami berharap jejaring ini nantinya dapat menjadi sistem pendukung untuk Anda dalam perjalanan Anda sebagai guru penggerak nantinya. Atas nama penulis modul dan para fasilitator, kami mohon maaf jika Ada kesalahan yang secara tidak sengaja kami lakukan, baik dalam proses penulisan maupun saat proses pembelajaran modul ini. Salam!

59 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Sumber Belajar yang terkait dengan modul ini 1. Video: ● Video surat dari instruktur ● Video pembelajaran berdiferensiasi melalui diferensiasi konten, proses, dan produk. ● Video lingkungan belajar ● Video mengidentifikasi kebutuhan belajar murid. ● Video Contoh pembelajaran berdiferensiasi di tingkat SD ● Video Contoh pembelajaran berdiferensiasi di tingkat SMA

2. Tautan: ● Contoh RPP ● Rubrik penilaian RPP ● Strategi-Strategi

Pembelajaran

yang

mendukung

implementasi

pembelajaran berdiferensiasi

3. Buku Sumber Buku Sumber Pembelajaran Berdiferensiasi

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 60

Daftar Pustaka Bao, J. (2010). Teaching and Learning Strategies for Differentiated Instruction in the Language Classroom. [Online]. Tersedia: http://steinhardt.nyu.edu/teachlearn /dclt/Summer_Institute_2010. Joseph, S., Thomas, M., Simonette, G., & Ramsook, L. (2013). The Impact of Differentiated Instruction in a Teacher Education Setting: Successes and Challenges. International Journal of Higher Education, v2 n3 p28-40 2013. Trinidad and Tobago Hockett, J. A. (2018). Differentiation Strategies and Examples: Grades 6-12. Tennessee Department of Education. Alexandria, VA: ASCD Tomlinson, C A. (1999). Differentiated classroom: Responding to the needs of all learners. Association for Supervision and Curriculum Development (ASCD). Tomlinson, C. A. (2001). How to Differentiate instruction in mixed-ability classrooms 2nd Ed). Alexandria, VA: ASCD. Tomlinson, C. A., & Moon, T. R. (2013). Assessment and student success in a differentiated classroom. Alexandria, Va.: ASCD Tomlinson, C.A. (2014) The Differentiated Classroom Responding to the Needs Of All Learners. 2nd Edition. Alexandria, VA: ASCD Wiggins, G. P., & McTighe, J. (2005). Understanding by design (2nd edition). Upper Saddle River, NJ: Pearson Education, Inc. Print.

61 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Daftar Lampiran Lampiran 1 Rubrik Ruang Kolaborasi Kriteria

Poin 4

Poin 3

Poin 2

Poin 1

Isi Presentasi 1. Mendeskripsikan kebutuhan belajar yang diakomodasi (minat/ kesiapan belajar/profil belajar). 2. Mendeskripsikan strategi diferensiasi yang digunakan guru dengan tepat (konten atau proses atau produk) 3. Mendeskripsikan strategi penilaian formatif yang digunakan oleh guru.

Dalam presentasinya CGP mendeskripsikan 3 poin isi presentasi dengan jelas dan lugas.

Dalam presentasinya CGP mendeskripsikan 2 dari 3 poin isi presentasi dengan jelas dan lugas.

Dalam presentasinya CGP hanya mendeskripsikan 1 poin isi presentasi dengan jelas dan lugas.

Dalam presentasinya CGP belum mampu mendeskripsikan salah satu dari poinpoin isi presentasi dengan jelas.

Pengorganisasian Presentasi

Presentasi sangat mudah diikuti, transisi antar anggota kelompok terencana, dan dilaksanakan dengan rapi.

Presentasi cukup mudah diikuti, transisi antar anggota kelompok terencana, walaupun pelaksanaannya masih terlihat canggung.

Presentasi kurang mudah diikuti, transisi antar anggota kelompok tampak tidak terencana.

Presentasi tidak mudah diikuti dan membingungkan, transisi antar anggota kelompok tidak terencana, dan terlihat sangat canggung.

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 62

Lampiran 2 Contoh RPP Moda Luring

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Moda Luring Mata Pelajaran: Matematika Kelas: 7

Kompetensi Dasar 3.1 Menjelaskan dan menentukan urutan pada bilangan bulat (positif dan negatif) dan pecahan (biasa, campuran, desimal, persen). 4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan urutan beberapa bilangan bulat dan pecahan (biasa, campuran, desimal, persen). Tujuan Pembelajaran 1: Setelah melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran, ● Murid dapat mengidentifikasi dan mendefinisikan bilangan bulat dengan tepat. ● Murid dapat membandingkan bilangan bulat untuk mengurutkan bilangan bulat dengan tepat. ● Murid dapat menggunakan bilangan bulat untuk merepresentasikan situasi nyata dalam kehidupan dengan tepat. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan - 15 menit - Guru membuka pelajaran dengan melakukan kegiatan awal rutin. - Pembelajaran akan diawali dengan permainan atau kuis singkat. Murid diminta untuk menjawab sebanyak-banyaknya pertanyaan yang disampaikan oleh guru (melalui chat room jika pembelajaran daring). Pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan singkat yang terkait dengan bilangan bulat. Misalnya: Apakah 1 adalah bilangan bulat? Apakah 1.5 adalah bilangan bulat? Apakah -1.5 adalah bilangan bulat? Apakah ¼ adalah bilangan bulat? Mana yang lebih besar -2 atau 1? Apakah -6 lebih besar dari 3? Murid yang paling cepat menjawab dengan benar akan mendapatkan poin. - Setelah waktu permainan habis (10 menit), ajaklah murid melakukan refleksi singkat. Misalnya dengan menanyakan: apakah mereka suka dengan kuis yang diberikan? Bagian mana yang disukai? Apa saran mereka jika ada kuis lagi?

63 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

-

(Dengan memberikan kesempatan pada murid untuk memberikan pendapat dan saran, guru dapat membangun koneksi dan rasa percaya). Guru akan mencatat dan menggunakan informasi yang didapat dari permainan tersebut untuk memetakan sejauh mana pengetahuan awal murid tentang bilangan bulat.

Kegiatan Inti Kegiatan 1 - 10 -15 menit - Lakukan kegiatan think--write--share - Berikan murid instruksi dan waktu untuk menuliskan (misalnya dalam bentuk mind-map) apa saja yang mereka ketahui tentang bilangan bulat. Pastikan guru memberikan waktu untuk mereka berpikir (wait time), saat ini kita berharap murid melakukan review atas apa yang telah mereka pelajari di jenjang kelas sebelumnya. - Setelah itu, minta beberapa murid untuk membagikan apa yang telah mereka tulis. - Berikan apresiasi bagi usaha yang telah mereka lakukan untuk mengingat kembali pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya bukan pada yang menjawab benar saja. - Guru akan menggunakan hasil pekerjaan murid untuk memetakan kebutuhan belajar murid. Kegiatan 2 - membandingkan bilangan bulat - 20-30 menit - Tunjukkan sebuah garis bilangan.

-

-

Berikan murid 2 bilangan. Misalnya -6 dan 3. Letakkan salah satu bilangan tersebut di dalam garis bilangan tersebut. Misalnya angka 3 kita letakkan di garis bilangan.

Minta salah satu murid untuk menempatkan di mana angka -6 harus diletakkan. Tanyakan mengapa mereka menempatkan angka itu di tempat tersebut. Minta murid untuk menjelaskan pemikiran mereka. Tanyakan pada murid manakah yang nilainya lebih besar, -6 atau 3? Mengapa?

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 64

-

Lakukan kembali dengan contoh yang berbeda. Selain dengan garis bilangan yang horizontal, guru juga mungkin dapat memberikan contoh garis bilangan yang vertikal, atau untuk memenuhi kebutuhan belajar murid yang kinestetik, guru dapat mendiferensiasi pembelajaran dengan memvariasikan kegiatan yang mengakomodasi gaya belajar mereka. Misalnya, guru dapat membuat garis bilangan di lantai kemudian meminta murid bergerak sesuai dengan bilangan yang disebutkan oleh guru (diferensiasi konten). Pastikan murid benar-benar paham konsepnya. Setelah mulai paham, tambahkan jumlah bilangannya. Berikan pertanyaan yang sama untuk memastikan pemahaman.

-

Setelah itu, minta murid bekerja berpasangan untuk bekerja dengan garis bilangan ini dengan saling memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Murid A menentukan 2 atau lebih bilangan bulat secara bebas (bisa keduanya bilangan positif/negatif atau satu negatif dan yang satu lagi positif) dan menempatkan salah satunya di garis bilangan, kemudian murid B harus meletakan angka yang satu lagi di tempat yang tepat pada garis bilangan. Saat berlangsungnya kegiatan ini, guru dapat mengobservasi dan membuat catatan penilaian. Guru dapat memberikan pertanyaan “mengapa” kepada murid saat mereka menempatkan angka di tempat tertentu dalam garis bilangan. Di akhir kegiatan, lakukan refleksi dengan memberikan pertanyaan berikut ini: 1. Bagaimana kita menentukan apakah sebuah bilangan bulat nilainya lebih besar dari nilai bilangan bulat lainnya? 2. Apa peran angka nol di dalam garis bilangan tersebut?

-

-

Kegiatan 3 - Bilangan Bulat di Sekitar Kita - 20 menit - murid akan bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan bagaimana bilangan bulat digunakan untuk mendeskripsikan situasi atau fakta dalam kehidupan nyata. - Guru dapat mengelompokkan murid berdasarkan pemetaan kebutuhan. murid yang perlu mendapatkan lebih banyak bantuan dapat ditempatkan

65 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

-

-

-

dalam satu kelompok. Kelompok ini akan berdiskusi dengan difasilitasi oleh guru. (diferensiasi proses) Berikan pertanyaan berikut untuk memandu proses berpikir mereka: 1. Bagaimana cara menggunakan bilangan bulat untuk mewakili kuantitas atau jumlah dalam konteks kehidupan kita sehari-hari? 2. Bagaimana kita dapat menjelaskan arti 0 dalam setiap konteks tersebut? Berikan satu contoh nyata penggunaan bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya: ● Pesawat itu terbang 6000 meter di atas permukaan laut. ● Kapal selam itu menyelam 600 meter di bawah permukaan laut. Berikan waktu murid untuk berdiskusi dan memikirkan tentang berbagai situasi yang menggunakan bilangan bulat. Setelah itu, bagikan lembar kerja berikut ini dan minta murid mendiskusikan situasi-situasi berikut ini dalam kelompok. https://docs.google.com/document/d/1hrGo6Ip5WGl8brYwOOnC3llkxLA2L5kOKgAqSYAoMY/edit

Kegiatan 4 - Mengurutkan bilangan bulat - 20 menit - murid akan bekerja mandiri untuk menyelesaikan soal-soal mengurutkan bilangan bulat dalam lembar kerja. Penutup - 15 menit Sebagai penutup pembelajaran, minta murid melakukan refleksi. Pertanyaan pemandu berikut dapat digunakan untuk memandu proses refleksi murid. 1. Apakah bagian yang paling menarik dari pembelajaran hari ini ? Mengapa? 2. Berdasarkan apa yang telah kalian pelajari, menurut kalian, apa yang menentukan bahwa sebuah bilangan dapat disebut bilangan bulat? 3. Strategi apa yang kamu gunakan untuk membandingkan dan mengurutkan bilangan bulat? 4. Menurutmu, apakah penting mempelajari bilangan bulat ini? 5. Tantangan apa yang masih kamu temui dalam mempelajari materi ini? Bagaimana kamu akan berlatih untuk mengatasi tantangan tersebut?

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 66

6. Apa yang akan kamu lakukan agar hasil belajarmu lebih memuaskan di masa mendatang? (pertanyaan no.6 ini dapat diberikan pada akhir pembelajaran topik) Berikan apresiasi atas semua usaha murid sepanjang mempelajari materi ini.

Penilaian: Penilaian akan dilakukan secara on-going (berkelanjutan) dengan menggunakan strategi observasi dan penilaian yang meminta murid memberikan respon tertentu (selected response assessment). Alat penilaian untuk observasi adalah checklist dan Alat penilaian untuk selected response assessment adalah tes tertulis dalam lembar kerja. Contoh checklist Contoh Tes tertulis

67 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Penjelasan tentang Elemen Pembelajaran Berdiferensiasi Dalam RPP Di atas Dalam kegiatan pembelajaran yang dideskripsikan dalam skenario pembelajaran di atas, dapat Bapak/Ibu mengidentifikasi beberapa elemen pembelajaran berdiferensiasi yang coba diakomodasi oleh guru. Kegiatan Awal Rutin - Ini dilakukan sebagai kegiatan rutin saat memulai pembelajaran. Kegiatan rutin ditujukan untuk membangun suasana pembelajaran yang positif dan mempersiapkan murid untuk melakukan kegiatan pembelajaran selanjutnya. - Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan murid dalam kegiatan awal rutin ini diantaranya adalah berdoa, menanyakan perasaan, bercerita, menyanyi bersama-sama dsb, Bekerja atau berdiskusi kelompok - Bergantung pada kebutuhan murid, bekerja atau berdiskusi dalam kelompok kecil/besar dapat menjadi salah satu cara guru melakukan diferensiasi proses. Misalnya, guru dapat mengelompokkan murid berdasarkan tingkat bantuan yang diperlukan oleh murid untuk memahami materi pelajaran (diferensiasi proses). Jika ada beberapa murid yang berdasarkan pemetaan kebutuhan masih memerlukan bantuan lebih, maka guru dapat mengelompokkan mereka menjadi satu kelompok dan saat mereka berdiskusi guru dapat menjadi fasilitator dalam diskusi tersebut. Sementara untuk mereka yang sudah bisa bekerja mandiri, mereka dapat memimpin sendiri diskusi dalam kelompok mereka. Kegiatan Think- Write-Share -

Kegiatan ini memberikan kesempatan pada murid untuk membangun fokus terhadap materi pembelajaran Untuk guru, kegiatan ini akan dapat menjadi alat penilaian formatif juga. Guru dapat menjadikan informasi dari jawaban atau pendapat murid dalam kegiatan ini untuk memetakan kebutuhan belajar murid mereka lebih lanjut. Saat murid menyampaikan jawaban atau pendapat mereka, analisislah dan catatlah hal-hal penting yang terkait dengan murid tersebut. Misalnya: apakah masih ada miskonsepsi. Apakah jawabannya menunjukkan bahwa konsep dasarnya belum dikuasai oleh murid atau sebaliknya.

Penggunaan Alat Bantu Visual & kegiatan Kinestetik - Penggunaan garis bilangan yang berbeda-beda dapat menjadi alat bantu visual dan mengakomodasi visual learner. Mengkombinasikan dengan gerakan tubuh akan membantu murid yang kinestetik. Dalam perspektif pembelajaran

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 68

berdiferensiasi, penting sekali untuk mengakomodasi kebutuhan belajar berdasarkan gaya belajar murid. Refleksi - Refleksi murid adalah alat penilaian formatif yang sangat berguna untuk guru. Pastikan kegiatan ini dirancang dengan baik dan dengan pertanyaanpertanyaan pemandu yang dapat memberikan guru informasi tentang sejauh mana murid telah menunjukkan kemajuan. Dalam kerangka pembelajaran berdiferensiasi, informasi ini sangat berharga untuk menentukan kebutuhan belajar murid dan strategi.

69 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Contoh Lembar Kerja siswa Bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari. Analisislah situasi berikut ini. Gunakan bilangan bulat untuk menuliskan situasi dalam kehidupan nyata berikut ini. Di dalam kolom yang kosong, kalian juga dapat menambahkan situasi lain yang dapat direpresentasikan dalam bentuk bilangan bulat. Situasi

Bilangan bulat

Kapal itu terbang 6000 meter di atas permukaan laut

6000

Kapal selam itu menyeam 400 meter di bawah permukaan laut.

-400

Suhu udara kota Astana adalah 5 derajat dibawah nol Pegunungan Dieng letaknya 2000 meter di atas permukaan laut Anna memiliki tabungan sebesar 1 juta rupiah Saat berjualan kerupuk, Rina mengalami kerugian sebesar 20.000 rupiah. Temperatur Freezer di rumah saya adalah 2 derajat di bawah nol. Bobby meminjam uang kepada ayahnya sebesar 5000 rupiah Jumlah penduduk suatu kota berkurang 2500 orang tahun ini Suhu di dalam ruangan tersebut adalah 32 derajat celsius Karena kotor, poin kebersihan Kelas 1A berkurang 20. Dapatkah kalian menambahkan contoh yang lain?

Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 70

CONTOH CHECKLIST PENILAIAN OBSERVASI Deskripsi Penilaian VVV VV V

: : :

Cakap Berkembang Awal

Kriteria

No

Nama murid

Mengidentifikasi bilangan bulat

Tgl Observasi

Hasil Observasi

Menentukan urutan bilangan bulat

Tgl observasi

Hasil Observasi

Merepresentasikan situasi nyata menggunakan bilangan bulat Tgl Observasi

1

2

3

4

dst

71 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Hasil Observasi

CONTOH TES TERTULIS Membandingkan Bilangan Bulat & Mengurutkan Bilangan Bulat Bagian I: Membandingkan Bilangan Bulat Isilah titik-titik di bawah ini dengan tanda”>”, “

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.