Story Transcript
i
Hak Cipta @ 2020 PERANGKAT TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA HOLISTIK INTEGRATIF (BKB HI) DAN PENCEGAHAN STUNTING BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI Edisi Pertama Tahun 2020 Tim Penyusun Nilam Kemuning Her Panuluh, S.Pd. Yufi Winiastuti, SKM Pengarah : DR. Lalu Makripuddin, M.Si Penanggung Jawab : Dadi Ahmad Roswandi, M.Si Editor : Dra. Theodora Pandjaitan, M.Sc. Tim Teknis : Desnita Ekaratri, SS, MPH Tri Aryadi, S.Psi. Ratu Chaira Vielananda, S.Pd. Sugeng Diterbitkan oleh : PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650 PO. BOX : 296 JKT 13013 ii
KATA SAMBUTAN
P
uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya, sehingga perangkat pembelajaran Training Of Trainer (TOT) Pelatihan
Teknis Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan Stunting bagi Fasilitator Tingkat Provinsi yang merupakan program prioritas nasional di lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
dapat diselesaikan. Perlu kita pahami bersama bahwa pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) harus dimulai sejak dalam kandungan,karena saat itu proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sudah berlangsung, khususnya perkembangan otak. Begitupun dalam keseluruhan siklus hidup manusia, masa di bawah usia lima tahun (Balita) merupakan periode paling kritis karena pada masa tersebut proses tumbuh kembang berlangsung sangat cepat. Masa tersebut adalah masa “emas” yang apabila tidak dibina dengan baik akan menyebabkan gangguan perkembangan emosi, sosial dan kecerdasan. Masa ini merupakan tahap awal pembentukan dasar kemampuan,
mental, intelektual dan moral yang
menentukan sikap, nilai dan perilaku di masa dewasa. Orangtua sebagai pengasuh dan pendidik pertama dan utama diharapkan dapat mengasuh anak balitanya dengan benar, bukan hanya melalui pemenuhan kebutuhan anak akan kesehatan, gizi, akan tetapi juga perhatian, kasih sayang dan rasa aman serta rangsangan terhadap mental, emosional, sosial, dan moral. Mengingat sangat strategisnya posisi orangtua dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak, maka orangtua perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar mampu melaksanakan pengasuhan secara optimal. iii
Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh orangtua antara lain dengan mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI EMAS). BKB HI-EMAS merupakan salah satu program inovasi strategi untuk mengimplementasikan
kegiatan
Program
Pembangunan
Keluarga,
Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dalam mendukung penurunan stunting dan pencapaian target BKKBN. Keluarga dan anggota keluarga merupakan sasaran utama kegiatan ini dengan melibatkan seluruh komponen dan organisasi masyarakat dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup keluarga. Penyusunan perangkat pembelajaran ini diharapkan dapat mendukung upaya mewujudkan Keluarga Indonesia dan berkualitas dan berketahanan. Saya berharap perangkat ini menjadi acuan utama dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan, orientasi dan kegiatan sejenis di lingkungan BKKBN Pusat, Provinsi, Kab/Kota seluruh Indonesia. Akhirnya, kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan
komitmennya dalam menyusun perangkat pembelajaran ini saya
ucapkan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah atas semua yang telah kita lakukan. Jakarta, Juni 2020 Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan,
Prof. Rizal Damanik, PhD.
iv
KATA PENGANTAR
P
uji syukur berkah dan karunia-Nya, penyusunan perangkat pembelajaran Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis
Bina Keluarga Balita Holistik
Interatif (BKB HI) dan Pencegahan Stunting bagi Fasilitator Tingkat Provinsi dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan
Keluarga Berencana
bekerjasama dengan Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak menyusun perangkat pembelajaran ini dalam rangka mempersiapkan SDM yang kompeten guna
memfasilitasi dan memberikan informasi kepada Keluarga
Indonesia
mengenai Pengasuhan Anak Usia Dini dalam rangka Pencegahan Stunting melalui Kelompok BKB. Perangkat pembelajaran ini adalah acuan pengelolaan pelatihan untuk menyelenggarakan Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan Stunting bagi Fasilitator Tingkat Provinsi. Dengan mengacu kepada perangkat pembelajaran ini diharapkan setiap penyelenggaraan pelatihan dapat dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, sehingga dapat menghasilkan alumnus pelatihan yang berkualitas. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan perangkat pembelajaran ini. Semoga segala upaya kita untuk meningkatkan kualitas pelatihan dapat berkontribusi
dalam pembangunan keluarga Indonesia yang berkualitas.
Semoga Tuhan Yang
Masa Esa memberikan berkah-NYA terhadap setiap
kegiatan yang kita lakukan. v
Jakarta, Juni 2020 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB,
DR. Lalu Makripuddin, M.Si
vi
DAFTAR ISI Halaman Sampul DAFTAR ISI..................................................................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 2 A
Latar Belakang.................................................................................................................. 3
B.
Deskripsi Singkat................................................................................................................ 3
C. Manfaat Modul................................................................................................................. 3 B.
Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ........................................................................... 4
C. Petunjuk Belajar ................................................................................................................ 4 BAB II TAHAPAN PERENCANAAN HIDUP BERKELUARGA ....................................................... 6 A. Perencanaan Usia Pernikahan ..................................................................................... 7 B. Membina Hubungan Antar Pasangan, dengan keluarga lain dan kelompok sosial ..........................................................................................................................................14 C. Perencanaan Kelahiran Anak Pertama Persiapan Menjadi Orangtua ...........19 D. Mengatur jarak kelahiran dengan menggunakan alat kontrasepsi .................22 E.
Berhenti melahirkan di usia 35 tahun ........................................................................26
F. Merawat dan Mengasuh Anak Usia Balita untuk memenuhi kebutuhan mendasar anak ...............................................................................................27 G. Rangkuman .....................................................................................................................36 BAB III HARAPAN POSITIF TERHADAP MASA DEPAN ANAK ................................................. 37 A. Harapan orang tua agar membentuk anak yang berkualitas ..........................38 B. Praktik Pengasuhan untuk Mencapai Harapan Positif Orangtua terhadap Masa Depan Anak ................................................................................................................42 C. Rangkuman .....................................................................................................................46 BAB IV CARA MENGGUNAKAN METODE KB YANG RASIONAL, ........................................ 49 EFEKTIF DAN EFISIEN .................................................................................................................... 49 A. Jenis-jenis Alat Kontrasepsi...............................................................................................50 B.
Pemilihan Metode Kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien ....................79
C. Rangkuman .....................................................................................................................82 BAB V PENUTUP............................................................................................................................ 83 A. Rangkuman .....................................................................................................................84
vii
viii
MODUL PERENCANAAN KEHIDUPAN BERKELUARGA
Tim Penyusun Retnoningsih Suharno, S.Pd Armen Ma'ruf, M.Pd
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2020 1
BAB I PENDAHULUAN
2
A. Latar Belakang Untuk membangun suatu keluarga tidaklah mudah, diperlukan sebuah peren canaan yang baik dan matang. Membangun keluarga merupakan awal lahirnya generasi mendatang.Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat merupakan tempat untuk mendidik dan membentuk watak moral serta melatih kebersamaan sebagai bekal kehidupan bermasyarakat. Calon ayah dan ibu perlu menentukan keluarga seperti apa yang menjadi im pian, pilihan dan harapannya serta perlu memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjadi ayah dan ibu bagi anakanaknya.
Oleh
karenanya
kita
semua
sangat
me
merlukan
pengetahuan dan informasi yang memadai tentang bagaimana meren
canakan
kehidupan
berkeluarga
mulai
dari
tahapan
perencanaan hidup berkelu arga, peran dan fungsi keluarga, harapan positif terhadap masa depan anak, serta pengasuhan yang positif dalam mendukung keberhasilan anak.
B. Deskripsi Singkat Mata Pelatihan “Perencanaan Kehidupan Berkeluarga” ini membahas tentang perencanaan hidup berkeluarga, harapan positif terhadap masa depan anak dan cara menggunakan metode KB yang rasional, efektif dan efisien. Hal ini dilakukan dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan dan melem bagakan norma keluarga kecil bahagia sejahtera.
C. Manfaat Modul Modul “Perencanaan Kehidupan Berkeluarga” ini disusun untuk membantu
Widyaiswara,
Kabid
Keluarga
Sejahtera
dan
Pembangunan Keluarga, Penyuluh Kel uarga Berencana, Kader BKB memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam memfasilitasi perencanaan kehidupan berkeluarga. 3
A. Tujuan Pembelajaran 1. Hasil Belajar Setelah selesai pembelajaran, peserta diharapkan mampu memahami taha pan perencanaan hidup berkeluarga, harapan positif terhadap masa depan anak; cara menggunakan metode KB yang rasional, efektif dan efisien.
2. Indikator Hasil Belajar Setelah selesai pembelajaran, peserta diharapkan dapat: a. Menjelaskan tahapan perencanaan hidup berkeluarga b. Menjelaskan harapan positif terhadap masa depan anak c. Menjelaskan cara menggunakan metode KB yang rasional, efektif dan efisien.
B. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok Mengacu pada tujuan pembelajaran di atas, materi pokok untuk Mata Pelatihan “Perencanaan Kehidupan Berkeluarga” adalah: 1. Tahapan perencanaan hidup berkeluarga 2. Harapan positif terhadap masa depan anak 3. Cara menggunakan metode KB yang rasional, efektif dan efisien
C. Petunjuk Belajar Anda
sebagai
pembelajar,
dan
agar
dalam
proses
pembelajaran Mata Pelatihan “Perencanaan Kehidupan Berkeluarga” dapat berjalan lebih lancar, dan tujuan
pembelajaran tercapai
dengan baik, kami sarankan untuk mengikuti langkah-lang kah sebagai berikut: 1. Bacalah secara cermat, dan pahami tujuan pembelajaran yang tertulis pada se tiap awal bab. 4
2. Pelajari setiap bab secara berurutan, mulai dari Bab I Pendahuluan sampai Bab V Penutup. 3. Kerjakan secara sungguh-sungguh dan tuntas setiap evaluasi pada setiap akhir bab. 4. Keberhasilan proses pembelajaran dalam mata pelatihan ini tergantung pada kesungguhan anda. Untuk itu, belajarlah secara mandiri dan seksama. Untuk be lajar mandiri, anda dapat melakukannya seorang diri, berdua, atau berkelompok dengan teman lain yang memiliki pandangan yang sama dengan anda. 5. Anda disarankan mempelajari bahan-bahan dari sumber lain seperti yang tertera pada Daftar Pustaka pada akhir modul ini, dan jangan segan-segan bertanya kepada widyaiswara atau teman yang telah memahami tentang materi ini. Baiklah, selamat belajar! Semoga anda sukses menerapkan pengetahuan dan
keterampilan yang diuraikan dalam Mata
Pelatihan ini.
5
BAB II TAHAPAN PERENCANAAN HIDUP BERKELUARGA Indikator Hasil Belajar: Setelah mempelajari Bab II ini, peserta diharapkan dapat menjelas-kan tahapan perencanaan hidup berkeluarga.
6
Membangun keluarga merupakan awal lahirnya generasi mendatang.
Keluarga
sebagai
unit
terkecil
dalam
masyarakat
merupakan tempat untuk mendidik dan membentuk watak moral serta melatih kebersamaan sebagai bekal kehidupan ber masyarakat. Calon ayah dan ibu perlu menentukan keluarga seperti apa yang men jadi impian, pilihan dan harapannya serta perlu memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjadi ayah dan ibu bagi anak-anaknya. Membentuk keluarga berkualitas sesuai amanah undangundang yaitu sebagai sebuah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, bercirikan se jahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke de pan, tanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa mer upakan suatu hal
yang
tidak
mudah.
Hal
ini
dikarenakan
nilai-nilai
keluarga
yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah sudah banyak yang terciderai.
Guna
mewujudkan
keluarga
yang
berkualitas
dapat
dilakukan dengan menerapkan fung si keluarga untuk mendukung keberhasilan anak dimasa depan. Untuk membangun sebuah keluarga diperlukan perencanaan yang matang. Ta hapan perencanaan hidup berkeluarga sebagai berikut:
A. Perencanaan Usia Pernikahan Pernikahan merupakan bagian dari siklus kehidupan manusia yang bertujuan un tuk membentuk keluarga yang bahagia. Banyak hal yang harus disiapkan sebelum memasuki jenjang pernikahan termasuk merencanakan usia pernikahan. Perencanaan
Usia
Pernikahan
berkaitan
dengan
Pendewasaan Usia Perkawinan. Pendewasaan Usia Perkawinan adalah upaya untuk meningkatkan usia pada per kawinan pertama, sehingga pada saat perkawinan mencapai usia minimal 21 ta hun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki.
7
Didalam merencanakan keluarga, dapat mempertimbangkan berbagai dimensi kesiapan berkeluarga antara lain kesiapan usia, kesiapan fisik, kesiapan mental, ke siapan finansial, kesiapan moral,kesiapan emosi, kesiapan sosial, kesiapan interper sonal, kesiapan keterampilan hidup serta kesiapan intelektual.
1. Kesiapan Usia • Kesiapan usia adalah kesiapan umur untuk menikah, yaitu minimal 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Pentingnya kesiapan usia ini untuk mem persiapkan pola pemikiran yang matang dalam mempersepsikan sebuah per nikahan. Kesiapan ini juga dibutuhkan supaya individu sudah mengetahui dan memiliki pengetahuan tentang melahirkan dan merawat anak serta kehidupan berkeluarga. • Dampak positif jika usia menikah lebih matang adalah berhubungan dengan ke matangan secara emosi dan kedewasaan dalam menyikapi kehidupan pernika han. Kematangan usia ini akan berkaitan dengan kematangan organ biologis dalam melakukan hubungan seksual dalam pernikahan. • Dampak apabila menikah diusia yang belum matang akan menyebabkan peng etahuan tentang pernikahan masih minimal, emosi yang belum stabil sehingga menyebabkan stress dan tertekan, angka kematian ibu-anak semakin tinggi, dan tekanan ekonomi pasangan suami istri semakin tinggi. Selain itu, kemandirian pasangan yang masih rendah, rawan dan belum stabil dalam menghadapi per masalahan sehingga rawan terjadi perceraian.
2. Kesiapan Finansial • Kesiapan
finansial
bagian
dari
kemandirian
keuangan
sehingga kriteria ini sangat penting untuk kesiapan menikah.
8
Dalam dilihat
hal
ini
kesiapan
finansial
dapat
dariketercukupan uang yang dimiliki, kemandirian
finansial (tidak merepotkan orang tua dan keluarga besar), memiliki jenjang karier yang tetap dalam jangka panjang, termasuk cara mengelola keuangan dan keluarga serta
sumberdaya
memiliki tabungan keluarga. Kesiapan ini
penting dikarenakan untuk mengelola
sumberdaya dan
mencapai kesejahteraan keluarga. • Dampak positif apabila kesiapan finansial sudah optimal maka keluarga akan dapat mengelola sumberdaya dengan baik, mampu mencukupi kebutuhan kel uarga, serta dapat meningkatkan
kesejahteraan
keluarga
sehingga
hubungan pasangan suami istri menjadi harmonis. Dampak negatifnya jika keluarga tidak dapat mengelola sumberdaya dengan baik, tidak dapat mencukupi kebutuhan, sehingga rawan
terjadinya
pertengkaran
dan
perselisihan
serta
berujung perce raian.
3. Kesiapan Fisik • Kesiapan fisik adalah kesiapan secara biologis seperti kesiapan organ biologis un tuk melakukan hubungan seksual dan kemampuan untuk melakukan pengasu han serta melakukan pekerjaan
rumah
tangga.
Kesiapan
fisik
dianggap
penting supaya individu dapat mempersiapkan organ-organ biologis dan menjaga serta merawat kesehatannya untuk mencapai tubuh yang sehat. • Dampak positif apabila seseorang memiliki kesiapan fisik yang baik adalah indi vidu dapat merawat dan membersihkan diri dengan baik sehingga dapat mel akukan hubungan seksual dengan baik. Selain itu, individu yang sehat dapat melakukan pekerjaan rumah tangga sehingga rumah menjadi rapih an
9
bersih. Kemudian individu yang sehat akan dapat mengasuh dan merawat anak den gan baik. • Dampak jika tidak dipersiapkan dengan baik maka individu kurang optimal da lam melakukan hubungan seksual dan merawat anak serta tidak dapat menjaga kesehatannya dengan baik.
4. Kesiapan Mental • Kesiapan
mental
adalah
kemampuan
individu
dalam
mempersiapkan kemung kinan-kemungkinan yang dapat terjadi,
siap
dalam
danmenyeimbangkan
mengantisipasi antara
resiko
harapan
dan
yang
ada,
kenyataan.
Penting melakukan kesiapan ini untuk mempersiapkan dan mengantasipasi segala kemungkinan yang terjadi dalam kehidupan berkeluarga. • Dampak positif dari kesiapan mental yang baik adalah dapat mempersiapkan rencana dengan baik dikarenakan sudah memiliki cara untuk mengantisipasi permasalahan keluarga. Selain itu individu yang memiliki kesiapan ini dapat mer encanakan kehidupan pernikahan. • Dampak jika tidak memiliki kesiapan mental, maka individu akan tertekan dan stress ketika menghadapi permasalahan pernikahan.
5. Kesiapan Emosi • Kesiapan
emosi
adalah
kemampuan
individu
dalam
mengontrol emosi yang baik untuk menghindari perilaku yang tidak baik dan kekerasan serta untuk mengung kapkan perasaannya kepada orang-orang disekitarnya. Individu yang memiliki kesiapan emosi yang baik dapat mengatur dan mengelola perasaannya den gan baik sehingga dalam
10
menghadapi permasalahan dapat memposisikan diri dengan baik. • Dampak positif dari kesiapan emosi adalah dapat memiliki kemampuan mema hami perasaan diri sendiri dan orang lain, dapat mengelola perasaan dan men gungkapan perasaan sesuai dengan porsinya, dan dapat mengungkapkan ser ta menjalin keterbukaan dengan orang di sekitar. • Jika tidak memiliki kesiapan emosi yang baik maka individu akan mengalami permasalahan dengan orang sekitar karena terjadinya kesalahpahaman, tidak dapat mengungkapkan keinginan dan harapannya, dan memungkinkan terjad inya pertengkaran atau perselisihan.
6. Kesiapan Sosial • Kesiapan sosial adalah kemampuan untuk mengembangkan berbagai kapasitas untuk mempertahankan pernikahan. Selain itu terdapat interaksi antara individu dan masyarakat luas seperti hubungan untuk diterima lingkungan sekitar dan dapat menyediakan karier untuk masa depan keluarganya. • Kesiapan sosial dibutuhkan untuk individu supaya mampu melakukan penyesua ian terhadap lingkungan sekitar. Selain itu dapat menjalin hubungan dengan lingkungan luas sehingga dapat memungkinkan mendapatkan manfaat untuk jenjang karier atau sebagainya. Apabila individu memiliki kesiapan sosial yang baik maka dapat berhubungan dengan lingkungan sekitar dengan baik, sehing ga hubungan dengan keluarga besar dan tetangga menjadi harmonis. Selain itu juga dapat melakukan penyesuaian dan kerjasama dengan masyarakat luas. • Jika individu tidak memiliki kesiapan sosial maka individu tidak dapat beradaptasi
dengan lingkungan sekitar sehingga
menyebabkan terjadinya kesalahpahaman. 11
7. Kesiapan Moral • Kesiapan moral adalah kemampuan untuk mengetahui dan memahami nilai-nilai kehidupan yang baik seperti komitmen, kepatuhan, kesabaran, dan memaafkan. Pentingnya kesiapan ini
sebagai
pedoman
dan
prinsip
dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari dan dapat digunakan untuk membentuk kepribadian da lam berhubungan dengan pasangan dan keluarga besar. • Individu yang mempersiapkan moral dengan baik maka dapat membedakan
mana
yang
benar
dan
mengaplikasikan ke nilai-nilai kehidupan menjadikan
individu
yang
berkualitas
salah
dalam
pernikahan dan sehingga
dapat
mendidik generasi selanjutnya untuk memiliki moral yang baik. Selain itu, apabila pasangan suami istri memiliki moral yang baik maka dapat menjadikan keluarga harmonis dikarenakan pasangan
suami
istri
selalu
menjaga
komitmen,
saling
menghargai dan mematuhi. • Apabila individu tidak memiliki kesiapan moral yang baik maka dikhawatirkan tidak memiliki prinsip dan pegangan nilai-nilai kehidupan yang baik sehingga dapat memutuskan sesuatu tergesa-gesa tanpa memikirkan akibatnya. Individu dikhawatirkan
tidak
menjaga
komitmen
sehingga
juga akan
tergoda dengan orang lain yang menyebabkan pernikahan menjadi berantakan.
8. Kesiapan Interpersonal • Kesiapan interpersonal adalah kemampuan individu dalam melakukan kompe tensi dalam berhubungan seperti pasangan suami
istri
harus
saling
mendengar
kan,membahas
permasalahan pribadi dengan pasangan, dan menghargai apa
bila
terdapat
perbedaan.
kesiapan ini untuk memahami
Individu
membutuhkan
individu yang lainnya, dapat 12
menghargai dan tenggang rasa dengan orang lain serta dapat peduli dengan lingkungan sekitar. • Jika individu memiliki kesiapan interpersonal yang baik maka dapat saling mema hami dan peduli sehingga mencapai kepuasan pernikahan dan tercapai kese jahteraan keluarga. • Dampak negatif jika tidak memiliki kesiapan interpersonal yang baik adalah in dividu akan lebih sering mengalami perselisihan dikarenakan tidak mau saling memahami dan peduli dengan orang lain.
9. Kesiapan Keterampilan Hidup •
Kesiapan keterampilan hidup adalah kemampuan yang dimiliki individu dalam mengembangkan berbagai kapasitas untuk memenuhi peran di dalam keluar ga seperti menjaga kebersihan anak,
rumah
tangga,
merawat
dan
mengasuh
melayani suami, dansebagainya. Apabila individu
dapat mempersiapkan keter ampilan hidupnya dengan baik maka dapat saling bekerja sama dalam menye lesaikan pekerjaan rumah tangga. Dalam hal ini dapat mewujudkan kepuasan dan kesejahteraan keluarga. •
Dampak positif jika individu memiliki kesiapan keterampilan hidup maka dapat menjalankan peran suami istri dengan optimal sehingga dapat mewujudkan kel uarga yang tahan.
•
Dampak negatif jika tidak memiliki keterampilan hidup akan bergantung pada orang lain, sehingga dapat menyebabkan keluarga mengalami perselisihan.
10. Kesiapan Intelektual •
Kesiapan intelektual adalah kesiapan yang berhubungan dengan kemampuan individu dalam berfikir, menangkap informasi dan berhubungandengan kemam puan mengingat.
13
Digunakan sebagai penunjang dan pendukung dalam men cari informasi dan pengetahuan tentang pernikahan dan cara-cara merawat anak atau mengelola keuangan. •
Dampak positif jika memiliki kesiapan intelektual adalah individu dapat semak in memiliki pengetahuan dan informasi tentang pernikahan, pengetahuan pen gasuhan banyak
sehingga
dapat
mengatasi
apabila
yang
terdapat
permasala han atau hambatan. •
Dampak negatif jika tidak memiliki kesiapan intelektual adalah dapat menye babkan adanya pertengkaran dan adanya kesalahan dalam memecahkan
atau menangani suatu
permasalahan.
B. Membina Hubungan Antar Pasangan, keluarga lain dan kelompok sosial
dengan
Hubungan merupakan suatu interaksi atau proses yang terjadi dan dilakukan antara dua orang atau lebih untuk saling mengenal satu sama lain. Hubungan itu sendiri dapat dibedakan menjadi hubungan antar pasangan, hubungan antar kel uarga dan lingkungan/kelompok sosial.Hubungan ini sangat penting dalam kehidu pan manusia itu sendiri, tidak hanya sebatas saling mengenal namun untuk saling memahami dan mengerti. Hubungan manusia ini kemudian saling mempengaruhi antar satu dengan yang lainnya melalui pengertian yang diungkapkan, informasi yang dibagi, semangat yang disumbangkan, yang semua pesannya membentuk pengetahuan. Keluarga mempunyai interaksi dan hubungan yang memberi ikatan yang jauh lebih lama dibandingkan dengan kelompok asosiasi lainnya.Interaksi manusia harus didahului oleh kontak dan komunikasi.
1. Membina Hubungan Antar Pasangan
14
Setelah menikah, masing-masing individu memiliki perkembangan tugas untuk dirinya maupun untuk keluarganya (sebagai suami atau istri).Selanjutnya, setelah pasangan suami istri mempunyai anak, status, peran dan tugas semakin berkembang untuk keperluan masing-masing individu suami istri, keluarga beserta anak-anaknya. Adapun wujud interaksi antara suami dan istri adalah sebagai berikut: a. Bonding dan kedekatan serta saling ketergantungan antara suami dan istri. b. Kemitraan suami istri dalam mengelola sumberdaya keluarga baik keuangan keluarga, pengambilan keputusan tentang pembelian properti atau pendidikan anak, dan kerjasama dalam perencanaan kehidupan keluarga secara umum. c. Komunikasi suami istri dalam melakukan pengasuhan anak-anaknya, komunikasi antar keluarga inti dengan keluarga keluarga besar, dan komunikasi antara kelu arga inti dengan lingkungan masyarakat di sekitarnya. d. Hubungan yang seimbang antara suami dan istri dalam menciptakan rasa saling mencintai, menghormati, ketergantungan, menghargai dan berkomitmen dalam menjalankan fungsi-fungsi keluarga untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga lahir dan batin. e. Dalam mempercepat proses penyesuaian status dan peran antara suami dan is tri, maka masing-masing pihak harus melakukan proses imitasi, identifikasi, sugesti, motivasi, simpati dan empati antara satu dengan lainnya. Hal lain yang sangat sensitif berkaitan dengan hubungan personal suami istri ada lah hubungan seksual. Hubungan jasmani antara suami istri tidak boleh ada unsur pemaksaan, misalnya suami memaksa istri untuk melakukan hubungan intim, dan se baliknya istri memaksa suami untuk melakukan hubungan intim. Hubungan intim da lam perkawinan adalah hubungan secara fisik, psikologis, dan spiritual dalam rang ka prokreasi 15
untuk
meneruskan
keturunan
.Oleh
karena
itu,
hubungan
intim
dalam perkawinan dipandang sebagai suatu simbul saling memberi, saling menyenangkan dan saling menjaga hubungan antara suami istri. Dalam proses penyesuaian semua perbedaan dan persamaan, maka suami dan istri harus secara cermat dan sistimatis melakukan langkahlangkah progresif dalam mempertahankan perkawinan. Persamaan yang harus disadari oleh suami dan istri adalah berkaitan dengan kebutuhan umum (general needs) yang terdiri atas kebu tuhan
fisik,
sosial-ekonomi,
psikologi/emosi,
dan
spiritual.Adapun
perbedaan antara suami dan istri didasari atas perbedaan kebutuhan khusus (specific needs) yang ber kaitan dengan perbedaan hormonal, alat reproduksi dan fungsi biologis.Perbedaan lainnya adalah yang berkaitan dengan personalitas individu dan nilai-nilai individu. Hubungan dalam perkawinan harus dibina oleh pasangan suami istri melalui ak tivitas sebagai berikut: a. Mendiskusikan harapan dan merencanakan masa depan keluarga serta menyel esaikan permasalahan yang dihadapi secara bersama. b. Membuat keputusan akan perencanaan kehidupan keluarga secara bersama baik berkaitan dengan keuangan, pembelian rumah, pemeliharaan rumah, hubu ngan social kemasyarakatan dan kehidupan spiritual. c. Melakukan pengasuhan terhadap anak secara bersama yang berkaitan dengan perilaku sebagai berikut: 1. Sikap orangtua terhadap anak-anak harus dikoordinasikan dan diteladani den gan baik. 2. Siapa yang berperan menjadi pengasuh dan pendidik utama anak, apakah ibu atau ayah atau keduanya?
16
3. Bagaimana strategi orangtua dalam mendisiplinkan anak? Bagaimana kedua orangtua melakukan pembagian tugas dan tanggung jawab dalam mengasuh dan mendidik anaknya? a) Bagaimana pasangan berdoa untuk memadukan kedua hati dalam perkawinan. • Kekuatan kehidupan apa yang dipandang oleh suami istri dalam mempertahan kan perkawinan? • Kelemahan apa yang dipandang oleh suami istri dalam melihat tantangan untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam perkawinan? b) Pasangan suami istri wajib untuk memelihara komitmen bersama untuk memper tahankan dan memelihara perkawinan melalui pengukuhan ikatan perkawinan. c) Pasangan suami istri wajib juga untuk melakukan perencanaan keluarga
dalam
hal
keuangan,
pendidikan
anak,
dan
investasi/tabungan. d) Pasangan suami istri harus membina hubungan dengan keluarga besar baik dari pihak suami atau istri. Keluarga besar harus ditempatkan secara sejajar dan adil, artinya tidak boleh ada diskriminasi sosial antara keluarga besar dari pihak suami atau istri.
2. Membina Hubungan dengan Keluarga Lain Kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa tanpa adanya orang lain dalam hidup. Selain membina hubungan baik dengan keluarga juga harus membina hubungan baik dengan keluarga lain. Dalam kehidupan berkeluarga tentunya kita memiliki sanak keluarga yang lain, entah itu yang sekandung dengan Bapak ibu kita atau sepupu atau saudara lainnya. Hubungan ini harus terus kita jaga dan rawat agar terus tumbuh rasa persau daraann yang kuat. Banyak cara untuk memperkuat hubungan antar keluarga di antaranya dengan saling berkunjung, 17
bersilaturahmi, bersedia memberikan bantu an baik materi maupun tenaga. Dengan semakin kuatnya hubungan antar keluar ga menjadikan hidup ini lebih bahagia dan penuh rasa kekeluargaan. Di samping keluarga yang satu keturunan kita juga punya keluarga-keluarga yang lain yaitu tetangga-tetangga kita baik yang bersebelahan dengan rumah kita mau pun yang sekampung, tentunya ini harus tetap dijaga dengan baik, karena mereka lah yang paling tahu keadaan kita. Kita harus berbaik sangka, berbuat baik ke ses ama tetangga kita untuk menciptakan hubungan yang harmonis di tempat tinggal kita.
3. Membina Hubungan dengan Kelompok Sosial Dalam kehidupannya manusia dibimbing oleh nilai-nilai yang merupakan pan dangan terhadap apa yang baik dan buruk, juga oleh pasangan nilai materi dan non materi. Jika kita ingin hidup damai dimasyarakat maka harus dapat menyeim bangkan antara kedua pasangan nilai tersebut, namun kenyataannya dewasa ini masyarakat lebih mengedepankan nilai materi dibandingkan non materi/spiritual. Lingkungan masyarakat yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkemban gan sosial keluarga terdiri dari sosial budaya dan media massa. Hubungan dengan kelompok sosial banyak macamnya mulai dari kegiatan arisan, pengajian, kerja bakti, urug rembug, santunan dan lain sebagainya.Kegiatan sosial kemasyarakatan perlu terus dibina dan dikembangkan agar suasana kehidu pan kampung kita khususnya aman dan nyaman. Kehidupan antar keluarga dalam satu kelompok sosial mempunyai ikatan yang kuat, sehingga jika ada yang memer lukan bantuan dan menyalurkan bantuan akan sangat mudah, akan tetapi jika ke hidupan kampung itu terlalu individualistik, akan mempersulit hidup kita juga, inilah kehidupan yang sudah menjangkii penduduk-penduduk kota, sehingga jiwa sosial nya berkurang, mudahmudahan asas gotong royong bangsa kita tidak tergerus budaya 18
mementingkan
diri
sendiri,
akan
tetapi
terus
bahu-membahu
menjadikan kehidupan disekitar kita harmonis dan penuh cinta kasih.
C. Perencanaan Kelahiran Anak Pertama Persiapan Menjadi Orangtua Yang harus disepakai dengan pasangan (suami/istri) adalah perencanaan kelu arga diantaranya perencanaan kelahiran anak pertama.Dalam keluarga yang ide al (lengkap), maka ada dua individu yang memainkan peranan penting yaitu peran ayah dan peran ibu. Peran ayah selain sebagai pencari nafkah, dalam pengasuhan, ayah memiliki
peranan yang sangat penting. Di masa awal
seorangsuami atau ayah dapat: 1. Menyiapkan tempat tinggal yang layak. 2. Mendampingi istri (siaga) selama masa kehamilan. 3. Mendukung istri untuk menyusui bayinya. 4. Turut merawat bayi sejak dilahirkan. 5. Melakukan aktivitas bersama anak. 6. Menciptakan komunikasi yang baik dengan seluruh keluarga. Peran suami atau ayah dalam keluarga menjadi contoh positif terhadap: • Perkembangan Kognitif: anak lebih cerdas, anak lebih terampil, prestasi di se kolah lebih baik. • Perkembangan Sosio-Emosional: anak merasa aman, dan anak tidak mudah stres • Perkembangan Fisik: anak lebih sehat. Di samping itu, ayah juga sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana, mengasihi keluarga, serta sebagai suami yang penuh pengertian, dan pemberi rasa aman. 19
Ibu memiliki peran dalam keluarga, di antaranya: 1. Memenuhi kebutuhan biologis, fisik, dan ekonomi anak. 2. Merawat dan mengurus keluarga dengan sabar dan penuh kasih sayang. 3. Mendidik, mengatur, dan mengasuh anak. 4. Menjadi contoh dan teladan bagi anak. Beberapa hal yang harus dimiliki oleh pasangan suami istri dalam persiapan men jadi orangtua antara lain: 1.Rasa syukur dan beriman dengan Sang Pencipta Anak adalah titipanNya, tentu harus disyukuri sebagai anugerah.Tidak semua orang mendapat anugerah itu. Kita adalah yang terpilih untuk mendapatkannya. Oleh karena itu dalam mengasuh anak juga harus mengikuti aturan Sang Pencip ta yang paling tahu bagaimana harusnya mengasuh anak. Orangtua juga harus banyak berdo’a untuk kebaikan anaknya.
2.Kesabaran Menjadi
orangtua
membutuhkan
kesabaran
dalam
menghadapi anak-anak. Mungkin perilaku anak nantinya tidak seperti yang kita harapkan atau anak-anak belum mengerti apa yang kita katakan. Mengasuh dan mendidik anak ibarat menyusun batu bata menjadi sebuah bangunan yang kokoh, membutuhkan waktu yang lama, dan ada tahapan kalau tidak sabar, akan berantakan dan terbengkalai sehingga bangunan tidak berdiri sebagaimana yang kita harapkan. 3. Ilmu Pengasuhan Mengasuh anak membutuhkan ilmu pengasuhan. Baik secara psikologis,
agama
maupun
perkembangan
ilmu
pengetahuan terbaru. Oleh karena itu sebagai per siapan menjadi orangtua yang baik, harus siap belajar terus tentang 20
bagaimana seharusnya mengasuh anak dengan baik (sesuai agama), baik (sesuai kebutuhan anak) dan menyenangkan. 4. Kesehatan Orangtua yang sehat dan lebih siap menjalankan peran dan tanggung jawabn ya dengan baik.Ia bisa memberi nafkah, menemani anak bermain, membimbing belajar dan lain-lain. Bila
orangtua
tugasnya,
sakit
juga
mengurusnya.
bisa
Oleh
memperhatikan
selain
tidak
jadi
dapat
beban
karena
itu
kesehatannya,
menjalankan
anak-anak
orangtua
dengan
untuk
juga
harus
makanan
yang
bergizi, mi num yang banyak, olahraga teratur serta istirahat yang cukup. 5. Rukun dan harmonis Orangtua
yang
rukun
dan
harmonis
akan
lebih
siap
menjalankan tugasnya dar ipada orangtua yang sering bertengkar. Orangtua yang sering bertengkar akan memberi dampak yang tidak baik untuk perkembangan anak. Untuk tetap
rukun dan harmonis, suami istri dapat melakukan
kegiatan yang dapat menjalin kemesraan seperti setiap pekan ada waktu mengobrol berdua, pergi jalan-jalan dan lainnya. Orangtua
juga
harus
mengetahui
dan
memahami
kebutuhan anak sebagai sa lah satu bagian dari persiapan menjadi orangtua. Kebutuhan adalah semua yang diperlukan anak untuk tumbuh kembangnya, yaitu kebutuhan: 1. Makanan, pakaian, tempat tinggal yang memberi rasa aman, nyaman dan diperlukan untuk tumbuh kembang anak 2. Dicintai, disayang dan diperhatikan 3. Diterima dirinya apa adanya, dimengerti perasaannya 4. Diajak
bicara,
diberi
kesempatan
untuk
bicara,
menyampaikan perasaan dan pendapatnya 21
5. Diberi
kesempatan
untuk
mencapai
cita-citanya,
menunjukkan kemampuan nya 6. Diajarkan keimanan agar mengenal dan merasa dekat dengan Sang Pencip ta. Dengan demikian, diharapkan orangtua memiliki bekal yang cukup dalam men gasuh dan membina tumbuh kembang anak secara optimal dan menjadikan anak anak sebagai generasi penerus bangsa yang berkarakter.
D. Mengatur jarak kelahiran dengan menggunakan alat kontrasepsi Jarak kelahiran merupakan interval antara dua kelahiran yang berurutan dari seorang wanita. Jarak kelahiran yang cenderung singkat dapat menimbulkan be berapa efek negatif baik pada kesehatan wanita tersebut maupun kesehatan bayi yang dikandungnya.Setelah melahirkan, wanita memerlukan waktu yang cukup un tuk memulihkan dan mempersiapkan diri untuk kehamilan serta persalinan selanjut nya. Penentuan jarak kehamilan merupakan salah satu cara untuk menentukan be rapa jarak yang akan direncanakan diantara kehamilan satu dengan yang lain. Pengaturan jarak kehamilan merupakan salah satu usaha agar pasangan dapat lebih menerima dan siap untuk memiliki anak. Perencanaan pasangan kapan untuk memiliki anak kembali, menjadi hal penting untuk dikomunikasikan.
1. Jarak Kelahiran Ideal Indonesia memiliki median jarak antar kelahiran selama 64,6 bulan dan hal ini dikatakan meningkat dibanding survei demografi pada tahun 2012. Jarak kelahi ran yang dikatakan aman adalah 3659 bulan.Didapatkan data sebesar 55% ibu melahirkan dengan rentang ini. Sedangkan 9% pada rentang kurang dari 24 bulan (SDKI,
22
2017). Pengaturan jarak kelahiran ini dinilai penting untuk setiap pasangan agar dapat lebih siap untuk memiliki anak lagi dan menghindari terjadinya keadaan darurat pada ibu dan bayi. Besarnya resiko kehamilan dan kelahiran adalah karena jarak kelahiran yang tidak ideal. Dalam hal ini adalah kelahiran yang kurang dari 24 bulan. Ada perubahan perilaku pada anak yang terjadi akibat dekatnya jarak kelahiran antara kelahiran pertama dan kelahiran selanjutnya. Hal ini disebabkan orang tua menjadi terlalu fokus pada anak kedua sehingga proses tumbuh kembang pada anak pertama sedikit
terabaikan. Dampak yang terjadi
adalah adanya kemunduran perilaku pada anak dikarenakan oleh keinginan anak untuk merebut perhatian orang tua dari adiknya Jarak kehamilan yang dianjurkan pada ibu hamil yang ideal dihitung dari sejak ibu persalinan hingga akan memasuki masa hamil selanjutnya yaitu 3-5 tahun. Hal ini didasarkan karena beberapa pertimbangan yang akan berpengaruh pada ibu dan anak. Apalagi bagi
anda
yang
mengalami
operasi
caesar
pada
persalinan sebelumnya, pemulihan pascaoperasi sangat penting untuk diperhatikan. Penelitian The Demographic and Health Survey, menyebutkan bahwa anak - anak yang dilahirkan 2- 5 tahun setelah kelahiran anak sebelumnya, memiliki kemungkinan hidup sehat 2,5 kali lebih tinggi daripada yang berjarak kelahiran kurang dari 2 tahun, maka jarak kehamilan yang aman adalah 3-5 tahun.
2. Manfaat menjaga jarak kehamilan yang ideal Manfaat menjaga jarak kehamilan yang ideal bagi ibu dan anak antara lain: a. Pemulihan Persalinan bagi Kesehatan Ibu Dengan
minimal
waktu
melakukan persiapan
dua
tahun
memungkinkan
ibu
kehamilan. Dalam mempersiapkan
kehamilan selanjutnya ibu harus mempersiapkan kesehatan yang
sempat
mengalami
penurunan
setelah
merawat 23
bayi sebelumnya, selain itu ibu harus mengalami beberapa pemulihan khusus seperti pada ibu hamil yang melakukan operasi caesar sebelumnya sebaiknya berkon sultasi pada dokter ketika akan memasuki kehamilan selanjutnya. Tak kalah penting dalam mengontrol kesehatan ibu hamil yang beresiko di kehamilan seperti hipertensi, diabetes dan lainnya. b. Menjaga Kesehatan Bayi Menjaga jarak kehamilan ideal (3-5 tahun) akan membuat potensi yang baik untuk kehamilan selanjutnya salah satunya adalah menghindari anak lahir dengan berat badan yang rendah dan juga menghindari kelainan pada ja nin. Selain itu dua tahun memungkinkan untuk mempersiapkan air susu ibu. Dengan persiapan asi maka akan berpengaruh positif bagi kesehatan dan kecerdasan, se dangkan bagi anda yang merencanakan kehamilan terlalu dekat maka akan ber dampak pada kurangnya nutrisi dari asi pada anak pertama atau anak selanjutnya. c. Menghindari Resiko Kurang Gizi Dengan merencanakan kehamilan pada jarak yang ideal maka akan mengu rangi resiko kurang gizi terutama kekurangan zat besi. Hal ini akan membantu anda dalam mengurangi resiko anemia akut yang akan terjadi pada kehamilan dan meningkatkan resiko stress pada saat hamil, bahkan hal ini akan beresiko ter jadinya sistem kardiovaskular pada
saat
menjelang
persalinan.
Hal
ini
dapat
pula disebabkan karena kondisi ibu yang merencanakan kehamilan terlalu cepat belum pulih dari kondisi sebelumnya sehingga belum dapat maksimal dalam
pembentukan
cadangan makanan bagi janin dan sendirinya. d. Menjaga Hubungan antara Anak dan Ibu Perhitungan yang tidak kalah penting dalam mempersiapkan jarak kehamilan yang ideal adalah faktor psikologis anak dan 24
orang tua. Secara umum apabila merencanakan kehamilan pada usia yang ideal maka akan mudah dimengerti dan juga mUdah untuk menerima adik barunya dikarenakan telah cukup
mendap
atkan
perhatian
dan
kasih
sayang
sebelumnya.
3. Mengatur jarak kelahiran menggunakan alat kontrasepsi Cara yang dilakukan untuk mengatur jarak kelahiran agar ideal yaitu 3-5 tahun
adalah dengan menggunakan alat
kontrasepsi.Kontrasepsi adalah upaya mence gah pertemuan sel telur matang dan sperma untuk mencegah kehamilan. Dalam mengatur
jarak
kehamilan,
pasangan
suami
istri
dapat
menggunakan kon trasepsi sesuai dengan fase-fase berikut ini: a. Fase Menunda Kehamilan
• Perempuan yang menikah pada usia kurang dari 21 tahun dianjurkan untuk
menunda kehamilannya sampai usia
minimal 21 tahun.
• Untuk menunda kehamilan pada masa ini ciri kontrasepsi yang diperlukan ada lah kontrasepsi yang mempunyai reversibilitas dan efektifitas tinggi.
• Kontrasepsi yang dianjurkan antara lain kondom, suntik, pil dan implan. b. Fase Menjarangkan Kehamilan
• Pada fase ini usia isteri antara 21-35 tahun, merupakan periode yang paling baik untuk hamil dan melahirkan karena mempunyai resiko paling rendah bagi ibu dan anak.
• Jarak ideal untuk menjarangkan kehamilan adalah 5 tahun, sehingga tidak terdapat 2 balita dalam 1 periode.
• Ciri kontrasepsi yang dianjurkan pada masa ini adalah alat kontrasepsi yang mempunyai reversibilitas dan efektifitas cukup tinggi, dan tidak menghambat air susu ibu (ASI). Kontrasepsi yang dianjurkan adalah suntik, implan dan IUD. 25
c. Fase Mengakhiri Kehamilan
• Fase mengakhiri kehamilan berada pada usia PUS diatas 35 tahun, sebab se cara empirik diketahui melahirkan anak diatas usia 35 tahun banyak mengala mi risiko medik.
• Ciri kontrasepsi yang dianjurkan untuk masa ini adalah kontrasepsi yang mem punyai efektifitas sangat tinggi, dapat dipakai untuk jangka panjang, dan tidak
menambah
kelainan yang sudah ada (pada usia tua kelainan seperti penyakit jantung, darah tinggi, keganasan dan metabolik biasanya meningkat oleh ka rena itu sebaiknya tidak diberikan kontrasepsi yang menambah kelainan terse but).
• Kontrasepsi yang dianjurkan adalah Metode Operasi Wanita(MOW) dan IUD. Akan lebih baik dan sangat
dianjurkan untuk menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang yang selanjutnya disebut MKJP. Untuk macam
alat
dan
obat
kontrasepsi
dan
cara
menggunakannya dibahas secara rinci pada Bab IV modul ini.
E. Berhenti melahirkan di usia 35 tahun Wanita hamil yang berusia di atas 35 tahun atau lebih, dapat dua kali lipat mend erita tekanan darah tinggi yang mengancam jiwa (preeklampsia) selama kehami lan, mengalamin komplikasi seperti Ketuban 26
Pecah Dini (KPD), partus lama, partus macet dan perdarahan post partum. Komplikasi tersebut mungkin dialami oleh ibu hamil pada usia tersebut dikarenakan organ jalan lahir yang sudah tidak lentur dan memungkinkan mengalami penyakit. Lebih dari separoh wanita yang berusia diatas 40 tahun akan meminta bayinya dilahirkan melalui operasi Caesar. Kejadian kehamilan risiko tinggi dipengaruhi oleh umur dan paritas. Kehamilan resiko tinggi mayoritas berumur lebih dari 35 tahun. Berhenti melahirkan di usia 35 tahun bertujuan agar dapat merawat balita secara optimal.
F. Merawat dan Mengasuh Anak Usia Balita untuk memenuhi kebutuhan mendasar anak Menjadi orangtua adalah suatu anugerah karena ada kehidupan yang diper cayakan Tuhan kepada orangtua. Ada tanggung jawab yang harus dijalani oleh or angtua sepanjang hayat. Dalam pengasuhan, keluarga merupakan lembaga per tama yang bertanggungjawab memberikan pembinaan tumbuh kembang anak. Orangtua memegang peranan penting dalam memberikan kebutuhan anak. Pada dasarnya mengasuh anak adalah memberikan kebutuhan dasar agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Agar balita tumbuh dan berkembang dengan baik, yang harus dilakukan orangtua antara lain: • Memenuhi kebutuhan anak dalah hal makanan yang bergizi • Menjaga kesehatan anak yang sesuai usia anak. Orangtua dapat memberikan
belaian,
senyuman,
dekapan,
penghargaan
dan bermain, mendongeng, menyanyi serta memberikan contohcontoh tingkah laku sehari-hari yang baik dan benar kepada anak. Keluarga berkualitas yang kita ciptakan juga akan dapat terwujud apabila masing-masing keluarga memiliki ketahanan keluarga yang tinggi dan ketahanan kelu arga hanya dapat tercipta apabila masing-masing keluarga dapat melaksanakan fungsi-fungsi keluarga secara serasi, selaras 27
dan seimbang. Fungsi keluarga yang di maksud ada delapan yaitu fungsi agama, fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi
reproduksi, fungsi
perlindungan, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi dan fungsi lingkungan yang selanjutnya disebut 8 fungsi keluarga. Untuk fungsi keluarga dibahas secara mendalam dalam modul selanjutnya.
USIA 0 – 1 TAHUN 1. Kebutuhan Kesehatan dan Gizi
• Memberikan ASI kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir • Memberikan ASI eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan •Memberikan Makanan pendamping ASI (MPASI) setelah bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan. MPA-SI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. • Di tahun pertama, waktu makan sebaiknya 5 kali sehari (3 kali makanan pokok dan 2 kali makanan selingan). Hal ini karena kapasitas pencernaan yang masih terbatas. Makanan selingan yang diberi kan dapat berupa buah atau biskuit. • Mengamati pertumbuhan anak dengan membawa anak ke POSYANDU untuk ditimbang dan di catat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS). •Memberikan vitamin A kepada anak mulai dari usia 6 bulan sampai 5 tahun •Untuk menjaga kebersihan badan, mandikan anak setiap pagi dan sore. •JIka belum tumbuh gigi, bersihkan gusi bayi sesudah diberi ASI dengan kain yang dibasahi air hangat yang sudah matang. • Cuci tangan anak dengan kain yang dibasahi air hangat yang sudah matang • Ajarkan anak untuk buang air kecil dan air besar pada tempatnya. • Gunting kuku, tangan dan kaki anak jika panjang • Jauhkan anak dari asap rokok dan asap dapur.
28
2. Kebutuhan Kasih Sayang
3. Kebutuhan Stimulasi Menstimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak oleh lingkungan (ayah, ibu, pengasuh anal, anggota kelu arga lain) untuk mempercepat tumbuh kembangnya. Kurangn ya stimulasi dapat menyebabkan kelambatan tumbuh kembang anak. Lakukanlah stimulasi yang memadai. Artinya, rangsang otak anak agar berkembang kemamp uan gerakan kasar, gerakan halus, komunikasi pasif, komunikasi aktif, kecerdasan, menolong diri sendiri, dan tingkah laku sosial pada anak agar berlangsung secara optimal sesuai tahap usia anak.
• Berikan cinta, rasa aman, dan kasih saying kepada anak agar anak mengerti bahwa kita men yayangi dan selalu berada di dekatnya • Belai dan sentuh anak setiap hari agar menambah kelekatan antara orangtua dan anak • Dekap dan peluk anak untuk menenangkan anak terutama saat anak sedih atau menangis bila mimpi buruk/ketakutan. • Berikan pujian jika anak melakukan perbuatan yang baik atau berhasil mencapai sesuatu • Jika anak melakukan kesalahan hendaknya jangan dimarahi namun tegur dan beritahu apa yang seharusnya dilakukan •Bacakan dongeng dan dengarkanlah cerita anak •Berikanlah kata-kata halus/penuh makna untuk melatik kepekaan anak •Memotivasi anak agar ia mampu mencoba melakukan sesuatu •Berikan panggilan sayang kepada anak •
Merangsang pendengaran dengan mengajak bicara bayi pada setiap kesempatan (ketika meny usui, mandi, mengganti popok) •Merangsang penglihatan dengan mengajak bayi tersenyum, peluk dan timang bayi • Berikan mainan warna kontras dan warna primer • Merangsang perabaan pada bayi dengan mengusap bagian tubuh bayi dengan sentuhan penuh kasih sayang • Merangsang kemampuan motorilk kasar dengan melatik anak mendudukkan anak dengan digan jal bantal, setelah anak bisa duduk melatihnya untuk merangkak dan berdiri dengan memegang nya. •Merangsang kemampuan motoric halus dengan memberikan mainan dan meletakkan mainan yang menarik di depan anak •Memberi contoh mengeluarkan dan mengembalikan mainan • Mengajak anak berbicara dan menunjukkan bagian-bagian tubuh
29
•
Ajak anak menyatakan hal yang membuatnya marah atapun mengalami emosi negative lain sep erti sedih atau takut, dan bicarakan cara mengatasi emosi negatif tersebut. • Mengenalkan anak pada orang lain • Memberi contoh dalam menunjukkan rasa sayang • Memberi kesempatan pada anka untuk makan dan minum sendiri • Menyanyikan lagu dan mendengarkan music • Membacakan doa • Mengajak bermain cilukba • Mengajari mengucap mama, papa, kakak
USIA 1 – 2 TAHUN 1.
Kebutuhan
• Teruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih
Kesehatan dan
• Berikan makanan tambahan yang mengandunng triguna, yaitu zat
Gizi
pembangun (susu, telur, ikan, daging), zat tenaga (nasi, ubi, jagung) dan zat pelindung (buah-buahan dan sayuran) • Pemberian vitamin A setiap 6 bulan sampai usia 5 tahun • Jangan sampai anak makan hanya asal kenyang, sebaiknya lebih mementingkan kualitas makanannya. • Minuman yang utama bagi anakadalah air putih dan susu. Anakdiperbolehkan minum jus buah. Kopi dan teh sebaiknya tidakdiberikan pada anak. •
Makanan
tambahan
yang
baruperlu
diberikan
secara
bertahap,paling tidak dua sampai tiga kalise hari. Hal ini agar orangtua dapatmewaspadai adanya alergi terhadap jenis makanan tertentu. • Pemberian imunisasi sesuai usia anak • Menjaga kebersihan dengan anak mandi minimal 2 kali sehari • Menyikat gigi minimal sehabis makan dan sebelum tidur • Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan atau sehabis buang air besar • Menjaga kebersihan dan kerapihan tempat bermain • Kebutuhan tidur anak harus mencukupi yaitu minimal 2 jam pada siang hari dan minimal 11,5 jam pada malam hari • Perawatan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
30
• Datang ke Posyandu setiap bulan • Orang tua aktif merangsang kecerdasan anak • Orang tua melatih gerakan motorik kasar dan halus anak
2.
Kebutuhan
Kasih Sayang
• Berikan cinta, rasa aman dan kasih sayang kepada anak, agar anak mengerti bahwa kita men yayangi dan selalu berada didekatnya • Belai dan sentuh anak setiap hari • Dekap dan peluk anak untuk menjalin kelekatan antara orangtua dan anak • Berikan pujian setiap kali anak berhasil melakukan kegiatan rangsangan • Jika anak melakukan kesalahan, hendaknya jangan dimarahi melainkan tegur dan ebritahu apa yang seharusnya dilakukan • Bacakan dongeng dan ajak anak bercerita • Berikan kata-kata halus/penuh makna untuk melatih kepekaan anak • Motivasi anak agar dia mampu mencoba melakukan sesuatu • Berikan panggilan sayang kepada anak
3.
Kebutuhan
Stimulasi
• Melatih anak berjalan mundur dan mengikuti garis lurus • Melatih anak memegang dan menggunakan sendok • Melatih anak memakai dan melepas baju sendiri • Membacakan cerita dan menyediakan buku bergambar untuk anak • Mengajak anak bercermin • Mengajak anak pergi ke tempat baru • Melatih anak untuk mengerti dan melakukan perintah sederhana • Menunjukkan benda sambil menyebut namanya • Membacakan dongeng/cerita • Mengajari anak mengenal bagian tubuh • Menanyakan gambar atau menyebutkan nama binatang dan benda di sekitar rumah • Meminta anak melakukan suatu kegiatan (misalnya : tolong ambilkan bola di bawah meja)
31
USIA 2 – 3 TAHUN 1. Kebutuhan Kesehatan dan Gizi
• Pemberian makanan anak sudah dalam bentuk padat yang mengandung zat pembangun, zat tenaga dan zat pelindung • Pemberian vitamin A setiap 6 bulan sampai usia 5 tahun • Anak diharuskan mandi minimal 2 kali setiap hari • Menyikat gigi dengan dibantu orangtua minimal sehabis makan dan sebelum tidur • Mencuci rambut dan menggunting kuku secara teratur • Menjaga kebersihan dan kerapihan tempat bermain • Ganti pakaian yang basah sehabis bermain • Pemberian imunisasi sesuai usia anak • Perawatan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali • Datang ke POSYANDU setiap bulan • Sapih anak jika masih mengedot atau mempunyai kebiasaan menghisap jari, kuku dan sebagainya, supaya letak gigi baik • Merangsang hormon petumbuhan • Merangsang pertumbuhan otot dan tulang • Merangsang kecerdasan anak • Melatih gerakan motorik kasar dan halus anak • Merangsang kreativitas anak • Melatih kemampuan sosialisasi anak • Melatih anak untuk merencanakan apa yang akan dimainkannya • Melatih anak untuk mengambil hanya mainan yang akan dimainkan, jumlahnya hanya 2 – 3 main an dalam satu waktu • Latih anak untuk membereskan kembali mainannya
32
2. Kebutuhan
• Berikan cinta, rasa aman dan kasih sayang kepada anak, agar anak
Kasih Sayang
mengerti bahwa kita men yayangi dan selalu berada didekatnya • Belai dan sentuh anak setiap hari • Dekap dan peluk anak untuk menjalin kelekatan antara orangtua dan anak • Berikan pujian setiap kali anak berhasil melakukan kegiatan rangsangan • Jika anak melakukan kesalahan, hendaknya jangan dimarahi melainkan tegur dan ebritahu apa yang seharusnya dilakukan • Bacakan dongeng dan ajak anak bercerita • Berikan kata-kata halus/penuh makna untuk melatih kepekaan anak • Motivasi anak agar dia mampu mencoba melakukan sesuatu • Berikan panggilan sayang kepada anak
3. Kebutuhan Stimulasi
• Melatih anak untuk melompat dan berdiri satu kaki • Mengajak anak bermain lempar, tangkap, tendang dan kejar bola • Mengajak anak menari sambil mendengarkan musik • Mengajak anak menaiki tangga dengan kaki bergantian • Melatih anak untuk meremas dan merobek kertas • Memberi contoh meronce manik-manik • Mengajak anak belajar menggunting dan melipat kertas • Bermain memindahkan air, pasir, biji-bijian ke dalam wadah seperti toples/baskom • Melatih anak mengenal warna, bermain kartu, boneka, masakmasakan • Melatih anak menggambar garis dan lingkaran • Melatih anak menggunakan kata sifat • Melatih anak menyebut nama teman, menghitung benda • Tidak menyebutkan hal-hal negatif tentang diri anak dan selalu memikirkan hal-hal positif yang di miliki anak. • Membantu anak mengutarakan perasaannya dan menjelaskan emosi yang sedang dirasakan • Mengenalkan perbedaan laki-laki dan perempuan • Melatih anak mengenakan pakaian, menyikat gigi dan toilet training • Mengajak anak mencuci tangan dan kaki
33
USIA 3 – 4 TAHUN 1. Kebutuhan Kesehatan dan Gizi
• Memberikan gizi seimbang pada anak usia 3 – 4 tahun • Imunisasi harus diberikan kepada anak sesuai dengan umur • Membiasakan anak mandi dua kali sehari dan menggosok gigi • Kebersihan juga mencakup kebersihan lingkungan, misalnya menguras bak air setidaknya satu kali seminggu • Kebersihan makanan juga perlu diperhatikan • Kebutuhan tidur anak harus sesuai dengan usia, anak usia 3 – 4 tahun perlu tidur ± 14 jam per hari • Dunia anak adalah dunia bermain. Bagi anak, bermain adalah hal penting sebab selain menye nangkan, bermain merupakan wahana belajar yang paling mudah dan efektif. Sambil bermain, berbagai aspek perkembangan dan potensi dalam diri anak dapat berkembang optimal. Bermain dapat membantu merangsang pertumbuhan anak, menambah nafsu makan, dan merangsang pertumbuhan otot dan tulang. • Bawa anak ke posyandu / fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur untuk mengukur berat badan anak, tinggi badan, lingkar kepala, pemberian imunisasi dan pemeliharaan serta perawatan gigi.
2. Kebutuhan
• Setiap anak perlu mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari
Kasih Sayang
keluarga serta rasa aman dan nyaman. Kasih sayang tidak hanya berupa materi saja, tetapi belaian, suara lembut dan perhatian yang diberikan orangtua kepada anak.
3. Kebutuhan Stimulasi
• Mengajak anak berlari dan meloncat sambil melompati benda • Mengajak anak berdiri dengan satu kaki bergantian • Mengajak anak bermain lembar dan tangkap bola • Mengajak anak meronce dan menggunting • Mengajak anak memasukkan air, pasir atau biji-bijian ke dalam wadah seperti botol atau mangkok • Ajak anak mencari benda dan mengelompokkannya berdasarkan warna yang sama • Bacakan cerita untuk anak dan beri anak pertanyaan: apa, mengapa dan bagaimana • Memberikan kesempatan pada anak untuk bermain dengan teman sebayanya
34
• Membiasakan anak untuk berbagi • Membiasakan anak untuk menunggu giliran • Membiasakan anak meletakkan piring atau gelas yang habis ia pakai ke tempatnya • Membiasakan anak untuk mencuci tangan dan kaki sendiri • Melatih anak memakai sandal dan sepatu sendiri • Memperkenalkan kalimat yang berbentuk sebab akibat kepada anak misalnya : jika kamu merebut mainan kamu tidak punya teman • Meminta anak membawakan barang kepada orangtua • Mengenalkan anak dengan berbagai ukuran • Mengajak anak untuk mengucapkan kalimat yang terdiri dari tiga kata
USIA 4 – 5 TAHUN 1. Kebutuhan Kesehatan dan Gizi
• Berikan gizi seimbang pada anak usia 4 – 5 tahun • Imunisasi harus diberikan kepada anak sesuai dengan umur. Jangan lupa mengunjungi posyandu atau puskesmas untuk imunisasi anak • Biasakan anak untuk mandi dua kali sehari dan menggosok gigi. Jika anak belum mampu, orangtua dapat membantu. • Kebutuhan tidur anak harus tercukupi. Untuk anak usia 4 -5 tahun perlu tidur ± 13,7 jam per hari. • Bagi anak, bermain sangat penting sebab selain menyenangkan juga sebagai wahana belajar yang paling mudah dan efektif. Sambil bermain, berbagai aspek perkembangan dan potensi da lam diri anak dapat berkembang secara optimal. • Membawa anak ke posyandu atau tempat pelayanan kesehatan untuk mengukur berat badan anak, mengukur penambahan tinggi badan,
mengukur
lingkar
kepala,
pemberian
imunisasi
dan pemeliharaan serta perawatan gigi anak 2. Kebutuhan
• Setiap anak perlu mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari
Kasih Sayang
keluarga serta rasa aman dan nyaman. Kasih sayang tidak hanya berupa materi saja, tetapi belaian, suara lembut, dan perhatian yang diberikan orangtua kepada anak.
35
3. Kebutuhan
•
Stimulasi
Bermain
bersama
anak
sehingga
anak
mengembangkan
keterampilan fisiknya seperti naik dan turun tangga sambil diawasi, bermain bola, bermain tali. • Melatih anak untuk berpakaian dan makan sendiri • Mengajari anak menjepit dan melipat kertas • Mengajak anak menggambar dan mewarnai • Mengajak anak bermain dengan balok • Bermain bersama anak sambil memperkenalkan berbagai bentuk, arah, dan warna serta berbagai fungsi benda
G.Rangkuman Membangun keluarga merupakan awal mendatang.
Keluarga
sebagai
unit
terkecil
lahirnya generasi
dalam
masyarakat
merupakan tempat untuk mendidik dan membentuk watak moral serta melatih kebersamaan sebagai bekal kehidupan ber masyarakat. Setiap orang yang ingin hidup berkeluarga perlu memahami apa saja tahapan perencanaan kehidupan berkeluarga mulai dari: 1. Merencanakan usia pernikahan, perempuan 21 tahun dan lakilaki 25 tahun. 2. Membina hubungan antar pasangan, dengan keluarga lain, dan kelompok sosial. 3. Merencanakan kelahiran anak pertama, persiapan menjadi orangtua. 4. Mengatur
jarak
kelahiran,
dengan
menggunakan
alat
kontrasepsi. 5. Berhenti melahirkan di usia 35 tahun, agar dapat merawat balita secara
optimal serta
menghindari
risiko
pada
ibu
akibat
melahirkan/persalinan. 6. Merawat dan mengasuh anak usia balita dengan memenuhi kebutuhan men dasar anak (kebutuhan fisik, kasih sayang, dan stimulasi). 36
BAB III HARAPAN POSITIF TERHADAP MASA DEPAN ANAK Indikator Hasil Belajar: Setelah mempelajari Bab III ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan harapan positif terhadap masa depan anak
37
Salah satu tujuan perkawinan adalah melanjutkan dan memelihara keturunan. Dengan perkawinan, kelak suami-istri akan berperan menjadi ayah-ibu. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat merupakan tempat untuk mendidik dan membentuk watak dan moral anak-anak mereka. Ayah dan ibu perlu menentukan keluarga impian, pilihan, dan harapannya serta perlu memiliki perencanaan untuk menjadi orangtua yang hebat. Diperlukan perencanaan yang matang, doa serta harapan positif untuk masa depan anak.
A. Harapan orang tua agar membentuk anak yang berkualitas Sebuah keluarga bagaikan sebuah kapal.Penghuninya memiliki peran mas ing-masing.Adapun peran-peran tersebut saling melengkapi satu dengan yang lain nya. Kapal yang berlayar memerlukan nahkoda. Dalam keluarga nahkoda diper ankan oleh orangtua (ayah dan ibu). Ditangan orangtua, anak diarahkan menuju tujuan masa depan. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang ter didik sangat berpeluang besar tumbuh menjadi pribadi yang baik. Sebaliknya anak yang tumbuh dari lingkungan yang kurang terdidik maka kemungkinan besar memi liki kepribadian karakter yang kurang baik. Pembentukan karakter bermula dari keluarga karena keluarga merupakan se kolah pertama bagi anak. Di rumah ini anak dilatih agar mampu menjadi individu yang berkarakter dan disiapkan agar mampu hidup dalam masyarakat secara baik dan wajar. Tentu saja dalam hal ini keluarga atau orang tua sangat berperan dalam pembentukan kepribadian karakter anaknya. Penguatan peran keluarga dalam pendidikan anak mutlak dibutuhkan. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperkuat peran keluarga antara lain menciptakan suasana keluarga yang penuh kasih, demokratis, dan penuh ketela danan. Suasana keluarga yang nyaman, 38
aman, dan penuh kasih serta keteladan dari orang tua merupakan kunci utama pembentukan kepribadian dan karakter anak. Semua orangtua memiliki harapan terhadap masa depan anak. Harapan-hara pan yang dimilikiorangtua rata-rata sama yaitu menginginkan anaknya berkualitas, anak yang berguna, dan sukses dalam pekerjaan sert masa depannya. Orang tua harus memperhatikan pertumbuhan, perkembangan dan karakter anak secara teliti sejak anak berusia 0 bulan.Orang tua perlu melakukan
pembi
asaan
dalam
membentuk
karakter
anak
demi
menghasilkan anak yang berkualitas. Pendidikan yang perlu kita tekankan kepada anak sejak awal antara lain:
1. Pendidikan keagamaan Ini adalah hal yang utama perlu ditekankan pada seorang anak; seorang anak
perlu tahu siapa Tuhannya, cara beribadah, dan bagaimana dan
memohon
berkat
mengucap syukur. Tunjukkan buku,
gambar, dan cerita-cerita yang bisa mengin spirasi si anak yang berhubungan dengan keagamaan tersebut.Jika memungkin kan, ajak anak anda untuk ikut ke tempat ibadah bersama. Semakin dini kita menanamkan hal ini pada seorang anak, akan semakin kuat ahlak dan keyakinan akan Tuhan di dalam diri anak kita. Sangat penting ini ditanamkan kepada anak dari awalkarena jika pondasi keimanan seorang anak sudah kuat, maka ketika menjalani kehidupan di masa depan akan semakin mantap, tidak goyah oleh bujukan, rayuan negatif yang datang padan ya, sebaliknya akan meneguhkan langkah dan cita-citanya untuk selalu berbuat kebaikan.
39
2. Kualitas input yang diterima Seorang anak pada usia dibawah 10 tahun belum mempunyai fondasi yang kuat dalam prinsip hidup, cara berpikir, dan tingkah laku. Artinya, semua hal yang dilihat, didengar, dan dirasakan olehnya selama masa pertumbuhan tersebut akan diserap semuanya oleh pikiran
dan
dijadikan
sebagai
dasar
atau
prinsip
dalam
hidupnya. Adalah tugas orang tua untuk memilah dan menentukan, input-input mana saja yang perlu dimasukkan,dan mana yang perlu dihindarkan.
Menonton
televisi
misalnya,
tidaksemua
acara
itu
bagus.Demikian juga dengan membaca majalah, menon ton film, mendengarkan radio, dan sebagainya.
3. Anak adalah peniru yang baik Ada istilah “child see, child do” artinya anak biasanya akan bertindak berdasar kan apa yang telah dilihatnya. Demikian pula seorang anak. Anak perlu figur seo rang tokoh yang dikagumi, yang akan ditiru di dalam tindakan sehari-harinya. Pilihan utamanya biasanya akan jatuh pada orang tua. Seorang anak akan lebih percaya pada apa yang dilihat daripada apa yang dikatakan orang tua. Jadi saat orang tua mengatakan satu nasehat, misalnya jangan tidur malammalam, tapi orang tu anya sendiri selalu bekerja sampai larut malam, jelas ini bukan cara mendidik yang baik. Ajarkan sesuatu melalui contoh, dengan tindakan kita sendiri, akan membuat
anak meniru dan
mengembangkannya menjadi suatu kebiasaan dan karakter di dalam pertumbuhannya.
4. No Pain No Gain Apa yang akan anda lakukan sebagai orang tua apabila anak anda merengek rengek, bahkan menangis minta dibelikan sebuah mainan? Ada dua jenis jawaban yang biasanya saya lihat. Jenis orang tua yang pertama biasanya akan langsungmembelikan mainan tersebut agar si anak bisa langsung diam dari tangisannya,
dan tidak
merepotkan orang tuanya. Dalam jangka panjang, sikap seperti ini
40
akan
membuat anak mempunyai karakter yang lemah, kurang
tangguh, karena sudah dibiasakan diberi apa yang diinginkannya. Jenis orang tua yang kedua, biasanya akan menolak permintaan si anak dengan tegas, mungkin sambil memarahi atau mencuekkan begitu saja. Dalam jangka panjang, si anak akan mempunyai sifat yang acuh, kurang peduli dengan dirinya sendiri, kalau ditanya apa cita-cita atau keinginannya biasanya akan dijawab tidak tahu. Nah, anda sebagai orang tua bisa mencoba menambahkan alternatif pilihan ketiga, yaitu gabungan dari keduanya. Saya mengistilahkan gabungan ini dengan No Pain No Gain. Jadi saat seorang anak meminta sesuatu misalnya,
kita
bisa
memberikannya
dengan
syarat
tertentu.
Contoh,seorang anak minta mainan pada kita sebagai orang tuanya, maka kita bisa mensyaratkan ha-hal tertentu sebagai `kerja keras’ yang harus dilakukan. Misalnya, si anak harus membantu si ayah mencuci mobil selama sebulan, atau membantu ibu membuang sampah setiap hari, baru kemudian si anak mendapatkan mainan tersebut.System No Pain No Gain ini dalam jangka panjang akan membentuk karakter yang kuat dan tangguh dari si anak, karena mereka sejak kecil sudah dibiasakan harus bekerja dulu baru mendapatkan hasil.
5. Tiga perilaku dasar dalam berkomunikasi Sejak kecil, seorang anak perlu dididik tiga perilaku dasar dalam komunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Yang pertama adalah harus belajar mengucap kan “terima kasih” kepada siapa saja yang sudah memberikan sesuatu kepadanya, yang kedua adalah harus belajar mengucapkan kata “tolong” apabila ingin mem inta bantuan kepada orang di sekitarnya, dan yang ketiga adalah belajar mengu capkan kata “maaf” apabila memang bersalah. Kelihatannya memang sederhana, tapi coba lihat, berapa banyak orang yang merasa dirinya sudah dewasa yang terbiasa mengucapkan kata-kata tersebut? Kalau anak kita sudah terbiasa men gucapkannya sejak kecil, perilakunya akan lebih menghargai orang lain. Karakter,
kepribadian, dan kualitas 41
seorang anak sangat ditentukan oleh pendidikan dan in put yang diterimanya dari orang tua. Bila orang tua kurang memberikan bimbingan ini secara maksimal, maka peran ini akan diambil alih oleh lingkungan, yang mana bisa memberikan berbagai macam input yang lebih banyak negatifnya daripada positifnya. Lalu bagaimana membentuk karakter anak sejak dini? Untuk pembentukan kar akter anak sejak dini dibahas lebih mendalam dalam modul yang lain.
B. Praktik Pengasuhan untuk Mencapai Harapan Positif Orangtua terhadap Masa Depan Anak 1. Konsep Pengasuhan Pengasuhan adalah proses mendidik mengajarkan karakter, kontrol diri dan mem bentuk tingkah laku yang diinginkan. Pengasuhan atau pola asuh adalah pola per ilaku yang diterapkan orangtua pada anak dan bersifat terus menerus (konsisten) dari waktu ke waktu. Pengasuhan penuh kasih sayang merupakan hak setiap anak yang harus dipenu hi oleh orangtua. Pengasuhan yang baik menghasilkan anak dengan kepribadian baik, yaitu menjadi: •
orang dewasa yang cerdas,
•
memiliki kemampuan berbicara dengan baik,
•
percaya diri, mandiri, bertanggung jawab,
•
tangguh dan tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan yang buruk, serta
•
mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya kelak. Pengasuhan berkualitas mencakup:
•
perawatan kesehatan, gizi,
•
pemenuhan kasih sayang,
42
•
stimulasi.
Ketiganya sangat diperlukan agar anak dapat tumbuh kembang secara optimal.
2. Tujuan Pengasuhan Untuk meningkatkan keikutsertaan orangtua dalam pengasuhan, ayah dan ibu harus menetapkan tujuan yang jelas dalam mengasuh anak agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Ayah dan ibu perlu mendiskusikan dan menyepakati
tujuan pengasuhan sesuai dengan
kondisi anak dan harapan ayah dan ibu. Orangtua adalah pengasuh pertama dan utama bagi anak. Pada kondisi terten tu, orang lain dapat mengganti peran orangtua sebagai pengasuh anak untuk se mentara (kakek, nenek, paman, bibi, pembantu rumah tangga, dll) yang bertugas menjaga anak. Tujuan pengasuhan adalah merawat, mengasuh dan mendidik anak agar dapat menjalankan peran sebagai: Hamba Tuhan yang taqwa, berakhlak mulia, ibadah sempurna, pendidik dalam keluarga, pengayom keluarga dan Orang yang berman faat bagi lingkungan keluarga dan masyarakat.
3. Tipe Pola Asuh Pola asuh juga merupakan sikap orangtua dalam ber-interaksi dengan anaknya yang meliputi cara orangtua memberikan aturanaturan, hadiah maupun hukuman. Beberapa jenis pola asuh yang digunakan oleh orangtua dalam mendidik anak nya, antara lain: a. pola Asuh Otoriter Orangtua yang otoriter memaksa anak untuk mengikuti apa yang orangtua ing inkan. Orangtua akan membuat berbagai aturan yang harus dipatuhi oleh anak tanpa mau tahu perasaan anak. 43
b. Pola Asuh Demokratis Orangtua menghargai kepentingan dan kebutuhan anak, tetapi juga menekan kan pada kemampuan untuk mengikuti aturan sosial yang berlaku dengan bersikap tegas dan penuh kasih sayang dalam menetapkan aturan. c. Pola Asuh Permisif Orangtua
tidak
menetapkan
membiarkan anak
batas-batas
tingkah
laku
dan
mengerjakan sesuatu menurut keinginannya.
Orangtua sangat hangat pada anak, tidak menuntut apapun dari anak dan tidak memiliki kontrol sama sekali terhadap anak. d. Pola Asuh Pembiaran Orangtua mengabaikan keberadaan anak dan menunjukan ketidak pedulian
terhadap anak, tidak mengambil tanggung jawab
pengasuhan dan tidak mene tapkan aturan-aturan. Keempat
pola
asuh
tersebut
digunakan
sesuai
dengan
kondisi/keadaan. Pener apan pola asuh juga perlu memperhatikan keunikan anak. Anak memiliki kekhasan sifat-sifat yang berbeda dari satu anak ke anak yang lain. Oleh karena itu pada kasus tertentu, orangtua dapat menerapkan beberapa pola asuh secara bergan tian untuk menghadapi anak
4. Pengasuhan untuk Mencapai Harapan Positif Orangtua terhadap Masa Depan Anak Orangtua yang baik adalah orangtua yang bisa menjadi teladan, memberikan contoh yang baik, bukan hanya memberikan perintah dan nasehat saja. Tanpa sadar orangtua melakukan praktik pengasuhan yang memberikan dampak
buruk pada anaknya. Dampak tersebut
dirasakan anak-anak tidak hanya ketika mereka masih kecil tetapi bisa terbawa hingga dewasa.
44
Dengan menghindari praktik pengasuhan yang buruk dan meningkatkan praktik
pengasuhan yang baik,akan memberikan
dampak yang baik bagi anak. Dalam pengasuhan, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan untuk dapat men erapkan pengasuhan yang baik, yaitu; a. Sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak. b. Ayah dan ibu harus seiya sekata dan konsisten. c. Memberikan teladan/contoh positif. d. Menerapkan komunikasi/cara bicara yang baik dan memberikan pujian. e. Orangtua juga diharapkan mampu berpikir ke depan bukan hanya pada apa yang terjadi saat ini. f. Melibatkan anak dalam berbagai aktifitas sesuai usia dan kematangan anak. g. Bersikap sabar, memberikan penjelasan bila anak bertanya. g. Berpikir realistis h. Selalu menjaga kebersamaan dalam keluarga. i. Selalu menjaga kebersamaan dalam keluarga. Ketika
menghadapi
masalah,
orangtua
sebaiknya
berkomunikasi dengan anak, orangtua harus menampilkan sikap yang baik seperti: •
Bahasa tubuh yang sesuai.
•
Memperhatikan
sepenuhnya
dengan
meninggalkan
pekerjaan yang sedang dilakukan. •
Melakukan kontak mata.
•
Mendengarkan perasaan anak dan memperhatikan bahasa tubuh anak.
•
Orangtua bisa mencari kata yang menggambarkan perasaan anak, tidak langsung menghakimi anak, tapi membantu anak memahami perasaannya sendiri.
45
Sebagai orangtua kita harus memiliki konsep diri yang positif sehinga dapat me nerapkan pengasuhan yang baik, penuh kasih sayang dan berkualitas. Konsep diri ini penting agar kita memiliki kepercayaan diri untuk bisa menerapkan pengasuhan yang baik. Yang dimaksudkan konsep diri adalah gambaran diri seseorang tentang dirinya sendiri. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga orangtua perlu mengenal dirinya lebih baik dan merasa baik akan dirinya. Orangtua perlu mengenal dirinya lebih baik dari orang lain, memahami kelebi han, keunikan dan kekurangan yang dimiilikinya. Contoh kelebihan; saya cantik, saya pandai memasak, saya pandai menyanyi, saya menyayangi anak saya, saya bisa belajar menjadi lebih sabar. Mengingat hal baik, sifat positif yang ada dalam diri kita akan membuat kita mera sa lebih baik, ketika kita memiliki pikiran dan perasaan yang positif tentang diri kita, maka hal itu juga akan membuat
kita
menjadi
orangtua
yang
lebih
positif
dalam mengasuh anak. Karena itu, pertahankan hal baik, sifat positif yang ada pada diri kita masing-masing dan tinggalkan hal tidak baik yang ada dalam diri kita. Anak anak membutuhkan orangtua yang merasa yakin akan dirinya sendiri dan dapat Untuk pengasuhan anak usia dini dan konsep diri orangtua, dibahas lebih menda lam dalam modul yang lain.
C. Rangkuman Semua orangtua memilikiharapanterhadapmasa depan anak. Harapan-hara
panyang
dimilikiorangtua
rata-rata
sama
yaitu
menginginkan anaknya berkualitas, anak yang berguna, dan sukses dalam pekerjaan serta masa depannya.
46
Sebagai orang tua karakter anak perlu diperhatikan secara teliti sejak anak beru sia 0 bulan, orang tua perlu melakukan pembiasaan dalam membentuk karakter dan karakter anak demi menghasilkan hasil yang berkualitas, dengan memperhati kan hal-hal berikut:
1. Pendidikan agama Ini adalah hal yang utama perlu ditekankan pada seorang anak ; seorang anak perlu tahu siapa Tuhannya, cara beribadah, dan bagaimana memohon berkat dan mengucap syukur.
2. Kualitas input yang diterima Seorang anak pada usia dibawah 10 tahun belum mempunyai fondasi yang kuat dalam prinsip hidup, cara berpikir, dan tingkah laku. Artinya, semua hal yang dili hat, didengar, dan dirasakan
olehnya
selama
masa
pertumbuhan
tersebut
akan diserap semuanya oleh pikiran dan dijadikan sebagai dasar atau prinsip dalam hidupnya.
3. Anak adalah peniru yang baik Anak perlu figur seorang tokoh yang dikagumi, yang akan ditiru di dalam tindakan
sehari-harinya. Pilihan utamanya
biasanya akan jatuh pada orang tua.
4. System no pain no gain System No Pain No Gain ini dalam jangka panjang akan membentuk karakter yang kuat dan tangguh dari si anak, karena mereka sejak kecil sudah dibiasakan harus bekerja dulu baru mendapatkan hasil.
5. Tiga perilaku dasar dalam berkomunikasi Sejak kecil, seorang anak perlu dididik tiga perilaku dasar dalam komunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Yang pertama adalah harus belajar mengu capkan “terima kasih” kepada siapa saja yang sudah memberikan sesuatu ke padanya, yang kedua adalah harus belajar mengucapkan kata “tolong” apabila ingin meminta bantuan kepada orang di sekitarnya, dan 47
yang ketiga adalah be lajar mengucapkan kata “maaf” apabila memang bersalah. Praktik pengasuhan yang buruk memberikan dampak yang akan dirasakan anak anak tidak hanya ketika mereka masih kecil tetapi bisa terbawa hingga dewasa. Dengan menghindari praktik pengasuhan yang buruk dan meningkatkan praktik pengasuhan yang baik, akan memberikan dampak yang baik bagi anak.
48
BAB IV CARA MENGGUNAKAN METODE KB YANG RASIONAL, EFEKTIF DAN EFISIEN Indikator Hasil Belajar: Setelah mempelajari Bab IV ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan cara menggunakan metode KB yang rasional, efektif dan efisien
49
A. Jenis-jenis Alat Kontrasepsi Hampir
semua
PUS
(Pasangan
Usia
Subur)
dapat
melakukan
perencanaan kel-uarga dengan cara menunda kehamilan, menjarangkan jarak kehamilan, sampai menghentikan kesuburan yang pada dasarnya bertujuan mengatur jarak dan jum- lah anak yang kelak akan dimiliki. Oleh sebab itu, penggunaan alat kontrasepsi dan pemilihan metode kontrasepsi yang tepat sangat dibutuhkan bagi PUS agar menca- pai tujuan membentuk suatu keluarga yang sejahtera. Saat ini berbagai alat kontrasepsi telah mengalami perkembangan yang pesatseiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Berdasarkan Data SDKI 2017maka penggunaan jenis kontrasepsi dikelompokkan menjadi dua cara sebagai berikut:
Non-Hormonal MODERN KONTRASEPSI
Hormonal
TRADISIONAL
Gambar 2.Skema Jenis Kontrasepsi
1. Cara Tradisional a. Sanggama Terputus b. Pantang Berkala atau Sistem Kalender c. Metode Ovulasi Billing (MOB) d. Metode Suhu Basal (MSB)
2. Cara Modern a. Non
Hormonal
meliputi:
MAL,
Kondom,
Diafragma, AKDR/IUD
50
b. Hormonal meliputi: Pil, Suntikan, Implan, c. Sterilisasi meliputi: MOW dan MOP Beberapa pilihan jenis dan alat kontrasepsi merupakan hak bagi setiap klien yang datang untuk ber-KB disesuaikan dengan kondisi masing-masing klien. Uraian setiap jenis kontrasepsi akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Cara Tradisional a. Sanggama Terputus Alat kelamin pria (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak akan masuk ke dalam vagina yang akan berakibat tidak adanya pertemuan antara sperma dan ovum dan kehamilan pun dapat dicegah. b. Pantang Berkala atau Sistem Kalender Metode kontrasepsi dengan sistem kalender atau pantang berkala adalah cara/ metode kontrasepsitradisional yang dilakukan oleh PUS dengan tidak melakukan sanggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi. c. Metode Ovulasi Billings (MOB) Masa subur dapat dikenali dengan memantau lendir serviks yang keluar dari va gina, periksa lendir dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan memperhatikan perubahan kering atau basah. d. Metode Suhu Basal (MSB) • Peningkatan suhu tubuh disebut sebagai peningkatan termal, hal ini merupa kan dasar dari Metode Suhu Tubuh Basal (MSB). Siklus ovulasi dapat dikenali dari catatan suhu tubuh. • Dengan menggunakan catatan suhu tubuh selama siklus haid (kira-kira pada waktu yang sama) pada lembar catatan
yang
khusus
disediakan,
klien 51
dapat mengidentifikasi suhu tertinggi dari suhu normal sampai suhu terendah (suhu tubuh harian yang dicatat dengan pola khusus selama 10 hari pertama dari siklus haid dengan mengesampingkan
suhu tubuh
tinggi yang
abnormal akibat demam atau gangguan lainnya. • Bila PUS tidak menghendaki anak, mereka harus pantang melakukan sangga ma mulai awal siklus haid sampai hari ketiga dan tiga hari berturut-turut den gan suhu di atas garis suhu
2. Cara Modern Jenis kontrasepsi dengan cara modern dapat dibagi menjadi: a. Kontrasepsi
Non-Hormonal
meliputi:
MAL,
Kondom,
Diafragma, AKDR/IUD b. Kontrasepsi Hormonal meliputi: Pil Kombinasi, Suntikan Kombinasi, dan Implan c. Metode Sterilisasi meliputi: MOW (Metode Operasi Wanita) dan MOP (Metode Operasi Pria) a. Kontrasepsi Non-Hormonal 1) Metode Amenore Laktasi (MAL) a. Cara Kerja Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pem berian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama 6 bulan, artinya periode ketika bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lainnya. Proses ini akan menghambat pelepasan hormon kesuburan yang mengakibatkan tidak akan b. Petunjuk Penggunaan • Ibu harus menyusui secara penuh • Pendarahan diabaikan
selama
selama
56
tidak
hari
pascapersalinan
mengindikasikan
Ibu
dapat dalam 52
keadaan haidk arena ketika Ibu sudah mendapat haid pertanda bahwa kembalinya kesuburan • Bayi menyusu dengan cara menghisap langsung bukan dari botol • Menyusui dimulai dari setengah sampai satu jam setelah bayi lahir • Kolostrum (ASI yang pertama kali keluar) diberikan pada bayi • Pola menyusui dilakukan setiap saat bayi membutuhkan dan menyusui dari kedua payudara secara bergantian • Waktu menyusui dilakukan sesering mungkin dalam kurun waktu selama 24 jam termasuk malam hari • Menghindari jarak menyusui lebih dari 4 jam c. Keuntungan dan Keterbatasan Keuntungan: Bagi Bayi ✓ Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibo di perlindungan lewat ASI) ✓ Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi optimal ✓ Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau susu formula, atau dari bahan peralatan minum yang digunakan
Bagi Ibu ✓ Mengurangi pendarahan pas capersalinan ✓ Mengurangi risiko anemia ✓ Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi
Tabel 1. Keuntungan dan Keterbatasan MAL bagi Ibu dan Bayi
Keterbatasan: 1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pascapersalinan 53
2) Dalam kondisi tertentu metode ini sulit dilaksanakan karena kondisi sosial atau psikologis Ibu dan bayi 3) Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan periode 6 bulan Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus Hepatitis B, HIV dan AIDS. 2) Kondom a. Cara Kerja •
Kondom mampu mencegah bertemunya sel sperma dan sel telur pada saat sanggama. Saat ini terdapat dua jenis, yaitu kondom laki-laki dan kondom per empuan (berbentuk silinder yang dimasukkan ke dalam alat kelamin atau ke maluan wanita).
•
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks
(karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani)
yang
dipasang
pada
penis
saat
berhubungan. Selain sebagai pencegah ke hamilan, kondom juga dapat mencegah penyakit menular seksual. b. Petunjuk Penggunaan Penggunaan Kondom Laki-Laki: • Kondom dipasang saat penis ereksi, dan sebelum melakukan hubungan badan • Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke arah tengah. Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan • Tekan ujung kondom dengan jari dan jempol untuk menghindari
udara
masuk ke
dalam
kondom.
Pastikan gulungan kondom berada di sisi luar
54
• Buka gulungan kondom secara perlahan ke arah pangkal penis, sambil mene kan ujung kondom. Pastikan posisi kondom tidak berubah selama coitus, jika kondom menggulung, tarik kembali gulungan ke pangkal penis. • Setelah ejakulasi, lepas kondom saat penis masih ereksi.
Hindari
kontak
penis
dan
kondom
dari
pasangan Anda. • Buang dan bungkus kondom bekas pakai ketempat sampah. c. Keuntungan dan Keterbatasan Keuntungan: • Sebagai alat kontrasepsi yang secara efektif mencegah dengan angka kega galan kondom yaitu terjadinya 3-14 kehamilan per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama. • Kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi yang dapat mencegah penu laran IMS, HIV, dan AIDS. • Aman sebagai alat kontrasepsi khususnya bagi Ibu yang sedang menyusui.
Keterbatasan: •
Kegagalan tinggi bila tidak digunakan dan dipasang dengan
benar
sesuai
pe
tunjuk
penggunaan
kondom. •
Kondom dapat berdampak menimbulkan alergi lateks pada kulit klien yang sensitif.
•
Menimbulkan ketidaknyamanan dalam hubungan seksual karena mengurangi
sentuhan
langsung
antara penis dengan vagina. 55
•
Harus siap tersedia setiap kali berhubungan seksual sehingga diharapkan menyediakan stok kondom di rumah.
•
ada pandangan negatif di masyarakat tentang pengguna kondom. • Pembuangan kondom bekas telah menimbulkan masalah dalam hal limbah yang mencemari lingkungan
3) Diafragma
Gambar 3. Diafragma dan Spermisida
a) Cara Kerja Diafragma
dirancang
aman
dan
disesuaikan
vagina untuk menutupi serviks. Diafragma merupakan kap berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dapat dibengkokkan. Diafragma ini mempunyai cara kerja sebagai berikut: •
Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikali ke uterus dan saluran telur (tuba falopi).
•
Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.
•
Spermisida
bekerja
dengan
cara
menyemprotkan bahan aerosol, krim, atau tablet pada vagina untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. 56
b) Petunjuk Penggunaan •
Kosongkan kandung kemih dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Pastikan diafragma tidak berlubang.
Oleskan
spemisida
pada
kap
diafragma secara merata •
Masukkan diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang, dorong bagian de pan pinggiran ke atas di balik
tulangpubis.
Masukkan
jari
ke
dalam
vagina sampai menyentuh serviks. Sarungkan karetnya dan pastikan serviks telah ter lindungi. •
Diafragma masih terpasang dalam vagina sampai 6 jam setelah berakhir hubungan seksual. Jika hubungan seksual
berlangsung
setelah
pemasangan,
di
atas
tambahkan
6
spermisida
jam ke
dalam vagina. Jangan meninggal kan diafragma di dalam vagina lebih dari 24 jam. Keuntungan dan Keterbatasan Keuntungan: • Efektif mencegah kehamilan dengan taraf sedang yang menunjukkan angka kehamilan
per
kegagalan terjadi pada 6-40
100
perempuan
pada
satu
tahun penggunaan pertama. • Dapat digunakan selama menyusui karena tidak berisiko pada gangguan kes ehatan. • Melindungi klien dari IMS, HIV dan AIDS khususnya apabila digunakan dengan spermisida.
Keterbatasan: • Angka kegagalan tinggi yang sangat dipengaruhi oleh kepatuhan mengikuti cara penggunaan 57
• Pemeriksaan pelvik oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan
untuk
memasti
kan
ketepatan
pemasangan • Berisiko menyebabkan infeksi saluran uretra • Pada 6 jam pasca hubungan seksual, alat masih harus berada di posisinya. 4) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/ IUD
(Intra Uterine Device)
a) Cara Kerja • Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi. • IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan men gurangi sperma untuk fertilisasi. • Pemakaian IUD Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran saat ini dapat dilaku kan sebagai berikut: • IUD Post Placenta : IUD dapat dipasangkan kepada Ibu langsung setelah bayi lahir dilakukan dalam tenggang waktu 10 menit setelah placenta/ari-ari lahir
58
• IUD Post Partum: IUD dapat dipasang dalam kurun waktu sampai 48 jam perta ma pascapersalinan • IUD Post Seksio: IUD dapat dipasang segera setelah operasi seksio sesaria (oper asi caesar) • IUD Pasca Keguguran: IUD dapat dipasang segera atau dalam waktu 7 hari
dengan syarat tida
adanya infeksi setelah Ibu mengalami keguguran/ tinda kan setelah keguguran b) Petunjuk Penggunaan •
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misal nya, 40 hari setelah bersalin dan pada waktu di akhir masa haid.
•
Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan
secara berkala
harus
dilakukan
setelah pemasangan satu minggu lalu dilakukan pemeriksaan setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan rutin selan jutnya dilakukan setiap enam bulan sekali. •
Saat
ini
jenis
kontrasepsi
IUD
menggunakan
TypeCooper T 380 A yang sudah digunakan oleh pihak BKKBN sejak tahun 2005 dan diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1079/MENKES/SK/VIII/2010 ten tang jenis kontrasepsi IUD adalah Type Cooper T 380 A .
c) Keuntungan dan Keterbatasan 59
Keuntungan: • IUD memiliki efektivitas tinggi sebagai kontrasepsi segera setelah dipasang • Metode
kontrasepsi
jangka
panjang
dapat
digunakan dalam jangka waktu 10 tahun proteksi dari CuT-380 A dan tidak perlu diganti. • Sangat efektif karena tidak perlu untuk mengingat waktu pemakaian atau disiplin penggunaan seperti minum pil atau menggunakan suntikan • Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu cemas pada terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan • AKDR dengan Cu AKDR (CuT-380A) tidak memiliki efek samping hormonal ka rena tidak mengandung hormon • Tidak menghambat produksi ASI bagi Ibu yang sedang menyusui • Dapat
langsung
digunakan
segera
setelah
melahirkan (pascapersalinan) atau sesudah abortus (pascakeguguran) dengan syarat tidak terjadi infeksi • Tidak terindikasi mengkonsumsi obat-obatan atau zat adiktif lainnya • Membantu
mencegah
kehamilan
ektopik
(kehamilan di luar kandungan)
Keterbatasan: • Efek samping yang sering terjadi pada siklus haid yang berubah pada umum nya 3 bulan pertama dengan ciri sebagai berikut: haid lebih lama, terasa sakit,
dan adanya pendarahan (spotting) antar
menstruasi. 60
• Adanya komplikasi lainnya: merasakan sakit atau kejang 3-5 hari setelah pe masangan, pendarahan berat pada saat haid akan berisiko anemia, pe masangan yang tidak benar akan menimbulkan perforasi dinding uterus. • Klien tidak dapat melepas AKDR dengan sendirinya sehingga
membutuhkan
bantuan
petugas
kesehatan terlatih yang harus melepaskan AKDR • Risiko
menimbulkan
kehamilan
ektopik
yaitu
kehamilan di luar rahim atau di luar kandungan, sel telur yang telah dibuahi menempel pada tempat selain uterus (dapat di leher rahim, tuba falopii, rongga perut atau indung telur) • Klien harus memeriksa posisi benang AKDR secara periodik dengan cara dalam
vagina
memasukkan jarinya ke
tetapi
sebagian
perempuan
enggan melakukan hal ini. b. Kontrasepsi Hormonal 1) Suntikan Progestin a. Cara Kerja • Terdapat 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu: • Depo
Medroksiprogesteron
Asetat
(Depo
Provera) mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskuler (di daerah bokong) • Depo Neoretisteron Enantat (Depo Noristerat) yang
mengandung
200
mg
Noretindron
Enantat diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskuler (di daerah bokong) 61
•
Mencegah ovulasi dengan cara mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan sperma untuk membuahi.
b. Petunjuk Penggunaan •
Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intra muskuler dalam di daerah bokong. Suntikan diberikan setiap 90 hari.
•
Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid yang bi asanya bersifat sementara
•
Suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal, bila Ibu lupa jadwal sunti kan dapat segera diberikan dengan syarat kondisi Ibu sedang tidak hamil
c. Keuntungan dan Keterbatasan Keuntungan: •
Tidak
mengandung
estrogen
sehingga
tidak
berdampak serius terhadap be berapa efek samping,
penyakit
jantung,
dan
gangguan
pembekuan darah • Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI •
Klien tidak perlu menyimpan atau menyediakan obat suntik
•
Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause • Membantu mencegah kanker endometrium, kehamilan ektopik, penyakit jinak payudara, penyakit radang panggul, dan krisis anemia bulan sabit.
Keterbatasan:
62
•
Sering ditemukan gangguan haid seperti: siklus haid yang memendek atau memanjang, pendarahan banyak atau sedikit, pendarahan tidak teratur, tidak haid sama sekali
•
Klien sangat bergantung pada tempat pelayanan kesehatan (harus kembali
untuk memperoleh
suntikan kembali) •
Efek samping yang paling sering dirasakan adalah permasalahan berat badan
•
Terlambatnya
kesuburan
pascapenggunaan
kontrasepsi yang banyak dise babkan oleh obat suntikan dari deponya (tempat suntikan) •
Pada
penggunaan
menimbulkan
jangka
kekeringan
panjang pada
dapat vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, dan jerawat. 2) Suntikan Kombinasi a. Cara Kerja •
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksi progesterone Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat
yang
diberikan
injeksi
sebulan
sekali
(cyclofem) dan 50 mg Norentidron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi sebulan sekali. •
Menekan ovulasi dengan cara mengentalkan lendir serviks sehingga penetrasi sperma terganggu dan terjadi perubahan pada endometrium (atrofi) sehing ga implantasi terganggu.
b. Petunjuk Penggunaan
63
•
Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskuler (IM) dalam, klien diminta datang setiap 4 minggu untuk kunjungan ulang (kontrol) untuk memastikan hamil atau tidak
•
Timbulnya efek samping dari penyuntikan berupa mual,
sakit
pendarahan
kepala,
nyeri
payudara,
sehingga perlu diinformasikan semua
keluhan itu dan biasanya akan hilang pada suntikan ke-2 dan ke-3. •
Klien tidak dalam pengaruh obat-obatan tuberkolosis atau
obat
epilepsi
karena
akan
menggangg
efektivitas kontrasepsi yang akan digunakan. c. Keuntungan dan Keterbatasan Keuntungan: •
Mengurangi jumlah pendarahan
•
Mengurangi nyeri saat haid
•
Mencegah anemia
•
Berupaya efektif guna mencegah kanker ovarium, kanker
endometrium,
payudara
jinak,
kista
ovarium, serta kehamilan ektopik •
Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul.
64
Keterbatasan: •
Terjadi perubahan pola haid seperti tidak teratur, pendarahan bercak/spoting atau pendarahan sela selama 10 hari
•
Terdapat keluhan seperti mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan akan
hilang setelah
suntikan kedua dan ketiga •
Klien
harus
pelayanan
melakukan kesehatan
kunjungan
ulang
setiap 30 hari
di
untuk
mendapatkan suntikan •
Dapat terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung, stroke, pem bekuan darah pada paru dan otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati
•
Penambahan berat badan
•
Tidak melindungi klien dari penularan IMS, HIV, dan AIDS
•
Keterlambatan
dalam
pemulihan
kesuburan
setelah penghentian pemakaian.
3) Pil Progestin (Minipil) a. Cara Kerja Minipil bekerja dengan cara mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma. b. Petunjuk Penggunaan
65
•
Minum minipil setiap hari pada saat yang sama
•
Minum pil yang pertama pada hari pertama pada hari pertama haid Bila klien muntah setelah meminum pil dalam kurun waktu 2 jam,
•
minumlah pil yang lain atau menggunakan metode kontrasepsi lain bila klien berniat hubu ngan seksual pada 48 jam berikutnya Bila kilen lupa meminum pil lebih dari 3 jam maka minumlah
•
segera ketika ingat dan gunakan metode pelindung sampai 48 jam ke depan Bila klien lupa 1 atau 2 pil, minumlah segera pil yang terlupa
•
sesegera ketika klien ingat, gunakan metode pelindung sampai akhir bulan Akan terjadi perubahan pola haid terutama 2 atau 3 bulan
•
pertama. c. Keuntungan dan Keterbatasan Keuntungan: •
Sangat efektif bila digunakan secara benar
•
Tidak mengganggu hubungan seksual
•
Tidak mempengaruhi produksi ASI
• Kesuburan cepat kembali • Nyaman dan mudah digunakan •
Sedikit efek samping karena tidak mengandung estrogen
•
Pemakaian dapat dihentikan setiap saat
• Mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid •
Dapat mengurangi keluahan premenstrual sindrom (sakit kepala, perut kem bung, nyeri payudara, nyeri pada betis, mudah marah)
Keterbatasan:
66
•
Hampir 30-60 % mengalami gangguan haid (pendarahan sela, spotting, amenorea)
•
Permasalahan penurunan/peningkatan berat badan
•
Pemakaian harus rutin setiap hari pada waktu yang sama (disiplin pemakaian) karena bila lupa satu pil saja dapat menimbulkan kegagalan
•
Organ payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis, jerawat
•
Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi yang ditunjukkan pada angka 4 perem puan diantara 100 kehamilan
•
Efektivitasnya menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tu berkolosis atau obat epilepsi
•
Timbulnya gejala hirsutisme (tumbuh rambut/bulu berlebihan di daerah muka) tetapi sangat jarang terjadi
•
Tidak melindungi klien dari penularan IMS, HIV dan AIDS.
67
4) Pil Kombinasi
a. Cara Kerja •
Pil kombinasi bekerja dengan cara mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui sperma sehingga mampu menekan ovulasi dan mencegah implantasi.
b. Petunjuk Penggunaan •
Harus diminum setiap hari dan yakin bahwa kondisi tidak sedang hamil
•
Dapat dipakai oleh semua Ibu usia reproduksi baik yang sudah mempunyai anak atau tidak mempunyai anak
•
Tidak dianjurkan bagi Ibu yang menyusui
•
Dapat
digunakan
sebagai
kontrasepsi darurat
karena
efektivitasnya sangat tinggi c. Keuntungan dan Keterbatasan Keuntungan: •
Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi) bila digunakan setiap hari ditunjukkan dengan angka 1 kehamilan per 1000 perem puan dalam tahun pertama penggunaan
•
Tidak mengganggu hubungan seksual
•
Siklus haid menjadi teratur, tidak terjadi nyeri haid
68
•
Dapat digunakan dalam kurun waktu jangka panjang selama klien menginginkan sebagai alat pencegah kehamilan
•
Kesuburan dapat kembali dengan segera apabila penggunaan pil dihentikan
Keterbatasan: •
Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari
•
Selama 3 bulan pertama menggunakan akan menimbulkan beberapa tanda antara lain: rasa mual, perndarahan bercak atau pendarahan sela, nyeri payudara
•
Tidak boleh diberikan pada wanita yang menyusui
•
Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, perubahan suasana hati sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seks berkurang
•
Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan sehingga risiko stroke serta pembekuan darah terutama pada perempuan usia >35 tahun dan mer okok.
5) Implan a. Cara Kerja •
Implan adalah kontrasepsi berbentuk silindris yang terbuat dari batang silastik yang berisi hormon, dimasukkan tepat di bawah kulit pada lengan atas.
•
Tabung kecil berisi hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan. Lendir mulut rahim menjadi kental yang akan meng gangu proses pembentukkan lapisan pada permukaan rahim sehingga sulit terjadi penanaman sel telur yang sudah dibuahi.
69
•
Jenis implant •
Norplant • Terdiri
dari
6
batang
silastik
lembut
berongga
dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun. •
Implanon
Gambar 8.Implan 1 batang + Inseter
•
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang
•
kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3- Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
70
•
Jadena dan Indoplant
Gambar 9. Implan 2 batang
•
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorg estrel dengan lama kerja 3 tahun.
•
BKKBN menggunakan implant yang isinya 2 batang dan lama kerjanya 3 tahun
b. Petunjuk Penggunaan • Pemasangan setelah hari ke-7 siklus haid, jangan • melakukan hubungan seksual atau menggunakan metode kontrasepsi lain. • Daerah pemasangan harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama untuk mencegah infeksi pada luka saat pemasangan. • Hindari benturan, gesekan, atau penekanan pada daerah pemasangan • Balutan penekanan jangan dibuka selama 48 jam pertama untuk mencegah infeksi dan plester dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari) • Sering ditemukan gangguan pola haid terutama 6-12 bulan pertama.
71
c. Keuntungan dan Keterbatasan Keuntungan: •
Memberi perlindungan jangka Panjang mencapai tiga tahun
•
Pengembalian
kesuburan
tergolong
cepat
setelah
pencabutan •
Tidak mengganggu kegiatan hubungan suami istri
•
Tidak mempengaruhi ASI
•
bebas dari pengaruh estrogen
•
Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan
•
Klien hanya perlu kembali ke klinik/dokter jika ada keluhan.
Keterbatasan: •
Dapat menyebabkan perubahan pola haid
•
Dapat menimbulkan bercak darah diantara haid, atau disebut juga spotting
•
Bisa saja terjadi peningkatan jumlah darah haid, atau malah tidak haid sama sekali (amenorea)
•
Akan timbul keluhan-keluhan seperti sakit kepala, nyeri payudara, perasaan mual
•
Efektifitas akan menurun jika anda menggunakan obat tuberkulosis atau obat epilepsi
•
Memerlukan tindakan pembedahan minor (bedah lokal) untuk pemasangan dan pencabutannya
•
Anda tidak bisa mencabut implan sembarangan, tapi harus atas bantuan dok ter atau bidan atau petugas yang terlatih
•
Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun).
72
c. Metode Sterilisasi 1) Metode Operasi Wanita (MOW) a. Cara Kerja Terdiri dari dua jenis proses tubektomi pada seorang perempuan yaitu melalui cara sebagai berikut: •
Laparoskopi Prosedur ini memerlukan tenaga spesialis kebidanan dan penyakit kandungan yang terlatih agar mampu dilaksanakan secara aman dan efektif.Teknik ini dapat dilakukan pada 6-8 minggu pascapersalinan atau pascakeguguran (tanpa komp likasi).
•
Minilaparotomi
Gambar 10. Metode Operasi Wanita (MOW)
Metode ini merupakan penyederhanaan teknik laparotomi yang telah dilakukan
selama ini.Teknik minilaparotomi dilakukan
dengan membuat sayatan kecil (sekitar 3 cm) baik pada daerah perut bawah maupun pada lingkar pusat bawah. Tindakan ini dapat dilakukan terhadap banyak klien, relatif murah, dan dapat dilakukan oleh dokter yang diberi pelatihan 73
khusus. Operasi ini juga tergolong aman dan efektif baik untuk masa interval maupun pascapersalinan karena pengambilan tuba dilakukan melalui sayatan kecil. Setelah tuba didapat kemudian dikeluarkan, diikat, dan dipotong sebagian, setelah itu dinding
perut
ditutup
kembali,
luka
sayatan
dapat
ditutup dengan kassa yang kering dan steril apabila tidak ditemukan masalah yang berarti, klien dapat dipulangkan segera setelah 2-4 jam pascaoperasi
b. Petunjuk Penggunaan •
Adanya dukungan dari keluarga dan pasangan
•
Dapat dilakukan setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tidak dalam kondisi hamil atau hari ke-6 hingga hari ke-13 dari siklus menstruasi
•
Klien Pascapersalinan:
•
Minilaparoptomi: di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu
•
Laparoskopi: tidak tepat untuk klien pasca persalinan
•
Klien Pascakeguguran :
•
Triwulan Pertama: dapat dilakukan minilap dan laparoskopi dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi
•
Triwulan Kedua: dapat dilakukan minilap saja dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi
•
Jagalah
luka
operasi
tetap
kering
hingga
pembalut
dilepaskan •
Hindari hubungan intim hingga merasa cukup nyaman setelah operasi dilakukan
•
Lakukan kunjungan pemeriksaan rutin antara 7 dan 14 hari setelah pembeda han atau kembalilah sesegera mungkin bila
74
dirasakan tanda-tanda dan simp tom-simptom yang tidak biasa. c. Keuntungan dan Keterbatasan Keuntungan: •
Metode
kontrasepsi
yang
sangat
efektif
dan
tidak
menimbulkan efek samping baik jangka panjang maupun jangka pendek •
mempunyai efek perlindungan terhadap kehamilan dan penyakit radang panggul (PID), serta kanker ovarium
•
Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)
•
Pembedahan sederhana dapat dilakukan dengan anestesi lokal
•
Tidak ada perubahan pada fungsi seksual
Keterbatasan: •
Perlu dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat di pulihkan kembali) kecuali dengan operasi rekanalisasi
•
Klien perlu mendapat dukungan dari keluarga atau pasangan karena dapat merasa menyesal di kemudian hari
•
Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
•
Hanya dapat dilakukan oleh tenaga terlatih (dokter spesialis ginekologi atau
dokter spesialisasi bedah untuk proses
laparoskopi) •
Tidak melindungi klien dari IMS, HIV dan AIDS.
d. Kontraindikasi •
Sudah terdeteksi atau dicurigai bahwa klien sedang hamil
•
Adanya pendarahan vaginal 75
•
Tidak sedang menjalani proses pembedahan
•
Masih ragu untuk memutuskan berhenti memiliki keturunan
•
Belum melakukan persetujuan tertulis
2) Metode Operasi Pria (MOP) a. Cara Kerja
Metode vasektomi membuat sperma (yang disalurkan melalui vasdeferens) tidak dapat mencapai vesikula seminalis yang pada saat ejakulasi dikeluarkan bersamaan dengan cairan semen. Vasektomi di Indonesia lebih dikenal dengan nama VTP (Vasektomi Tanpa Pisau) dilakukan tanpa menggunakan pisau melainkan menggunakan gunting. Operasi dilakukan di bagian atas skrotum yang ditusuk dengan alat yang ujungnya runcing
kemudian
disobek
sehingga
saluran
spermanya dapat ditarik ke atas. Saluran sperma bagian atas diikat lalu dipotong bertujuan agar saluran sperma tidak akan menyambung kem bali dan selanjutnya dikembalikan ke dalam lubangnya semula, luka segera diplester. Keuntungan teknik vasektomi ini adalah luka yang dihasilkan lebih kecil sehingga luka akan lebih cepat kering, pendarahan minimal, nyeri pascaoperasi lebih ringan. b) Petunjuk Penggunaan 76
•
Pertahankan pembalut luka selama 3 hari
•
Hindari menggaruk luka selama proses penyembuhan
•
Tidak membasahi daerah luka dalam kurun waktu 24 jam setelah pembeda han setelah 3 hari diperbolehkan luka dicuci dengan sabun dan air Hindari mengangkat barang berat untuk 3 hari setelah
•
operasi Boleh melakukan hubungan seksual setelah hari ke-2 atau
•
hari ke-3 namun wajib mengunakan kondom atau jenis kontrasepsi lain pada pasangan selama 3 bulan atau 20 kali ejakulasi Pemeriksaan kembali untuk memastikan cairan semen tidak
•
mengandung sperma dalam kurun waktu 3 bulan setelah vasektomi dilakukan. c. Keuntungan dan Keterbatasan Keuntungan: •
Sangat
efektif
sebagai
membuat
klien
metode
kontrasepsi
jangka
panjang •
Tidak
lemah
libido
karena
tidak
mengganggu fungsi seksual atau disfungsi ereksi •
Tidak ada efek samping jangka pendek dan jangka panjang
Keterbatasan: •
Bersifat permanen (non-reversibel) dan timbul masalah bila klien mau menikah kembali atau ingin memiliki anak
•
Perlu persiapan psikologis yang matang karena ada kemungkinan penyesalan di kemudian hari
•
Perlu tenaga pelaksana terlatih
•
Tidak melindungi klien terhadap PMS, HIV dan AIDS
•
Pengetahuan tentang pengendalian kelahiran dan 77
program KB merupakan sa lah satu aspek penting ke arah pemahaman tentang berbagai metode kontrasep si yang selanjutnya berpengaruh terhadap pemakaian metode kontrasepsi yang tepat dan efektif. Dalam rangka mewujudkan visi dan misi BKKBN ditetapkan kebija kan keluarga berencana mengarah pada peningkatan kesertaan ber-KB khususnya Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang memiliki efektifitas dan efisiensi yang tinggi terhadap pengendalian
kelahiran
dan
pencapaian
angka
prevalensi kontrasepsi MKJP yang masih rendah. Adapun jenis kontrasepsi Program Kependudukan dan KB yang dilaporkan setiap bulannya meliputi: Kondom, Pil, Suntik, Implant, IUD, MOW, MOP, MAL. Sedangkan, Metode Kontrasepsi Jangka Panjang yang selanjutnya disebut MKJP adalah metode kontrasepsi yang masa efektifnya relatif lama dan terdiri dari Metode Operasi Wanita (MOW), Metode Operasi Pria (MOP), Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dengan masa berlaku sampai sepuluh tahun dan implant dengan masa berlaku tiga tahun.
78
B. Pemilihan Metode Kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien Pemilihan
kontrasepsi
oleh
PUS
dilakukan
dengan
memperhatikan/menggunakan pola kontrasepsi Rasional, Efektif dan Efisien (REE) yaitu pemilihan/penggunaan alat/ obat kontrasepsi sesuai dengan umur istri dan jumlah anak serta mempertimbang kan efektivitas alat kontrasepsi serta efisiensi pembiayaan. Berikut beberapa penger tian yang mengacu pada pemilihan kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien. 1) Pilihan Kontrasepsi yang Rasional Informasi lengkap tentang metode kontrasepsi perlu diperoleh sebelum pasangan memilih untuk menggunakan kontrasepsi tertentu sesuai dengan pilihannya. Pada umumnya, setiap pasangan yang menggunakan kontrasepsi dilandasi tujuan yang jelas antara lain: a) menunda kelahiran anak pertama (postponing), b) menjarangkan anak (spacing), dan c) membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan. Keti ga tujuan di atas sangat berkaitan dengan tersedianya teknologi
kontrasepsi
sesuai
dengan
keamanan
medis
serta
kemungkinan kembalinya fase kesuburan (fecundi ty), efektifitas, dan efisiensinya.
Pilihan
yang
didasarkan
dari
informasi
yang
lengkap tersebut pada akhirnya akan menghasilkan pilihan metode kontrasepsi yang bersifat rasional. Pilihan kontrasepsi secara rasional pada dasarnya adalah merupakan pili han klien secara sukarela tanpa adanya unsur paksaanyang didasarkan pada per timbangan secara rasional dari sudut tujuan/teknis penggunaan, kondisi kesehatan medis, dan kondisi sosial-ekonomis dari masing-masing pasangan.
2) Pilihan Kontrasepsi yang Efektif Selain pertimbangan secara rasional dalam pemilihan kontrasepsi harus juga mempertimbangkan aspek efektifitasnya.Yang dimaksud 79
dengan pemilihan kon trasepsi yang efektif adalah pemilihan kontrasepsi yang didasari pada pertimban gan efektifitas masingmasing jenis kontrasepsi berdasarkan angka kegagalannya. efektifitasmasing-masing
kontrasepsi
dapat
dilihat
dari
Jadi
angka
efektifitasnya se cara teoritis(theoritical effectivenes) dan efektifitas penggunaan secara praktis di lapangan (used effectivenes). Dengan mengetahui angka-angka tersebut maka setiap pasangan dapat mempertimbangkan penggunaan jenis-jenis kontrasepsi berdasarkan angka kegagalannya. Sebagai contoh, Implan, AKDR/IUD, Sterilisasi/ Tubektomi termasuk jenis kontrasepsi yang efektivitas tinggi sebab angka kegagalan untuk Implan (0,2-1 kehamilan per 100 perempuan), AKDR (0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan), dan Sterilisasi/ Tubektomi (0,2-4 kehamilan per 100 perempuan). Sedangkan jenis kontrasepsi yang termasuk kriteria efektif antara lain Pil, Suntikan, Metode Amenore Laktasi/
Pemberian
ASI.Adapun
kontrasepsi
yang
termasuk
kriteria kurang efektif antara lain: kondom, diafragma vaginal, dan sanggama terputus.
3) Pilihan Kontrasepsi Efisien Pertimbangan terakhir yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat kontrasepsi adalah kriteria efisiensi.Efisiensi dapat dinilai dari biaya kontrasepsi dalam mempro teksi kehamilan per tahun penggunaan dari seorang pasangan (Couple Years Pro tection atau CYP).Angka alatkontrasepsi per CYP dapat dijadikan pertimbangan
dalam
menentukan efisiensi setiap alat kontrasepsi.
80
Beberapa kriteria yang dapat dipertimbangkan dalam pemilihan kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien sebagai berikut: 1. Usia istri di bawah 20 tahun a. Menunda kehamilan anak pertama hingga umur istri mencapai 20 tahun. b. Gunakan
kontrasepsi
dengan
terlebih
dahulu
mempertimbangkan kontrasepsi yang memiliki reversibilitas (kembalinya kesuburan) tinggi dan kemudian juga memiliki efektifitas tinggi c. Kondom, Pil, IUD, KB Alamiah
2) Usia Istri 20 - 30 tahun a. Kontrasepsi untuk mengatur jarak kelahiran anak berikutnya. b. Gunakan kontrasepsi dengan pertimbangan efektivitas tinggi, kemudian juga re versibilitasnya tinggi, dapat dipakai 3-4 th dan tidak mengganggu produksi ASI. c. IUD, Pil KB, Suntik, Implan, Kondom, KB Alamiah.
3) Usia istri diatas 35 tahun 81
Kontrasepsi untuk mengakhiri kesuburan hingga istri mengalami menopause. Kontrasepsi yang disarankan: MOP, MOW, IUD, Implant.
C. Rangkuman Dalam rangka mewujudkan visi dan misi BKKBN ditetapkan kebijakan
keluarga
berencana
mengarah
pada
peningkatan
kesertaan ber-KB khususnya Metode Kon trasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang memiliki efektifitas dan efisiensi yang tinggi terhadap pengendalian
kelahiran
dan
pencapaian
angka
prevalensi
kontrasepsi MKJP yang masih rendah. Jenis kontrasepsi dikelompokkan menjadi dua cara yaitu cara tradisional dan cara modern. Yang termasuk cara tradisional adalah sanggama terputus, pantang berkala atau sistem kalender, Metode Ovulasi Billing (MOB) dan Metode Suhu Basal
(MSB). Kontrasepsi
caramodern dibagi menjadi tiga yaitu perta, non hormonal meli puti: MAL, Kondom, Diafragma, AKDR/IUD; kedua, hormonal meliputi: Pil, Suntikan, Implan, dan ketiga, sterilisasi meliputi: MOW dan MOP Adapun jenis kontrasepsi Program Kependudukan dan KB yang dilaporkan setiap bulannya meliputi: Kondom, Pil, Suntik, Implant, IUD, MOW, MOP, MAL. Sedangkan, Metode Kontrasepsi Jangka Panjang yang selanjutnya disebut MKJP adalah metode kontrasepsi yang masa efektifnya relatif lama dan terdiri dari Metode Operasi Wanita (MOW), Metode Operasi Pria (MOP), Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dengan masa berlaku sampai sepuluh tahun dan implant dengan masa berlaku tiga tahun.
82
BAB V PENUTUP
83
Selamat! Anda telah mempelajari mata pelatihan “Perencanaan Kehidupan
Berkeluarga” dengan sukses. Selanjutnya, untuk mengakhiri
modul ini, anda kami persilahkan untuk mencermati sekali lagi rangkuman yang merupakan intisari peren canaan kehidupan berkeluarga.
A. Rangkuman 1. Setiap orang yang ingin hidup berkeluarga perlu memahami apa saja taha pan perencanaan kehidupanberkeluarga mulai dari: a. Merencanakan usia pernikahan, perempuan 21 tahun dan laki-laki 25 tahun. b. Membina hubungan antar pasangan, dengan keluarga lain, dan kelompok sosial. c. Merencanakan kelahiran anak pertama, persiapan menjadi orangtua. d. Mengatur jarak kelahiran, dengan menggunakan alat kontrasepsi. e. Berhenti melahirkan di usia 35 tahun, agar dapat merawat balita secara optimal serta menghindari risiko
pada ibu akibat
melahirkan/persalinan. f. Merawat dan mengasuh anak usia balita dengan memenuhi kebutuhan mendasar anak (kebutuhan fisik, kasih sayang, dan stimulasi). 2. Semua orangtua perlu memiliki harapan yang baik terhadap masa depan anak. Harapan-harapan yang dimilikiorangtua rata-rata sama yaitu menging inkan anaknya berkualitas, anak yang berguna, dan sukses dalam pekerjaan
serta masa depannya. Harapan
orangtua terhadap masa depan anak yang baik, memastikan bahwa
kegiatan
untuk
membantu
anak
mencapai
harapan tersebut kita jadikan sebagai panduan dalam kegiatan pengasuhan yang dilakukan dalam hidup sehari-hari.
84
3. Jenis kontrasepsi Program Kependudukan dan KB yang dilaporkan setiap bu lannya meliputi: Kondom, Pil, Suntik, Implant, IUD, MOW, MOP, MAL. Sedangkan, Metode Kontrasepsi Jangka Panjang yang selanjutnya disebut MKJP adalah
85
DAFTAR PUSTAKA BKKBN &.Plan Internasional Indonesia.2018. Modul Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Anak Stunting (BKB EMAS).BKKBN. Jakarta Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak. 2013. Buku Seri Menjadi Orang Tua Hebat Dalam Mengasuh Anak (0-6 tahun). BKKBN. Jakarta Direktorat Bina Ketahanan Remaja. 2019. Modul Pegangan bagi Fasilitator Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Remaja (BKR) Membantu Remaja Merencanakan Masa Depannya.BKKBN. Jakarta Hurlock B, Elizabeth. 1978. Perkembangan Anak. Erlangga. Surabaya Plan Internasional Indonesia. 2015. Buku Kelompok Pengasuhan Anak, Pegangan Fasilitator. Plan Internasional Indonesia. Jakarta https://membuatwebsitebagipemula.wordpress.com/artikel-pedidikananak/ membentuk-karakter-anak-yang-berkualitas/. Diakses 19 Mei 2020. https://www.kompasiana.com/ulilfikriatus/58405d1a91fdfd340dbe9a49/ membangun-karakter-dan-akhlak-anak-yang-berkualitas?page=4. Diakses 19 Mei 2020. https://id.theasianparent.com/batas-usia-ideal-hamil. Diakses 18 Mei 2020 https://www.kompasiana.com/elmafatresia/5e04a6cfd541df42f82eb343/m enjalin hubungan-antar-keluarga-dan-persahabatan?page=1. Diakses 20 Mei 2020
86
87