MODUL UAS PERILAKU Flipbook PDF

MODUL UAS PERILAKU

31 downloads 122 Views 1MB Size

Story Transcript

MODUL UAS "LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH"

Disusun: Elma Amelia 2134021173

Kamis, 18.20-20.00 Dosen: Drs. Arief Syah Safrianto., MM

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN S-1 UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA JAKARTA 2023

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Puji Syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas kesempatan yang diberikan sehingga saya bisa menyusun Makalah ini. Adapun tujuan penulisan Modul makalah ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai mata kuliah PERILAKU ORGANISASI , dengan judul “LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH” Dengan tulisan ini kami diharapkan mahasiswa mampu

untuk

memahami tentang hakikat, kelebihan

kekurangan dalam pengembangan Inovasi Sosial. Kami sadar tulisan ini terdapat banyak kekurangan. Oleh

karena itu, kami

mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat

membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi. Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi pembacanya, terutama mahasiswa, Sebagai penerus bangsa Indonesia.

Jakarta, 29 Desember 2022

Elma Amelia

1

DAFTAR ISI BAB 1 – MANAJEMEN INDIVIDUAL, KELOMPOK DAN EFEKTIVITAS ORGANISASI A. Pengertian Efektivitas Organisasi…………………………………………………….. 4 B. Pengertian Efektivitas Kerja………………………………………………………….. 6 C. Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja………………………………………. 9 BAB II – DASAR DASAR PERILAKU INDIVIDU, SIKAP, KEPUASAN KERJA DAN NILAI A. B. C. D.

Sikap dan Kepuasan Kerja……………………………………………………………. 14 Nilai………………………………………………………………………………….... 15 Kerja…………………………………………………………………………………... 17 Kepuasan Kerja……………………………………………………………………….. 17

BAB III – PERSEPSI DAN KEPRIBADIAN A. Faktor yang mempengaruhi Persepsi………………………………………………….. 27 B. Teori Ambisi…………………………………………………………………………... 29 C. Menilai Orang…………………………………………………………………………. 29 BAB IV – ATRIBUT ATRIBUT SOSIAL A. Pengertian Motivasi…………………………………………………………………… 35 B. Konsep Dasar Motivasi……………………………………………………………….. 37 C. Teori Motivasi………………………………………………………………………… 38 BAB V – DASAR DASAR PERILAKU KELOMPOK DAN KELOMPOK KERJA A. Definisi Kelompok……………………………………………………………………. 48 B. Konsep Dasar Kelompok……………………………………………………………… 51 C. Norma…………………………………………………………………………………. 57 BAB VI – PERILAKU KELOMPOK A. Jaringan Komunikasi…………………………………………………………………. 66 B. Spam Of Nets………………………………………………………………………… 72 C. Koalisi dan Kerjasama……………………………………………………………….. 73 BAB VII – KEKUASAAN A. B. C. D.

Pengertian Kekuasaan………………………………………………………………... 79 Sumber Kekuasaan…………………………………………………………………… 81 Karakteristik Bawahan……………………………………………………………….. 82 Faktor Situasi…………………………………………………………………………. 82 2

E. Kekuasaan Paksaan…………………………………………………………………… 83 F. Kekuasaan dan Bawahannya………………………………………………………….. 84 BAB VIII – KEKUASAAN DAN POLITIK A. B. C. D. E.

Pengertian Politik……………………………………………………………………... 89 Politik dalam Organisasi……………………………………………………………… 90 Membangun Koalisi…………………………………………………………………... 92 Proses Pengambilan Keputusan………………………………………………………. 93 Faktor Pendorong Terjadinya Praktek Politik………………………………………… 95

BAB IX – KONFLIK A. Perubahan Pandangan Tentang Konflik……………………………………………… 101 B. Konflik Fungsional dan Disfungsional………………………………………………. 103 BAB X – KONFLIK A. Perubahan Pandangan Tentang Konflik……………………………………………….101 B. Konflik Fungsional dan Disfungsional………………………………………………..103 BAB XI – KELOMPOK DAN PRESTASI KERJA A. Pengertian Kelompok………………………………………………………………… 116 B. Pengertian Prestasi Kerja…………………………………………………………….. 116 C. Hubungan Konflik dan Prestasi Kerja……………………………………………….. 117 BAB XII – DASAR ORGANISASI DAN DESAIN ORGANISASI A. Bagian Dasar Organisasi……………………………………………………………... 120 B. Desain Organisasi, Struktur Organisasi Sederhana dan Modern…………………….. 121 C. Keunggulan Struktur Organisasi Besar………………………………………………. 123 BAB XIII – BUDAYA A. B. C. D. E.

Pengertian Budaya……………………………………………………………………. 129 Asal Muasal Budaya dalam Masyarakat……………………………………………....130 Jenis Jenis Budaya……………………………………………………………………..136 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Budaya Manfaat Budaya……………………………………………………………………….133

BAB XIV– BUDAYA ORGANISASI A. B. C. D.

Pengertian Budaya Organisasi………………………………………………………...141 Faktor Faktor Pembentukan Budaya Organisasi……………………………………... 142 Manfaat Budaya Organisasi………………………………………………………….. 144 Budaya Sebagai Kebutuhan Yang Deskriptif………………………………………… 144

3

BAB I

A. Pengertian Efektivitas Organisasi Suatu organisasi didirikan tentu memiliki tujuan yang hendak dicapai. Entah itu kesuksesan finansial atau kebermanfaatannya untuk publik. Dan tentu saja untuk mengetahui tujuan tersebut sudah tercapai atau belum dapat diukur dengan efektivitas organisasi yang ada di Perusahaanmu. Efektivitas organisasi dapat dicapai jika setiap individu atau pun kelompok dalam sebuah perusahaan bisa melakukan setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Konsep efektivitas sebenarnya merupakan konsep yang luas yang melibatkan berbagai faktor di dalam dan di luar organisasi. Konsep validitas ahli tidak seragam, hal ini disebabkan sudut pandang yang dianut oleh metode disiplin ilmu yang berbeda, sehingga dihasilkan konsep metode pengukuran yang berbeda pula. Namun demikian, banyak ahli dan peneliti telah mengungkapkan bagaimana dan bagaimana mengukur efektivitas. Sebelum mempelajari lebih jauh tentang kriteria apa saja yang bisa dijadikan pengukuran efektivitas organisasi atau organization effectiveness suatu perusahaan, kita pahami terlebih dahulu ya terkait pengertian efektivitas Organisasi. Menurut Georgopualos dan Tannebaum dalam Tangkilisan (2005), mengatakan bahwa mengenai pengertian efektivitas organisasi adalah sejauh mana suatu organisasi yang merupakan suatu sistem sosial. Dengan segala sumber daya dan sarana tertentu yang telah tersedia untuk memenuhi tujuantujuannya tanpa pemborosan dan menghindari ketegangan yang tidak perlu di antara anggota – aggotanya. Jadi, jika disimpulkan efektivitas organisasi adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh unsur-unsur organisasi yang berjalan dengan efektif dan efisien sehingga bisa mencapai tujuan organisasi yang sudah susun sebelumnya. Pendapat Para Ahli Berikut ini adalah definisi pendapat ahli mengenai efektivitas organisasi dan kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan pernyataan mereka: 1. Gibson (1984: 28) “Validitas adalah latar belakang perilaku organisasi, hubungan antara sifat produksi, kualitas, efisiensi, fleksibilitas, kepuasan, kesempurnaan dan pengembangan.” 2. Emite Ezioni (1982: 54) Diyakini bahwa “efektivitas organisasi dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi yang berusaha mencapai tujuan.” Komaruddin (1994: 294) juga mengemukakan bahwa “efektivitas adalah suatu kondisi yang menunjukkan bahwa kegiatan manajemen berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. 3. Liang G (2000: 24) Ini juga menunjukkan bahwa “efektivitas adalah keadaan atau kemampuan manusia untuk menyediakan penggunaan yang diinginkan.” 4. Soekarno K. (1986: 42) Yang efektif adalah mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan, dan tidak ada hubungannya dengan tenaga, waktu, biaya, alat, dan alat bekas / bekas lainnya. Artinya konsep efektivitas hanyalah hasil atau tujuan yang diinginkan. Oleh 4

karena itu konsep efektivitas kinerja organisasi merupakan perwujudan tujuan atau hasil yang dilaksanakan oleh setiap orang. Menurut pendapat para ahli di atas dapat dilihat bahwa efektivitas merupakan konsep yang sangat penting, efektivitas organisasi dapat dicapai jika setiap individu atau pun kelompok dalam sebuah perusahaan bisa melakukan setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Konsep efektivitas sebenarnya merupakan konsep yang luas yang melibatkan berbagai faktor di dalam dan di luar organisasi. karena dapat menguraikan secara garis besar keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya, atau dapat dikatakan efektivitas adalah tingkat pencapaian dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, aktivasi yang telah dilakukan.

• Faktor efektivitas organisasi Efektivitas organisasi dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor dalam budaya organisasi, yaitu partisipasi, adaptasi, misi, dan konsistensi: ‣ Partisipasi Merupakan cara agar karyawan merasa terlibat dalam aktivitas organisasi, dan dapat menjadikan karyawan bertanggung jawab atas tindakannya (Casida, 2007). Partisipasi adalah kebebasan (kemerdekaan) bagi setiap orang untuk mengemukakan pendapatnya. Selama berkaitan dengan ide-ide yang dapat memajukan dan mengembangkan organisasi atau perusahaan, maka kelompok dan pimpinan organisasi juga harus menghargai partisipasi ini. Partisipasi meliputi 3 (tiga) indikator yaitu Pemberdayaan, Orientasi Tim dan Pengembangan Kapabilitas (Casida, 2007). ‣ Adaptasi Kemampuan organisasi untuk menjelaskan dampak lingkungannya terhadap organisasi adalah kemampuan organisasi dalam merespon perubahan lingkungan eksternal dengan melakukan perubahan internal organisasi. Denison dan Mirsha (1995) mengemukakan dalam Casida (2007) bahwa kemampuan beradaptasi dapat dilihat dari tiga (tiga) indikator yaitu perubahan (menciptakan perubahan), perhatian pasien (customer attention) dan kondisi organisasi (pembelajaran organisasi). ‣ Misi efektivitas organisasi Dimensi budaya yang menunjukkan tujuan inti organisasi, tujuan ini menjadikan anggota organisasi tegas dan fokus pada apa yang dianggap penting oleh organisasi. Menurut penelitian Denison (2006), kurangnya organisasi dalam melaksanakan tugas akan mengakibatkan anggota staf gagal memahami hasil yang akan dicapai dan tujuan jangka panjang yang tidak jelas. Denison dan Mirsha (1995) mengemukakan bahwa kemampuan beradaptasi dapat dilihat dari 3 (tiga) indikator, yaitu tiga indikator yaitu fokus dan strategi tetap (arah dan niat strategis), tujuan dan objektivitas (tujuan dan sasaran), visi (Penglihatan).

5

‣ Konsistensi Tingkat kesepakatan antar anggota organisasi tentang asumsi dasar dan nilai inti organisasi. Menekankan konsistensi keyakinan, nilai dan sistem simbol yang dipahami dan dimiliki bersama oleh anggota organisasi, dan pelaksanaan kegiatan yang terkoordinasi. Rasa keterikatan karyawan akan menunjukkan apakah terdapat konsistensi dalam organisasi. Ada nilai-nilai kunci; jelas apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan. Konsistensi internal organisasi merupakan dimensi yang menjaga kekuatan dan stabilitas internal organisasi. Denison dan Mirsha (1995) mengemukakan bahwa konsistensi dapat dilihat dari 3 (tiga) indikator yaitu nilai inti, kesepakatan, koordinasi dan integrasi (Koordinasi dan Integrasi). • Kriteria Efektifitas Organisasi ‣ Kriteria jangka pendek, efektivitas meliputi bidang produksi, efisiensi, dan kepuasan. ‣ Kriteria jangka menengah, efektivitas organisasi dapat dilihat dari kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan. ‣ Kriteria jangka panjang dari efektivitas organisasi dapat dilihat dari kemampuannya untuk mempertahankan kehidupan organisasi. Nah, sekarang kamu sudah tahu kan, kriteria apa saja yang bisa mengukur efektivitas organisasi. Sehingga kamu bisa menilai sendiri apakah perusahaanmu sudah efektif atau belum dari kriteria yang ada di artikel ini Setelah sukses mencapai efektivitas organisasi, kamu juga perlu mengatur keuangan perusahaanmu, terutama pengeluaran perusahaan yang terkadang tidak terdata dengan baik • Pengertian Efektivitas Kerja Menurut Tesaurus Bahasa Indonesia, sinonim kata efektivitas adalah daya guna, efisiensi, keefektifan, keefisienan, kemangkusan. Sinonim adalah kata yang memiliki persamaan makna dengan kata lain. Efektivitas kerja adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang tepat didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan atau direncanakan. Pelaksanaan suatu program sesuai dengan tujuan yang direncanakan menunjukkan efektivitas program tersebut dapat terlaksana dengan baik. Sebaliknya, ketidaksesuaian pelaksanaan program dengan tujuan yang ditetapkan memperlihatkan program yang dilaksanakan belum efektif. Efektivitas kerja menunjukkan taraf tercapainya hasil. Efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan output. Suatu organisasi dapat dikatakan efektif apabila organisasi tersebut selalu berusaha agar karyawan yang terlibat di dalamnya dapat mencapai efektivitas kerja. Efektivitas kerja sendiri yaitu suatu penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

6

Berikut definisi dan pengertian efektivitas kerja dari beberapa sumber buku: 1. Menurut Kurniawan (2005), efektivitas kerja adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) dari pada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya. 2. Menurut Mahmudi (2005), efektivitas kerja adalah hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan. 3. Menurut Rizky (2011), efektivitas kerja adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. 4. Menurut Robbins (2003), efektivitas kerja adalah kemampuan untuk memilih atau melakukan sesuatu yang paling sesuai atau tepat dan mampu memberikan manfaat secara langsung. Menurut Martani dan Lubis (1987), kriteria yang digunakan untuk mengukur efektivitas kerja adalah sebagai berikut: ‣ Pendekatan Sumber (resource approach), yakni mengukur efektivitas dari input. Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya, baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. ‣ Pendekatan Proses (process approach), adalah untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi. ‣ Pendekatan Sasaran (goals approach), dimana pusat perhatian pada output, mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai dengan rencana. • Aspek-aspek Efektivitas Kerja a. Keterlibatan (involvement) Keterlibatan adalah suatu perlakuan yang membuat staf merasa diikutsertakan dalam kegiatan organisasi sehingga membuat staf bertanggung jawab tentang tindakan yang dilakukannya. Keterlibatan (involvement) adalah kebebasan atau independensi yang dipunyai setiap individu dalam mengemukakan pendapat. Keterlibatan tersebut perlu dihargai oleh kelompok atau pimpinan suatu organisasi sepanjang menyangkut ide untuk memajukan dan mengembangkan organisasi/perusahaan. Keterlibatan terdiri dari tiga indikator yaitu pemberdayaan (empowerment), kerja tim (team orientation) dan kemampuan berkembang (capability development). b. Konsistensi (consistency) Konsistensi (consistency) merupakan tingkat kesepakatan anggota organisasi terhadap asumsi dasar dan nilai-nilai inti organisasi. Konsistensi menekankan pada sistem keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan simbol-simbol yang dimengerti dan dianut bersama oleh para anggota organisasi serta pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang terkoordinasi. Adanya konsistensi dalam suatu organisasi ditandai oleh staf merasa terikat; ada nilai-nilai kunci; kejelasan tentang tindakan yang dapat dilakukan dan tidak dapat dilakukan. Konsistensi di dalam organisasi merupakan dimensi 7

yang menjaga kekuatan dan stabilitas di dalam organisasi. konsistensi dapat dilihat dari tiga indikator yaitu nilai inti (core value), kesepakatan (agreement), koordinasi dan integrasi (coordination and integration). c. Adaptasi (adaptability) Kemampuan adaptasi merupakan kemampuan organisasi untuk menerjemahkan pengaruh lingkungan terhadap organisasi. Adaptasi merupakan kemampuan organisasi dalam merespon perubahan-perubahan lingkungan eksternal dengan melakukan perubahan internal organisasi. Kemampuan adaptasi dapat dilihat dari tiga indikator yaitu perubahan (creating change), berfokus pada pasien (customer focus) dan keadaan organisasi (organizational learning). d. Misi (mission) Misi merupakan dimensi budaya yang menunjukkan tujuan inti organisasi yang menjadikan anggota organisasi teguh dan fokus terhadap apa yang dianggap penting oleh organisasi. Organisasi yang kurang dalam menerapkan misi akan mengakibatkan staf tidak mengerti hasil yang akan dicapai dan tujuan jangka panjang yang ditetapkan menjadi tidak jelas. kemampuan adaptasi dapat dilihat dari tiga indikator yaitu strategi yang terarah dan tetap (strategic direction and intent), tujuan dan objektivitas (goals and objectif) • Indikator Efektivitas Kerja 1. Pencapaian Tujuan. Kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan organisasi berupa peningkatan profit, kualitas dan kuantitas pelayanan. Setiap individu harus dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang diberikan sehingga tercapai efektivitas kerja yang optimal. 2. Kuantitas Kerja. Kuantitas kerja merupakan volume kerja yang dihasilkan pada saat kondisi normal. Hal ini didapat dari banyaknya beban kerja dan keadaan yang didapat atau dialaminya selama bekerja. 3. Tepat Waktu. Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu serta mencapai sasaran yang telah dicapai. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya yang timbul. Setiap karyawan harus dapat menggunakan waktu seefisien mungkin dengan cara datang tepat waktu dan berusaha menyelesaikan tugas sebaik-baiknya seperti yang telah ditetapkan melalui kebijakan perusahaan. 4. Kepuasan Kerja. Kepuasan kerja adalah faktor yang berhubungan langsung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagal karyawan dalam pencapaian tujuan organisasi. Kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau pekerjaan organisasi. Tingkat rasa puas individu, bahwa mereka dapat imbalan yang setimpal, dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada Kualitas Kerja Kualitas kerja merupakan sikap yang ditunjukkan oleh karyawan berupa hasil kerja dalam bentuk keraplan, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan dalam mengerjakan pekerjaan. 5. Kualitas kerja. Kualitas kerja merupakan sikap yang ditunjukan oleh karyawan berupa hasil kerja dalam bentuk kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil degan tidak mengabaikan volume pererjaan dalam mengerjakan pekerjaan.

8

B. Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja 1) Karakteristik Organisasi Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi organisasi yang dapat mempengaruhi segi-segi tertentu dari efektivitas dengan berbagai cara. Yang dimaksud struktur adalah hubungan yang relatif tepat sifatnya, seperti dijumpai dalam organisasi, sehubungan dengan susunan sumber daya manusia, struktur meliputi bagaimana cara organisasi menyusun orang-orangnya dalam menyelesaikan pekerjaan, 27 Ibid, Hlm. 9 24 sedangkan yang dimaksud teknologi adalah mekanisme suatu organisasi untuk mengubah masukan mentah menjadi keluaran (output). 2) Karakteristik Lingkungan Aspek lingkungan luar dan lingkungan dalam juga telah dinyatakan mempunyai pengaruh terhadap efektivitas kerja. Kedua aspek tersebut sedikit berbeda, namun saling berhubungan. Lingkungan luar yaitu semua kekuatan yang timbul di luar batas-batas organisasi dan mempengaruhi keputusan serta tindakan di dalam organisasi. Pengaruh faktor semacam ini terhadap dinamika organisasi pada umumnya dianggap meliputi derajat kestabilan yang relatif dari lingkungan, derajat kompleksitas lingkungan dan derajat ketidak pastian lingkungan.28 Sedangkan lingkungan dalam yang pada umumnya disebut iklim organisasi, meliputi macam-macam atribut lingkungan kerja yang mempunyai hubungan dengan segi-segi tertentu dari efektivitas, khususnya atribut-atribut yang diukur pada tingkat individual. Keberhasilan hubungan organisasi dengan lingkungan tampaknya amat tergantung pada tingkat variabel kunci yaitu tingkat keterdugaan keadaan lingkungan, ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan dan tingkat rasionalisme organisasi. Ketiga faktor ini mempengaruhi ketepatan tanggapan organisasi terhadap perubahan lingkungan. 3) Karakteristik Pekerja Pada kenyataannya para anggota organisasi merupakan faktor pengaruh yang paling penting karena perilaku merekalah yang dalam jangka panjang akan memperlancar atau merintangi tercapainya tujuan organisasi. Pekerja merupakan sumber daya yang langsung berhubungan dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada di dalam organisasi, oleh sebab itu perilaku pekerja sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi. Pekerja merupakan modal utama di dalam organisasi yang akan berpengaruh besar terhadap efektivitas, karena walaupun teknologi yang digunakan merupakan teknologi yang canggih dan didukung oleh adanya struktur yang baik, namun tanpa adanya pekerja maka semua itu tidak ada gunanya. 4) Kebijaksanaan dan Praktek Manajemen Secara umum, para pemimpin memainkan peranan sentral dalam keberhasilan suatu organisasi melalui perencanaan, koordinasi dan memperlancar kegiatan yang ditunjukan kearah sasaran. Kewajiban mereka para pemimpin untuk menjamin bahwa struktur organisasi konsisten dengan dan menguntungkan untuk teknologi dan lingkungan yang ada. Sudah menjadi tanggung jawab dari para pemimpin untuk menetapkan suatu sistem imbalan yang pantas sehingga para pekerja dapat memuaskan kebutuhan dan tujuan pribadinya sambil mengejar 26 tujuan dan sasaran organisasi. Peranan pemimpin ini mungkin merupakan fungsi yang paling penting. Dengan makin rumitnya proses teknologi dan 9

makin rumit dan kejamnya keadaan lingkungan, peranan manajemen dalam mengkoordinasi orang dan proses demi keberhasilan organisasi tidak hanya bertambah sulit, tapi juga menjadi semakin penting artinya. Sementara menurut Steers (1985), ada beberapa alat ukur efektivitas kerja di antaranya: 1. Kemampuan menyesuaikan diri Kemampuan manusia terbatas dalam segala hal sehingga dengan keterbatasannya menyebabkan manusia tidak dapat mencapai pemenuhan kebutuhannya tanpa melalui kerja sama dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Richard M. Steers yang menyatakan bahwa kunci keberhasilan atau gagalnya pencapai tujuan organisasi salah satu ditentukan oleh faktor kerja sama, sehingga setiap orang yang masuk ke dalam organisasi dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan orang yang bekerja di dalamnya maupun dengan tugas pekerjaan yang ada di dalam organisasi tersebut. Jika kemampuan menyesuaikan diri ini dapat berjalan maka tujuan organisasi dapat tercapai, 2. Kepuasan kerja Tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau pekerjaannya dalam organisasi, Tingkat rasa puas individu bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal, dari bermacammacam aspek situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada. 3. Prestasi kerja Prestasi kerja adalah suatu penyelesaian tugas pekerjaan yang sudah dibebankan sesual dengan target yang telah ditentukan, bahkan ada yang melebihi target yang telah ditentukan sebelumnya. Kesimpulan A,B,C: Organisasi dibentuk untuk menyelesaikan pekerjaan bersama sehingga mereka dapat menyelesaikannya dengan cepat. Menurut pendapat para ahli di atas dapat dilihat bahwa efektivitas merupakan konsep yang sangat penting, karena dapat menguraikan secara garis besar keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya, atau dapat dikatakan efektivitas adalah tingkat pencapaian dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, aktivasi yang telah dilakukan. Efisiensi kerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tingkat produktivitas kerja, tingkat pengetahuan, kepuasan, sikap psikologis dan motivasi. Dikatakan efektif apabila perusahaan selalu berusaha melibatkan pegawai dalam pencapaian efektivitas kerja. Efektivitas memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk mencapai target yang dikehendaki. Efektivitas adalah mendapatkan tujuan dengan benar atau memilih tujuan atau metode pemilihan yang tepat dari serangkaian alternatif dan memilih dari beberapa pilihan lain. Maka dibentuklah sebuah organisasi untuk menyelesaikan suatu pekerjaan bersama sehingga mereka dapat menyelesaikannya dengan cepat. Agar lebih mudah menemukan cara terbaik untuk mencapainya contohnya tingkat efisiensi kerja, tingkat pengetahuan, kepuasan, sikap psikologis dan motivasi. Pertanyaan: 1. Mengapa efektivitas sangat penting dalam Organisasi? Jawaban: Berdasarkan pendapat para ahli dapat dinyatakan bahwa efektivitas adalah konsep terpenting, karena dapat menyebutkan secara garis besar keberhasilan organisasi untuk mencapai 10

tujuan. Selain itu, efektivitas juga dapat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian dari tujuan yang sebelumnya ditetapkan. 2. Aspek Aspek apa saja yang ada didalam efektivitas Kerja? Jawaban: ‣ Keterlibatan (involvement) Keterlibatan adalah suatu perlakuan yang membuat staf merasa diikutsertakan dalam kegiatan organisasi sehingga membuat staf bertanggung jawab tentang tindakan yang dilakukannya. ‣ Konsistensi (consistency) merupakan tingkat kesepakatan anggota organisasi terhadap asumsi dasar dan nilai-nilai inti organisasi. Konsistensi menekankan pada sistem keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan simbol-simbol yang dimengerti dan dianut bersama oleh para anggota organisasi serta pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang terkoordinasi. ‣ Misi (mission) merupakan dimensi budaya yang menunjukkan tujuan inti organisasi yang menjadikan anggota organisasi teguh dan fokus terhadap apa yang dianggap penting oleh organisasi. 3. Jelaskan Faktor factor apa saja yang mempengaruhi efektivitas kerja? Jawaban: ‣ Karakteristik Organisasi Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi organisasi yang dapat mempengaruhi segi-segi tertentu dari efektivitas dengan berbagai cara. Yang dimaksud struktur adalah hubungan yang relatif tepat sifatnya, seperti dijumpai dalam organisasi, sehubungan dengan susunan sumber daya manusia, struktur meliputi bagaimana cara organisasi menyusun orang-orangnya dalam menyelesaikan pekerjaan, 27 Ibid, Hlm. 9 24 sedangkan yang dimaksud teknologi adalah mekanisme suatu organisasi untuk mengubah masukan mentah menjadi keluaran (output). ‣ Karakteristik Lingkungan Aspek lingkungan luar dan lingkungan dalam juga telah dinyatakan mempunyai pengaruh terhadap efektivitas kerja. Kedua aspek tersebut sedikit berbeda, namun saling berhubungan. Lingkungan luar yaitu semua kekuatan yang timbul di luar batas-batas organisasi dan mempengaruhi keputusan serta tindakan di dalam organisasi. Pengaruh faktor semacam ini terhadap dinamika organisasi pada umumnya dianggap meliputi derajat kestabilan yang relatif dari lingkungan, derajat kompleksitas lingkungan dan derajat ketidak pastian lingkungan.28 Sedangkan lingkungan dalam yang pada umumnya disebut iklim organisasi, meliputi macam-macam atribut lingkungan kerja yang mempunyai hubungan dengan segi-segi tertentu dari efektivitas, khususnya atribut-atribut yang diukur pada tingkat individual. Keberhasilan hubungan organisasi dengan lingkungan tampaknya amat tergantung pada tingkat variabel kunci yaitu tingkat keterdugaan keadaan lingkungan, ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan dan tingkat rasionalisme organisasi. Ketiga faktor ini mempengaruhi ketepatan tanggapan organisasi terhadap perubahan lingkungan.

11

‣ Karakteristik Pekerja Pada kenyataannya para anggota organisasi merupakan faktor pengaruh yang paling penting karena perilaku merekalah yang dalam jangka panjang akan memperlancar atau merintangi tercapainya tujuan organisasi. Pekerja merupakan sumber daya yang langsung berhubungan dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada di dalam organisasi, oleh sebab itu perilaku pekerja sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi. Pekerja merupakan modal utama di dalam organisasi yang akan berpengaruh besar terhadap efektivitas, karena walaupun teknologi yang digunakan merupakan teknologi yang canggih dan didukung oleh adanya struktur yang baik, namun tanpa adanya pekerja maka semua itu tidak ada gunanya. ‣ Kebijaksanaan dan Praktek Manajemen Secara umum, para pemimpin memainkan peranan sentral dalam keberhasilan suatu organisasi melalui perencanaan, koordinasi dan memperlancar kegiatan yang ditunjukan kearah sasaran. Kewajiban mereka para pemimpin untuk menjamin bahwa struktur organisasi konsisten dengan dan menguntungkan untuk teknologi dan lingkungan yang ada. Sudah menjadi tanggung jawab dari para pemimpin untuk menetapkan suatu sistem imbalan yang pantas sehingga para pekerja dapat memuaskan kebutuhan dan tujuan pribadinya sambil mengejar 26 tujuan dan sasaran organisasi. Peranan pemimpin ini mungkin merupakan fungsi yang paling penting. Dengan makin rumitnya proses teknologi dan makin rumit dan kejamnya keadaan lingkungan, peranan manajemen dalam mengkoordinasi orang dan proses demi keberhasilan organisasi tidak hanya bertambah sulit, tapi juga menjadi semakin penting artinya. 4. Bagaimana cara mengukur efektivitas Kerja? Jawaban: ‣ Kemampuan menyesuaikan diri Kemampuan manusia terbatas dalam segala hal sehingga dengan keterbatasannya menyebabkan manusia tidak dapat mencapai pemenuhan kebutuhannya tanpa melalui kerja sama dengan orang lain. ‣ Kepuasan kerja Tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau pekerjaannya dalam organisasi, Tingkat rasa puas individu bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal, dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada. ‣ Prestasi kerja Prestasi kerja adalah suatu penyelesaian tugas pekerjaan yang sudah dibebankan sesual dengan target yang telah ditentukan, bahkan ada yang melebihi target yang telah ditentukan sebelumnya. 5. Apa saja indicator dari Efektivitas? Jawaban: ‣ Kemampuan menyesuaikan diri – keluwesan. ‣ Produktivitas. ‣ Kepuasan kerja. ‣ Kemampuan berlaba. ‣ Kemampuan mencari sumber daya. 12

DAFTAR PUSTAKA

https://www.jojonomic.com/blog/efektivitas-organisasi/ https://www.duniapengertian.com/2016/06/pengertian-efektifitas-organisasi.html https://www.sosial79.com/2021/07/pengertian-efektivitas-kerja-aspek.html https://www.kajianpustaka.com/2020/03/efektivitas-kerja.html https://eprints.umm.ac.id/35927/3/jiptummpp-gdl-danisuhend-48876-3-babii.pdf

13

BAB II

A. Sikap Dan Kepuasan Kerja

• Pengertian Sikap Berbicara masalah sikap, sebenarnya hal ini sudah merupakan sesuatu yang sangat opuler dan penting, terutama dalam rangka pembahasan psikologi sosial. para ahli mengakui bahwa setiap sikap dapat terbentuk karena adanya pengaruh dan peranan pembawaan dan lingkungan, yang keduanya mempunyai fungsi yang sama, dalam arti bahwa sikap tidak dibawa sejak manusia lahir. Sikap adalah keteraturan perasaan dan pikiran seseorang dan kecenderungan terhadap aspek lingkungannya. Sikap seseorang tercermin dari kecenderungan perilakunya dalam menghadapi suatu situasi lingkungan yang berhubungan dengannya. Sikap adalah tanggapan (response) yang mengandung komponen-komponen kognitif (pengetahuan), afektif (sejauhmana penilaiannya terhadap obyek) dan konaktif (kecenderungan untuk berbuat), yang dilakukan oleh seseorang terhadap sesuatu obyek atau stimulus dari lingkungannya. Sikap didefinisikan sebagai “kecenderungan merespons sesuatu secara konsisten untuk mendukung atau tidak mendukung dengan memperhatikan suatu objek tertentu”. Sikap adalah pernyataan/ penilaian evaluatif menyangkut benda, orang atau kejadian. • Jenis-Jenis Sikap: a. Job Satisfaction: (sikap yang menentukan kepuasan seseorang terhadap pekerjaannya) b. Job Involvement: (sikap yang menggambarkan sampai sejauh mana partisipasi aktif karyawan terhadap pekerjaannya) c. Organization Commitment: (sikap yang menunjukkan sampai mana seseorang melibatkan diri dalam organisasi beserta dengan tujuan-tujuannya dan ingin menjaga keannggotaannya dalam organisasi) • Aspek-Aspek Sikap: Secord and Bacman (Zaim Elmubarok, 2009: 46) membagi sikap menjadi tiga komponen yang dijelaskan sebagai berikut: a. Komponen kognitif, adalah komponen yang terdiri dari pengetahuan. Pengetahuan inilah yang akan membentuk keyakinan dan pendapat tertentu tentang objek sikap. b. Komponen afektif, adalah komponen yang berhubungan dengan perasaan senangatau tidak senang, sehingga bersifat evaluatif. Komponen ini erat hubungannya dengan sistem nilai yang dianut pemilik sikap. c. Komponen konatif, adalah komponen sikap yang berupa kesiapan seseorang untuk berperilaku yang berhubungan dengan objek sikap.

14

Ketiga komponen tersebut sangat berkaitan. Secara khusus, dalam banyak cara antarakesadaran dan perasaan tidak dapat dipisahkan. • Karakteristik Sikap : a. Obyek, karena ada sesuatu yang disikapi. Tidak ada sikap tanpa obyek. b. Mengarah, karena setiap obyek ada arahnya. Jadi sikap mengarah kepada obyek yang disikapi. c. Berintensitas atau sederajat, karena dalam sikap ditanyakan sejauhmana atau seberapa tinggi rendah sikapnya. d. berstruktur, karena dalam sikap itu ada komponen-komponen yang secara intern terbentuk dengan sendirinya, yaitu komponen kognitif, afektif yang saling menjalin. B. Nilai

Nilai (values) merupakan suatu tuntunan atau pedoman yang mendasari bagaimana seseorang atau suatu organisasi berpikir, mengambil keputusan, bersikap, dan bertindak. Perbedaan nilai yang dimiliki oleh dua orang yang berbeda akan menimbulkan sikap yang berbeda pula diantara dua orang tersebut, meskipun mereka berada dalam lingkungan yang sama. Sebagai contoh, seorang manajer pemasaran memberi tugas pada dua orang stafnya untuk meningkatkan penjualan. Manajer tersebut tidak memberikan keterangan tentang reward apa yang akan diberikan bila target penjualan tercapai. Staf pertama bersikap tenang-tenang saja, tidak langsung bergerak, atau berpikir langkah apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan penjualan, karena ia belum tahu keuntungan apa yang akan diberikan oleh perusahaan kepadanya jika target tercapai. Baginya jika reward belum jelas, untuk apa bersusah payah memenuhi target, karena toh ia sudah mendapat gaji tetap meskipun target penjualan tidak tercapai. Berbeda dengan sikap yang ditunjukkan oleh staf yang kedua, ia langsung berpikir, menentukan langkah apa yang diperkirakan dapat mencapai target, serta bertindak secepat mungkin. Staf ke dua berpikir sebagai seorang karyawan ia harus menunjukkan bahwa ia mampu melakukan apa yang ditugaskan padanya dengan baik dan menghasilkan hasil yang memuaskan. Perbedaan sikap dari dua karyawan tersebut di atas adalah karena adanya perbedaan nilai-nilai yang dimiliki keduanya. Nilai merupakan gambaran dialog yang selalu terjadi dalam diri kita yang menentukan apa yang penting dan apa yang tidak penting untuk dilakukan. Apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Apa yang benar dan apa yang salah. Nilai merupakan dasar yang terdalam, acuan, dan motor penggerak motivasi, sikap dan tindakan. Nilai tidak bisa dipalsukan, karena apa yang dipikirkan, dilakukan, dan disikapi akan terlihat dengan jelas merupakan refleksi dari nilai-nilai yang dianut seseorang. Nilai-nilai yang dianut dan dijalankan oleh karyawan dalam organisasi inilah yang merupakan faktor penentu bagaimana organisasi tersebut secara kolektif memiliki kualitas, kapasitas, dan kapabilitas dalam membuat keputusan, perilaku dan tindakan organisasi. Nilai organisasi bukan nilai yang tertulis dalam pedoman organisasi, karena sering nilai-nilai ini adalah rekomendasi dari konsultan. Nilai organisasi adalah apa secara aktual memang menjadi praktek dari organisasi tersebut. Apa yang disaksikan, diyakini, dipercaya, dilakukan dan dipraktekkan oleh para karyawan di organisasi ini merupakan nilai riil (nyata). Banyak organisasi 15

besar yang menyewa konsultan untuk membuat cetak biru organisasi, memasang competency based organization, melakukan program pelatihan karyawan, serta memasang sistem teknologi informasi yang baru. Nilai sangat penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta memahami persepsi kita, individu memasuki organisasi berdasarkan yang dikonsefkan sebelumnya mengenai apa yang seharusnya dan apa yang tidak seharusnya. Pemahaman bahwa nilai-nilai individu berbeda namun cenderung mencerminkan nilai-nilai masyarakat periode mereka dibesarkan dan menjadi bantuan berharga dalam menjalankan dan memperkirakan perilaku. Salah satu bentuk pendekatan secara global yang ditunjuk untuk menganalisis variasi untuk menunjuk kebudayaan-kebudayaan yang dilakukan oleh Greert Hofstede menemukan bahwa para manajer berbeda berdasarkan lima dimensi yaitu: 1. Jarak kekuasaan merupakan suatu atribut kebudayaan nasional yang meggambarkan tingkat penerimaan masyarakat akan kekuasaan dalam intitusi atau organisasi yang didistribusikan secara tidak merata. 2. Individualism versus Kolektivisme. Individualism merupakan atribut kebudayaan nasional yang menggambarkan tingkat dimana orang lebih suka bertindak sebagai individu dari pada sebagai kelompok sedangkan kolektivisme merupakan kebudayaan nasional yang menggambarkan kerangka kerja yang ketat didalamnya orang mengharapkan orang lain dalam kelompok dimana mereka merupakan anggota untuk merawat dan membantunya. 3. Kuantitas kehidupan dengan Kualitas kehidupan. Merupakan atribut kebudayaan nasional yang menggambarkan dimana tingkat nilai kemasyarakatan di cerminkan dengan keberanian berpendapat dan matrealisme, sedangkan kuantitas kehidupan merupakan atribut kebudayaan nasional yang menekankan pada hubungan dan kepedulian terhadap orang lain. 4. Penghindaran Ketidakpastian, merupakan atribut kebudayaan nasional yang menggambarkan tingkat dimana masyarakat merasa terancam oleh keadaan yang tidak menentu atau bermakna ganda dan coba untuk menghindari keadaan tersebut. 5. Orientasi jangka panjang versus jangka pendek. Orientasi jangka panjang merupakan atribut kebudayaan nasional yang menekankan pada masa depan, penghematan, dan keberlanjutan. Sedangkan orientasi jangka pendek merupakan atribut kebudayaan nasional yang menekankan pada masa kini, menghormati tradisi, dan memenuhi kewajiban-kewajiban sosial. Melalui nilai-nilai tersebut pekerja menjadi tahu bagaimana cara berperilaku di lingkungan perusahaan. Bagaimana peran dan pentingnya nilai-nilai dalam perusahaan untuk mengelola SDM. • Menjelaskan nilai-nilai dalam perusahaan Perusahaan harus terlebih dahulu mendefinisikan nilai-nilai budaya yang dapat memberikan daya hidup bagi perusahaan secara konsisten dan dapat dijalankan oleh seluruh pekerja. Sebagai contohnya, sebelum mengembangkan leadership pekerja, pastikan terlebih dahulu bahwa pekerja tersebut telah memahami dengan baik nilai-nilai budaya perusahaan. Dengan adanya budaya 16

perusahaan yang jelas, maka seseorang dapat mengerti aturan main yang harus dijalankan. Baik aturan dalam mengerjakan tugas pekerjaannya, maupun dalam berinteraksi dengan sesama anggota dalam perusahaan.

• Internalisasi budaya terhadap nilai-nilai perusahaan Agar nilai-nilai dalam perusahaan dapat diterapkan dengan efektif, maka diperlukan adanya internalisasi budaya kepada seluruh Pekerja. Internalisasi budaya merupakan suatu proses untuk menanamkan dan menumbuhkembangkan suatu nilai atau budaya menjadi bagian diri pekerja. Penanaman dan penumbuhkembangan nilai tersebut dapat dilakukan melalui berbagai cara. Misalnya melalui metode pendidikan dan pengajaran, pengarahan, indoktrinasi, brainstorming, dan masih banyak lagi. Nilai-nilai budaya perusahaan merupakan suatu pondasi dasar untuk melancarkan strategi dan pengelolaan SDM di perusahaan. Pentingnya nilai-nilai dalam perusahaan memang harus dipahami oleh seluruh pekerja. Dengan begitu, setiap pekerja dapat bersikap dengan baik sesuai dengan nilai-nilai perusahaan. Jika nilai-nilai budaya dalam perusahaan sudah diterima dan dihayati oleh para pekerja dengan kelompok kerjanya dan seluruh komunitas perusahaan, budaya yang kuat akan semakin terbentuk dalam perusahaan. C. Kerja

Dunia kerja adalah lingkungan yang berhubungan dengan pekerjaan yang sedang kita geluti. Dengan kata lain merupakan tempat berbagai individu melakukan suatu aktivitas. Bisa di organisasi ataupun perusahaan. Apa yang harus disiapkan saat memasuki dunia kerja? Selain hard skill, Anda perlu menyiapkan soft skill. Softskill yang dibutuhkan dalam dunia kerja di antaranya adalah mental. Anda akan mendapatkan suasana yang berbeda dengan masa perkuliahan. Anda harus mampu menerima dan menghadapi kritik. Kesimpulan: kerja adalah lingkungan yang berhubungan dengan pekerjaan yang sedang kita geluti. Dengan kata lain merupakan tempat berbagai individu melakukan suatu aktivitas. Bisa di organisasi ataupun perusahaan. D. Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. Sebuah pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan kerja dan atasan-atasan, mengikuti peraturan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasional, memenuhi standar-standar kinerja, menerima kondisi-kondisi kerja yang acapkali kurang ideal dan sebagainya. Jadi penilaian seorang karyawan tentang seberapa ia merasa puas atau tidak puas dengan pekerjaan merupakan penyajian yang rumit dari sejumlah elemen pekerjaan yang berlainan.

17

• Faktor-faktor Kepuasan Kerja: a. Kesempatan untuk maju. Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh kesempatan peningkatan pengalaman dan kemampuan kerja selama bekerja. b. Keamanan kerja. Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik karyawan pria maupunwanita. Keadaan yang aman sangat mempengarugi perasaan kerja karyawan selama bekerja. c. Gaji. Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang yang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang di perolehnya. d. Manajemen kerja. Manajemen kerja yang baik adalah yang memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil, sehingga karyawan dapat bekerja dengan nyaman. e. Kondisi kerja. Dalam hal ini adalah tempat kerja, ventilasi, penyinaran, kantin, dan tempat parkir. f. Pengawasan (Supervisi). Bagi Karyawan, Supervisor dianggap sebagai figur ayah dan sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turn tover. g. Faktor intrinsik dari pekerjaan. Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan ketrampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan. h. Komunikasi. Komunikasi yang lancar antara karyawan dengan pimpinan banyak dipakai untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak pimpinan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat atau prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbukan kepuasan kerja. i. Aspek sosial dalam pekerjaan. Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja. j. Fasilitas. Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas. Konsekuesi dan kepuasan kerja.

• Beberapa Korelasi Kepuasan Kerja: a. Motivasi Kepuasan dan pengawasan juga berkolerasi secara signifikan dengan motivasi, para manajer disarankan untuk mempertimbangkan bagaimana prilaku mereka mempengaruhi kepuasan karyawan. b. Keterlibatan dalam pekerjaan Keterlibatan dalam pekerjaan merupakan keterlibatan seseorang individu dengan peran dalam pekerjaanya. Para manajer mendorong keterlibatan para karyawan dalam pekerjaannya. 18

c. Perilaku sebagai anggota organisasi yang baik Perilaku sebagai anggota organisasi yang baik merupakan prilaku karyawan yang melampaui panggilan tugas. Contohnya meliputi “bahasa tubuh yang pernyataan membangun mengenai organisasi, ungkapan ketertarikan pribadi pada pekerjaan orang lain, saran-saran untuk perbaikan, melatih orang baru, penghargaan atas semangat dan prilaku menjaga tertib organisasi sesuai aturan. d. Komitmen organisasi Komitmen organisasi mencerminkan bagaimana seorang individu mengindentifikasikan dirinya dengan organisasi dan terikat dngan tujuan-tujuannya. Para manajer disarankan untuk meningkatkan kepuasan kerja dengan tujuan untuk mendapatkan tingkat komitmen yang lebih tinggi.

e. Ketidakhadiran Ketidakhadiran menghabiskan biaya, dan para manajer senantiasa mencari jalan keluar untuk menguranginya. Suatu rekomendasi adalah dengan meningakatkan kepuasan kerja. Jika ini merupakan suatu rekomendasi yang valid, seharusnya terdapat suatu hubungan negatif yang kuat (atau korelasi negtaif) antara kepuasan dan ketidakhadiran. Dengan kata lain, dengan meningkatnya kepuasan, ketidakhadiran seharusnya menurun. f. Berhentinya karyawan Berhentinya karyawan penting untuk mendapat perhatian para manajer karena mengganggu kelangsungan organisasi dan juga sangat menghabiskan biaya. Dan kekuatan hubungan ini, para manajer disarankan untuk mencoba mengurangi tingkat berhentinya karyawan dengan meningkatkan kepuasan kerja karyawan. g. Stres yang dirasakan Stres dapat memiliki dampak yang sangat negatif pada prilaku organisasi dan kesehatan seorang individu. Stres berhubungan secara positif dengan ketidakhadiran, berhentinya karyawan.

h. Prestasi kerja Kepuasan kerja secara teoritis tidak diharapkan memiliki suatu pengaruh yang kuat terhadap perilaku (misalnya prestasi dan berhentinya karyawan). Sebaliknya, kepuasan secara hipotesis mempengaruhi prestasi secara tidak langsung melalui tujuan atau usaha seorang karyawan. • Mengukur Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menuntut interaksi dengan orang lain, mengikuti aturan dan kebijaksanaan organisasi, standar kerja, kondisi kerja yang kurang ideal dan lainnya. Jadi Assesment (penilaian) merupakan hal yang rumit. Ada 2 metode pendekatan untuk mengukur kepuasan kerja, yaitu: a. Angka – nilai global tunggal (single global rating)

19

Dalam metode angka – nilai global tunggal tidak lebih dari meminta individu – individu untuk menjawab satu pertanyaan. Contoh: Bila kita memberikan sebuah pertanyaan “seberapakah puaskah anda dengan pekerjaan anda?” kemudian responden menjawabnya dengan melingkari suatu bilangan antara 1 sampai 5 yang berapa dan dengan jawaban dari “Sangat Dipuaskan” sampai “Sampai tidak puas.” b. Skor penjumlahan (summation score) Dalam metode penjumlahan ini tersusun atas sejumlah fase pekerjaan yang digunakan untuk mengenal unsur-unsur utama dalam suatu pekerjaan dan menanyakan perasaan karyawan mengenal tiap unsur. Contoh: faktor yang hubungan dengan rekan kerja.

biasa digunakan yaitu upah sekarang,

kesempatan promosi,

• Faktor – Faktor yang berfungsi mendorong Kepuasaan Kerja adalah: a. Kerja yang secara mental menantang Faktor ini memberi kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik mengenai betapa baik mereka bekerja. b. Ganjaran yang pantas Faktor ini selalu diinginkan oleh karyawan dalam sistem upah dan kebijakan promosi yang dinilai adil, tidak meragukan dan segaris dengan pengharapan mereka. c. Kondisi kerja yang mendukung Fakor ini sangat mengdukung bagi karyawan dalam melakukan pekerjaannya karena dengan lingkungan yang nyaman dapat menciptakan hasil kerja yang memuaskan. d. Rekan sekerja yang mendukung Faktor ini sangat mendukung dalam menghasilkan kerja yang memuaskan karena dengan adanya interaksi sosial didalam suatu pekerjaan maka dapat mendukung kepuasan kerja dari karyawan. e. Jangan lupakan kesesuaian antara kepribadian – pekerjaan Karyawan yang memiliki kepribadian yang sama dengan pekerjaan yang dipilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka, jadi kemungkinan berhasilnya pekerjaan tersebut sangat besar. f. Ada dalam Gen Faktor ini penting karena Gen dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja dari seoang karyawan. Disposisi seorang terhadap hidup baik positif maupun negatif ditentukan oleh bentukan genetikya. • Efek Kepuasan Kerja pada Kinerja Karyawan a. Kepuasan dan Produktivitas 20

Dengan tingkat kepuasan kerja yang terjamin maka tingkat produktivitas dari seorang karyawan semakin bagus. b. Kepuasan dan Kemangkiran Kepuasan kerja dari suatu karyawan ditentukan oleh tingkat kemangkiran. Contoh: suatu perusahaan harus memberikan tunjangan cuti sakit kepada karyawan yang sakit supaya karyawan tersebut seperti diperhatikan oleh perusahaan tersebut. c.Kepuasan dan Tingkat keluar – masuknya karyawan Kepuasan juga dihubungkan negatif dengan keluarnya karyawan. Jadi kepuasan kerja sangat penting dalam mempengaruhi karyawan yang buruk untuk tinggal daripada yang kinerjanya bagus. • Respon Karyawan dalam mengungkapkan Ketidakpuasan a. Exit, ketidakpuasan yang untuk meninggalkan organisasi

diungkapkan

lewat

perilaku

yang

diarahkan

b. Suara (voice): Ketidakpuasan yang diungkapkan dengan usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi c. Kesetiaan (loyalty): ketidakpuasan menunggu membaiknya kondisi

yang

diungkapkan

secara

pasif

d. Pengabaian (neglect): Ketidakpuasan yang dinyatakan dengan membiarkan kondisi memburuk Kesimpulan A,B,C&D: Sikap adalah keteraturan perasaan dan pikiran seseorang dan kecenderungan terhadap aspek lingkungannya. Sikap seseorang tercermin dari kecenderungan perilakunya dalam menghadapi suatu situasi lingkungan yang berhubungan dengannya. Sikap adalah tanggapan (response) yang mengandung komponen-komponen kognitif (pengetahuan), afektif (sejauhmana penilaiannya terhadap obyek) dan konaktif (kecenderungan untuk berbuat), yang dilakukan oleh seseorang terhadap sesuatu obyek atau stimulus dari lingkungannya. Sikap didefinisikan sebagai “kecenderungan merespons sesuatu secara konsisten untuk mendukung atau tidak mendukung dengan memperhatikan suatu objek tertentu”. Sikap adalah pernyataan/ penilaian evaluatif menyangkut benda, orang atau kejadian. Nilai merupakan gambaran dialog yang selalu terjadi dalam diri kita yang menentukan apa yang penting dan apa yang tidak penting untuk dilakukan. Apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Apa yang benar dan apa yang salah. Nilai merupakan dasar yang terdalam, acuan, dan motor penggerak motivasi, sikap dan tindakan. Nilai tidak bisa dipalsukan, karena apa yang dipikirkan, dilakukan, dan disikapi akan terlihat dengan jelas merupakan refleksi dari nilai-nilai yang dianut seseorang. Nilai-nilai yang dianut dan dijalankan oleh karyawan dalam organisasi inilah yang merupakan faktor penentu bagaimana organisasi tersebut secara kolektif memiliki kualitas, kapasitas, dan kapabilitas dalam membuat keputusan, perilaku dan tindakan organisasi.

21

Nilai organisasi bukan nilai yang tertulis dalam pedoman organisasi, karena sering nilai-nilai ini adalah rekomendasi dari konsultan. Nilai organisasi adalah apa secara aktual memang menjadi praktek dari organisasi tersebut. Apa yang disaksikan, diyakini, dipercaya, dilakukan dan dipraktekkan oleh para karyawan di organisasi ini merupakan nilai riil (nyata). Banyak organisasi besar yang menyewa konsultan untuk membuat cetak biru organisasi, memasang competency based organization, melakukan program pelatihan karyawan, serta memasang sistem teknologi informasi yang baru. Nilai sangat penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta memahami persepsi kita, individu memasuki organisasi berdasarkan yang dikonsefkan sebelumnya mengenai apa yang seharusnya dan apa yang tidak seharusnya. Pemahaman bahwa nilai-nilai individu berbeda namun cenderung mencerminkan nilai-nilai masyarakat periode mereka dibesarkan dan menjadi bantuan berharga dalam menjalankan dan memperkirakan perilaku. Kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menuntut interaksi dengan orang lain, mengikuti aturan dan kebijaksanaan organisasi, standar kerja, kondisi kerja yang kurang ideal dan lainnya. Jadi penilaian seorang karyawan tentang seberapa ia merasa puas atau tidak puas dengan pekerjaan merupakan penyajian yang rumit dari sejumlah elemen pekerjaan yang berlainan. Pertanyaan: 1. Faktor factor apa saja yang mempengaruhi Kepuasan Kerja? Jawaban: a. Kesempatan untuk maju. Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh kesempatan peningkatan pengalaman dan kemampuan kerja selama bekerja. b. Keamanan kerja. Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik karyawan pria maupunwanita. Keadaan yang aman sangat mempengarugi perasaan kerja karyawan selama bekerja. c. Gaji. Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang yang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang di perolehnya. d. Manajemen kerja. Manajemen kerja yang baik adalah yang memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil, sehingga karyawan dapat bekerja dengan nyaman. e. Kondisi kerja. Dalam hal ini adalah tempat kerja, ventilasi, penyinaran, kantin, dan tempat parkir. f. Pengawasan (Supervisi). Bagi Karyawan, Supervisor dianggap sebagai figur ayah dan sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turn tover. g. Faktor intrinsik dari pekerjaan. Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan ketrampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan.

22

h. Komunikasi. Komunikasi yang lancar antara karyawan dengan pimpinan banyak dipakai untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak pimpinan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat atau prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbukan kepuasan kerja. i. Aspek sosial dalam pekerjaan. Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja. j. Fasilitas. Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas. Konsekuesi dan kepuasan kerja. 2. Apa yang dimaksud dengan nilai, dan Bagaimana perusahaan mencapai nilai tersebut untuk mengelola SDM? Jawaban: Nilai (values) merupakan suatu tuntunan atau pedoman yang mendasari bagaimana seseorang atau suatu organisasi berpikir, mengambil keputusan, bersikap, dan bertindak. Perbedaan nilai yang dimiliki oleh dua orang yang berbeda akan menimbulkan sikap yang berbeda pula diantara dua orang tersebut, meskipun mereka berada dalam lingkungan yang sama. Nilai merupakan gambaran dialog yang selalu terjadi dalam diri kita yang menentukan apa yang penting dan apa yang tidak penting untuk dilakukan. Apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Apa yang benar dan apa yang salah. Nilai merupakan dasar yang terdalam, acuan, dan motor penggerak motivasi, sikap dan tindakan. Nilai sangat penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta memahami persepsi kita, individu memasuki organisasi berdasarkan yang dikonsefkan sebelumnya mengenai apa yang seharusnya dan apa yang tidak seharusnya. Nilai organisasi bukan nilai yang tertulis dalam pedoman organisasi, karena sering nilai-nilai ini adalah rekomendasi dari konsultan. Nilai organisasi adalah apa secara aktual memang menjadi praktek dari organisasi tersebut. Apa yang disaksikan, diyakini, dipercaya, dilakukan dan dipraktekkan oleh para karyawan di organisasi ini merupakan nilai riil (nyata). Banyak organisasi besar yang menyewa konsultan untuk membuat cetak biru organisasi, memasang competency based organization, melakukan program pelatihan karyawan, serta memasang sistem teknologi informasi yang baru. Nilai sangat penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta memahami persepsi kita, individu memasuki organisasi berdasarkan yang dikonsefkan sebelumnya mengenai apa yang seharusnya dan apa yang tidak seharusnya. Melalui nilai-nilai tersebut pekerja menjadi tahu bagaimana cara berperilaku di lingkungan perusahaan. Bagaimana peran dan pentingnya nilai-nilai dalam perusahaan untuk mengelola SDM. • Menjelaskan nilai-nilai dalam perusahaan Perusahaan harus terlebih dahulu mendefinisikan nilai-nilai budaya yang dapat memberikan daya hidup bagi perusahaan secara konsisten dan dapat dijalankan oleh seluruh pekerja. Sebagai 23

contohnya, sebelum mengembangkan leadership pekerja, pastikan terlebih dahulu bahwa pekerja tersebut telah memahami dengan baik nilai-nilai budaya perusahaan. Dengan adanya budaya perusahaan yang jelas, maka seseorang dapat mengerti aturan main yang harus dijalankan. Baik aturan dalam mengerjakan tugas pekerjaannya, maupun dalam berinteraksi dengan sesama anggota dalam perusahaan. • Internalisasi budaya terhadap nilai-nilai perusahaan Agar nilai-nilai dalam perusahaan dapat diterapkan dengan efektif, maka diperlukan adanya internalisasi budaya kepada seluruh Pekerja. Internalisasi budaya merupakan suatu proses untuk menanamkan dan menumbuhkembangkan suatu nilai atau budaya menjadi bagian diri pekerja. Penanaman dan penumbuhkembangan nilai tersebut dapat dilakukan melalui berbagai cara. Misalnya melalui metode pendidikan dan pengajaran, pengarahan, indoktrinasi, brainstorming, dan masih banyak lagi. Nilai-nilai budaya perusahaan merupakan suatu pondasi dasar untuk melancarkan strategi dan pengelolaan SDM di perusahaan. Pentingnya nilai-nilai dalam perusahaan memang harus dipahami oleh seluruh pekerja. Dengan begitu, setiap pekerja dapat bersikap dengan baik sesuai dengan nilai-nilai perusahaan. Jika nilai-nilai budaya dalam perusahaan sudah diterima dan dihayati oleh para pekerja dengan kelompok kerjanya dan seluruh komunitas perusahaan, budaya yang kuat akan semakin terbentuk dalam perusahaan. 3. Apa perbedaan sikap dan nilai? Jawaban: Sikap adalah keteraturan perasaan dan pikiran seseorang dan kecenderungan terhadap aspek lingkungannya. Sikap seseorang tercermin dari kecenderungan perilakunya dalam menghadapi suatu situasi lingkungan yang berhubungan dengannya. Sikap adalah tanggapan (response) yang mengandung komponen-komponen kognitif (pengetahuan), afektif (sejauhmana penilaiannya terhadap obyek) dan konaktif (kecenderungan untuk berbuat), yang dilakukan oleh seseorang terhadap sesuatu obyek atau stimulus dari lingkungannya). Sedangkan Nilai merupakan suatu tuntunan atau pedoman yang mendasari bagaimana seseorang atau suatu organisasi berpikir, mengambil keputusan, bersikap, dan bertindak dalam menjalankan perusahaan. Selain itu, nilai perusahaan dijadikan sebagai alat bantu bagi pekerja untuk mencapai tujuan bersama. 4. Sebutkan Karakteristik dari Sikap? Jawaban: a. Obyek, karena ada sesuatu yang disikapi. Tidak ada sikap tanpa obyek. b. Mengarah, karena setiap obyek ada arahnya. Jadi sikap mengarah kepada obyek yang disikapi. c. Berintensitas atau sederajat, karena dalam sikap ditanyakan sejauhmana atau seberapa tinggi rendah sikapnya.

24

d. berstruktur, karena dalam sikap itu ada komponen-komponen yang secara intern terbentuk dengan sendirinya, yaitu komponen kognitif, afektif yang saling menjalin. 5. Bagaimana Respon atau perilaku Karyawan dalam mengungkapkan Ketidakpuasannya dalam bekerja? Jawaban: a. Exit, ketidakpuasan yang diungkapkan lewat perilaku yang diarahkan untuk meninggalkan organisasi b. Suara (voice): Ketidakpuasan yang diungkapkan dengan usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi c. Kesetiaan (loyalty): ketidakpuasan yang diungkapkan secara pasif menunggu membaiknya kondisi d. Pengabaian (neglect): Ketidakpuasan yang dinyatakan dengan membiarkan kondisi memburuk

25

DAFTAR PUSTAKA

https://bintisalamun.blogspot.com/2019/05/sikap-dan-kepuasan-kerja.html http://lukmancoroners.blogspot.com/2010/05/sikap-dan-kepuasan-kerja.html http://industri20intoharyanto.blogspot.com/ https://www.slideshare.net/wnfajar/nilai-sikap-dan-kepuasan-kerja https://www.qubisa.com/microlearning/definisi-dunia-kerja#showSummary

26

BAB III

PERSEPSI Definisi persepsi itu sendiri merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera. A. Faktor yang mempengaruhi persepsi Menurut Robbins, Faktor pelaku persepsi dipengaruhi oleh karakterisitk pribadi seperti sikap, motivasi, kepentingan atau minat, pengalaman dan pengharapan. Faktor lain yang dapat menentukan persepsi adalah umur, tingkat pendidikan, latar belakang sosial ekonomi, budaya, lingkungan fisik, pekerjaan, kepribadian, dan pengalaman hidup individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah: a. Pihak Pelaku persepsi (perceiver) Seseorang individu memandang pada suatu target dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, kemudian penafsiran itu dipengaruh oleh karakteristik-karakteristik pribadi dari pelaku persepsi itu sendiri. Di antara karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. ‣ Sikap, tiap-tiap individu melihat hal yang sama, tetapi merekan akan menafsirkannya secara berbeda. ‣ Motif, kebutuhan yang tidak dipuaskan akan merangsang individu dan mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi mereka. Ini diperlihatkan dalam riset mengenai rasa lapar. ‣ Kepentingan atau minat, karena kepentingan individual setiap individu berbeda, apa yang dicatat satu orang dalam suatu situasi dapat berbeda dengan apa yang dipersepsikan orang lain. ‣ Pengalaman masa lalu, Seseorang yang mengalami peristiwa yang belum pernah dialami sebelumnya akan lebih mencolok daripada yang pernah dialami di masa lalu. ‣ Pengharapan, dapat menyimpangkan persepsi seseorang dalam melihat apa yang orang harapkan lihat. b. Objek atau target yang dipersepsikan Karakteristik di dalam target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan seseorang. Gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target yang membentuk cara kita memandang. ‣ Latar belakang, hubungan suatu target dengan latar belakangnya mempengaruhi persepsi, seperti kecenderungan kita untuk mengelompokkan benda-benda yang berdekatan atau mirip.

27

‣ Kedekatan, obyek-obyek yang berdekatan satu sama lain akan cenderung dipersepsikan bersama-sama bukannya terpisah. ‣ Bunyi, obyek atau orang yang keras suaranya lebih mungkin diperhatian dalam kelompok daripada mereka yang pendiam. ‣ Ukuran, obyek yang semakin besar akan mempengaruhi persepsi seseorang. c. Konteks dalam persepsi yang dilakukan Selain kedua hal yang berpengaruh terhadap persepsi individu. Situasi dalam konteks mencakup waktu, keadaan/ tempat kerja dan keadaan sosial. Sedangkan menurut Miftah Toha ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang yaitu: • Faktor Internal Faktor Internal Faktor-faktor tersebut antara lain: ‣ Belajar atau pemahaman learning dan persepsi, Semua faktor-faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada sesuatu objek sehingga menimbulkan adanya persepsi yang selaras dengan proses pemahaman atau belajar (learning) dan motivasi masing-masing individu. ‣ Motivasi dan persepsi, Motivasi dan kepribadian pada dasarnya tidak bisa dipisahkan dari proses belajar, tetapi keduanya juga mempunyai dampak yang amat penting dalam proses pemilihan persepsi yang akan merangsang perhatian dan minat orang-orang dalam masyarakat. ‣ Kepribadian dan persepsi, Dalam membentuk persepsi unsur ini amat erat hubungannya dengan proses belajar dan motivasi. • Faktor Eksternal Faktor-faktor tersebut antara lain: ‣ Intensitas, Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, layaknya semakin besar pula hal-hal yang dapat dipahami. Suara yang keras, bau yang tajam, sinar yang terang akan lebih banyak atau mudah diketahui dibandingkan dengan suara yang lemah, bau yang tidak tajam, dan suara yang buram. ‣ Ukuran, Bahwa semakin besar ukuran sesuatu obyek, maka semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami. Bentuk ukuran ini akan dapat mempengaruhi persepsi seeorang, dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek orang akan mudah tertarik perhatiannya yang nanti akan membentuk persepsinya. ‣ Keberlawanan atau Kontras, Bahwa stimulus dari luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakang atau sekelilingnya aau yang sama sekali di luar sangkaan orang banyak, akan menarik banyak perhatian. ‣ Pengulangan, Bahwa stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan sekali dilihat. ‣ Gerakan, Bahwa orang akan memberikan banyak perhatian terhadap obyek yang bergerak dalam pandangannya dibandingkan obyek yang diam. Dari gerakan sesuatu obyek yang menarik perhatian seseorang ini akan timbul suatu persepsi. 28

‣ Baru dan Familier, Bahwa baik situasi eksternal yang baru maupun yang sudah dikenal dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian.

B. Teori Ambisi Ambisi adalah hal yang tidak bisa dilepaskan jika ingin bertahan hidup di dunia yang “kejam” ini. Bahkan jika seorang manusia tidak memiliki ambisi, itu merupakan sebuah pertanyaan. Ambisi sendiri merupakan perasaan yang kuat untuk mencapai atau merealisasikan hal yang diinginkan. Walaupun tidak selamanya berambisi membuat hidup menjadi sukses, tetapi kita memerlukannya untuk bertarung dengan keadaan dunia. Ambisi lekat dengan rencana dan cara merealisasikannya agar terwujud sesuai impian. Ambisi juga bisa dikatakan sebagai tekad. Menurut psikolog ternama Tika Bisono MPsi Psi, setiap manusia harus memiliki sikap ambisi. “Ambisi itu sesuatu yang baik, setiap orang harus memilikinya. Karena ambisi merupakan cita-cita atau apa yang ingin dituju atau roh seorang manusia untuk survive dalam hidupnya. Kalau orang tidak memiliki ambisi, berarti dia tidak mengisi kehidupannya,”. Pada dasarnya memiliki sifat ambisi itu bagus selama masih bisa dikendalikan dengan baik, namun jika tidak akan menimbulkan sikap ambisius. “Ambisius itu kata sifat dari ambisi. Yang namanya kata sifat ada positif dan negatifnya. Ambisi yang positif dimiliki oleh orang supaya bisa berprestasi dengan baik dan menghasilkan karya terbaik, sementara kalau yang negatif itu sebuah ambisi yang tidak sebanding dengan potensi yang dimiliki, sehingga dia akan memaksakan segala cara,” Ambisius yang berlebihan, akan membuat mereka memiliki minat dan keinginan yang menggebu-gebu terhadap suatu bidang. Dengan begitu mereka dapat menghalalkan segala cara demi mencapai keinginannya itu. “Ciri-ciri mereka yang ambisius itu misalnya secara finansial atau kemampuan lainnya sudah tidak mampu, tapi tetap memaksakan kehendaknya. Yaitu dengan menghalalkan segala cara, menjatuhkan lawannya atau sudah tahu kalah malah mencari-cari kesalahan lawannya. Padahal sifat ksatria (menerima kekalahan, rendah hati kalau menang) itu dibutuhkan untuk meredakan ambisius negatif seseorang,” Agar ambisi yang dimiliki tak berubah menjadi ambisius, maka setiap orang harus memiliki kerangka program dan ukuran-ukuran yang jelas. setiap orang harus memiliki kerangka program dan ukuran-ukuran yang mengacu pada kemajuannya, kalau berkompetisi berarti sudah tepat. Tapi agar tidak melebihi kompetensi maka harus terukur. C. Menilai Orang Etika kita menilai orang lain, maka kita mendasarkan penilaian kita tersebut berdasarkan persepsi kita sendiri. Persepsi yang kita dapatkan itu berasal dari informasi yang kita peroleh dari pengamatan inderasi. Informasi yang diperoleh dari pengamatan inderawi kemudian kita tafsirkan sehingga akhirnya keluarlah suatu penilaian terhadap orang tersebut. Akan tetapi, ada kalanya kita memiliki informasi yang cukup untuk

29

memberikan penilaian sehingga kita kemudian menggunakan jalan pintas. Akibatnya sering kali penilaian yang kita berikan salah, karena persepsi yang terbentukpun salah. Teori Atribusi pada dasarnya mengungkapkan bahwa bila individu mengamati perilaku, mereka mencoba menentukan apakah itu disebabkan faktor internal atau eksternal. Misalnya saja persepsi kita terhadap orang akan dipengaruhi oleh penyebab-penyebab internal karena sebagai manusia mereka mempunyai keyakinan, maksud, dan motof-motif didalam dirinya. Namun persepsi kita terhadap benda mati seperti gedung, api, air, dls, akan berbeda karena mereka adalah benda mati yang memiliki hukum alamnya sendiri (eksternal). Intropeksi terhadap diri sendiri adalah cara terbaik agar tidak mudah menilai orang lain. Kalaupun harus menilai orang lain, jauh lebih elok jika menilai kebaikannya karena sesungguhnya tidaklah mudah untuk mengerti dan memahami dengan benar tentang sifat, karakter, dan watak seseorang. Kesimpulan A,B&C: Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera. Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama. Ambisi sendiri merupakan perasaan yang kuat untuk mencapai atau merealisasikan hal yang diinginkan. Walaupun tidak selamanya berambisi membuat hidup menjadi sukses, tetapi kita memerlukannya untuk bertarung dengan keadaan dunia. Ambisi lekat dengan rencana dan cara merealisasikannya agar terwujud sesuai impian. Ambisi juga bisa dikatakan sebagai tekad. Menurut psikolog ternama Tika Bisono MPsi Psi, setiap manusia harus memiliki sikap ambisi. “Ambisi itu sesuatu yang baik, setiap orang harus memilikinya. Karena ambisi merupakan cita-cita atau apa yang ingin dituju atau roh seorang manusia untuk survive dalam hidupnya. Kalau orang tidak memiliki ambisi, berarti dia tidak mengisi kehidupannya,”. Agar ambisi yang dimiliki tak berubah menjadi ambisius, maka setiap orang harus memiliki kerangka program dan ukuran-ukuran yang jelas. setiap orang harus memiliki kerangka program dan ukuran-ukuran yang mengacu pada kemajuannya, kalau berkompetisi berarti sudah tepat. Tapi agar tidak melebihi kompetensi maka harus terukur. Penilaian kita tersebut berdasarkan persepsi kita sendiri, Persepsi yang kita dapatkan itu berasal dari informasi yang kita peroleh dari pengamatan inderasi. Informasi yang diperoleh dari pengamatan inderawi kemudian kita tafsirkan sehingga akhirnya keluarlah suatu penilaian terhadap orang tersebut. Akan tetapi, ada kalanya kita memiliki informasi yang cukup untuk memberikan penilaian sehingga kita kemudian menggunakan jalan pintas. Akibatnya sering kali penilaian yang kita berikan salah, karena persepsi yang terbentukpun salah. 30

Pertanyaan: 1. Apakah Persepsi dapat mempengaruhi sikap dan kepribadian seseorang? Jawaban: Persepsi juga dapat membentuk sebuah pola sikap pada diri seseorang, hasil dari persepsi dapat terlihat dari sikap sehari hari. Apabila seseorang mempersepsikan suatu hal dengan buruk, maka sikap yang akan dihasilkan juga akan buruk. 2. Apakah yang dimaksud dengan Persepsi? Jawaban: Persepsi itu sendiri merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera. 3. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi Persepsi? Jawaban: a. Pihak Pelaku persepsi (perceiver) Seseorang individu memandang pada suatu target dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, kemudian penafsiran itu dipengaruh oleh karakteristik-karakteristik pribadi dari pelaku persepsi itu sendiri. Di antara karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. ‣ Sikap, tiap-tiap individu melihat hal yang sama, tetapi merekan akan menafsirkannya secara berbeda. ‣ Motif, kebutuhan yang tidak dipuaskan akan merangsang individu dan mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi mereka. Ini diperlihatkan dalam riset mengenai rasa lapar. ‣ Kepentingan atau minat, karena kepentingan individual setiap individu berbeda, apa yang dicatat satu orang dalam suatu situasi dapat berbeda dengan apa yang dipersepsikan orang lain. ‣ Pengalaman masa lalu, Seseorang yang mengalami peristiwa yang belum pernah dialami sebelumnya akan lebih mencolok daripada yang pernah dialami di masa lalu. ‣ Pengharapan, dapat menyimpangkan persepsi seseorang dalam melihat apa yang orang harapkan lihat. b. Objek atau target yang dipersepsikan Karakteristik di dalam target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan seseorang. Gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target yang membentuk cara kita memandang. ‣ Latar belakang, hubungan suatu target dengan latar belakangnya mempengaruhi persepsi, seperti kecenderungan kita untuk mengelompokkan benda-benda yang berdekatan atau mirip. ‣ Kedekatan, obyek-obyek yang berdekatan satu sama lain akan cenderung dipersepsikan bersama-sama bukannya terpisah. ‣ Bunyi, obyek atau orang yang keras suaranya lebih mungkin diperhatian dalam kelompok daripada mereka yang pendiam. 31

‣ Ukuran, obyek yang semakin besar akan mempengaruhi persepsi seseorang. c. Konteks dalam persepsi yang dilakukan Selain kedua hal yang berpengaruh terhadap persepsi individu. Situasi dalam konteks mencakup waktu, keadaan/ tempat kerja dan keadaan sosial. Sedangkan menurut Miftah Toha ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang yaitu: • Faktor Internal Faktor Internal Faktor-faktor tersebut antara lain: ‣ Belajar atau pemahaman learning dan persepsi, Semua faktor-faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada sesuatu objek sehingga menimbulkan adanya persepsi yang selaras dengan proses pemahaman atau belajar (learning) dan motivasi masing-masing individu. ‣ Motivasi dan persepsi, Motivasi dan kepribadian pada dasarnya tidak bisa dipisahkan dari proses belajar, tetapi keduanya juga mempunyai dampak yang amat penting dalam proses pemilihan persepsi yang akan merangsang perhatian dan minat orang-orang dalam masyarakat. ‣ Kepribadian dan persepsi, Dalam membentuk persepsi unsur ini amat erat hubungannya dengan proses belajar dan motivasi. • Faktor Eksternal Faktor-faktor tersebut antara lain: ‣ Intensitas, Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, layaknya semakin besar pula hal-hal yang dapat dipahami. Suara yang keras, bau yang tajam, sinar yang terang akan lebih banyak atau mudah diketahui dibandingkan dengan suara yang lemah, bau yang tidak tajam, dan suara yang buram. ‣ Ukuran, Bahwa semakin besar ukuran sesuatu obyek, maka semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami. Bentuk ukuran ini akan dapat mempengaruhi persepsi seeorang, dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek orang akan mudah tertarik perhatiannya yang nanti akan membentuk persepsinya. ‣ Keberlawanan atau Kontras, Bahwa stimulus dari luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakang atau sekelilingnya aau yang sama sekali di luar sangkaan orang banyak, akan menarik banyak perhatian. ‣ Pengulangan, Bahwa stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan sekali dilihat. ‣ Gerakan, Bahwa orang akan memberikan banyak perhatian terhadap obyek yang bergerak dalam pandangannya dibandingkan obyek yang diam. Dari gerakan sesuatu obyek yang menarik perhatian seseorang ini akan timbul suatu persepsi. ‣ Baru dan Familier, Bahwa baik situasi eksternal yang baru maupun yang sudah dikenal dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian.

32

4. Apa yang dimaksud dengan ambisi dalam bekerja? Jawaban: Ambisius adalah sebuah sikap di mana seseorang memiliki keinginan dan tekad untuk mencapai hal-hal besar. Orang-orang yang memiliki sikap ini tidak takut untuk bekerja keras demi menggapai kesuksesan dalam pekerjaan maupun kehidupan personal. 5. Apakah penampilan mempengaruhi kepribadian? Jawaban: Penampilan diri mempengaruhi dan menunjang kepercayaan diri, kematangan diri, kesuksesan dalam pekerjaan, karier atau dunia profesi, yang pada akhirnya mempengaruhi kepribadian seseorang.

33

DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.dinus.ac.id/19103/10/bab2_18450.pdf https://ainamulyana.blogspot.com/2016/01/pengertian-persepsi-syarat-prosesdan.html https://cantik.tempo.co/read/1377360/makna-ambisihttp://eprints.upnjatim.ac.id/3594/1/file1.pdf http://industri20intoharyanto.blogspot.com/ https://kemenag.go.id/read/jangan-terlalu-cepat-menilai-orang-lain

34

BAB IV

A. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan, daya penggerak atau kekuatan yang menyebabkan suatu tindakan atau perbuatan. Kata movere, dalam bahasa inggris, sering disepadankan dengan motivation yang berarti pemberian motif, penimbulan motif, atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Motivasi merupakan suatu dorongan yang membuat orang bertindak atau berperilaku dengan cara – cara motivasi yang mengacu pada sebab munculnya sebuah perilaku, seperti faktor – faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Motivasi dapat diartikan sebagai kehendak untuk mencapai status, kekuasaan dan pengakuan yang lebih tinggi bagi setiap individu. Motivasi justru dapat dilihat sebagai basis untuk mencapai sukses pada berbagai segi kehidupan melalui peningkatan kemampuan dan kemauan Selain itu motivasi dapat diartikan sebagai keadaan yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau moves, mengarah dan menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasaan atau mengurangi ketidakseimbangan. • Pandangan Para Ahli Tentang Motivasi ‣ Pandangan Weiner Bernard Weiner Menjelaskan bahwa motivasi adalah kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. ‣ Pandangan Abraham Maslow Abraham Maslow berpendapat bahwa motivasi adalah sesuatu yang bersifat konstan (tetap), tidak pernah berakhir, berfluktuasi dan bersifat kompleks, dan hal itu kebanyakan merupakan karakteristik universal pada setiap kegiatan organisme. ‣ Pandangan Thomas M. Risk Thomas M. Risk dalam bukunya yang berjudul Principles and Practices of Teaching in Secondary Schools, menyebut bahwa motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri siswa yang menunjang ke arah tujuan-tujuan belajar. • Pandangan tentang Motivasi Terdapat berbagai macam pandangan tentang motivasi, diantaranya: ‣ Model Tradisional Model ini mengisyaratkan bahwa manajer menentukan bagaimana pekerjaan – pekerjaan harus dilakukan dan digunakannya sistem pengupahan insentif untuk memotivasi para pekerja. Lebih banyak berproduksi, lebih banyak menerima penghasilan. Model ini menganggap bahwa “para pekerja pada dasarnya malas dan hanya dapat dimotivasi dengan penghargaan berwujud uang. 35

‣ Model Hubungan Manusiawi Kontak – kontak sosial pegawai pada pekerjanya merupakan hal penting, bahwa kebosanan dan tugas – tugas yang bersifat pengulangan adalah faktor – faktor pengurang motivasi. Manajer dapat memotivasi bawahan melalui pemenuhan kebutuhan – kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting. Semisal, para karyawan diberi berbagai kebebasan untuk membuat keputusan sendiri dalam pekerjaannya. ‣ Model SDM Model ini menyatakan bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, tidak hanya uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti. Mereka beralasan bahwa kebanyakan orang telah dimotivasi untuk melakukan pekerjaan secara baik dan bahwa mereka tidak secara otomatis melihat pekerjaan sebagai sesuatu yang tidak dapat menyenangkan. Mereka mengemukakan bahwa para karyawan lebih menyukai pemenuhan kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik. Jadi, para karyawan dapat diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan keputusan – keputusan dan pelaksanaan tugas – tugas. • Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang, sangat dipengaruhi oleh : ‣ Faktor Intern (Internal) berasal dari dalam diri individu    

Pembawaan individu Tingkat pendidikan Pengalaman masa lampau Keinginan atau harapan masa depan. Persepsi individu mengenai diri sendiri seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak harga diri dan prestasi faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat serta dapat mendorong individu untuk berprestasi. Harapan adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku. Kebutuhan manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang ada didalamnya Kepuasan kerja lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.

36

‣ Faktor Ekstern (Eksternal) yang berasal dari luar diri individu    

Lingkungan kerja Pemimpin dan kepemimpinannya Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas Dorongan atau bimbingan atasan Jenis dan sifat pekerjaan dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud Kelompok kerja dimana individu bergabungkelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial. Situasi lingkungan pada umumnya setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya Sistem imbalan yang diterima imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan. • Manfaat motivasi dari saya pribadi adalah Dasarnya, tujuan motivasi yaitu guna menggerakkan ataupun menggugah individu supaya muncul kemauan serta keinginannya guna melaksanakan suatu hal sampai bisa mendapatkan hasil ataupun mewujudkan suatu tujuan. Motivasi pada dasarnya datang dari setiap diri manusia, namun motivasi tidak selalu datang di waktu yang tepat. Terkadang jika kita sedang mengalami kejenuhan pada diri kita, akan sangat sulit untuk mendapatkan motivasi bahkan kita sering menghiraukan perkataan orang-orang sekitar. Tetapi jika kita fokus pada pengembangan diri, kita akan selalu memiliki kemauan saat melihat jalan. Artinya, meskipun dihadapkan pada situasi yang berat, kita akan tetap menghadapinya jika memang hanya jalan itu yang akan membuatmu lebih berkembang. motivasi memiliki manfaat besar baik untuk diri sendiri dan orang lain. Tidak ada dampak negatif dari semangat yang menggebu selain dorongan kuat untuk senantiasa bekerja lebih baik. Peningkatan positif pada setiap aspek pekerjaan menjadi contoh konkrit kalau seseorang sangat bersemangat. B. Konsep Dasar Motivasi Banyak teori motivasi yang didasarkan dari asas kebutuhan (Need). Kebutuhan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk dapat memenuhinya. Motivasi adalah proses psikologis yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Perilaku pada hakikatnya merupakan orientasi pada satu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses interaksi dari beberapa unsur. Dengan demikian, motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Menurut Hellrigel dalam Hamzah B Uno menerangkan bahwa kekuatan – kekuatan itu pada pada dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai kebutuhan, seperti keinginan 37

yang hendak dipenuhi, tingkah laku, Tujuan, umpan balik. maka dapat diketahui bahwa motivasi terjadi apabila seseorang mempunyai keinginan dan kemauan untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Motivasi merupakan hipotesis untuk suatu kegiatan yang dipengaruhi oleh persepsi dan tingkah laku seseorang untuk mengubah situasi yang tidak memuaskan atau tidak menyenagkan. Motivasi juga dirangsang oleh dua aspek yaitu motif dan insentif. insentif ialah galakan yang mendesak seorang individu supaya bertindak untuk mendapat hasil atau imbalan. Sedangkan motif ialah unsur yang lebig penting daripada insentif untuk merangsang seseorang dalam pembelajaran. Konsep Motivasi juga dapat dijelaskan berdasarkan ciri-ciri individu. Sebagai contoh, ada pekerja yang melakukan suatu karena keinginan yang tinggi untuk sukses, tetapi ada juga yang melakukan tindakan karena rasa takut gagal, mungkin juga mereka bertindak karena minat yang sangat mendalam. Dan mungkin juga disebabkan oleh rasa bertanggung jawab kepada orang lain yang menaruh harapan tinggi.

C. Teori Motivasi Tahun 1950an merupakan periode perkembangan konsep-konsep motivasi. Teori-teori yang berkembang pada masa ini adalah hierarki Teori Kebutuhan, Teori X dan Y, dan Teori Dua Faktor. Teori-teori kuno dikenal karena merupakan dasar berkembangnya teori yang ada hingga saat ini yang digunakan oleh manajer pelaksana di organisasi-organisasi di dunia dalam menjelaskan motivasi karyawan.

• Teori A.H Maslow Tindakan atau tingkah laku suatu organisme pada suatu saat tertentu biasanya ditentukan oleh kebutuhannya yang paling mendesak (his strongest need). Oleh karena itu bagi setiap pemimpin, nampaknya perlu mempunyai suatu pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan yang sangat penting bagi manusia pada umumnya. Sebuah rangka dasar yang menarik yang mencoba menjelaskan kekuatan daripada kebutuhan-kebutuhan, adalah apa yang dikemukakan oleh A.H Maslow. Ia menciptakan kebutuhan pokok yang membantu para pemimpin mengeti dan memahami faktor yang memotivasi bawahan. Ia menyatakan ada sesuatu hirarki kebutuhan setiap orang memberi prioritas kepada sesuatu kebutuhan sampai kepada sesuatu itu dapat dipenuhi. Jika sesuatu kebutuhan sudah terpenuhi, maka yang kedua akan memegang peranan, demikian seterusnya, menurut urutannya. Hirarki kebutuhan manusia, menurut A.H. Maslow adalah sebagai berikut: ‣ Kebutuhan fisiologis, kebutuhan badanilah, meliputi sandang, pangan, dan pemuasan seksual. ‣ Kebutuhan Keamanan, meliputi baik kebutuhan akan keamanan jiwa maupun kebutuhan akan keamanan harta. ‣ Kebutuhan Sosial, meliputi kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain, kebutuhan akan perasaan dihormati, kebutuhan akan perasaan maju atau berprestasi dan kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of praticipation). 38

‣ Kebutuhan akan penghargaan berupa kebutuhan akan harga diri dan pandangan baik dari orang lain terhadap kita. ‣ Kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk mewujudkan diri yaitu kebutuhan mengenai nilai dan kepuasan yang didapat dari pekerjaan. Maslow berpendapat, bahwa tingkah laku atau tindakan masingmasing individu pada suatu saat tertentu, biasanya ditentukan oleh kebutuhannya yang paling mendesak. Oleh karena itu setiap manager yang ingin memotiver bawahannya perlu memahami hirarki daripada kebutuhankebutuhan manusia. • Teori Douglas Mc. Gregor Profesor Douglas Mc. Gregor dari Massachussets Institude of Technology, mengadakan suatu pembahasan mengenai faktor motivasi yang efektif. Ia menyatakan bahwa ada dua pendekatan atau filsafat manajemen yang mungkin diterapkan dalam perusahaan. Masing-masing pendekatan ini mendasarkan diri pada serangkaian asumsi mengenai sifat manusia yang dinamainya Teori X dan Teori Y. • Asumsi Teori X mengenai manusia ‣ Pada umumnya manusia tidak senang bekerja. ‣ Pada umumnya manusia tidak berambisi, tidak ingin tanggung jawab dan lebih suka diarahkan. ‣ Pada umumnya manusia harus diawasi dengan ketat dan sering harus dipaksa untuk memperoleh tujuan-tujuan organisasi. ‣ Motivasi hanya berlaku sampai tingkat lower order needs (physiological and safety level). • Asumsi Teori Y mengenai manusia ‣ Bekerja adalah kodrat manusia, jika kondisi menyenangkan. ‣ Pengawasan diri sendiri tidak terpisahkan untuk mencapai tujuan organisasi. ‣ Manusia dapat mengawasi diri sendiri dan tidak memberi prestasi pada pekerjaan yang diberi motivasi dengan baik (pada pekerjaan yang dimotiver dengan baik). ‣ Motivasi tidak hanya mengenai lower needs tetapi sampai higherorder-needs. Douglas Mc. Gregor, menginginkan agar para manager menerapkan Teori Y dalam perusahaan. Bila para manager menerapkan Teori Y dalam perusahaan, maka orang-orang dalam organisasi akan didorong untuk berkembang dan orang-orang di dalam organisasi dapat pengetahuan, ketrampilan, kemampuan dan imajnasi mereka untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain yang harus dikerjakan oleh para manager adalah menerapkan prinsip integrasi, yaitu mengatur segala sesuatunya sedemikian rupa sehingga manajer dengan bawahannya dapat bekerjasama untuk kepentingan perusahaan.

39

• Teori Federich Hezeberg Di antara teori-teori yang berhubungan langsung dengan kepuasan kerja, adalah teori yang dikemukakan oleh Federich Hezeberg. Bersama dengan beberapa orang temannya, Hezeberg mengadakan suatu penelitian di kota Pistburg dan sekitarnya, berdasarkan hasil penelitian mana dikembangkan gagasan bahwa ada sua rangkaian kondisi yang mempengaruhi seseorang dalam pekerjaannya. Rangkaian kondisi pertama disebut faktor motivator, sedangkan kondisi kedua diberi nama faktor hygiene. Adanya kedua faktor tersebut menyebabkan ada orang yang menyebutkan gagasan Hezeberg dengan nama “konsep faktor motivator/hygiene dari Hezeberg”, ada pula yang memberi nama “teori dua faktor daripada kepuasan kerja”. Menurut teori Hezeberg, faktor-faktor yang berperang sebagai motivator terhadap pegawai, yakni yang mampu memuaskan dan mendorong orang untuk bekerja baik terdiri dari: ‣ Achievement (keberhasilan pelaksanaan) ‣ Recognition (pengakuan) ‣ The work it self (pekerjaan itu sendiri) ‣ Responsibilities (tanggung jawab) ‣ Advancement (pengembangan) Rangkaian faktor-faktor motivator di atas, melukiskan hubungan seseorang dengan apa yang dikerjakannya (job content), yakni kandungan kerjanya, prestasinya pada tugasnya, penghargaan atas prestasi yang dicapainya dan peningkatan dalam tugasnya. Selanjutnya, faktor-faktor kedua (faktor-faktor hygine) yang dapat menimbulkan rasa tidak puas kepada pegawai (de-motivasi), terdiri dari: ‣ Company policy and administration (kebijaksanaan dan administration (kebijaksanaan dan admistrasi perusahaan). ‣ Technical supervisior (supervisi) ‣ Interpeerdonsl supervision (hubungan antarpribadi) ‣ Working condition (kondisi kerja) ‣ Wages (gaji) Bila faktor hygine ini diperbaiki maka tidak ada pengaruhnya terhadap sikap kerja yang positif, tetapi kalau dibiarkan tidak sehat, maka pegawai hanya akan merasa kecewa atau tidak puas saja. Faktor hygine melukiskan hubungan kerja dengan konteks atau lingkungan dalam mana pegawai melaksanakan pekerjaannya (job context).

40

• Teori Clayton Alderfer Teori Clayton Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” yang merupakan huruf-huruf pertama dari Ketiga istilah yaitu: E = Exixtence, R = Relatedness, dan G = Growth. Ketiga istilah ini memiliki dua makna penting. Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer karena “Exixtence” dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow, “Relatedness” senada dengan hierarki ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan “Growth” mengandung makna yang sama dengan “Self actualization” menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia diusahakan pemenuhannya secara serentak. • Teori Motivasi Kontemporer: Teori motivasi kontemporer bukan teori yang dikembangkan baru-baru ini, melainkan teori yang menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan.[4] Teori motivasi kontemporer mencakup teori-teori berikut : • Teori David Mc. Clelland David Mc. Clelland, direktur penelitian kepribadian di Universitas Harvard, bersama-sama dengan kawan-kawannya, setelah mempelajari persoalan yang menyangkut keberhasilan selama dua puluh tahan telah memformulasikan konsep kebutuhan untuk keberhasilan, maka teorinya disebut orang achiefment motivation theory. Menurut David Mc. Clelland, orang yang mempunyai kebutuhan untuk keberhasilan, yakni mempunyai keinginan kuat mendapat sesuatu, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: ‣ Mereka menentukan tujuan tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah, tetapi tujuan itu cukup merupakan tentangan untuk dapat dikerjakan dengan lebih baik. ‣ Mereka menentukan tujuan seperti itu, karena secara pribadi dapat mengetahui bahwa hasilnya dapat dikuasai bila mereka kerjakan sendiri. ‣ Mereka senang kepada pekerjaannya itu dan merasa sangat berkepentingan dengan keberhasilannya sendiri. ‣ Mereka lebih suka bekerja di dalam pekerjaan yang dapat memberikan gambaran bagaimana keadaan pekerjaannya. David Mc. Clelland cs, telah berhasil menemukan cara-cara mengembangkan kebutuhan untuk keberhasilan dan melalui kursus yang mereka dirikan, mereka telah melatih sejumlah orang 41

dengan maksud dapat membantu mengubah orang dalam rang usaha mereka memberikan sumbangan kepada perbaikan manusia. • Teori evaluasi kognitif Teori evaluasi kognitif adalah teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaanpenghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan. Teori evaluasi kognitif telah diteliti secara eksensif dan ada banyak studi yang mendukung • Teori penentuan tujuan Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. [7] Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan. • Teori Keadilan Teori ini berpandangan bahwa manusia terodorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dan imbalan yang diterima. Artinya apabila seorang karyawan mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, maka dapat terjadi dua kemungkinan yaitu, seseorang akan berusaha memperoleh ibalan yang lebih besar atau mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang karyawan biasanya menggunakan empat hal sebagai pembanding, yaitu: ‣ Harapan tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima berdasarkan kualifikasi diri pribadi. ‣ Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat pekerjaannya relative sama dengan yang bersangkutan sendiri. ‣ Imbalan yang diterima oleh karyawan lain di organisasi lain di kawasan yang serta melakukan kegiatan sejenis. ‣ Peraturan perundag-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang merupakan hak para karyawan. • Teori Pengharapan Teori yang dikemukanan oleh Victor Vroom ini berargumen bahwa kekuatan dari kecenderunagn untuk bertindak dengan cara tertetu bergantung pada kekuatan pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh output tertentu dan tergantung pada daya tarik output itu bagi individu tersebut. Teori ini berfokus pada tiga hubungan:

42

‣ Hubungan upaya – kinerja. Probabilitas yang dipersepsikan oleh individu yang mengeluarkan sejumlah upaya tertentu itu akan mendorong kinerja. ‣ Hubungan kinerja – imbalan. Sampai sejauh mana individu itu menyakini bahwa berkinerja pada tingkat tertentu akan mendorong tercapainya output yang diinginkan. ‣ Hubungan imbalan – sasaran pribadi. Sampai sejauh mana imbalan-imbalan organisasi memenuhi sasaran atau kebutuhan pribadi individu serta potensi daya tarik imbalan tersebut bagi individu tersebut. Kunci teori pengharapan adalah pemahaman ssaran individu dan keterkaitan antara upaya dan kinerja, antara kinerja dan imbalan, dan akhirnya antara imbalan dan dipuaskannya asingmasing sasaran. Teori ini mengakui bahwa tidak ada asas yang universal untuk menjelaskna motivasi semua orang. Kesimpulan A,B,C: Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan keinginan pada diri seseorang untuk menjadi individu yang lebih baik. Lebih lanjut dikatakan bahwa motivasi yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan sesuatu perilaku yang di arahkan pada tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. Motivasi berfungsi untuk sebagai pendorong untuk berbuat sesuatu disetiap aktifitas yang dilakukan, penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang ingin dicapai, menyeleksi perbuatan, pendorong usaha untuk mencapai prestasi. Motivasi dibagi menjadi dua jenis yaitu motivasi positif, artinya melalui pemberian hadiah bagi yang berprestasi, diharapkan mereka akan dapat lebih berprestasi dan motivasi negatif yaitu dengan memberi hukuman bagi yang bersalah, tentunya agar mereka tidak mengulangi kesalahan. Konsep Motivasi juga dapat dijelaskan berdasarkan ciri-ciri individu. Sebagai contoh, ada pekerja yang melakukan suatu karena keinginan yang tinggi untuk sukses, tetapi ada juga yang melakukan tindakan karena rasa takut gagal, mungkin juga mereka bertindak karena minat yang sangat mendalam. Dan mungkin juga disebabkan oleh rasa bertanggung jawab kepada orang lain yang menaruh harapan tinggi. Pemberian hukuman, memang efektif untuk mencegah kesalahan. Namun, sikap untuk tidak berbuat salah, tidak otomatis meningkatkan gairah bekerja atau dapat meningkatkan motivasi untuk menjadi lebih baik. Karena itu, umumnya kedua jenis motivasi ini digunakan dalam porsi dan waktu yang tepat. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman diri. Referensi yang kami ketahui berdasarkan pendapat Rogers mendasarkan teori dinamika kepribadian pada konsep aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah daya yang mendorong pengembangan diri dan potensi individu, sifatnya bawaan dan sudah menjadi ciri seluruh manusia. Selain pendapat Rogers, kami juga memperoleh referensi dari Maslow yang menjelaskan bahwa kebutuhan manusia bertingkat,

43

mulai dari kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi pada bagian bawah piramid dan kebutuhan manusia meningkat terus ke atas apabila jenis kebutuhan yang dasar sudah terpenuhi. Mulai dari kebutuhan yang paling dasar adalah kebutuhan fisiologis, kemudian berlanjut ke kebutuhan akan keamanan dan kebutuhan puncak, yaitu aktualisasi diri (selfactualization). Teori ”drive” bisa diuraikan sebagai teori-teori dorongan tentang motivasi, perilaku didorong ke arah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang. Teori insentif menjelaskan motivasi dalam kaitannya dengan stimuli atau penghargaan eksternal. Berbeda dengan dorongan atau teori pengurangan penggerak, para psikolog telah mengajukan teori insentif karena stimulus eksternal dianggap menarik seseorang untuk beberapa tujuan. (Iram, 2008). Teori disonansi kognitif merupakan sebuah teori komunikasi yang membahas mengenai perasaan ketidaknyamanan seseorang yang diakibatkan oleh sikap, pemikiran, dan perilaku yang tidak konsisten dan memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan tersebut. Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya. Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama.[7] Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan.

Pertanyaan: 1. Apa yang dimaksud Motivasi? Jawab: Motivasi merupakan suatu dorongan yang membuat orang bertindak atau berperilaku dengan cara – cara motivasi yang mengacu pada sebab munculnya sebuah perilaku, seperti faktor – faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. 2. Darimana kita mendapatkan Motivasi? Jawab: Berdasarkan sumbernya, motivasi bisa datang dari dalam diri maupun dari luar. Motivasi yang berasal dari dalam diri untuk seseorang dalam melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu disebut dengan motivasi intrinsik. Sebaliknya, motivasi yang datang dari luar diri disebut sebagai motivasi ekstrinsik. 3. Apa manfaat dari Motivasi menurut saya pribadi? Jawab: Dasarnya, tujuan motivasi yaitu guna menggerakkan ataupun menggugah individu supaya muncul kemauan serta keinginannya guna melaksanakan suatu hal sampai bisa 44

mendapatkan hasil ataupun mewujudkan suatu tujuan. Motivasi pada dasarnya datang dari setiap diri manusia, namun motivasi tidak selalu datang di waktu yang tepat. Terkadang jika kita sedang mengalami kejenuhan pada diri kita, akan sangat sulit untuk mendapatkan motivasi bahkan kita sering menghiraukan perkataan orang-orang sekitar. Tetapi jika kita fokus pada pengembangan diri, kita akan selalu memiliki kemauan saat melihat jalan. Artinya, meskipun dihadapkan pada situasi yang berat, kita akan tetap menghadapinya jika memang hanya jalan itu yang akan membuatmu lebih berkembang. motivasi memiliki manfaat besar baik untuk diri sendiri dan orang lain. Tidak ada dampak negatif dari semangat yang menggebu selain dorongan kuat untuk senantiasa bekerja lebih baik. Peningkatan positif pada setiap aspek pekerjaan menjadi contoh konkrit kalau seseorang sangat bersemangat. Manfaat motivasi untuk diri sendiri antara lain bisa menjadi pendorong perbuatan Anda. Saat Anda merasa malas mengerjakan tugas dari kantor, bakal berpikir ulang mengenai dampak negatif pekerjaan tersebut tidak selesai tepat waktu. Tentu akan menyusahkan diri sendiri dan rekan kerja, bukan? Oleh sebab itu motivasi mengerjakan proyek tepat waktu mampu memberikan dorongan bagi seorang karyawan menyelesaikan semua tanggung jawabnya. Motivasi juga berpengaruh sebagai pendorong perbuatan dan mengarahkan Anda mencapai tujuan. Meski merasa lelah, penat dan stress, berkat motivasi yang kuat membuat Anda tidak pantang menyerah dan menyelesaikan pekerjaan. Alam bawah sadar akan terus mengingatkan diri sendiri untuk bekerja mencapai tujuan yang diinginkan. Manfaat dan pentingnya motivasi yang diterapkan ini akan mendorong jiwa yang lebih positif dan produktif. Sebagai contoh, dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan daya penggerak yang menjamin terjadinya kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang diinginkan dapat terpenuhi. Dengan demikian motivasi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang. Apabila seseorang tidak mempunyai motivasi untuk belajar, maka orang tersebut tidak akan mencapai hasil belajar yang optimal. Untuk dapat belajar dengan baik di perlukan proses dan motivasi yang baik, memberikan motivasi kepada pembelajar, berarti menggerakkan seseorang agar ia mau atau ingin melakukan sesuatu. 4. Jelaskan dan sebutkan isi teori Teori Clayton Alderfer? Jawab: Teori Clayton Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” yang merupakan huruf-huruf pertama dari Ketiga istilah yaitu: E = Exixtence, R = Relatedness, dan G = Growth. 45

Ketiga istilah ini memiliki dua makna penting. Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer karena “Exixtence” dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow, “Relatedness” senada dengan hierarki ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan “Growth” mengandung makna yang sama dengan “Self actualization” menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia diusahakan pemenuhannya secara serentak. 5. Sebutkan Faktor apa saja yang mempengaruhi Motivasi? Jawab: ‣ Faktor Intern (Internal) berasal dari dalam diri individu ‣ Faktor Ekstern (Eksternal) yang berasal dari luar diri individu

46

DAFTAR PUSTAKA

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/ https://katadata.co.id/safrezi/berita/61e8000dee36c/ file:///C:/Users/User/Downloads/2333-10123-1-PB.pdf https://www.academia.edu/20399097/Makalah_Konsep_Motivasi http://etheses.iainkediri.ac.id/ https://educhannel.id/blog/artikel/jenis-jenis-teori-motivasi.html

47

BAB V

A. Definisi Kelompok Kelompok (group) menurut Robbins (1996) mendefinisikan kelompok sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung yang saling bergabung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. Kelompok kelompok di dalam organisasi secara sengaja direncanakan atau sengaja dibiarkan terbentuk oleh manajemen selaku bagian dari struktur organisasi formal. Kendati begitu, kelompok juga kerap muncul melalui proses social an organisasi informal. Organisasi informal muncul lewat interaksi antar pekerja di dalam organisasi dan perkembangan kelompok jika interaksi tersebut berhubungan dengan norma perilaku mereka sendiri, kendati tidak digariskan lewat struktur formal organisasi. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara kelompok formal dan informal. Adapun pengertian kelompok menurut beberapa ahli, diantaranya: ‣ Menurut Schermerhorn Kelompok adalah Suatu kumpulandua atau lebih orang-orang yang bekerja dengan yanglainnya secara teratur untuk mencapai satu atau lebih tujuanumum. ‣ Menurut Kreitner dan Kinicki Kelompok adalah Sekumpulan orang dengan keahlian yang beragam, dimanamereka sepakat dalam suatu kegunanaan, tujuan dan pendekatan. ‣ Menurut Robbin Kelompok adalah Dua atau lebih individuyang berinteraksi dan saling bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu. ‣ Menurut Gibson Kelompok adalah Dua atau lebih karyawanyang berinteraksi satu sama lain sedemikian rupa sehinga perilaku dan atau prestasi anggota dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi anggota lain. • Klasifikasi Kelompok Sebelum kita mengetahui lebih jauh mengenai perilaku kelompok dalamorganisasi sebaiknya kita tahu dan mengerti terlebih dahulu apa pengertiankelompok itu sendiri. Suatu organisasi dapat didirikan oleh sedikitnya dua orang. Kelompok yang terdiri atas hanya dua orang saja disebut dyad dan yang terdiriatas tiga orang saja disebut tryads. Didalam suatu keompok belum tentu para anggota mempunyai atribut (sifat-sifat, ciri-ciri) yang sama. Para anggota kelompok yang mempunyai kesamaanatribut disebut cohort. Jadi kelompok adalah dua orang atau lebih berkumpul dan berinteraksi serta saling tergantung untuk mencapai tujuan tertentu. 48

Kelompok dapat dibedakan ke dalam berbagai macam, tergantung padasudut, pensifatan, tugas, atau pandangan: 1.Kelompok formal (formal group), adalah kelompok yang sengaja dibentukdengan keputusan manager melalui bagan organisasi untuk menyelesaikansuatu keputusan manager melalui bagan organisasi untuk menyelesaikansuatu tugas secara efisien dan efektif. 2. Kelompok informal (informal group), adalah kelompok yang tidakdibentuk secara formal melalui struktur organisasi, yang muncul karenaadanya kebutuhan akan kontak sosial. 3. Kelompok komando (command group), adalah bagian dari kelompokformal. Kelompok komando memiliki definisi yaitu kelompok yangditentukan oleh bagan organisasi dan melaksanakan tugas-tugas rutinorganisasi. 4. Kelompok tugas (task group), adalah suatu kelompok yang bekerja samauntuk menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu. Kelompok tugas juga termasuk bagian dari kelompok komando. 5. Kelompok persahabatan, merupakan bagian dari kelompok informal. Kelompok ini terbentuk karena adanya kesamaan-kesamaan tentang suatuhal. 6. Kelompok kepentingan, merupakan kelompok yang berafiliasi untukmencapai sasaran yang sama. Kelompok ini juga termasuk kedalamkelompok informal. 7. Kelompok bagian (department group), kelompok yang merupakan bagiandari suatu organisasi. 8.Kelompok horizontal (horizontal group), adalah kelompok yang angota-anggotanya dari jenjang yang sama dari bagai-bagian dalam organisasi. 9.Kelompok vertical (vertical group), Kelompok ini sama seperti kelompokkomando. 10.Kelompok kompleks (complex group), adalah kelompok yang anggota-anggotanya dari berbagai bagian dan berbagai jenjang dalam organisasi. 11.Kelompok tertutup (closed group), ialah suatu kelompok yang anggota - anggotanya tertentu (dan atau tidak dapat di tambah lagi). 12.Kelompok terbuka (open group), adalah kelompok yang anggotanya bebasdapat keluar dan dapat masuk. 13.Kelompok kerja (work group), merupakan kelompok yang dibentuk oleh pejabat formal suatu organisasi untuk metransformasi masukan-masukan(inputs) berupa sumberdaya menjadi hasilhasil (outputs) berupa produk. 49

Namun secara garis besar kelompok itu hanya terbagi menjadi 2 saja, yaitu kelompok formal dan kelompok informal. • Kelompok Formal Kelompok formal ada dalam setiap organisasi. Kelompok formal (formalgroup) adalah suatu sub unit organisasi yang resmi yang didirikan dengananggaran dasar organisasi atau dengan surat keputusan manajer. Contoh kelompok formal: kelompok kerja, panitia, departemen kecil, dan tim proyek. Tujuan kelompok formal: peraturan-peraturan, keanggotaan, pemilihan pemimpin biasanya ditentukan oleh organisasi dalam ketentuanketentuan atau perintahorganisasi ini. Kelompok formal dibedakan menjadi dua yaitu kelompok komando (command group) dan kelompok tugas (task group). Di perguruan tinggi misalnya, birobiro, fakultas-fakultas dan unit-unit lainnya yang ada di lingkungan suatu perguruan tinggi atau departemen yang ada dalam perusahaan. Anggota kelompok tugas biasanya berasal dari berbagai unit dalamorganisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan akan keterampilan dan keahlianyang diperlukan untuk melaksanakan tugas atau proyek tersebut. Panitia penerimaan mahasiswa baru, panitia ujian semester, panitia wisuda, dan lain-lainyang dilakukan oleh perguruan tinggi atau satuan tugas yang dibentuk olehmanajer perusahaan untuk mengendalikan/menurunkan biaya operasional sebesar10% misalnya contoh dari kelompok tugas. • Kelompok Informal Kelompok informal (informal group) juga dapat ditemukan dalam setiaporganisasi. Kelompok-kelompok ini berkembang menyimpang dari rancanganorganisasi yang ditetapkan secara resmi dan kelompok informal hidup sebagaisubkultur yang relatif berkuasa atau dominan dalam organisasi. Ada kelompokinformal yang terdiri dari para manajer disamping kelompokkelompok informalyang terdiri dari para pekerja non-pengawas. Kelompok informal dibedakan menjadi dua yaitu kelompok persahabatan dan kelompok kepentingan. Kelompok persahabatan terbentuk karena adanyakesamaan-kesamaan tentang suatu hal, seperti kesamaan hobi, status perkawinan, jenis kelamin, latar belakang, pandangan politik dan lain sebagainya. Kelompok kepentingan, yaitu kelompok yang berafiliasi untuk mencapaisasaran yang sama. Sasaran jenis kelompok ini tidak berkaitan dengan tujuanorganisasi tetapi semata-mata untuk mencapai kepentingan kelompok itu sendiri. Kelompok-kelompok informal memenuhi bermacam-macam kebutuhan para pekerja. Keanggotaan dalam kelompok informal memberikan kesempatanuntuk memuaskan kebutuhan - kebutuhan sosial, seperti: berkawan, kasih-sayangserta pembinaan atau pendidikan. Fungsi khusus kelompok informal yang penting adalah pengaturan perilakusosial dan kerja. Meskipun beberapa norma aktivitas sosial diciptakan olehorganisasi dan oleh kebudayaan luar, namun terdapat kebutuhan untukmengoperasikan norma-norma tersebut dalam situasi kerja. Pentingnya kelompok-kelompok informal sebagai sumber pengaruh atas perilaku dan pelaksanaan pekerja telah dipertunjukan dalam studi Hawthorne tahun 1930-an. Salah satu diantara studi 50

tersebut (Bank WiringRoom), sekelompok laki-laki yang memasang kabel dan menyorder panel teleponditeliti dalam kurun waktu beberapa bulan. • Proses Kelompok Dalam tugas kelompok, sumbangan setiap individu tidak nampak jelas karena ada individu yang mengurangi upayanya sehingga hasil yang diperoleh oleh kelompok maksimal tetapi ada juga individu yang menciptakan keluaran (ouput) lebih besar dari pada masukan (input). ‣ Sinergi Sinergi adalah tindakan dua atau lebih substansi yang menghasilkan dampak atau efek yang berbeda dari penjumlahan masing-masing substansi itu. Seperti: kemalasan social memperlihatkan sinergi yang negative. ‣ Efek Fasilitas Sosial Efek fasilitas social mengacu pada kecenderungan membaik atau memburuknya kinerja sebagai respons atas kehadiran orang lain. B. Konsep Dasar Kelompok Individu sebagai makhluk sosial tidak bisa dihindarkan dengan interaksi sosial dan bentukbentuk interaksi sosial yang dijalin. Dilain pihak individu juga tidak dapat lepas dari situasi tempat ia berada dan situasi ini sangat berpengaruh terhadap kelompok yang terbentuk akibat situasi tersebut. Dalam hubungan dengan kelompok akan diuraikan berikut ini. Dalam suatu kelompok yang terdiri dari lebih dari satu orang maka akan banyak sekali dinamika didalamnya, karena setiap orang akan memiliki pemikiran dan pandangan berbeda-beda dalam menentukan tujuan di dalam kelompoknya. Oleh karena itu, makalah ini akan menjelaskan mengenai konsep dasar kelompok, agar dapat lebih memahami perbedaan-perbedaan yang terdapat di dalam setiap kelompok yang terbentuk terutama dalam bimnbingan dan konseling kelompok. • Macam-macam Kelompok Di dalam psikologi sosial dikenal beberapa macam kelompok. Pembagian kelompok-kelompok ini sesuai dengan dasar pengelompokannya. Menurut tujuan dari beberapa kelompok maka kelopok dapat dibedakan menjadi tujuh jenis kelompok yaitu: 1. Kelompok Primer Dan Kelompok Sekunder Kelompok Primer merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan. Menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.

51

Di sisi lain, kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri atas banyak orang, antara dengan siapa hubungannya tida perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Dalam kelompok sekunder, hubungan sosial bersifat formal, impersonal dan segmental (terpisah), serta didasarkan pada manfaat (utilitarian). Seseorang tidak berhubungan dengan orang lain sebagai suatu pribadi, tetapi sebagai seseorang yang berfungsi dalam menjalankan suatu peran. Kualitas pribadi tidak begitu penting, tetapi cara kerjanya. 2. Psyche-Group dan Socio Group Psyche-Group adalah kelompok yang memiliki dasar hubungan pribadi yang cukup mendalam. Hubungan di antara anggota-anggota kelompok sangat bersifat pribadi. Anggota dari PsycheGroup biasanya tidak besar, mungkin hanya dua, tiga, atau empat orang saja. Juga kelompok ini bersifat tidak formal. Tidak jarang Psyche-Group terbentuk karena persamaan nasib atau persamaan penderitaan. Sedangkan Socio-Group adalah adalah kelompok yang memiliki dasar hubungan yang kurang bersifat pribadi, kelompok ini dibentuk dengan tujuan-tujuan yang lebih umum. Socio-Group mempunyai tujuan yang lebih bersifat social, lebih bersifat umum dan terbentuk sacara formal. 3. Kelompok Permanen dan Kelompok Temporer Kelompok permanen adalah kelompok yang masa ikatannya berlangsung lama, sedangkan kelompok temporer adalah kelompok yang masa ikatannya berlangsung dalam suatu periode yang singkat. Yang menentukan permanen tidaknya suatu kelompok adalah tujuannya, kalau tujuannya cukup sederhana karena lahir dari suatu kebutuhan yang sederhana juga, tujuan tersebut dapat dicapai dengan satu kegiatan saja, maka kelompok itu berkhir setelah tujuan tersebut tercapai. Contoh kelompok temporer antara lain pentas seni dalam rangka memperingati HUT kemerdekaan Republik Indonesia, hanya akan dilakukan sekitar minggu ketiga sampai ke empat bulan agustus setelah bulan agustus berahir maka pentas seni berahir. Kelompok permanen memiliki tujuan yang lebih jauh, lebih luas membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mencapainya dengan melalui banyak kegiatan. Misalnya untuk mencapai suatu jenjang pendidikan (SLTP/MTs/SMU/SMK/MA) diperlukan kegiatan kurikuler, kokurikuler dan berbagai komponen lain yang semuanya diprioritaskan untuk mencapai hasil prestasi belajar yang optimal. 4. Kelompok Formal Dan Kelompok Informal Kelompok formal biasanya dibentuk berdasarkan tujuan dan aturan tertentu yang bersifat resmi (dan tertulis). Gerak dan kegiatan kelompok formal pun diatur dan tidak boleh menyimpang dari ketentuan itu. Aturan ini biasanya tertulis dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.Keberadaan kelompok informal tidak didasarkan atas hal-hal yang bersifat resmi seperti diatas, melainkan berdasarkan pada kemauan, kebebasan, dan selera orang-orang yang terlibat didalamnya.

52

5. Kelompok Terorganisasi dan Tidak Terorganisasi Kelompok yang terorganisasikan adalah suatu kelompok dimana terdapat pembagian peranan dan tugas yang jelas dan tegas. Setiap anggota kelompok mengetahui apa tugasnya dan apa tugas orang lain, bagaimana kerjasama antara seorang anggota dengan anggota yang lain, peranan dan tugas tersebut berjalan sebagaiamana yang telah ditentukan. Kelompok ini juga ditandai oleh fungsi kepemimpinan yang tegas, yang mengatur memberi kemudahan dan mengawasi dijalankannya peranan masing-masing anggota, bukan hanya kehadiran pemimpin sebagai figur. Karena itu kelompok biasanya kaku, kurang fleksibel, sebab segala pola interaksi telah ditentukan dalam peraturan. Pembagian tugas dan wewenang dapat membangkitkan gairah dalam berpartisipasi, dapat mengembangkan perasaan bersatu (senc of belonging). Dalam kelompok yang terorganisasikan dapat muncul hal-hal yang bersifat resmi atau formal maupun tidak resmi atu informal. Pembagian tugas dan peranan yang dilakukan oleh para anggota dan saling hubungan antar anggota yang didasarkan atas tugas dan peranan itu bersifat formal namun diantara hal-hal yang bersifat formal itu dapat muncul kegiatan ataupun suasana yang informal, misalnya hubungan antar pribadi yang akrab antar anggota melalui arisan, kegiatan olah raga, dan sebagainya. Pada kelompok tidak terorganisasikan para anggotanya bertindak lebih bebas tidak saling terikat pada anggota lain. Disini individualitas memperoleh tempat yang minim. Karena setiap anggota harus berbuat sesuai dengan kesepakatan (persetujuan, peraturan) yang telah disetujui bersama. 6. Membersip Group dan Reference Group. Suatu kelompok disebut sebagai membersip gruop jika individu pada saat ini menjadi anggota kelompok yang aktif. Sedang reference group adalah kelompok dimana individu memperlihatkan identitasnya, yang digunakan sebagai petunjuk untuk mencapai suatu maksud. Reference group biasanya pada saat yang lalu merupakan membersip grup seseorang, meskipun sekarang ia tidak menjadi anggota lagi tetapi ada ikatan batin dengan kelmpok itu walaupun secara tidak sadar. Tidak setiap bekas kelompok merupakan referewnce grup seseorang, hal ini sangat tergantung kepada sence of belongingnessnya pada saat ia menjadi anggota aktif. Seorang konselor (Guru Pembimbing) lulusan program bidan studi FKIP UMK, is menjadi anggota aktif MGPP disuatu wilayah kabupaten. Guru tersebut saat ini merupakan anggota dari membersip group sedang kegiatannya saat ia kuliah, teman – temannya di UMK merupakan reference group. Mungkin ia sudah lupa dengan teman – teman seangkatannya, dosen – dosennya di UMK. Tetapi bila ia mendengar gurauan yang cenderung meledak UMK maka ia akan membela dan menegakkan nama baik almamaternya semampu yang ia dapat lakukan. Seseorang dapat menjadi anggota membership goup sekaligus dan dapat pula memperlihatkan beberapa reference group. Misalnya seorang guru pembimbing menjada guru anggota PGRI, ABKIN, MGp. IGPI, dan ISKIN sekaligus, dan ia dapat pula menunjukan bahwa ia adalah anggota reference group: anggota BEM FKIP anggota HMJPLS, anggota MENWA, anggota MAPALA, anggota KSR PMI dan sebagainya.

53

7. Kelomok Homogen dan Hetrogen. Kelompok homogeny adalah suatu kelompok yang anggota – anggotanya terdiri atas orang – orang yang memiliki cirri, kemampuan atau status yang sama, misalnya kelompok mahasiswa, kelompok ibi – ibu PKK, kelompok karang taruna, kelompok remaja masjid, kelompok pelajar, kelompok pedagang, kelompok pensiunan, kelompok pemuda dan sebagainya. Kelompok heterogen adalah kelompok yang anggota – anggotanya terdiri atas individu yang terdiri atas individu yang memiliki berbagai agam cirri, kemampuan dan status. Misalnya kelompok sepeda santai, kelompok pengajian dan sebagainya, kelmpok tennis, yang diikuti oleh berbagai orang berbeda usia, jabatan pendidikan, pekerjaan, status social, jenis kelamin, dan sebagainya. 8. Kelompok In Group dan Out Group. Ditinjau dari kedudukan atau jarak antara individu dengan kelompoknya dapat dibedakan antara individu yang in group dengan individu yang out group. Individu yang in group adalah individu yang berada dalam kelompoknya, melibatkan diri ataau dilibatkan oleh kelompoknya. Individu yang out group adalah individu yang berada diluar kelompoknya, tidak melibatkan diri atau tidak dilibatkan kelompoknya. Keberadaan seorang individu didalam atau diluar kelompoknya bukan secara fisik tetapi secara psikologis. Mungkin seorang individu secara fisik berada bersana – sama anggota yang lain tetapi secara psikologis ia diasingkan, tidak diajak bicara, tidak diberi tugas, tidak diberi kesempatan mengajukan gagasan – gagasaannya tidak diterima pendapatnya, dan sebagainya. • Karakteristik Kelompok Menurut nama Sy Sukmadinata (1977: 11) suatu kelompok entah itu kelompok besar atau kelompok kecil mempunyai beberapa karakteristik (cirri – ciri) tertentu yaitu sebagai berikut: 1. Individu – individu mempengaruhi kelompok. Kelompok adalah suatu persatuan yang terbentuk dari individu – individu, sifat – sifat, sikap, kemampuan, kematangan, perkembangan, tujuan dan minat. Individu yang membentuk kelompok terwsebut banyak mempengaruhi dan mewarnai kelompoknya. Fungsi kelompok banyak ditentukan oleh variasi kombinasi sifat – sifat diatas. Salah satu sifat individu adalah selalu berbah dan berkembagn. (changeable – becoming). Hal tersebut memberikan karakteristik yang sama pula terhadap kelompok. Dengan kata lain kelompok juga akan berubah dan berkembang sesuai dengan dinamika individu – individu dalam kelompok tersebut. Ilustrasi berikut diharapkan dapat menggambarkan karakteristik diatas suatu kelompok yang terdiri dari individindividu yang mempunyai sifat pionir, selalu ingin maju, kmampuan intelektual yang baik, kematngan berfikir dan mempunyai minat yang besar teradap sesuatu hal : akan berbeda dengan kelompok lain yang mempunyai sifat alonalon asal kelakon, narimo ing pandum, 54

kemampuan intelektual anggotanya bervariasi, kematangan berfikir dan minatnya terhadap sesuatu hal tidak begitu besar akan menunjukkan kegiatan dan hasil karya yang berbeda. Kalau kedua kelompok tersebut diidentifikasikan sebagai kelompok A dan B yang melakukan percobaan di laboratorium sekolah; kelompok mungkin akan mendapatkan hasil yang baik dan layak untuk ditampilkan dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja Tingkat Nasional, sedangkan kelompok B cukup untuk memenuhi tugas-tugas dari guru bidang studi. 2. Kelompok Mengembangkan Struktur. Dalam suatu kelompok berkembang suatu pengaturan tertentu bagaimana seseorang berbuat, siapa yang perlu diikuti, siapa yang bertanggung jawab atas sesuatu dan sebagainya. Dalam kelangsungan kelompok, terjadi diferensiasi kekuatan dan pengaruh para anggota terhadap kelompoknya. Berkenaan dengan status dalam kelompok, masing – masing anggota mengembangkan peranan – peranan tertentu baik yang menjadi harapan kelompok maupun tidak. Perhatikan ilustrasi berikut! Dalam suatu kelompok yang terdiri dari individu-individu yang mempunyai sifat dan cirri psikofisik yang bebeda satu sama lain, akan menimbulkan berbagai bentuk ekspresi tingkah laku individu. Namun demikian tingkah laku yang berbeda-beda tersebut membentuk suatu pola tingkah laku yang serasi; maksudnya tingkah laku yang harus ditampilkan seorang pemimpin kelompok berbeda dengan pola tingkah laku anggota kelompok, tingkah laku pemimpin dan anggota kelompok ini saling mengisi untuk mencapai tujuan kelompok. Demikian pula tanggung jawab atas sesuatu hal dan pengaru setiap indiidu dalam kelompok tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan bersama. Mungkin saja dalam kelompok akan muncul tingkah laku dan pengaruh anggota klompok yang dapat merusak kelompok itu, tetapi biasanya setiap anggota kelompok akan berusaha tidak mengembangkan keadaan negative tersebut demi kelangsungan hidup kelompok. 3. Kelompok Mengembangkan Standart Nilai – nilai. Kehidupan suatu kelompok mengembangkan standart nilai tertentu. Standart berkenaan dengan produktifitas kelompok, pola –pola komunikasi, cara dan prosedur kerja kelompok. Juga kelompok sering kali memberikan suatu tekanan agar terjadi conformity (kesamaan) dari anggota – anggotanya. Perhatikan contoh berikut: Setiap individu yang menjadi anggota suatu kelompok sudah membawa standar nilai masingmasing dari mana mereka berasal. Katakan saja mahasiswa BK yang sekarang mengikuti kuliah Bimbingan Kelompok, terdiri dari beberapa mahasiswa yang mempunyai latar belakang standar nilai yang berbedbeda, ada yang rajin, tekun, selalu mengkaji referensi yang ditunjukkan oleh dosen pengampu, sebaliknya ada juga mahasiswa yang sering datang kuliah terlambat, tidak mau bertanya kepada dosen (merasa takut kalau dikatakan tidak bisa), enggan mengkaji referensi, dsb. 55

Dalam kegiatan kuliah, kelompok (dosen dan mahasiswa) berusaha agar terjadi kesamaan nilai dalam kelompok tersebut, dengan cara setiap individu berusaha untuk datang tepat waktu, berusaha mengkaji referensi secara maksimal, mengembangkan pola kuliah aktif (komunikasi dosen-mahasiswa, mahasiswa-mahasiswa), berusaha untuk bertanya dan menjawab persoalan yang muncul. Dengan demikian disini akan dikembangkan standar nilai baru yang lebih baik dan merata. 4. Kelompok Berbeda dalam Kekohesifannya, Keaktraktifannya, dan Emosionalitasnya. Kekohesifannya (cohesiveness) merupakan kekuatan ikatan pertalian diantara anggota – anggota suatu kelompok. Semakin kuat ikatan pertalian diantara anggota kelompok, maka kelompok itu akan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Keaktratifan (attractiveness) adalah ketertarikan (daya tarik) kelompok terhadap para anggotanya. Keatraktifan kelompok ini tergantung kepada tujuan kelompok, besarnya program, jenis organisasi, posesi kelompok dalam msasyarakt, serta keputusan – keputusan lain yang diperoleh anggota dari kelompok. Jika sesuatu kelompok mempunyai daya tarik yang baik, maka kelompok itu semakinn menatik untuk digeluti oleh setiap ornga yang menjadi anggota kelompok itu. Emosionalitas (emotionality) merupakan keselurahan suasana kehidupan kelompok yang berlangsung pada saat tertentu. Ada empat macam emosionalitas yang mungkin terjadi dalam kelompok, yaitu: a. Ketergantungan (dependency) adanya ketergantungan seorang atau beberpa anggota kelompok pada seorang anggota yang lain. b. Berpasangan (pairing) adanya saling harga menghargai antar dua atau lebih anggota kelompok. c. Permusuhan (fight) menunjukan adanya ketidak senangan, penolakan, malah menyerang terhadap yang lain. d. Pelarian (withdrawing) kecenderungan untuk menjauhkan diri / melarikan diri dari masalah. Suatu kelompok akan berisi tiga aspek tersebut di atas (cohessivness, attractiveness dan emotionality), hanya saja intensitas setiap aspeknya berbeda antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Contoh: Seseorang (A) menjadi anggota suatu kelompok karena tertarik dengan tujuan kelompok tersebut, selain itu kelompok menyajikan program yang menarik, dan dengan menjadi anggota kelompok gengdinya di mata msayarakat meningkat. Dengan demikian ikatan batin orang tersebut dengan kelompoknya berbeda dengan anggota lain (B) yang masuk dalam kelompok karena didorong oleh alasan: sesuai dengan tujuan hidupnya, program kelompok menyangkut derajat hidup orang banyak ia memperoleh kepuasan batin tetapi tidak merasa naik gengsinya dimata masyarakat. Ketika terjadi masalah dalam kelompok itu B gengsinya dimata masyarakat. Ketika terjadi masalah dalam kelompok itu B berusaha ikut mengatasinya tidak melarikan diri sebgaimana A. Hal ini

56

dapat terjadi karena B mengembangkan sifat saling harga menghargai sesama anggota kelompok, sebaiknya A justru mengembangkan permusuhan terhadap anggota lainyang tidak sekata.

5. Kelompok Membentuk Tujuan Kelompok. Kelompok terbentuk karena adanya tujuan bersama. Kegiatan kelompok diarahkan untuk mencapai hasil kelompok setinggi – tingginya. Kegiatan kelompok juga ditujukan untuk memenuhi kebutuhan individu yang sejalan dengan tujuan kelompok. Tujuan kelompok dapat memelihara kesatuan kelompok, membentuk hubungan yang harmonis dan mencegah perpecahan diantara anggota kelompok. Suatu contoh untuk memperjelas keterangan diatas: IPBI (ABKIN) adala suatu kelompok yang memiiki tujuan untuk mewadahi semua petugas bimbingan di Indonesia untuk dapat memberikan layanan bantuan (bimbingan dan koseling) kepada siswa dalam mencapai perkembangan dirinya secara optimal sesuai dengan kemampuannya. Setiap petugas bimbingan mempunyai tujuan seperti tersebut di atas (sesuai dengan Anggran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga). Untuk mencapai tujuan tersebut, kelompok mengorganisir anggota dan mengadakan kegiatan-kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan kelompok: misalnya dengan mengadakan seminar, loka karya, penataran, penerbiatan buletin dan sejenisnya, penelitian di bidang bimbingan dan kegiatan-kegiatan lain untuk mengembangkan dan memajukan bimbingan dan konseling. Dengan demikian secara tidak langsung kelompok telah membentuk tujuan kelompok. C. Norma Norma merupakan kata yang berasal dari bahasa Belanda yaitu norm yang memiliki arti patokan, pedoman, atau pokok kaidah dan bahasa Latin yaitu mos yang memiliki arti tata kelakuan, adat istiadat, atau kebiasaan. Berdasarkan KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, norma memiliki arti sebagai aturan maupun ketentuan yang sifatnya mengikat suatu kelompok orang didalam masyarakat. Dimana norma diterapkan sebagai panduan, tatanan, dan juga pengendali tingkah laku yang sesuai. Craig Calhoun merupakan sosiologis asal Amerika menyatakan, norma baginya merupakan suatu pedoman maupun aturan yang menyatakan bagaimana seorang individu seharusnya bertindak di dalam suatu situasi ditengah masyarakat. dapat disimpulkan bahwa normal sosial merupakan aturan yang dibentuk karena adanya suatu kebutuhan masyarakat akan ketertiban yang ingin dicapai dalam kehidupan sehari-hari, dan jika norma atau peraturan yang ada dilanggar, orang tersebut akan mendapatkan sanksi sesuai dengan kesepakatan yang sudah berlaku.

57

Pengertian Norma Menurut Para Ahli ‣ Broom dan Selznic Broom dan Selznic mengatakan bahwa norma adalah sebuah rancangan yang sifatnya ideal serta berasal dari perilaku manusia yang memberikan batasan bagi suatu anggota masyarakatnya dengan tujuan agar bisa mencapai tujuah hidup yang lebih sejahtera. ‣ Bellebaum Bellebaum yang merupakan sosiologis asal Jerman, menyatakan bahwa norma sosial merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengatur tiap individu yang ada dalam suatu lingkungan masyarakat agar bertindak maupun berperilaku yang sesuai dengan sikap dan keyakinan tertentu yang berlaku dalam lingkungan tersebut. ‣ John J. Macionis Menurut John J. Macionis yang merupakan profesor sosiologi menyatakan (1997), norma merupakan segala aturan dan harapan yang ada di masyarakat yang memandu segala perilaku yang dilakukan anggota masyarakat. ‣ Soerjono Soekanto Soerjono Soekanto yang merupakan Lektor Kepala Sosiologi dan Hukum Adat di Fakultas Hukum Universitas Indonesia juga menyatakan bahwa norma sosial adalah sebuah perangkat yang di mana norma tersebut dibuat agar hubungan yang ada di dalam suatu lingkungan masyarakat dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan atau diharapkan. • Fungsi Norma Seperti yang sudah dijelaskan di atas, norma merupakan suatu hal yang penting bagi masyarakat untuk menjaga keseimbangan dan kedamaian bersama. Berikut beberapa fungsi norma yang ada di masyarakat: ‣ Untuk memastikan terciptanya kehidupan masyarakat yang lebih aman dan tertib. ‣ Untuk mengatur perbuatan masyarakat agar sesuai dengan nilai yang ada dan berlaku. ‣ Agar dapat mencegah adanya benturan kepentingan antar masyarakat. ‣ Untuk membantu masyarakat dalam mencapai tujuan atau kesepakatan bersama. ‣ Digunakan sebagai petunjuk maupun pedoman yang dapat digunakan untuk menjalani hidup di lingkungan masyarakat sebagai individu. ‣ Norma digunakan agar dapat mengatur perilaku masyarakat. ‣ Norma digunakan agar adanya suatu batasan untuk tidak dilanggar. ‣ Norma digunakan untuk mendorong individu untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan masyarakat yang ada berdasarkan nilai-nilai yang berlaku. 58

• Macam-Macam Norma Di dalam lingkungan masyarakat sendiri, norma dibagi menjadi 2 berdasarkan sifatnya yang terdiri dari: ‣ Norma Formal Norma formal, merupakan suatu aturan yang dijalankan oleh masyarakat yang dirumuskan oleh pihak yang berwenang seperti pemerintah maupun lembaga masyarakat atau institusi resmi yang berguna untuk mengatur masyarakat dan memastikan adanya kesepakatan bersama yang sifatnya resmi maupun formal. Contoh dari norma formal yaitu, mengenai pelestarian lingkungan hidup yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2008 yang tertera pada Lembaran Daerah. Yang kedua, norma mengenai penataan pemukiman yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2008 yang tertera pada Lembaran Daerah. Selanjutnya, kependudukan yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2008 yang tertera pada Lembaran Daerah, dan masih banyak lagi. ‣ Norma Non Formal Norma non-formal adalah suatu bentuk ketentuan maupun aturan yang dijalankan masyarakat dalam sebuah lingkungan tanpa diketahui siapa yang merumuskannya dan biasanya bentuk dari norma non-formal ini tidak tertulis, namun masyarakat menjalankannya karena kesadaran ataupun sudah menjadi kebiasaan dalam diri untuk menjaga keharmonisan lingkungan masyarakat yang sifatnya tidak resmi dan tidak memaksa masyarakatnya untuk menjalankan aturan tersebut. Contoh dari norma non-formal, yaitu aturan-aturan yang ada di rumah maupun keluarga, seperti bagaimana cara kita bersikap ketika makan maupun minum, dan juga bagaimana cara kita berpakaian yang biasanya norma non-formal ini berbentuk sebuah kebiasaan. • Jenis-jenis Norma dan Contohnya Di dalam lingkungan masyarakat sendiri, norma dibagi menjadi 4 berdasarkan jenisnya yang terdiri dari: ‣ Norma Agama Norma agama merupakan aturan-aturan yang dijalankan oleh masyarakat yang sumbernya berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Norma ini biasanya berisi akan perintah yang harus dijalankan oleh seseorang, ajaran yang merupakan segala ilmu ataupun pedoman bagi para penganut agama tersebut, maupun larangan yang berarti tidak melakukan suatu perbuatan yang seharusnya dihindari. Di Indonesia sendiri, norma agama berbeda-beda dikarenakan terdapat enam agama berbeda yang hidup saling berdampingan, seperti Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu yang memiliki baik perintah, ajaran, maupun larangan yang berbeda antara satu sama lain.

59

Contoh Norma Agama: Di mana dalam Agama Islam dilarang memakan makanan yang mengandung babi, sedangkan agama memiliki pantangan lain yang berbeda mengikuti ajaran agama masing-masing. Hal ini termasuk sebagai pandangan hidup agama Islam yang menjadi konsep seseorang maupun golongan masyarakat dalam hidup di dunia yang dapat kamu pelajari lebih dalam pada buku Pandangan Hidup Muslim oleh Abdul Malik Karim Amrullah. ‣ Norma Kesusilaan Norma kesusilaan merupakan aturan-aturan yang dijalankan oleh masyarakat yang sumbernya berasal dari hati nurani seseorang. Norma ini merupakan sesuatu yang kita jalani dan rasakan setiap harinya, dimana seseorang didorong untuk melakukan tindakan yang baik dan menghindari tindakan yang buruk. Intinya, norma ini memiliki tujuan untuk mengatur perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan seseorang. Berdasarkan ajaran norma ini, biasanya orang yang melanggar akan mendapatkan sanksi berupa perasaan bersalah, penyesalan, atau bahkan dikucilkan di tengah masyarakat. Contoh Norma Kesusilaan: Seperti salah satu contoh kasus norma kesusilaan adalah bagaimana seorang siswa yang mengetahui bahwa menyontek adalah perbuatan yang salah sehingga dia lebih memilih untuk belajar daripada menyontek teman sekolahnya, yang jika ketahuan siswa tersebut akan mendapat sanksi bukan hanya di sekolah tapi juga lingkungan ‣ Norma Kesopanan Norma kesopanan merupakan aturan-aturan yang menekankan pada perbuatan seseorang untuk menjaga kesopan santunan, tata krama mereka, dan juga ada istiadat setiap individu. Hal tersebut dikarenakan Indonesia merupakan negara dengan beragam suku, budaya, dan adat istiadat yang berbeda-beda dan hidup berdampingan satu sama lain. Norma kesopanan ini diberlakukan untuk menjaga dan menghargai satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan diberlakukannya norma kesopanan adalah penerimaan diri dari masyarakat, mampu menghargai orang lain khususnya orang yang lebih tua, memahami hakikat dan tata etika dalam bergaul, dan mampu bersosialisasi dengan baik tanpa melanggar hal-hal yang tidak baik. contoh Norma Kesopanan: Seperti pada contohnya adalah, menghormati orang yang lebih tua dengan memanggil panggilan kakak kepada orang yang lebih tua, tidak membuang ludah sembarangan di tempat umum, siswa yang bersikap sopan sebagai bentuk hormat terhadap pengajar, dan masih banyak lagi. ‣ Norma Hukum

60

Norma hukum merupakan aturan-aturan yang dibuat oleh badan yang bertanggung jawab seperti pemerintah yang dikemas dalam bentuk Undang-Undang. Norma ini memiliki sifat yang memaksa guna menjaga dan melindungi kepentingan masyarakat. Norma ini diberlakukan untuk memastikan adanya keadilan yang diterima setiap orang dan menciptakan kehidupan masyarakat yang tertib, aman, rukun, serta damai. Karena sifat norma ini tertulis dan memaksa, maka jika aturan yang ada dilanggar, maka akan mendapatkan hukuman atau sanksi yang tegas yang sesuai dengan peraturan yang ada seperti membayar denda atau dipenjara. Contoh Norma Hukum: Seperti pada contohnya di Indonesia sendiri aturan hukum yang ada diatur berdasarkan UndangUndang Dasar 1945, sehingga jika melakukan pelanggaran seperti mencuri atau tidak membayar pajak sesuai ketentuan akan mendapatkan sanksi sesuai dengan Undang-Undang yang ada. Kesimpulan A,B,C: Pada hakikatnya, kita sebagai manusia merupakan makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan orang lain dan membutuhkan satu sama lain, penting untuk saling menghargai satu sama lain dengan menjaga dan menaati peraturan-peraturan yang berlaku. Kita dapat melakukannya dengan menjalankan norma yang ada agar kedamaian tercipta dan konflik tidak terjadi dalam lingkungan tersebut. perti itulah penjelasan mengenai beragam norma yang ada di tengah masyarakat khususnya di Indonesia beserta jenis, fungsi, dan juga contohnya yang dapat berbeda dari satu lingkungan dengan lingkungan lainnya. Perilaku kelompok merupakan respon - respon anggota kelompokterhadap struktur sosial kelompok dan norma yang diadopsinya. Jadi ketika sebuah kelompok memasuki dunia organisasi maka karateristikyang dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, penghargaankebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Banyak teori yangmengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula terbentuknyakelompok. Mulai dari anggapan adanya kedekatan ruang kerja maupuntempat tinggal mereka, sampai kepada alasan-alasan praktis. Di dalam suatu kelompok yang sebenarnya, para anggotamempertimbangkan diri mereka sendiri dan bergantung satu denganlainnya untuk mencapai tujuan umum, dan mereka saling berhubungansatu dengan yang lain secara teratur untuk mengejar tujuannya atasdukungan dalam suatu periode waktu. Kelompok di dalam organisasi secara sengaja direncanakan atau sengaja dibiarkan terbentuk oleh manajemen selaku bagian dari struktur organisasi formal. Kendati begitu, kelompok juga kerap muncul melalui proses social organisasi informal. perilaku kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok terhadap struktur sosial kelompok dan norma yang diadopsinya. Jadi ketika sebuah kelompok memasuki dunia organisasi maka karateristik yang dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, penghargaan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula terbentuknya kelompok. Mulai dari anggapan adanya kedekatan ruang kerja maupun tempat tinggal mereka, sampai kepada alasan-alasan praktis. Di dalam suatu kelompok yang sebenarnya, para anggotamempertimbangkan diri mereka sendiri dan bergantung satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan umum, dan mereka saling berhubungan satu dengan yang lain secara teratur untuk mengejar tujuannya atasdukungan dalam suatu periode waktu. 61

Pertanyaan: 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan macam-macam norma? Jawab: Di dalam lingkungan masyarakat sendiri, norma dibagi menjadi 2 berdasarkan sifatnya yang terdiri dari: ‣ Norma Formal Norma formal, merupakan suatu aturan yang dijalankan oleh masyarakat yang dirumuskan oleh pihak yang berwenang seperti pemerintah maupun lembaga masyarakat atau institusi resmi yang berguna untuk mengatur masyarakat dan memastikan adanya kesepakatan bersama yang sifatnya resmi maupun formal. ‣ Norma Non Formal Norma non-formal adalah suatu bentuk ketentuan maupun aturan yang dijalankan masyarakat dalam sebuah lingkungan tanpa diketahui siapa yang merumuskannya dan biasanya bentuk dari norma non-formal ini tidak tertulis, namun masyarakat menjalankannya karena kesadaran ataupun sudah menjadi kebiasaan dalam diri untuk menjaga keharmonisan lingkungan masyarakat yang sifatnya tidak resmi dan tidak memaksa masyarakatnya untuk menjalankan aturan tersebut. 2. Sebutkan contoh dari norma Hukum? Jawab: di Indonesia sendiri aturan hukum yang ada diatur berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, sehingga jika melakukan pelanggaran seperti mencuri atau tidak membayar pajak sesuai ketentuan akan mendapatkan sanksi sesuai dengan Undang-Undang yang ada. 3. Apa yang dimaksud kelompok menurut Robbin? Jawab: Kelompok adalah Dua atau lebih individuyang berinteraksi dan saling bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu. 4. Bagaimana terjadinya proses kelompok? Jawab: Dalam tugas kelompok, sumbangan setiap individu tidak nampak jelas karena ada individu yang mengurangi upayanya sehingga hasil yang diperoleh oleh kelompok maksimal tetapi ada juga individu yang menciptakan keluaran (ouput) lebih besar dari pada masukan (input). ‣ Sinergi Sinergi adalah tindakan dua atau lebih substansi yang menghasilkan dampak atau efek yang berbeda dari penjumlahan masing-masing substansi itu. Seperti: kemalasan social memperlihatkan sinergi yang negative.

62

‣ Efek Fasilitas Sosial Efek fasilitas social mengacu pada kecenderungan membaik atau memburuknya kinerja sebagai respons atas kehadiran orang lain 5. Sebutkan, dan jelaskan jenis jenis norma diindonesia berikan beserta contohnya? Jawab: • Jenis-jenis Norma dan Contohnya Di dalam lingkungan masyarakat sendiri, norma dibagi menjadi 4 berdasarkan jenisnya yang terdiri dari: ‣ Norma Agama Norma agama merupakan aturan-aturan yang dijalankan oleh masyarakat yang sumbernya berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Norma ini biasanya berisi akan perintah yang harus dijalankan oleh seseorang, ajaran yang merupakan segala ilmu ataupun pedoman bagi para penganut agama tersebut, maupun larangan yang berarti tidak melakukan suatu perbuatan yang seharusnya dihindari. Di Indonesia sendiri, norma agama berbeda-beda dikarenakan terdapat enam agama berbeda yang hidup saling berdampingan, seperti Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu yang memiliki baik perintah, ajaran, maupun larangan yang berbeda antara satu sama lain. Contoh Norma Agama: Di mana dalam Agama Islam dilarang memakan makanan yang mengandung babi, sedangkan agama memiliki pantangan lain yang berbeda mengikuti ajaran agama masing-masing. Hal ini termasuk sebagai pandangan hidup agama Islam yang menjadi konsep seseorang maupun golongan masyarakat dalam hidup di dunia yang dapat kamu pelajari lebih dalam pada buku Pandangan Hidup Muslim oleh Abdul Malik Karim Amrullah. ‣ Norma Kesusilaan Norma kesusilaan merupakan aturan-aturan yang dijalankan oleh masyarakat yang sumbernya berasal dari hati nurani seseorang. Norma ini merupakan sesuatu yang kita jalani dan rasakan setiap harinya, dimana seseorang didorong untuk melakukan tindakan yang baik dan menghindari tindakan yang buruk. Intinya, norma ini memiliki tujuan untuk mengatur perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan seseorang. Berdasarkan ajaran norma ini, biasanya orang yang melanggar akan mendapatkan sanksi berupa perasaan bersalah, penyesalan, atau bahkan dikucilkan di tengah masyarakat. Contoh Norma Kesusilaan: Seperti salah satu contoh kasus norma kesusilaan adalah bagaimana seorang siswa yang mengetahui bahwa menyontek adalah perbuatan yang salah sehingga dia lebih memilih untuk 63

belajar daripada menyontek teman sekolahnya, yang jika ketahuan siswa tersebut akan mendapat sanksi bukan hanya di sekolah tapi juga lingkungan ‣ Norma Kesopanan Norma kesopanan merupakan aturan-aturan yang menekankan pada perbuatan seseorang untuk menjaga kesopan santunan, tata krama mereka, dan juga ada istiadat setiap individu. Hal tersebut dikarenakan Indonesia merupakan negara dengan beragam suku, budaya, dan adat istiadat yang berbeda-beda dan hidup berdampingan satu sama lain. Norma kesopanan ini diberlakukan untuk menjaga dan menghargai satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan diberlakukannya norma kesopanan adalah penerimaan diri dari masyarakat, mampu menghargai orang lain khususnya orang yang lebih tua, memahami hakikat dan tata etika dalam bergaul, dan mampu bersosialisasi dengan baik tanpa melanggar hal-hal yang tidak baik. contoh Norma Kesopanan: Seperti pada contohnya adalah, menghormati orang yang lebih tua dengan memanggil panggilan kakak kepada orang yang lebih tua, tidak membuang ludah sembarangan di tempat umum, siswa yang bersikap sopan sebagai bentuk hormat terhadap pengajar, dan masih banyak lagi. ‣ Norma Hukum Norma hukum merupakan aturan-aturan yang dibuat oleh badan yang bertanggung jawab seperti pemerintah yang dikemas dalam bentuk Undang-Undang. Norma ini memiliki sifat yang memaksa guna menjaga dan melindungi kepentingan masyarakat. Norma ini diberlakukan untuk memastikan adanya keadilan yang diterima setiap orang dan menciptakan kehidupan masyarakat yang tertib, aman, rukun, serta damai. Karena sifat norma ini tertulis dan memaksa, maka jika aturan yang ada dilanggar, maka akan mendapatkan hukuman atau sanksi yang tegas yang sesuai dengan peraturan yang ada seperti membayar denda atau dipenjara. Contoh Norma Hukum: Seperti pada contohnya di Indonesia sendiri aturan hukum yang ada diatur berdasarkan UndangUndang Dasar 1945, sehingga jika melakukan pelanggaran seperti mencuri atau tidak membayar pajak sesuai ketentuan akan mendapatkan sanksi sesuai dengan Undang-Undang yang ada.

64

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/38234885/Dasar_Dari_Perilaku_Kelompok https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyahsurakarta/pik/bab-9-dasar-dasar-perilaku-kelompok/4221627 http://kelompok10po.blogspot.com/2014/05/dasar-dasar-perilaku-kelompok.html http://nanditooverbeek.blogspot.com/2016/06/konsep-dasar-kelompok.html?m=1 https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-norma/ https://www.merdeka.com/trending/pengertian-norma-beserta-jenis-dan-fungsinyakln.html https://www.anams.id/pengertian-norma-adalah

65

BAB VI

A. Jaringan Komunikasi • Pengertian Jaringan Komunikasi Secara sederhana, definisi jaringan komunikasi adalah ”siapa berbicara dengan siapa ataukepada siapa” (Beebe dan Masterson 1994). Selanjutnya De Vito 1997 Mendefinisikan Jaringan Komunikasi sebagai suatu saluran atau jalan tertentu yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain. Kemudian Gonzales dalam Jaho 1993 mengatakan bahwa hubungan siapa dengan siapa dapat diilustrikan dalam sebuah sosiogram yang berguna untuk menelusuri jaringan informasi ataupun suatu inovasi. Salah satu cara untuk memahami perilaku manusia adalah dengan mengamati atai memahami hubungan-hubungan sosialnya yang tercipta karena adanya proses komunikasi interpersonal (Seliawan 1983). Oleh karena itu untuk memahami hubungan Sosial yang demikian dapat dipelajari studi jaringan Komunikasi. Jaringan komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satuorang ke orang lain. Jaringan ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, kelompok kecil sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya akan mengembangkan pola komunikasi yang menggabungkan beberapa struktur jarangan komunikasi. Jaringan komunikasi ini kemudian merupakan system komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan pesan dari satu orang ke orang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi sebagai sarana komunikasi kelompok. Beberapa pengertian jaringan komunikasi menurut beberapa ahli dapat disebutkan sebagai berikut: 1. Pengertian jaringan komunikasi menurut Rogers (1983) adalah suatu jaringan yang terdiri atas individu-individu yang saling berhubungan, yang dilambungkan oleh arus komunikasi yang terpola. 2. Hanneman dan Mc Ever dalam Djamali (1999) menyatakan bahwa jaringan komunikasi adalah pertukaran informasi yang terjadi secara teratur antara dua orang atau lebih. 3. Knoke dan Kuklinski (1982) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu jenis hubungan yang secara khusus merangkai individu-individu, obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa. 4. Berger dan Chaffee mengutip pendapat Farace (1977) yang melihat jaringan komunikasi sebagai suatu pola yang teratur dari kontak antara person yang dapat diidentifikasi sebagai pertukaran informasi yang dialami seseorang di dalam sistem sosialnya (Berger dan Chaffee. 1987:239).

66

5. Sajogyo (1996) mengistilahkan jaringan komunikasi informal ini sebagai jaringan komunikasi tradisional. Jaringan komunikasi tradisional merupakan saluran komunikasi yang paling penting untuk mobilisasi desa. • Tujuan atau kegunaan Komunikasi Dalam Jaringan

Mengutip buku Konsep dan Aplikasi Ilmu Komunikasi oleh Caropeboka (2018), komunikasi adalah suatu cara menyampaikan pesan yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan agar menimbulkan dampak atau efek tertentu. Kegunaan komunikasi dalam jaringan dibagi menjadi beberapa kegunaan, diantaranya: 1. Sebagai Informasi Tujuan dan kegunaan komunikasi dalam jaringan yang pertama yaitu sebagai informasi. Hal ini karena setiap orang berkesempatan untuk memperoleh informasi yang bisa digunakan untuk diri sendiri maupun masyarakat. 2. Sebagai Hubungan atau Korelasi Kegunaan komunikasi dalam jaringan yang berikutnya yaitu sebagai hubungan atau korelasi antar pengguna. Contohnya yaitu seperti untuk melakukan sosialisasi, menjalankan peran sosial, mengomentari suatu peristiwa, dan lain-lain. 3. Sebagai Media Hiburan Kegunaan komunikasi dalam jaringan yang berikutnya adalah sebagai media hiburan. Contoh yang bisa dirasakan dalam kehidpan sehari-hari yaitu meredakan ketegangan sosial, memperoleh kenikmatan estetis, dan sebagai sarana relaksasi. 4. Mengirim Data dengan Jumlah Besar Dengan melakukan komunikasi dalam jaringan, Anda berkesempatan untuk mengirim data dengan jumlah besar. Pengiriman data ini sangat mudah dilakukan dan tidak memerlukan waktu yang lama asalkan jaringannya tidak terputus. 5. Memungkinan Berkomunikasi dalam Skala Besar Maksud dari komunikasi skala besar adalah pengguna dapat melakukan komunikasi bersama dengan beberapa orang sekaligus dalam satu forum. Hal ini tentu lebih efisien jika ingin mengadakan rapat atau pertemuan virtual lainnya. 6. Sharing Resources Komunikasi dalam jaringan memungkinkan kamu untuk berbagi sumber daya secara bersamasama. Pasalnya, kamu dapat memanfaatkan berbagai program maupun fitur bersama orang lain tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu. 7. Menghemat Waktu, Biaya, dan Tenaga

67

Tujuan melakukan komunikasi dalam jaringan yang berikutnya yakni dapat menghemat waktu, biaya, dan juga tenaga. Cukup memanfaatkan perangkat ini, maka kamu tidak perlu beranjak ke mana pun untuk berkomunikasi, sehingga lebih menghemat waktu dan juga tenaga.

8. Memudahkan Pengelolaan Komunikasi antar jaringan memberikan keleluasaan bagi para pengusaha maupun pekerja lainnya dalam mengontrol bisnisnya. Pasalnya, interaksi bisa dilakukan secara online atau virtual, sehingga bisnis bisa dikelola dari jarak jauh tanpa harus datang langsung ke lokasi tujuan setiap harinya. Jika muncul soal tuliskan kegunaan komunikasi dalam jaringan, tentu kamu sudah bisa menjawab pertanyaan tersebut. Melalui penjelasan di atas, kamu dapat memahami kegunaan komunikasi dalam jaringan di era teknologi saat ini. (DLA) • Struktur Jaringan Komunikasi

Suatu jaringan dalam sosiologi lazim dikonsepsikan sebagai suatu tipe hubungan antar aktor dengan ditandai oleh bentuk interaksi timbal balik yang simetris. Setiap hubungan antara aktor yang terjalin dalam masyarakat adalah suatu betuk jaringan If (The Building Block Of Network), karena itu dasar hubungan sosial yang berbeda akan melahirkan jaringan yang berbeda pula (Usman-19991). Menurut Devito (1997) suatu jaringan lebih menekankan pada struktur jaringan komunikasi yang terjadi dalam kelompok atau organisasi. Menurut Devito, ada 5 struktur jaringan komunikasi kelompok, diantaranya: 1. Jaringan Komunikasi Lingkaran

68

Pada jaringan komunikasi lingkaran, setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan dua orang, di samping kiri dan kanannya. Dengan perkataan lain, dalam model ini sebuah organisasi tidak memiliki pemimpin, semua anggota posisinya sama, mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Model jaringan komunikasi lingkaran ini, pada semua anggota bisa terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarkinya tetapi tanpa ada kelanjutannya pada tingkat yang lebih tinggi, dan hanya terbatas pada setiap level, pada intinya setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain disisinya.

2. Jaringan Komunikasi Roda

Dalam struktur roda, sebuah kelompok atau organisasi memiliki pemimpin yang jelas, yaitu posisinya dipusat. Struktur ini memasukkan satu orang yang berkomunikasi dengan masingmasing orang dari sejumlah orang lainnya, satu orang tersebut adalah pemimpin. Orang (pemimpin) ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota ini berkomunikasi dengan anggota lain maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya. Orang yang berada ditengah (pemimpin) mempunyai wewenang dan kekuasaan penuh untuk mempengaruhi anggotanya. Penyelesaian masalah dalam stuktur roda bisa dibilang cukup efektif tapi keefektifan itu hanya mencakup masalah yang sederhana saja.

69

3. Jaringan Komunikasi Y

Struktur Y relatif kurang tersentralasasi dibanding karakteristik individu dan perilaku komunikasi dalam struktur roda. Tetapi lebih tersentralasasi dibanding dengan pola lainnya. Jaringan Y memasukkan dua orag sentral yang menyampaikan informasi kepada yang lainnya pada batas luar suatu pengelompokan. Pada jaringan ini, seperti pada jaringan rantai, sejumlah saluran terbuka dibatasi, dan komunikasi bersifat disentralisasi atau dipusatkan. Orang hanya bisa secara resmi berkomunikasi dengan orang-orang tertentu saja. 4. Jaringan Komunikasi Rantai

Dalam struktur rantai dikenal komunikasi sistem arus ke atas (upward) dan ke bawah (downward), yang artinya menganut hubungan komunikasi garis langsung (komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan. Sistem komunikasi dalam struktur rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terjadi disini. Orang yang berada ditengah lebih berperan sebagai pemimpin dari pada mereka yang berada diposisi lain. Dalam struktur ini, Sejumlah saluran terbuka dibatasi, orang hanya bisa secara resmi berkomunikasi degan orang-orang tertentu saja.

70

5. Jaringan Komunikasi Bintang

Struktur ini juga hampir sama dengan struktur limgkaran. Dalam arti semua amggota adalah sama dan semuanya memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Pada jaringan pinwheel seluruh saluran terbuka. Setiap orang berkomunikasi sengan setiap orang lainnya. Jaringan pinwheel ini memberikan contoh suatu struktur komunikasi yang desentralisasi. Jaringan terpusat/sentralisasi dan desentralisasi memiliki kegunaan yang berbeda. Sebagai contoh, struktur desentralisasi dapat lebih efektif untuk pemecahan masalah secara kreatif dan lebih bagus untuk pergerakan informasi secara cepat.

Dari kelima struktur jaringan komunikasi tersebut, struktur jaringan manakah yang paling baik atau paling buruk? Maka jawabannya adalah tidak ada, karena tidak ada struktur jaringan komunikasi yang paling baik dan paling buruk, baik buruknya struktur jaringan komunikasi tidak bisa dinilai dari segi definisinya, melainkan bagaimana struktur jaringan tersebut digunakan dan dijalankan dalam sebuah kelompok atau organisasi. Bila struktur jaringan komunikasi digunakan dalam sistem organisasi yang baik dan sesuai dengan kinerja organisasi baik dalam kepemimpinan maupun aktifitas anggota lainnya maka struktur jaringan komunikasi tersebut akan dinilai baik, begitu pula sebaliknya.

71

• Karakteristik Jaringan Komunikasi Menurut Marin and Wellman (dalam Eriyanto, 2014:10) terdapat karakteriksik penting dari penelitian jaringan, sebagai berikut: 1. Relasi, bukan Atribut Penelitian jaringan memusatkan perhatian pada relasi, bukan atribut. Metode ini bisa digunakan untuk meneliti bentuk aktor seperti individu, negara, lembaga, dan sebagainya. Namun yang diteliti bukan atribut dari aktor. 2. Jaringan, bukan Kelompok Penelitian jaringan ini berangkat dari asumsi bahwa aktor adalah anggota dari suatu jaringan, bukan kelompok. Seorang aktor bisa saja berupa anggota kelompok, tetapi mempunyai jaringan yang lebih luas dari kelompok. 3. Relasi dalam konteks relational tertentu Relasi antar aktor dalam penelitian jaringan dipahami dalam konteks relational tertentu. Relasi antar aktor A dan aktor B, misalnya dapat dipahami jika dikaitkan dengan relasi dengan actor. • Istilah Dalam Jaringan Komunikasi

Dalam analisis jaringan komunikasi terdapat istilah-istilah dasar yang dapat digunakan sebagai landasan peneliti untuk menganalisis data yang diperoleh pada saat penelitian, yakni sebagai berikut: 1. Node Node atau aktor bukan berarti harus berupa perorangan. Aktor juga dapat berupa perusahaan, negara, suatu organisasi, dan lain-lain. Sebagai contoh misalkan, ketika melakukan penelitian tentang jaringan UKM Komunitas Teater di UMM, maka node (aktor) bukan individu (orang) melainkan UKM Komunitas Teater. 2. Link (edge) Link atau edge, merupakan hubungan diantara aktor (node). Link (edge) dilambangkan dengan sebuah garis yang menghubungkan antara aktor satu dengan aktor lainnya. Jika terdapat garis diantara aktor, maka menandakan adanya hubungan. Namun jika diantara aktor tidak terdapat garis, maka menunjukkan tidak ada hubungan (Eriyanto, 2014:37) B. Keterbatasan Jaringan (Spam Of Nets) Keunggulan system jaringan kerja adalah, apabila memiliki akses yang luas keluar organisasi (Organization external), karena akses ini akan lebih banyak dat yang dapat diperolehuntuk diolah menjadi kebijakan (decision making). Siapa saja yang memiliki akses jaringan kerja sampai ke tingkat dunia yang dapat dimonitor lebih banyak, maka dia akan memilki 72

kekuasaan lebih besar. Sebagai contoh, didalam organisasi pemerintahan Republik Indonesia, departemen Luar Negeri merupakan departemen yang mempunyai akses hampir keseluruh dunia, dapat dilihat kenyataannya bahwa departemen ini merupakan dominasi dibandingkan departemen lain yang ada didalam jaringan kerja. Pengertiannya, Departemen Luar Negeri merupakan pemegang kewenangan yang lebih besar dibandingkan departemen lain yang ada, dimana departemen lain mempunyai ketergantungan didalam mengakses data dari departemen luar negeri. Kenyataannya, walaupun Departemen Luar Negeri meiliki akses data yang lebih banyak, tetapi tetap saja mempunyai masalah dengan keterbatasan jalur, seperti dengan tidak ada jalur dengan Israel, terbatas jalur ke Amerika Serikat yang menyangkut hubungan dengan kelompok yang dipimpin Amerika Serikat, seperti lepasnya Timor-timur dari Negara Kesatuan republik Indonesia yang disebabkan terbatasnya jalur komunikasi dengan Portugis yang termasuk kelompok Amerika Serikat. Dengan demikian, dapat dikatakan setiap jaringan kerja (networking) akan tetap memiliki keterbatasan jalur. Keadaan demikian disebabkan kurang modalnya investasi di dalam pengembangan teknologi informasi, kesenjangan performa yang mampu mengelola informasi, termasuk performa diplomat (intelijen, sandiawan, dan kurir informasi), kemudian karena lebih cepatnya perubahan teknologi dibandingkan investasi yang dilakukan tiap-tiap organisasi atau suatu negara. Suatu organisasi atau negara yang lebih maju dengan tingkat kekayaan yang lebih tinggi akan lebih baik basis data (dat based) yang dimiliki dibandingkan negara yang sedang berkembang apalagi dibandingkan dengan negara keterbelakang. C. Koalisi dan Kerjasama Orang atau pun organisasi yang memiliki jaringan kerja yang lebih luas akan lebih cepat sukses di dalam melaksanakan kegiatannya dibandingkan orang atau organisasi yang tidak memilki atau kurang mempunyai akses didalam jaringan kerja. Jaringan kerja yang luas akan lebih cepat mendapatkan isu yang baru (core issue) yang dapat dipergunakan didalam penegmbangan dan perubahan. Karena banyaknya keterbatasan jaringan kerja pada setiap orang atau organisasi, jalan terbaik yang umumnya dilakukan adalah membentuk kerja sama jaringan kerja. Pengertiannya dengan kerja sama jaringan kerja akan dapat membantu pada organisasi yang memiliki keterbatasan yang lebih banyak dibandingkan organisasi yang memiliki sedikit keterbatasan, keadaan demikian menggambarkan bahwa; siapa yang memiliki data based dan jaringan kerja yang lebih luas, dapat dikatakan meiliki kekuasaan yang lebih kuat didalam jaringan kerja. Dengan demikian, apabila orang maupun organisasi dapat menjalin kerja sama jaringan kerja (koalisi), maka mereka akan dapat menjadi kuat dan lebih berkuas dibandingkan apabila mereka membuat jaringan secara sendiri-sendiri untuk menghdapi kelompok lain yang mempunyai jaringan kerja yang lebih luas. Kesimpulan: Karena banyaknya keterbatasan jaringan kerja pada setiap orang atau organisasi, jalan terbaik yang umumnya dilakukan adalah membentuk kerja sama jaringan kerja. apabila orang maupun organisasi dapat menjalin kerja sama jaringan kerja (koalisi), maka mereka akan dapat

73

menjadi kuat dan lebih berkuas dibandingkan apabila mereka membuat jaringan secara sendirisendiri untuk menghdapi kelompok lain yang mempunyai jaringan kerja yang lebih luas. Kesimpulan A,B,C: Jaringan komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satuorang ke orang lain. Jaringan ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, kelompok kecil sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya akan mengembangkan pola komunikasi yang menggabungkan beberapa struktur jarangan komunikasi. Jaringan komunikasi ini kemudian merupakan system komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan pesan dari satu orang ke orang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi sebagai sarana komunikasi kelompok. Dapat dikatakan setiap jaringan kerja (networking) akan tetap memiliki keterbatasan jalur. Keadaan demikian disebabkan kurang modalnya investasi di dalam pengembangan teknologi informasi, kesenjangan performa yang mampu mengelola informasi, termasuk performa diplomat (intelijen, sandiawan, dan kurir informasi), kemudian karena lebih cepatnya perubahan teknologi dibandingkan investasi yang dilakukan tiap-tiap organisasi atau suatu negara. Suatu organisasi atau negara yang lebih maju dengan tingkat kekayaan yang lebih tinggi akan lebih baik basis data (dat based) yang dimiliki dibandingkan negara yang sedang berkembang apalagi dibandingkan dengan negara keterbelakang. Pengertiannya dengan kerja sama jaringan kerja akan dapat membantu pada organisasi yang memiliki keterbatasan yang lebih banyak dibandingkan organisasi yang memiliki sedikit keterbatasan, keadaan demikian menggambarkan bahwa; siapa yang memiliki data based dan jaringan kerja yang lebih luas, dapat dikatakan meiliki kekuasaan yang lebih kuat didalam jaringan kerja. Dengan demikian, apabila orang maupun organisasi dapat menjalin kerja sama jaringan kerja (koalisi), maka mereka akan dapat menjadi kuat dan lebih berkuas dibandingkan apabila mereka membuat jaringan secara sendiri-sendiri untuk menghdapi kelompok lain yang mempunyai jaringan kerja yang lebih luas

Pertanyaan: 1. Jelaskan Apa Tujuan atau Kegunaan Komunikasi dalam Jaringan? Jawaban: Kegunaan komunikasi dalam jaringan dibagi menjadi beberapa kegunaan, diantaranya: 1. Sebagai Informasi Tujuan dan kegunaan komunikasi dalam jaringan yang pertama yaitu sebagai informasi. Hal ini karena setiap orang berkesempatan untuk memperoleh informasi yang bisa digunakan untuk diri sendiri maupun masyarakat. 2. Sebagai Hubungan atau Korelasi Kegunaan komunikasi dalam jaringan yang berikutnya yaitu sebagai hubungan atau korelasi antar pengguna. Contohnya yaitu seperti untuk melakukan sosialisasi, menjalankan peran sosial, mengomentari suatu peristiwa, dan lain-lain. 74

3. Sebagai Media Hiburan Kegunaan komunikasi dalam jaringan yang berikutnya adalah sebagai media hiburan. Contoh yang bisa dirasakan dalam kehidpan sehari-hari yaitu meredakan ketegangan sosial, memperoleh kenikmatan estetis, dan sebagai sarana relaksasi. 4. Mengirim Data dengan Jumlah Besar Dengan melakukan komunikasi dalam jaringan, Anda berkesempatan untuk mengirim data dengan jumlah besar. Pengiriman data ini sangat mudah dilakukan dan tidak memerlukan waktu yang lama asalkan jaringannya tidak terputus. 5. Memungkinan Berkomunikasi dalam Skala Besar Maksud dari komunikasi skala besar adalah pengguna dapat melakukan komunikasi bersama dengan beberapa orang sekaligus dalam satu forum. Hal ini tentu lebih efisien jika ingin mengadakan rapat atau pertemuan virtual lainnya. 6. Sharing Resources Komunikasi dalam jaringan memungkinkan kamu untuk berbagi sumber daya secara bersamasama. Pasalnya, kamu dapat memanfaatkan berbagai program maupun fitur bersama orang lain tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu. 7. Menghemat Waktu, Biaya, dan Tenaga Tujuan melakukan komunikasi dalam jaringan yang berikutnya yakni dapat menghemat waktu, biaya, dan juga tenaga. Cukup memanfaatkan perangkat ini, maka kamu tidak perlu beranjak ke mana pun untuk berkomunikasi, sehingga lebih menghemat waktu dan juga tenaga. 8. Memudahkan Pengelolaan Komunikasi antar jaringan memberikan keleluasaan bagi para pengusaha maupun pekerja lainnya dalam mengontrol bisnisnya. Pasalnya, interaksi bisa dilakukan secara online atau virtual, sehingga bisnis bisa dikelola dari jarak jauh tanpa harus datang langsung ke lokasi tujuan setiap harinya. Jika muncul soal tuliskan kegunaan komunikasi dalam jaringan, tentu kamu sudah bisa menjawab pertanyaan tersebut. Melalui penjelasan di atas, kamu dapat memahami kegunaan komunikasi dalam jaringan di era teknologi saat ini. (DLA). 2. Jelaskan Jaringan Komunikasi menurut para ahli? Jawaban: ‣ Pengertian jaringan komunikasi menurut Rogers (1983) adalah suatu jaringan yang terdiri atas individu-individu yang saling berhubungan, yang dilambungkan oleh arus komunikasi yang terpola.

75

‣ Hanneman dan Mc Ever dalam Djamali (1999) menyatakan bahwa jaringan komunikasi adalah pertukaran informasi yang terjadi secara teratur antara dua orang atau lebih. ‣ Knoke dan Kuklinski (1982) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu jenis hubungan yang secara khusus merangkai individu-individu, obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa. ‣ Berger dan Chaffee mengutip pendapat Farace (1977) yang melihat jaringan komunikasi sebagai suatu pola yang teratur dari kontak antara person yang dapat diidentifikasi sebagai pertukaran informasi yang dialami seseorang di dalam sistem sosialnya (Berger dan Chaffee. 1987:239). ‣ Sajogyo (1996) mengistilahkan jaringan komunikasi informal ini sebagai jaringan komunikasi tradisional. Jaringan komunikasi tradisional merupakan saluran komunikasi yang paling penting untuk mobilisasi desa. 3. Sebutkan Istilah dalam jaringan Komunikasi? Jawaban: Node, Link (edge) 4. Jelaskan Karakteristik dalam jaringan komunikasi? Jawaban: Menurut Marin and Wellman (dalam Eriyanto, 2014:10) terdapat karakteriksik penting dari penelitian jaringan, sebagai berikut: 1. Relasi, bukan Atribut Penelitian jaringan memusatkan perhatian pada relasi, bukan atribut. Metode ini bisa digunakan untuk meneliti bentuk aktor seperti individu, negara, lembaga, dan sebagainya. Namun yang diteliti bukan atribut dari aktor. 2. Jaringan, bukan Kelompok Penelitian jaringan ini berangkat dari asumsi bahwa aktor adalah anggota dari suatu jaringan, bukan kelompok. Seorang aktor bisa saja berupa anggota kelompok, tetapi mempunyai jaringan yang lebih luas dari kelompok. 3. Relasi dalam konteks relational tertentu Relasi antar aktor dalam penelitian jaringan dipahami dalam konteks relational tertentu. Relasi antar aktor A dan aktor B, misalnya dapat dipahami jika dikaitkan dengan relasi dengan actor. 5. Jelaskan dan Gambarkan Jaringan Komunikasi Roda? Jawaban: sebuah kelompok atau organisasi memiliki pemimpin yang jelas, yaitu posisinya dipusat. Struktur ini memasukkan satu orang yang berkomunikasi dengan masing-masing orang dari sejumlah orang lainnya, satu orang tersebut adalah pemimpin. Orang (pemimpin) ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. jika seorang anggota ini berkomunikasi dengan anggota lain maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya. Orang yang berada ditengah (pemimpin) mempunyai wewenang dan kekuasaan penuh untuk 76

mempengaruhi anggotanya. Penyelesaian masalah dalam stuktur roda bisa dibilang cukup efektif tapi keefektifan itu hanya mencakup masalah yang sederhana saja.

77

DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.umm.ac.id/64897/3/BAB%20II.pdf https://www.academia.edu/11401652/jaringan_komunikasi_kelompok https://www.academia.edu/5090820/Perilaku_Berorganisasi

78

BAB VII

A. Pengertian Kekuasaan Pada dasarnya, kekuasaan dapat diartikan sebagai suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok untuk memengaruhi orang lain. Oleh sebab itu, bagi pemegang kuasa bisa dibilang memiliki tanggung jawab yang besar karena bukan hanya memberikan pengaruh terhadap seseorang, tetapi juga bisa memberikan pengaruh terhadap lingkungan. Selain itu, pengaruh yang diberikan dari pemegang kuasa bisa berdasarkan keinginannya atau kepentingan untuk bersama. Kekuasaan itu sendiri bisa berasal dari jabatan pribadi atau dari garis keturunan. Dalam hal ini, jabatan pribadi bisa didapatkan ketika menjabat suatu organisasi atau lembaga yang di mana seseorang itu menjabat sebagai ketua. Ketika menjabat sebagai ketua, sudah seharusnya untuk memikirkan bagaimana caranya untuk memajukan sebuah organisasi atau lembaga tersebut. Maka dari itu, seorang ketua atau pemegang kuasa harus memiliki wawasan yang luas, sehingga bisa menemukan berbagai macam cara agar organisasi atau lembaga yang dipimpinnya dapat berkembang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kekuasaan adalah kemampuan orang atau golongan untuk menguasai orang atau golongan lain berdasarkan kewibawaan, wewenang, karisma, atau kekuatan fisik. Dari pengertian kekuasaan menurut KBBI, maka dapat dikatakan bahwa kekuasaan yang berasal dari kewibawaan dan wewenang ini biasanya dimiliki oleh para pemimpin negara atau pejabat negara. Kemudian karisma dan kekuatan fisik biasanya dimiliki oleh suatu ketua suatu organisasi. • Pengertian Teori Kekuasaan Menurut Para Ahli 1. Montesquieu Menurut Montesquieu, kekuasaan itu dibagi menjadi tiga golongan. Kekuasaan yang dibagi menjadi tiga golongan ini saat ini dikenal dengan istilah Trias Politica. Adapun tiga golongan kekuasaan yang dimaksud, yaitu kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan yudikatif. 2. Max Weber Max Weber mengatakan bahwa kekuasaan adalah sebuah kesempatan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok dengan tujuan untuk memenuhi keinginan atau kehendaknya dalam hubungan sosial walaupun harus menentang atau menghadapi kehendak orang lain. Berdasarkan pengertian ini, kekuasaan dapat diartikan sebagai sesuatu yang menyeramkan karena harus memaksa orang lain untuk mewujudkan keinginannya. 3. Ramlan Surbakti Ramlan Surbakti menyatakan bahwa kekuasaan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang digunakan untuk memengaruhi orang lain melalui cara berpikir dan perilaku yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pemegang kuasa. 79

4. Miriam Budiardjo Menurut Miriam Budiardjo, kekuasaan adalah seseorang atau kelompok yang memiliki kekuatan atau kemampuan yang di mana kekuatan itu digunakan untuk memengaruho perilaku individu atau kelompok lainnya yang sesuai dengan keinginannya. 5. Walter Nord Walter Nord mengungkapkan bahwa kekuasaan adalah kemampuan yang digunakan untuk mewujudkan tujuan-tujuan tertentu dan berbeda dari tujuan-tujuan lainnya. • Pentingnya Sumber Kekuasaan Untuk Negara Sebab dengan adanya kekuasaan maka negara dapat berjalan dalam satu tujuan yang dipimpin. Tidak hanya itu, keadilan dan kemakmuran rakyat dapat diatur lebih oleh seorang Pemimpin atau pemegang kekuasaan suatu negara. Bagaimana seseorang dapat menjalankan perannya dalam memanfaatkan suatu kekuasaan. Seperti itu juga yang dimiliki dalam kekuasaan suatu negara tidak dapat dilepaskan dari kemampuannya mendayagunakan kekuasaan (power) yang dimilikinya. Menurut kenyataan, kepemimpinan memang perlu ditunjang oleh kekuasaan sehingga dapat menjalankan fungsinya. Melalui kekuasaan yang dimiliki, seorang pemimpin dapat menciptakan pengaruh (influence) bagi pribadi-pribadi yang dipimpinnya. Pengaruh itu membuatnya dapat merealisasikan hal-hal ideal yang ingin dilakukannya sebagai seorang pemimpin. Dalam kekuasaan negara khususnya di Indonesia, presiden adalah pemegang tertinggi kekuasaan negara. Dengan kekuasaan dimilikinya ia mampu untuk mempengaruhi dan menyetujui kebijakan yang bergulir dalam kekuasaan yang dipegang olehnya. Namun hal itu tidak dapat terjadi apabila, seorang pemimpin atau pemegang dalam kekuasaan negara tidak mampu untuk menghadirkan komitmen, kepatuhan, dan perlawanan. Diketahui yang dimaksud dengan komitmen adalah membuat bawahan terhadap keputusan atau permintaan seorang pemimpin dengan tujuan memberikan dukungan dan melaksanakannya secara efektif. Sedangkan kepatuhan ialah persetujuan yang diberikan oleh para bawahan mengenai keputusan atau permintaan seorang pemimpin untuk memberikan dukungan dan melaksanakannya. Selain itu mengenai perlawanan. Perlawanan yang ditampilkan mungkin terdapat penolakan untuk menjalankan permintaan yang dilakukan oleh pemimpin, mencari alasan untuk tidak melaksanakannya, meminta pemimpin untuk membatalkan perintahnya, atau menunda-nunda waktu untuk melaksanakannya. Olehnya itu, bagi seorang pemimpin yang memegang kekuasaan negara memelurkan kejeliaan dalam menghadapi macam-macam situasi yang ada yang mampu memudarkan dan menghilangkan kekuasaannya. Kecerugiaan dan antisipasi itu memang akan terus ada bagi seorang pemimpin yang menjalankan kekuasaannya. Namun, dengan menjalankan prosedural yang ada dalam kekuasaan dengan menciptakan kebaikan, kemakmuran dan kesejahteraan dengan setulus hati tanpa ada niatan tertentu, maka perjalanan dalam menjalankan kekuasaan negara dapat berjalan baik. Sebab terdapat banyak bagian-bagian yang juga memegang peranan penting dalam kekuasaan negara, di Indonesia terdapat 3 pembagian kekuasaan yaitu Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.

80

Ketiga pembagian kekuasaan ini masing-masing memiliki kekuasaan tersendiri, dan tetap berkoordinasi dalam menjalankannya yang disebut sebagai pembagiaan kekuasaan secara horisontal menurut UDD Negara RI Tahun 1945. Seperti eksekutif secara sederhana berfungsi untuk menjalankan pemerintahan melalui kebijakan dan menerapkannya, yang melalui rancangan dari Legislatif yang membuat aturan-aturan sehingga memiliki kekuatan yang mengikat dan memaksa dan disepakati oleh Yudikatif yang terlibat dalam aspek kesepakatan kebijakan. Begitupula selama perjalanan kebijakan dan selesainya kebijakan itu dalam suatu negara. Apabila terdapat indikasi-indikasi yang keliru dalam menjalankan suatu kekuasaan negara, maka Yudikatif berperan dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi kekeliruan itu sebagaimana dalam aturan yang berlaku, baik itu yang dilakukan oleh legislatif dan juga dari eksekutif. Walaupun demikian, tetap pemimpin suatu negara yang memegang kekuasaan penuh dalam menjalankan kekuasaan negara, tetap saja mendapatkan pengawasan dari 2 lembaga negara ini yaitu legislatif dan Yudikatif. Maka dari itu, penyelewengan akan kekuasaan negara bisa dianulir seminimal mungkin. Begitu pula ketika melihat pembagian kekuasaan secara vertikal yang menurut tinggkatannya pada pasal 18 ayat 1 UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. Hal ini bertujuan agar para pemegang kekuasaan negara mampu menjalankan peranannya yang begitu penting untuk semata-mata kepada rakyatnya. Agar terciptanya kemakmuran yang diharapkan bagi seluruh rakyatnya dan sebagai bentuk menjalankan pesan-pesan luhur yang dirangkum dalam dasar negara yaitu Pancasila. B. Sumber Kekuasaan Munculnya kekuasaan pada individu atau kelompok tidak datang dengan sendirinya atau dapat dikatakan bahwa ada sumber kekuasaan. Sumber kekuasaan ada tiga, yaitu kedudukan, kekayaan, dan kepercayaan. Sumber sumber dalam kekuasaan dapat dilihat berdasarkan pada 2 hal yaitu: a. Kekuasaan berdasarkan pada kedudukan Dibagi kedalam beberapa jenis yakni: 1. Kekuasaan formal atau legal, kekuasaan dalam hal ini diperoleh karena dipilih atauditunjukdan diperkuat dalam aturan maupun perundangan- undangan secara sah. 2. Kendali atas Sumber dan Ganjaran, seseorang memiliki kekuasaan memimpindanmemberikan ganjaran kepada anggota yang berada di bawahnya.

untuk

3. Kendali atas hukum dan ganjaran, umumnya berkaitan dengan hukuman maka ganjarannyaakan terkait dengan kendali atas hukuman. Biasanya kepemimpinan seperti ini berdasarkanrasa takut. 4. Kendali atas informasi, dalam hal ini pihak yang memegang sumber informasi dapat menjadi pemimpin.

81

5. Kendali ekologik, sumber ini disebut juga rekayasa terhadap situasi, contohnya kendali dalam hal penempatan jabatan oleh seorang pemimpin. 6. Kekuasaan kepribadian, hal ini didasarkan pada kepribadian sifatnyayangmempunyai keterampilan atau keahlian, maupun kharismanya.

seseorang

atau

b. Kekuasaan pada sumber politik: 1. Kendali terhadap proses pembuatan keputusan, kekuasaan seseorang untuk membuat sebuahkeputusan misalnya dalam sebuah organisasi ketua atau pimpinan mempunyai kuasa untukmenetukan sebuah keputusan akan dibuat dan dilaksanakan. 2. Koalisi kepemimpinan atas dasar kekuasaan politik ditentukan juga akan hak dan wewenangdalam membuat kerjasama dengan pihak lain. 3. Partisipasi pimpinan dalam mengatur partisipasi anggotanya, artinya pemimpin mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan bentuk partisipasi dan siapa saja yang boleh terlibat. 4. Institusionalisasi, pemimpin mempunyai kekuasaan dalam penetapansesuatusesuai tujuan dan fungsi institusi atau lembaganya.

penentuan

dan

C. Karakteristik Bawahan Bawahan memainkan peranan penting dalam memengaruhi gaya kepemimpinan manajer. Karakteristik bawahan memengaruhi gaya kepemimpinan manajer dengan beberapa cara. Pertama, ketrampilan dan pelatihan bawahan memengaruhi pilihan gaya manajer. Karyawan yang terampil biasanya kurang memerlukan pendekatan yang bersifat perintah. Kedua, sikap bawahan juga akan menjadi sebuah faktor yang berpengaruh. Tipe karyawan tertentu mungkin lebih menyukai pemimpin yang otoriter sedangkan tipe karyawan yang lain mungkin lebih suka diberi tanggung jawab penuh atas pekerjaannya sendiri. Harapan bawahan adalah faktor lain yang menentukan apakah suatu gaya tertentu akan cocok. Bawahan yang dimasa lampau pernah mempunyai seorang manajer yang berorientasi pada karyawan mengharapkan manajer baru yang mempunyai gaya yang sama dan mungkin akan memberikan reaksi negatif terhadap pemimpin yang otoriter. demikian juga karyawan yang sangat terampil dan termotivasi mungkin mengharapkan agar manajer tidak terlalu ikut campur. Sebaliknya, karyawan yang dihadapkan dengan tugas baru yang menantang mungkin mengharapkan instruksi manajer dan mungkin kecewa jika ternyata hal itu tidak kunjung tiba. D. Faktor Situasi Faktor situasional yang mempengaruhi Menurut Fiedler (Teori kontringensi/kepeminpinan kontingensi). 1. Faktor hubungan peminpin anggota mangacu pada kadar keyakinan, kepercayaan, rasa hormat para pengikut terhadap peminpin yang bersangkutan. Variabel situasional ini memcerminkan penerimaan peminpin. 2. Struktur tugas mencakup:

82

a. Kejelasan tujuan (goal clarity), kadar sejauh mana tugas dan kewajiban dinyatakan dengan tegas dan diberitahukan kepada orang-orang yang melaksanakan pekerjaan. b. Keserbaragaman jalan-tujuan (goal-path multiplicity), kadar sejauh mana masalah yang ditemui dalam pekerjaan dengan dipecahkan melalui berbagai prosudur. c. Verifiabilitas keputusan (decision variability), kadar sejauh mana kekontretan pemecahan ataukeputusan yang umumnya ditemui dalam suatu pekerjaan dapat dibuktikan dengan himbauan kepada yang berwenang, dengan prosedur yang logis, atau balikan (feedback) d. Kerincian keputusan (decision specificity), kadar sejauh mana umumnya terdapat lebih dari satu pemecahan yang benar. 3 kekuasaan posisi, dalam model kontingensi menunjukan kekuasaan yang melekat pada posisi kepeminpinan. Terdapat 3 faktor situasi yang paling penting dalam menentukan kekuasaan dan pengaruh peminpin, ialah: 1. Apakah hubungan peminpin-anggota tersebut baik atau buruk 2. Apakah tugas-tugas terstruktur atau tidak terstruktur. 3. Apakahkekuasaan posisi secara relative kuat atau lemah E. Kekuasaan Paksaan (Coercive Power) Kekuasaan Paksaan atau Coercive Power ini lebih cenderung ke penggunaan ancaman atau hukuman untuk memengaruhi seseorang untuk bersedia melakukan sesuatu sesuai dengna keinginannya. Kekuasaan Paksaan ini adalah kebalikan atau sisi negatif dari Kekuasaan Balas Jasa (Reward Power). Contoh ancaman atau hukuman yang diberlakukan jika tidak mengikuti perintah yang diinstruksikan antara lain seperti pemberian surat peringatan, penurunan gaji, penurunan jabatan dan bahkan pemberhentian kerja atau PHK. Kekuasaan tentu tidak begitu saja diperolah namun ada proses dan hal yang menunjang untuk menempatkan diri pada pemegang kekuasaan, sumber kekuasaan itu sendiri sangat lah bermacammacam ada dengan kekayaan, sarana paksaan fisik, keahlian, kedudukan serta agama. 





kekayaan merupakan sumber kekuasaan, yang dimana kekayaan dapat berupa uang, emas, tanah dan barang-barang berharga, orang yang memiliki kekayaan dalam jumlah besar setidaktidaknya secara potensial akan memiliki akan memiliki kekeuasaan. misalnya seorang tuan tanah mempunyai lahan perkebunan yang luas dan tuan tanah tersebut secara langsung mempunyai kekuasaan atas pekerja-pekerja di tanah tersebut. sarana paksaan fisik merupakaan sumber kekuasaan yang lebih bersifat memaksa sehingga membuat orang lain dapat mengikuti apa yang dikehendaki. Misal seorang preman dipasar untuk mempengaruhi pola prilaku orang lain, preman tersebut menggunakan senjata sebagai ancaman, dan dalam hal ini secara tidak langsung dapat kita lihat bahwa preman tersebut dapat mempengaruhi pola prilaku orang lain dengan ancaman senjata yang dimiliki. keahlian merupakan sumber kekuasaan yang muncul dari penilaian orang lain bahwa pemberi pengaruh mempunyai pengetahauan khusus yang tidak dimiliki orangt lain. Misal seorang dokter sebagai kepala rumah sakit, dalam hal ini penempatan kekuasaannya bedasarkan keahliannya. 83





kedudukan merupakan sumber kekuasaan yang timbul karena adanya pengakuan sehingga secara sah dapat mempengaruhi prilaku orang lain misalnya seorang kepala sekolah terhadap guru-gurunya, dalam kasus ini bawahan dapat ditindak jika melanggar aturan yang telah ditetapkan. Agama merupakan sumber kekuasaan yang yang didapat melalui keyakinan bahwa indivu itu (ulama/pendeta) harus wajib diperhitungkan dari proses pembuatan suatu keputusan sehingga dalam hal ini indivu tersebut ulama/pendeta mempunyai kekuasaan terhadap orang lain atau umatnya.

F. Kekuasaan Dan Bawahannya Menurut C. Wright Mills, Kekuasaana dalah dominasi, yaitu kemampuan untuk melaksanakan kemauan kendatipun orang lain menentangnya (T. Liabf Gie, 1986:20). Menurut Max Weber, Kekuasaan adalah kemampuan untuk dalam suatu hubungan sosial, melakukan kemauanm sendiri sekalipun mengalami perlawanan dana pa-apa dasar kemauan ini (M.Budiardjo, ed. 1983:16). Bawahan Merupakan seorang yang membantu melaksanakan tugas dari seorang atasan (yang berkuasa).

Kesimpulan: Pada dasarnya, kekuasaan itu bisa dimiliki oleh siapa saja, tidak terkecuali diri kamu karena kekuasaan terkecil berada di dalam lingkungan keluarga. Selain itu, seseorang yang mendapatkan kekuasaan bisa karena memiliki jabatan di organisasi atau lembaga, keturunan raja, atau kedua-duanya. Darimanapun mendapatkan kekuasaan yang penting mampu bertanggung jawab terhadap kekuasaan yang telah diberikan dan mampu mengarahkan orang lain ke arah yang baik dan tidak merugikan. Setiap tatanan hukum berpengaruh langsung pada distribusi kekuasaan, ekonomi dan yang lainnya dalam masyarakat dimana tatanan itu berlaku. Hal ini berlaku untuk semua tatanan hukum dan tidak hanya tatanan hukum Negara. Secara umum, kekuasaan yang dipahami sebagai kesempatan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk mewujudkan kehendak mereka dalam suatu tindakan komunal bahkan jika tindakan itu ditujukan untuk mengatasi perlawanan pihak lain yang berpartisipasi dalam tindakan itu. Karakteristik kepemimpinan antara lain perhatian terhadap bawahan. Karakteristik inilah yang menempati peringkat kedua terpenting setelah visi sang pemimpin. Ini berarti bahwa pengelolaan manusia dalam organisasi merupakan kunci untuk memperbaiki kinerja organisasi dan kesiapan menghadapi perubahan di abad berikutnya. Seorang pemimpin akan diakui apabila mempunyai pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya ke arah pencapaian tujuan organisasi yang dijalaninya. Merupakan keadaan/situasi yang mempengaruhi proses akhir keputusan pembelian konsumen, faktor situasional terdiri dari situasi pembelian, situasi belanja, dan keadaan sementara. Dari penjabaran tentang sumber kekuasaan maka dapat disimpulkan sumber kekuasaan di ibaratkan seperti supplement yang ditambahkan di dalam tubuh manusia yang digunakan untuk menguatkan kemampuan dalam mempengaruhi orang lain, dalam suatu hubungan kekuasaan selalu ada satu pihak yang lebih kuat dari pihak lain, jadi selalu ada hubungan tidak seimbang dan akibatnya 84

ketidakseimbangan itu sering menimbulkan ketergantungan, dan lebih timpang hubungan ini maka lebih besar pula sifat ketergantungannya. Pertanyaan: 1. Apa saja sumber kekuasaan? Jawab: kedudukan, kekayaan, dan kepercayaan. 2. Apa pentingnya kekuasaan suatu negara? Jawab: Sebab dengan adanya kekuasaan maka negara dapat berjalan dalam satu tujuan yang dipimpin. Tidak hanya itu, keadilan dan kemakmuran rakyat dapat diatur lebih oleh seorang Pemimpin atau pemegang kekuasaan suatu negara. Bagaimana seseorang dapat menjalankan perannya dalam memanfaatkan suatu kekuasaan. Seperti itu juga yang dimiliki dalam kekuasaan suatu negara tidak dapat dilepaskan dari kemampuannya mendayagunakan kekuasaan (power) yang dimilikinya. Menurut kenyataan, kepemimpinan memang perlu ditunjang oleh kekuasaan sehingga dapat menjalankan fungsinya. Melalui kekuasaan yang dimiliki, seorang pemimpin dapat menciptakan pengaruh (influence) bagi pribadi-pribadi yang dipimpinnya. Pengaruh itu membuatnya dapat merealisasikan hal-hal ideal yang ingin dilakukannya sebagai seorang pemimpin. Dalam kekuasaan negara khususnya di Indonesia, presiden adalah pemegang tertinggi kekuasaan negara. Dengan kekuasaan dimilikinya ia mampu untuk mempengaruhi dan menyetujui kebijakan yang bergulir dalam kekuasaan yang dipegang olehnya. Namun hal itu tidak dapat terjadi apabila, seorang pemimpin atau pemegang dalam kekuasaan negara tidak mampu untuk menghadirkan komitmen, kepatuhan, dan perlawanan. Diketahui yang dimaksud dengan komitmen adalah membuat bawahan terhadap keputusan atau permintaan seorang pemimpin dengan tujuan memberikan dukungan dan melaksanakannya secara efektif. Sedangkan kepatuhan ialah persetujuan yang diberikan oleh para bawahan mengenai keputusan atau permintaan seorang pemimpin untuk memberikan dukungan dan melaksanakannya. Selain itu mengenai perlawanan. Perlawanan yang ditampilkan mungkin terdapat penolakan untuk menjalankan permintaan yang dilakukan oleh pemimpin, mencari alasan untuk tidak melaksanakannya, meminta pemimpin untuk membatalkan perintahnya, atau menunda-nunda waktu untuk melaksanakannya. Olehnya itu, bagi seorang pemimpin yang memegang kekuasaan negara memelurkan kejeliaan dalam menghadapi macam-macam situasi yang ada yang mampu memudarkan dan menghilangkan kekuasaannya. Kecerugiaan dan antisipasi itu memang akan terus ada bagi seorang pemimpin yang menjalankan kekuasaannya. Namun, dengan menjalankan prosedural yang ada dalam kekuasaan dengan menciptakan kebaikan, kemakmuran dan kesejahteraan dengan setulus hati tanpa ada niatan tertentu, maka perjalanan dalam menjalankan kekuasaan negara dapat berjalan baik. Sebab terdapat banyak bagian-bagian yang juga memegang peranan penting dalam kekuasaan negara, di Indonesia terdapat 3 pembagian kekuasaan yaitu Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. 85

Ketiga pembagian kekuasaan ini masing-masing memiliki kekuasaan tersendiri, dan tetap berkoordinasi dalam menjalankannya yang disebut sebagai pembagiaan kekuasaan secara horisontal menurut UDD Negara RI Tahun 1945. Seperti eksekutif secara sederhana berfungsi untuk menjalankan pemerintahan melalui kebijakan dan menerapkannya, yang melalui rancangan dari Legislatif yang membuat aturan-aturan sehingga memiliki kekuatan yang mengikat dan memaksa dan disepakati oleh Yudikatif yang terlibat dalam aspek kesepakatan kebijakan. Begitupula selama perjalanan kebijakan dan selesainya kebijakan itu dalam suatu negara. Apabila terdapat indikasi-indikasi yang keliru dalam menjalankan suatu kekuasaan negara, maka Yudikatif berperan dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi kekeliruan itu sebagaimana dalam aturan yang berlaku, baik itu yang dilakukan oleh legislatif dan juga dari eksekutif. Walaupun demikian, tetap pemimpin suatu negara yang memegang kekuasaan penuh dalam menjalankan kekuasaan negara, tetap saja mendapatkan pengawasan dari 2 lembaga negara ini yaitu legislatif dan Yudikatif. Maka dari itu, penyelewengan akan kekuasaan negara bisa dianulir seminimal mungkin. Begitu pula ketika melihat pembagian kekuasaan secara vertikal yang menurut tinggkatannya pada pasal 18 ayat 1 UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undangundang. Hal ini bertujuan agar para pemegang kekuasaan negara mampu menjalankan peranannya yang begitu penting untuk semata-mata kepada rakyatnya. Agar terciptanya kemakmuran yang diharapkan bagi seluruh rakyatnya dan sebagai bentuk menjalankan pesan-pesan luhur yang dirangkum dalam dasar negara yaitu Pancasila. Maka secara sederhana dan singkat kekuasaan negara itu penting sebab dengan adnaya kekuasaan maka negara dapat berjalan dalam satu tujuan yang dipimpin. Tidak hanya itu, keadilan dan kemakmuran rakyat dapat diatur lebih oleh seorang Pemimpin atau pemegang kekuasaan suatu negara. Apalagi kekuasaan negara yang dipegang oleh seorang pimimpin dapat membuat suatu peraturan kebijakan yang baik sehingga kehidupan masyarakat dapat makmur, teratur dan terarah. 3. Mengapa seorang manajer harus mengenal karakteristik bawahannya? Jawab: Sebagai pemimpin di tempat kerja, kita dituntut untuk mengoptimalisasikan peran bawahan sehingga lebih produktif, efektif dan efisien. Maka dari itu, memahami karkateristik setiap bawahan, mengenali motivasi dan gaya sosial bawahan akan membantu kita dalam menerapkan manajemen dan kepemimpinan.

86

4. Apa yang dimaksud dengan kekuasaan pemaksa atau Coercive Power? Jawab: Pemimpin memiliki kekuatan untuk memaksa seseorang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginannya. Tujuan utama pemaksaan adalah kepatuhan dan kekuasaan dengan mengandalkan ancaman dalam gaya manajemennya. 5. Apa yang dimaksud kekuasaan menurut Ramlan Surbakti? Jawab: menyatakan bahwa kekuasaan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang digunakan untuk memengaruhi orang lain melalui cara berpikir dan perilaku yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pemegang kuasa.

87

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kekuasaan https://www.gramedia.com/literasi/teori-kekuasaan/ http://repositori.unsil.ac.id/5489/6/BAB%20II.pdf https://text-id.123dok.com/ https://online.fliphtml5.com/gmedq/jtqv/#p=45 www.kompasiana.com https://id.wikipedia.org

88

BAB VIII

A. Pengertian Politik Istilah politik biasanya mengacu pada bagaimana cara negara diatur, serta cara pemerintah membuat aturan dan hukum. Politik merupakan konsep yang sudah diperkenalkan sejak zaman Yunani. Adapun konsep politik dicetuskan oleh Plato dan Aristoteles. Politik berasal dari bahasa Yunani, politikos, yang memiliki arti dari, atau berkaitan dengan warga negara. Secara umum, politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat, yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), politik adalah pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (seperti tentang sistem pemerintahan, dasar pemerintahan). Politik juga disebut sebagai sebuah tahapan untuk membentuk atau membangun posisi-posisi kekuasan di dalam masyarakat untuk pengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan kondisi masyarakat. Sederhananya, politik adalah sebuah metode atau teknik dalam memengaruhi masyarakat sipil. Dalam pelaksanaannya, politik merupakan sebuah perilaku atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan segala macam kebijakan dalam tatanan negara agar dapat merealisasikan cita-cita dan tujuan negara. • Pengertian Politik Menurut Para Ahli Ramlan Surbakti Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal di dalam suatu wilayah tertentu. Gabriel A. Almond Politik adalah kegiatan yang berhubungan dengan kendali pembuatan keputusan publik dalam masyarakat tertentu di wilayah tertentu, di mana kendali ini disokong lewat instrumen yang sifatnya otoritatif dan koersif. Miriam Budiardjo Politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan. Johan Kaspar Blunchli Politik adalah ilmu yang memerhatikan masalah kenegaraan, dengan memperjuangkan pengertian dan pemahaman tentang negara dan keadaannya, sifat-sifat dasarnya dalam berbagai bentuk atau manifestasi pembangunannya. Politik juga memuat konsep-konsep pokok tentang negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision marking), kebijaksanaan (policy of beleid), dan pembagian (distribution).

89

Kesimpulan: Sederhananya, politik adalah sebuah metode atau teknik dalam memengaruhi masyarakat sipil. Dalam pelaksanaannya, politik merupakan sebuah perilaku atau kegiatankegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan segala macam kebijakan dalam tatanan negara agar dapat merealisasikan cita-cita dan tujuan negara. A. Politik Dalam Organisasi Sebagai sebuah entitas sosial, keberadaan organisasi termasuk organisasi kesehatan dapat diinterpretasikan sebagai wahana politik tempat para aktor berebut kepentingan. Oleh karena itu, interaksi antaraktor dalam kehidupan organisasi akan selalu terkait dengan kekuasaan pengaruh, dan kepentingan. Setiap aktor dalam organisasi termasuk manajer akan berusaha meningkatkan kekuasaannya, baik kekuasaan berdasar kedudukan maupun kekuasaan pribadi, dalam rangka memburu kepentingan dan tujuannya. Aktivitas politik melibatkan kemampuan memainkan sumber kekuasaan dengan taktik politik tertentu untuk memenangkan kepentingan. Aktivitas politik merupakan sesuatu yang natural dan tidak dapat dicegah dalam interaksi antaraktor dalam kehidupan organisasi. Masyarakat kebanyakan sering memaknai politik dengan konotasi negatif dan kotor. Umat manusia adalah makhluk sosial dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan saling berinteraksi satu dengan lainnya. Proses interaksi memenuhi kebutuhannya tersebut manusia membentuk kelompok-kelompok komunitas serta manusia akan selalu dihadapkan pada unsur kekuasaan dan pengaruh. Kekuasaan dan pengaruh merupakan unsur utama dalam politik. Untuk memenuhi kepentingannya (meraih cita-cita dan tujuannya), setiap manusia mau tidak mau harus menggunakan politik (kekuasaan dan pengaruh) sebagai alat berinteraksi antara manusia satu dengan manusia lainnya. Dengan demikian, politik adalah kenyataan hidup yang harus dihadapi dan dijalankan oleh setiap orang selama ia berinteraksi secara sosial. Organisasi sebagai salah satu entitas sosial juga tidak terlepas dari politik. Setiap orang dalam organisasi akan menggunakan taktik dan strateginya masing-masing untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas, baik itu menyangkut distribusi informasi, kekuasaan, karir maupun penghargaan lainnya. Melihat aktivitas organisasi sebagai aktivitas politik merupakan penyegaran terhadap pemahaman kehidupan ëorganisasií yang selama ini selalu didominasi oleh cara pandang instrumental, yang analisisnya mengabaikan motif dan kepentingan aktor yang terlibat dalam organisasi. Dalam kelompok sosial, termasuk organisasi, manusia selalu terlibat interaksi antar satu dengan lainnya. Setiap anggota akan membawa minat, kepentingan, persepsi, dan tujuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, proses pengaruh-mempengaruhi merupakan hal yang wajar dalam kehidupan organisasi. Dengan kata lain, politik adalah suatu kenyataan sosial yang harus dihadapi oleh anggota organisasi, termasuk manajer. Ada ungkapan yang menarik meskipun kita tidak suka politik, kita tidak bisa menghindar dari politik.

90

• Praktik Politik dalam Organisasi Setiap aktor termasuk manajer menggunakan taktik dan strategi untuk mempengaruhi aktor lain dengan menggunakan sumber kekuasaan yang dimiliki. Secara deskriptif, beberapa taktik yang dipakai oleh para aktor adalah sebagai berikut:  Membentuk koalisi dengan pihak lain untuk meningkatkan dukungan dan sumber daya.  Menciptakan suasana (seremoni dan simbol) untuk membentuk persepsi dan perilaku orangorang sesuai dengan peran dan fungsinya.  Mentransformasikan kepentingan kita menjadi kepentingan pihak lain dengan mengubah persepsi dan tindakan pihak lain.  Memperluas jumlah pemain yang terlibat dalam suatu isu yang menjadi kepentingan kita untuk mendapatkan perhatian yang lebih luas.  Melaksanakan negosiasi dan tawar-menawar dengan pihak lain yang bersinggungan dengan kepentingan kita untuk mendapatkan kompromi.  Memilih waktu yang tepat untuk setiap tindakan agar situasi menguntungkan kita (manajer). • Etika Berpolitik dalam Organisasi Pembahasan politik organisasi tidaklah lengkap tanpa berbicara tentang etika berpolitik dalam organisasi. Pertimbangan etis haruslah merupakan suatu kriteria pengontrol dalam perilaku politik untuk mempengaruhi pihak lain. Etik adalah standar moral apakah suatu perilaku baik atau buruk menurut norma masyarakat. Perilaku politik yang etis adalah perilaku yang bermanfaat untuk individu dan organisasi, sedangkan perilaku politik yang tidak etis adalah perilaku yang bermanfaat untuk individu tetapi melukai organisasi. Setidaknya terdapat tiga kriteria untuk menilai apakah cara kita bertindak etis atau tidak etis yaitu prinsip utilitarianisme, hak dan keadilan. Prinsip utilitarianisme mengajarkan bahwa keputusan yang kita ambil haruslah ímemberikan manfaat terbesar untuk jumlah orang terbesarí. Pandangan demikian menekankan pada kinerja kelompok (kinerja organisasi). Dengan kata lain, pengambilan keputusan adalah dalam rangka efisiensi dan produktivitas organisasi, bukan untuk mengambil keuntungan sepihak. Prinsip hak menekankan Perilaku politik dalam îkelompok cara mempengaruhi dengan azas manfaatî dan îkelompok cara mempengaruhi dengan kehormatanî merupakan perilaku politik yang etis dan dapat diterima semua pihak. Hasil perilaku politik berdasarkan azas manfaat adalah komitmen dan konsensus, sehingga perilaku politik demikian (meski bersifat situasional) adalah etis dan dapat diterima semua pihak. Selanjutnya, perilaku politik berdasarkan asas kehormatan menduduki tataran tertinggi bila dilihat dari tingkat íkeetisaní-nya. Perilaku politik berdasarkan azas kehormatan mampu menanamkan ideologi dan cara hidup kepada pihak lain. Perilaku politik berdasarkan azas kehormatan banyak ditunjukkan oleh para pemimpin besar dunia. Kesimpulan: Interaksi antaraktor dalam kehidupan organisasi akan selalu terkait dengan kekuasaan pengaruh, dan kepentingan. Setiap aktor dalam organisasi termasuk manajer akan berusaha meningkatkan kekuasaannya, baik kekuasaan berdasar kedudukan maupun kekuasaan pribadi, dalam rangka memburu kepentingan dan tujuannya. Aktivitas politik melibatkan kemampuan memainkan sumber kekuasaan dengan taktik politik tertentu untuk memenangkan kepentingan. Aktivitas politik merupakan sesuatu yang natural dan tidak dapat dicegah dalam 91

interaksi antaraktor dalam kehidupan organisasi. Oleh karena itu, proses pengaruh-mempengaruhi merupakan hal yang wajar dalam kehidupan organisasi. Dengan kata lain, politik adalah suatu kenyataan sosial yang harus dihadapi oleh anggota organisasi, termasuk manajer. Ada ungkapan yang menarik meskipun kita tidak suka politik, kita tidak bisa menghindar dari politik. B. Membangun Koalisi Jika melihat pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah “koalisi” ini berarti ‘kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen’. Sementara itu, menurut Andrew Heywood berpendapat bahwa koalisi adalah penggabungan sekelompok partai politik yang berkompetisi, secara bersama-sama memiliki persepsi tentang kepentingan, atau dalam menghadapi ancaman serta dalam penggalangan energi kolektif. Menurut Shively, koalisi dapat didefinisikan sebagai gabungan antara beberapa kelompok untuk mengendalikan dan menghimpun kekuasaan, sehingga kepentingan pihak-pihak yang berkaitan tersebut dapat terakomodasi. Koalisi juga dapat diartikan sebagai bentuk persetujuan secara formal yang memiliki kontrak bersama di antara dua partai politik atau lebih, guna menjamin kekuasaan pemerintah atas dasar adanya suara dari mayoritas Singkatnya, istilah “koalisi” ini akan selalu berkaitan dengan hal-hal di bidang politik yakni berupa kerja sama atau penggabungan antara beberapa partai politik guna mencapai kepentingan bersama yakni salah satunya adalah untuk memperoleh suara terbanyak dalam sebuah pemilu. Koalisi ini ternyata dapat menjadi cara efektif untuk menjembatani beragam kepentingan partai politik untuk bersama-sama membangun dan menjalankan sebuah pemerintahan di suatu negara. Biasanya, koalisi ini diperlukan di negara-negara yang memiliki sistem parlementer, yakni dimana pemerintahannya memang dibentuk melalui koalisi supaya mendapatkan dukungan dari mayoritas di parlemen. Berbeda dengan negara yang memiliki sistem presidensial, yang mana menerapkan adanya sistem dwi partai, sehingga koalisi tidak menjadi sebuah keharusan. • Sifat-Sifat Koalisi Partai  Koalisi Taktis Koalisi taktis adalah sifat dari penggabungan partai politik yang dibangun tidak untuk memenuhi kepentingan visi dan ideologi dari partai-partai politik tersebut. Koalisi ini dibangun berkaitan dengan keputusan dari oligarki elit kekuasaan yang mana memegang kekuasaan tertinggi dalam sebuah partai.  Koalisi Strategis Koalisi strategis adalah sifat dari penggabungan partai politik yang dibangun untuk pemenuhan kepentingan visi dan ideologi dari partai politik, dengan tujuan secara bersama-sama membentuk suatu pemerintahan yang kuat serta bertahan lama. Biasanya, koalisi ini dibangun atas dasar kepentingan partai politik secara kelembagaan dan keputusannya dilakukan juga secara bersamasama dengan anggota koalisi lainnya. • Jenis-Jenis Koalisi Partai Secara garis besar, koalisi dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni:  Koalisi Potensial 92

Adalah suatu keadaan dimana terdapat sebuah kepentingan yang muncul, sehingga tindakan koalisi berpotensi untuk diambil. Dalam koalisi jenis ini, dibagi lagi menjadi dua hal, yaitu: Latent, yakni belum terbentuk menjadi sebuah koalisi aktif. Dormant, yakni sudah terbentuk koalisi sebelumnya tetapi sudah tidak aktif.  Koalisi Aktif Adalah jenis koalisi yang tengah berjalan. Dalam jenis ini, juga dibagi menjadi dua hal, yaitu: Koalisi Mapan (Established), berupa koalisi yang aktif, relatif stabil, dan berlangsung dalam rentang waktu yang tidak terbatas. Koalisi Temporer (Temporary), berupa koalisi yang dibentuk untuk jangka pendek dan hanya fokus pada suatu isu tunggal saja.  Koalisi Berulang (Recurring) Adalah koalisi temporer yang masih tetap berlanjut sebab isu tunggalnya belum terpecahkan. Kesimpulan: Singkatnya, istilah “koalisi” ini akan selalu berkaitan dengan hal-hal di bidang politik yakni berupa kerja sama atau penggabungan antara beberapa partai politik guna mencapai kepentingan bersama yakni salah satunya adalah untuk memperoleh suara terbanyak dalam sebuah pemilu. Koalisi ini ternyata dapat menjadi cara efektif untuk menjembatani beragam kepentingan partai politik untuk bersama-sama membangun dan menjalankan sebuah pemerintahan di suatu negara. Biasanya, koalisi ini diperlukan di negara-negara yang memiliki sistem parlementer, yakni dimana pemerintahannya memang dibentuk melalui koalisi supaya mendapatkan dukungan dari mayoritas di parlemen. C. Proses Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan suatu alternatif untuk memastikan keberlangsungan perusahaan. Dalam proses tersebut, perusahaan harus mempertimbangkan faktor internal dan eksternal yang memengaruhi pengambilan keputusan. Faktor internal contohnya sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan untuk pengambilan keputusan dengan baik, sementara faktor eksternal meliputi situasi dan kondisi lingkungan di luar perusahaan yang akan berdampak pada pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan adalah hal yang biasa dihadapi manusia sehari-hari dari yang sederhana hingga paling rumit. Kita dihadapkan untuk membuat keputusan setiap hari, segala sesuatu yang kita katakana dan lakukan adalah hasil dari keputusan, apakah kita membuatnya dengan sadar atau tidak. Untuk setiap pilihan, besar atau kecil, tidak ada rumus mudah untuk membuat keputusan yang tepat. Keputusan yang terbaik yang dapat dilakukan adalah untuk mendekatinya dari berbagai perspektif sebanyak mungkin dan kemudian memilih tindakan yang tampaknya masuk akal dan seimbang pada waktu itu. Mungkin ada beberapa pertanyaan, masalah dan keinginan yang ada pada diri kita dan tentu kita ingin menjawab semua pertanyaan, masalah dan keinginan dengan benar. Di dalam pengambilan keputusan ada beberapa alternative untuk memecahkan masalah. 93

Proses pengambilan keputusan sebagai usaha untuk menentukan satu alternative dari berbagai alternative untuk memecahkan suatu masalah. Menurut Salusu (2006), pengambilan keputusan adalah proses pemilihan suatu alternative cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi untuk menyelesaikan suatu masalah. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Handoko (2014), pengambilan keputusan sebagai proses di mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. Pengambilan keputusan merupakan bagian kunci kegiatan manajerial. Kegiatan ini memegang peranan penting, terutama melaksanakan fungsi perencanaan. Dalam proses perencanaan, pimpinan memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai, sumberdaya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakan tugas tersebut. Pengambilan keputusan merupakan proses kognitif yang kompleks dan sering didefinisikan sebagai suatu upaya memutuskan serangkaian tindakan tertentu. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses berpikir dalam menentukan pilihan terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah dengan langkah-langkah yang berurutan (Marquis dan Huston 2010). Dalam mengambil suatu keputusan sering terjadi pergolakan di dalam jiwa seseorang dalam mengambil keputusan. Hal itu dapat dipengaruhi oleh rasa intuisi, rasional, dan gejolak emosional. Berdasarkan beberapa teori yang ada, keputusan yang baik adalah suatu keputusan yang diambil setelah melalui beberapa tahapan dan proses dari mengidentifikasi masalah, menyusun berbagai alternatif, menganalis alternatif yang ada dengan pikiran yang jernih dan logis kemudian mengambil keputusan secara rasional dan berdasarkan intuisi. Setelah melalui beberapa tahapan dan proses tersebut hasilnya merupakan keputusan yang baik. Rasional adalah cara berpikir menggunakan penalaran atau logis berdasarkan data yang tersedia untuk mencari kebenaran faktual, keuntungan dan tingkat kepentingan. Memiliki kemampuan untuk berpikir rasional adalah suatu keinginan bagi banyak orang, karena cara berpikir rasional dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang memiliki kemampuan berpikir rasional dengan baik, akan memiliki motivasi yang kuat terhadap segala sesuatu, baik saat belajar, bekerja, beraktivitas maupun saat mengalami kegagalan atau suatu tekanan.

Bagaimana caranya mengambil keputusan secara logis dan sistematis dengan mempertimbangkan kedua faktor tersebut? Berikut adalah tahapannya:  Menetapkan keputusan: Sebelum memulai, Anda harus memastikan bahwa keputusan yang diambil realistis, dapat diukur, dan dilaksanakan sesuai waktu yang ditetapkan.  Mengumpulkan informasi: Anda harus mulai mengumpulkan informasi dengan melakukan penelitian primer dan sekunder. Contohnya, Anda bisa menyebar kuesioner, melalukan wawancara, atau mengumpulkan data-data eksternal yang berhubungan dengan industri Anda untuk mendukung pengambilan keputusan.  Menimbang semua faktor: Luangkan waktu untuk menimbang semua faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang dikumpulkan di tahap sebelumnya. Untuk membantu Anda dalam menjabarkan informasi terkait pengambilan keputusan, Anda dapat menerapkan alat-alat khusus dalam situasi tertentu: 94

 Cost-Benefit Analysis: melibatkan analisis biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh terkait pengambilan keputusan. Analisis ini akan membantu mengarahkan perusahaan untuk memilih keputusan yang memberikan manfaat maksimal dan meminimalkan biaya.  T-Chart: analisis komparatif untuk menimbang semua kelebihan dan kekurangan eksternal terkait pengambilan keputusan.  SWOT Analysis: analisis yang mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan perusahaan, serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi saat pengambilan keputusan.  Melaksanakan pengambilan keputusan: Anda harus memilih keputusan yang terbaik setelah menimbang faktor internal dan eksternal. Keputusan yang diambil harus sesuai dengan tujuan perusahaan dan membantu menyelesaikan beberapa tantangan yang dihadapi perusahaan Selanjutnya, ambil tindakan atas keputusan tersebut dan pastikan Anda juga mempersiapkan back-up plan jika suatu masalah terjadi.  Evaluasi setiap keputusan: Tinjau semua keputusan untuk memeriksa apakah tujuan sudah tercapai. Pertimbangkan juga terkait hal-hal yang bisa ditingkatkan untuk pengambilan keputusan di masa depan dengan mengumpulkan masukan dari anggota lainnya di perusahaan Anda. Kesimpulan: Pengambilan keputusan merupakan proses kognitif yang kompleks dan sering didefinisikan sebagai suatu upaya memutuskan serangkaian tindakan tertentu. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses berpikir dalam menentukan pilihan terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah dengan langkah-langkah yang berurutan (Marquis dan Huston 2010). Dalam mengambil suatu keputusan sering terjadi pergolakan di dalam jiwa seseorang dalam mengambil keputusan. D. Faktor Pendorong Terjadinya Praktek Politik Dinasti politik merupakan sebuah serangkaian strategi politik manusia yang bertujuan untuk memperoleh kekuasaan, agar kekuasaan tersebut tetap berada di pihaknya dengan cara mewariskan kekuasaan yang sudah dimiliki kepada orang lain yang mempunyai hubungan keluarga dengan pemegang kekuasaan sebelumnya. Itulah pengertian netral dari dinasti politik. Terdapat pula pengertian positif dan negatif tentang dinasti politik. Negatif dan positif tersebut bergantung pada proses dan hasil (outcomes) dari jabatan kekuasaan yang dipegang oleh jaringan dinasti politik bersangkutan. Jika proses pemilihannya fair dan demokratis serta kepemimpinan yang dijalankannya mendatangkan kebaikan dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat maka dinasti politik dapat berarti positif. Akan tetapi, bisa berarti negatif jika yang terjadi sebaliknya. Selain itu, positif dan negatif arti dinasti politik juga ditentukan oleh realitas kondisi sosial masyarakat, sistem hukum dan penegakan hukum, dan pelembagaan politik bersangkutan. Dinasti politik yang terdapat pada masyarakat dengan tingkat pendidikan politik yang rendah, sistem hukum dan penegakan hukum yang lemah serta pelembagaan politik yang belum mantap, maka dinasti politik dapat berarti negatif. Dinasti politik tidak bermasalah bila kondisinya berkebalikan dengan yang tersebut di atas, seperti dinasti politik Bush dan Kennedy di Amerika Serikat. Model dinasti politik itu merusak tatanan 95

demokrasi, bagaimana politik dinasti ini dipertahankan. Yaitu politik dinasti yang dilakukan secara vertikal dengan cara kekuasaan diwariskan secara turun temurun dalam sebuah keluarga. “Misalnya, dari ayah ke ibu kemudian anaknya. Dinasti model ini tidak terlalu berbahaya bagi proses demokratisasi dan pembangunan politik Indonesia. Yang berbahaya adalah dinasti politik horizontal dengan menancapkan kuku kekuasaannya dimana-mana. “Model seperti ini yang berbahaya, ada peran kekuasaan keluarga di mana-mana. Model dinasti politik itu merusak tatanan demokrasi, bagaimana politik dinasti ini dipertahankan. Yaitu politik dinasti yang dilakukan secara vertikal dengan cara kekuasaan diwariskan secara turun temurun dalam sebuah keluarga. Tentu saja praktik politik dinasti sendiri tidak akan tumbuh subur tanpa terdapat penyebab yang mendasarinya. Maka sudah selayaknya jika kita membuka kembali mengenai faktor yang mendorong terjadinya dinasti politik berikut ini: 1. Kompetisi politik yang tidak sehat Studi politik dinasti yang dilakukan oleh Ernesto Dal Bo, Pedro Dal Bo, dan Jason Snyder (2007) mengenai dinasti politik di Kongres Amerika Serikat sejak berdirinya tahun 1789 memberikan beberapa catatan. Pertama, terjadi korelasi antara dinasti politik dan kompetisi politik. Merebaknya politik dinasti berbanding lurus dengan kompetisi politik yang tidak sehat. Semakin tidak adil aturan main dalam kontestasi politik, semakin menyuburkan politik dinasti. Kedua, semakin lama seseorang menjadi anggota kongres, semakin cenderung mendorong keluarganya menjadi anggota lembaga tersebut. Kekuasaan yang cenderung memproduksi kekuasaan dalam dirinya dalam ungkapan mereka disebut dengan power begets power. 2. Nilai demokrasi yang tergerogoti Robert Michel (1911), dengan teorinya yang disebut hukum besi oligarki (the iron law of oligarchy). Intinya, bahkan dalam kepemimpinan organisasi yang demokratis, pemimpin cenderung mencengkeram kekuasaannya dan menggerogoti prinsip-prinsip demokrasi. Putnam (1976) juga mengingatkan, elite politik pemegang kekuasaan cenderung melanggengkan kekuasaan (self-perpetuating) meskipun mengakibatkan pembusukan terhadap institusi itu sendiri. 3. Sistem Kekerabatan Politik dinasti juga semakin meluas karena sistem kekerabatan, seperti favoritisme atau patronase, kroniisme, dan nepotisme. Kekhawatiran masyarakat sangat dipahami terkait merebaknya dinasti politik. Ini karena, menurut mantan Direktur Jenderal Otonomi Daerah Djohermansyah Djohan, pada tahun 2013 sebanyak 61 kepala daerah atau 11 persen dari semua kepala daerah di Indonesia mempunyai jaringan politik kekerabatan atau dinasti politik. Bahkan, gejala menguatnya dinasti politik telah menjebak demokrasi menuju dynast-ocracy (dinastokrasi) sudah diangkat dalam editorial The Jakarta Post edisi 21 Agustus 2008. 4. Oligarki Politik Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz menilai dinasti politik di Indonesia terjadi karena oligarki partai politik. Menurut Donal, situasi ini memperbesar peluang terjadinya praktik korupsi. Dinasti politik terjadi di semua negara, tapi di Indonesia itu terjadi karena kepartaian yang 96

oligarkis. potensi orang terjerat kasus korupsi karena harus menghidupi biaya partai politik yang mahal. Ia mencontohkannya dengan perkara korupsi Fuad Amin, mantan bupati Bangkalan. Ini biasa dilakukan ormas ekonomis, yang jadi kaki tangan politik. Kesimpulan A,B,C,D: Interaksi antaraktor dalam kehidupan organisasi akan selalu terkait dengan kekuasaan pengaruh, dan kepentingan. Setiap aktor dalam organisasi termasuk manajer akan berusaha meningkatkan kekuasaannya, baik kekuasaan berdasar kedudukan maupun kekuasaan pribadi, dalam rangka memburu kepentingan dan tujuannya. Aktivitas politik melibatkan kemampuan memainkan sumber kekuasaan dengan taktik politik tertentu untuk memenangkan kepentingan. Aktivitas politik merupakan sesuatu yang natural dan tidak dapat dicegah dalam interaksi antaraktor dalam kehidupan organisasi. Oleh karena itu, proses pengaruh-mempengaruhi merupakan hal yang wajar dalam kehidupan organisasi. Dengan kata lain, politik adalah suatu kenyataan sosial yang harus dihadapi oleh anggota organisasi, termasuk manajer. Ada ungkapan yang menarik meskipun kita tidak suka politik, kita tidak bisa menghindar dari politik. Model dinasti politik itu merusak tatanan demokrasi, bagaimana politik dinasti ini dipertahankan. Yaitu politik dinasti yang dilakukan secara vertikal dengan cara kekuasaan diwariskan secara turun temurun dalam sebuah keluarga. Model dinasti politik itu merusak tatanan demokrasi, bagaimana politik dinasti ini dipertahankan. Yaitu politik dinasti yang dilakukan secara vertikal dengan cara kekuasaan diwariskan secara turun temurun dalam sebuah keluarga. Pengambilan keputusan merupakan proses kognitif yang kompleks dan sering didefinisikan sebagai suatu upaya memutuskan serangkaian tindakan tertentu. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses berpikir dalam menentukan pilihan terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah dengan langkah-langkah yang berurutan (Marquis dan Huston 2010). Dalam mengambil suatu keputusan sering terjadi pergolakan di dalam jiwa seseorang dalam mengambil keputusan.

Pertanyaan: 1. Apa yang di maksud Politik menurut Gabriel A Almond? Jawab: Politik adalah kegiatan yang berhubungan dengan kendali pembuatan keputusan publik dalam masyarakat tertentu di wilayah tertentu, di mana kendali ini disokong lewat instrumen yang sifatnya otoritatif dan koersif. 2. Jelaskan sifat sifat koalisi partai? Jawab: • Koalisi Taktis Koalisi taktis adalah sifat dari penggabungan partai politik yang dibangun tidak untuk memenuhi kepentingan visi dan ideologi dari partai-partai politik tersebut. Koalisi ini dibangun berkaitan dengan keputusan dari oligarki elit kekuasaan yang mana memegang kekuasaan tertinggi dalam sebuah partai.

97

• Koalisi Strategis Koalisi strategis adalah sifat dari penggabungan partai politik yang dibangun untuk pemenuhan kepentingan visi dan ideologi dari partai politik, dengan tujuan secara bersamasama membentuk suatu pemerintahan yang kuat serta bertahan lama. Biasanya, koalisi ini dibangun atas dasar kepentingan partai politik secara kelembagaan dan keputusannya dilakukan juga secara bersama-sama dengan anggota koalisi lainnya.







  



3. Bagaimana caranya mengambil keputusan secara logis dan sistematis Jelaskan Tahapan apa saja? Jawab: Menetapkan keputusan: Sebelum memulai, Anda harus memastikan bahwa keputusan yang diambil realistis, dapat diukur, dan dilaksanakan sesuai waktu yang ditetapkan. Mengumpulkan informasi: Anda harus mulai mengumpulkan informasi dengan melakukan penelitian primer dan sekunder. Contohnya, Anda bisa menyebar kuesioner, melalukan wawancara, atau mengumpulkan data-data eksternal yang berhubungan dengan industri Anda untuk mendukung pengambilan keputusan. Menimbang semua faktor: Luangkan waktu untuk menimbang semua faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang dikumpulkan di tahap sebelumnya. Untuk membantu Anda dalam menjabarkan informasi terkait pengambilan keputusan, Anda dapat menerapkan alat-alat khusus dalam situasi tertentu: Cost-Benefit Analysis: melibatkan analisis biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh terkait pengambilan keputusan. Analisis ini akan membantu mengarahkan perusahaan untuk memilih keputusan yang memberikan manfaat maksimal dan meminimalkan biaya. T-Chart: analisis komparatif untuk menimbang semua kelebihan dan kekurangan eksternal terkait pengambilan keputusan. SWOT Analysis: analisis yang mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan perusahaan, serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi saat pengambilan keputusan. Melaksanakan pengambilan keputusan: Anda harus memilih keputusan yang terbaik setelah menimbang faktor internal dan eksternal. Keputusan yang diambil harus sesuai dengan tujuan perusahaan dan membantu menyelesaikan beberapa tantangan yang dihadapi perusahaan Selanjutnya, ambil tindakan atas keputusan tersebut dan pastikan Anda juga mempersiapkan back-up plan jika suatu masalah terjadi. Evaluasi setiap keputusan: Tinjau semua keputusan untuk memeriksa apakah tujuan sudah tercapai. Pertimbangkan juga terkait hal-hal yang bisa ditingkatkan untuk pengambilan keputusan di masa depan dengan mengumpulkan masukan dari anggota lainnya di perusahaan Anda. 4. Jelaskan Faktor apa saja yang mendorong terjadinya dinasti politik? Jawab:  Kompetisi politik yang tidak sehat

Studi politik dinasti yang dilakukan oleh Ernesto Dal Bo, Pedro Dal Bo, dan Jason Snyder (2007) mengenai dinasti politik di Kongres Amerika Serikat sejak berdirinya tahun 1789 memberikan 98

beberapa catatan. Pertama, terjadi korelasi antara dinasti politik dan kompetisi politik. Merebaknya politik dinasti berbanding lurus dengan kompetisi politik yang tidak sehat. Semakin tidak adil aturan main dalam kontestasi politik, semakin menyuburkan politik dinasti. Kedua, semakin lama seseorang menjadi anggota kongres, semakin cenderung mendorong keluarganya menjadi anggota lembaga tersebut. Kekuasaan yang cenderung memproduksi kekuasaan dalam dirinya dalam ungkapan mereka disebut dengan power begets power.  Nilai demokrasi yang tergerogoti Robert Michel (1911), dengan teorinya yang disebut hukum besi oligarki (the iron law of oligarchy). Intinya, bahkan dalam kepemimpinan organisasi yang demokratis, pemimpin cenderung mencengkeram kekuasaannya dan menggerogoti prinsip-prinsip demokrasi. Putnam (1976) juga mengingatkan, elite politik pemegang kekuasaan cenderung melanggengkan kekuasaan (self-perpetuating) meskipun mengakibatkan pembusukan terhadap institusi itu sendiri.  Sistem Kekerabatan Politik dinasti juga semakin meluas karena sistem kekerabatan, seperti favoritisme atau patronase, kroniisme, dan nepotisme. Kekhawatiran masyarakat sangat dipahami terkait merebaknya dinasti politik. Ini karena, menurut mantan Direktur Jenderal Otonomi Daerah Djohermansyah Djohan, pada tahun 2013 sebanyak 61 kepala daerah atau 11 persen dari semua kepala daerah di Indonesia mempunyai jaringan politik kekerabatan atau dinasti politik. Bahkan, gejala menguatnya dinasti politik telah menjebak demokrasi menuju dynast-ocracy (dinastokrasi) sudah diangkat dalam editorial The Jakarta Post edisi 21 Agustus 2008.  Oligarki Politik Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz menilai dinasti politik di Indonesia terjadi karena oligarki partai politik. Menurut Donal, situasi ini memperbesar peluang terjadinya praktik korupsi. Dinasti politik terjadi di semua negara, tapi di Indonesia itu terjadi karena kepartaian yang oligarkis. potensi orang terjerat kasus korupsi karena harus menghidupi biaya partai politik yang mahal. Ia mencontohkannya dengan perkara korupsi Fuad Amin, mantan bupati Bangkalan. Ini biasa dilakukan ormas ekonomis, yang jadi kaki tangan politik. 5. Apa yang dimaksud dengan koalisi menurut Andrew Heywood? Jawab: Penggabungan sekelompok partai politik yang berkompetisi, secara bersama-sama memiliki persepsi tentang kepentingan, atau dalam menghadapi ancaman serta dalam penggalangan energi kolektif.

99

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/politik-adalah/ https://media.neliti.com/media/publications/ https://www.kompasiana.com/airamikha https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-koalisi/ https://samahitawirotama.com/ https://kkp.go.id/brsdm https://hukamnas.com/

100

BAB IX 

Definisi Konflik

Thomas 1992 dalam Robbins 2003 mendefenisikan konflik merupakan proses yang bermula ketika satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif. Marquis dan Huston 1998 dalam Asmuji, 2012 mengatakan konflik adalah masalah internal dan eksternal yang terjadi sebagai akibat perbedaan pendapat, nilai-nilai, atau keyakinan dua orang atau lebih. Sedangkan menurut Handoko 1999 dalam Asmuji, 2012 konflik adalah segala macam interaksi pertentangan atau antogonistik antara dua pihak atau lebih. Menurut Ross yang dikutip Sumaryanto 2010 bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau Universitas Sumatera Utara tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. A. Perubahan Pandangan Tentang Konflik Robbins dan Judge dalam Wibowo 2013 juga membedakan perkembangan pandangan tersebut dalam tiga kategori:1. The traditional view of conflict. Merupakan keyakinan bahwa semua konflik adalah menyakitkan dan harus dihindari. Konflik dipandang negatif dan didiskusikan dengan terminologi seperti kekerasan, perusakan, dan tidak rasional. Konflik bersifat disfungsional sebagai hasil dari buruknya komunikasi, kurangnya keterbukaan dan kepercayaan di antara orang, dan kegagalan manajer merespon pada kebutuhan dan aspirasi pekerja. 2. The interaction view of conflict. Merupakan keyakinan bahwa konflik tidak hanya merupakan kekuatan positif dalam kelompok, tetapi juga kebutuhan mutlak bagi kelompok untuk berkinerja secara efektif. Menurut pandangan ini tingkat konflik minimal dapat membantu kelompok bergairah, melakukan kritik diri, dan kreatif. Menurut pandangan interactionist tidak semua konflik baik. Functional conflict yang mendukung tujuan kelompok dan memperbaiki kinerja merupakan bentuk konflik yang konstruktif. Sedang konflik yang mengganggu kinerja kelompok bersifat destruktif dan dinamakan dysfunctional conflict. Universitas Sumatera Utara 3. Resolution focused view of conflict. Merupakan pandangan bahwa konflik mungkin tidak dapat dihindarkan dikebanyakan organisasi dan lebih memfokus pada penyelesaian konflik produktif. Pandangan ini menemukan metode konstruktif untuk menyelesaikan konflik secara produktif sehingga pengaruh yang mengganggu dapat diminimalkan. No Pandangan Lama 1 Konflik dapat dihindarkan 2 Konflik disebabkan oleh kesalahankesalahan manajemen dalam perancangan dan pengelolaan organisasi atau oleh pengacau 3 Konflik mengganggu organisasi dan menghalanngi pelaksanaan secara optimal 4 Tugas Manajemen adalah menghilangkan konflik

Pandangan Baru Konflik tidak dapat dihindarkan Konflik timbul karena banyak sebab, termasuk struktur organisasi, perbedaan tujuan yang tidak dapat dihindarkan, perbedaan dalam persepsi dan nilai-nilai pribadi dan sebagainya. Konflik dapat membantu atau menghambat pelaksanaan kegiatan organisasi dalam berbagai derajat. Tugas manajemen adalah mengelola tingkat konflik dan penyelesaiannya.

101

5

Pelaksanaan kegiatan organisasi yang Pelaksanaan kegiatan organisasi yang optimal optimal membutuhkan penghapusan membutuhkan tingkat konflik yang moderat. konflik



Proses Terjadinya Konflik

Menurut Hendricks, proses terjadinya konflik dapat diidentifkasi menjadi 3 (tiga): 1. Tahap pertama: tahap peristiwa sehari-hari • Perasaan tidak puas yang terlupakan • Mulai mengedepankan kepentingan perorangan atau kelompok • Terjadi konflik terbuka atau tertutup • Hardjana, mengemukakan tingkatan konflik terdiri dari 6 macam: • Konflik yang mendahului • Kemungkinan konflik yang dilihat • Konflik yang dirasa • Perilaku yang tampak • Konflik ditekan atau dikelola • Dampak konflik 2. Tahap kedua: adanya tantangan 3. Tahap ketiga: timbulnya pertentangan 

Jenis Jenis Konflik

Secara umum konflik dibedakan atas dua, yaitu konflik internal dan eksternal. • Penyebab konflik internal: pertentangan antara perusahaan dengan karyawan karena sesuatu hal • Penyebab konflik eksternal: kondisi atau kejadian yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan Berdasarkan pihak-pihak yang bertentangan, maka konflik bisa dibedakan atas: 1. konflik dalam diri individu • Pertentangan yang dialami oleh seseorang karena apa yang dilakukan berbeda dengan hati nuraninya. • Konflik personal, antara orang yang satu dengan orang lainnya yang ada dalam satu organisasi 2. Konflik antarindividu dalam organisasi yang sama 3. Konflik antara individu dengan kelompok 102

• Konflik yang terjadi antara seorang individu yang ada dalam satu kelompok dengan orang-orang yang ada di kelompoknya • Pertentangan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya dalam saru organisasi, karena perbedaan kepentingan 4. Ponflik antarkelompok dalam organisasi yang sama 5. Ponflik antarorganisasi • terjadi karena persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian negara Secara sederhana konflik terjadi karena: • kegagalan komunikasi karena proses komunikasi tidak berlangsung secara baik • pesan sulit dipahami karena perbedaan pengetahuan • perbedaan pola pikir • perbedaan kepentingan • nilai-nilai yang diyakini setiap pihak • prosedur yang tidak jelas • suasana atau situasi lingkungan yang menekan, dll Kesimpulan: Merupakan keyakinan bahwa semua konflik adalah menyakitkan dan harus dihindari. Konflik dipandang negatif dan didiskusikan dengan terminologi seperti kekerasan, perusakan, dan tidak rasional. konflik tidak hanya merupakan kekuatan positif dalam kelompok, tetapi juga kebutuhan mutlak bagi kelompok untuk berkinerja secara efektif. Menurut pandangan ini tingkat konflik minimal dapat membantu kelompok bergairah, melakukan kritik diri, dan kreatif. Menurut pandangan interactionist tidak semua konflik baik. Merupakan pandangan bahwa konflik mungkin tidak dapat dihindarkan dikebanyakan organisasi dan lebih memfokus pada penyelesaian konflik produktif. Pandangan ini menemukan metode konstruktif untuk menyelesaikan konflik secara produktif sehingga pengaruh yang mengganggu dapat diminimalkan. B. Konflik Fungsional dan Disfungsional Berdasarkan fungsinya, Robbins (1996:430) membagi konflik menjadi konflik fungsional (Functional Conflict) dan konflik disfungsional (DysfunctionalConflict). 1.Konflik fungsional adalah konflik yang mendukung pencapaian tujuan kelompok. Konflik fungsional bersifat konstruktif dan membantu dalam meningkatkan kinerja organisasi. Konflik ini mendorong orang untuk bekerja lebih keras, bekerja sama dan lebih kreatif. Konflik ini berdampak positif atau dapat memberi manfaat atau keuntungan bagi organisasi yang bersangkutan. Sebagai contoh adalah konflik yang terjadi antara bagian staff akademik dengan bagian staff pengajar. Konflik tersebut bisa terjadi karena perberdaan cara pandangpara anggota bagian tersebut. Staff akademik hanya mengatur penjadwalan pengajarsesuai dengan mata kuliahnya. Tanpa menghiraukan berapa lama pengajar tersebut mengajar dalam satu hari. Sedangkan staff pengajar hanya dapat menerima jadwalyang sudah dibuat oleh staff akademik. Mungkin sebagian 103

pengajar mengeluh karena begitu padatnya jadwal yang telah dibuat. Maka staff pengajar melakukan komplenkepada staff akademik. Hal ini menyebakan staff akademik harus bekerja dua kaliuntuk mengatur ulang jadwal yang telah dibuat. 2. Konflik disfungsional adalah konflik yang merintangi pencapaian tujuan kelompok. Konflik disfungsional bersifat destruktif dan dapat menurunkan kinerja organisasi. Konflik disfungsional dapat diartikan setiap konfrontasi atau interaksi diantarakelompok yang merugikan organisasi atau menghalangi pencapai tujuan Organisasi. Contoh konflik ini adalah dua orang karyawan yang tidak bisa bekerja sama karena permusuhan pribadi, anggota komite yang tidak dapat menyetujui tujuan yang ditetapkan organisasi. Batas yang menentukan apakah suatu konflikfungsional atau disfungsional sering tidaktegas (kabur). Suatu konflik mungkin fungsional bagi suatu kelompok, tetapi tidak fungsional bagi kelompok yang lain. Begitu pula, konflik dapat fungsional pada waktu tertentu, tetapi tidak fungsional diwaktu yanglain. Kriteria yang membedakan apakah suatu konflik fungsional atau disfungsional adalah dampak konflik tersebut terhadap kinerja kelompok, bukan pada kinerja individu. Jika konflik tersebut dapat meningkatkan kinerja kelompok, walaupun kurang memuaskan bagiindividu, maka konflik tersebut dikatakan fungsional. Demikian sebaliknya, jika konflik tersebut hanya memuaskan individu saja, tetapi menurunkan kinerja kelompok maka konflik tersebut disfungsional. Kesimpulan: Kriteria yang membedakan apakah suatu konflik fungsional atau disfungsional adalah dampak konflik tersebut terhadap kinerja kelompok, bukan pada kinerja individu. Jika konflik tersebut dapat meningkatkan kinerja kelompok, walaupun kurang memuaskan bagiindividu, Maka konflik tersebut disebut fungsional. Pertanyaan: 1. Apa yang dimaksud dengan konflik Fungsional dan contohnya? Jawab: Konflik fungsional merupakan konflik yang mendukung tercapainya tujuan organisasi dan bersifat konstruktif. Contohnya, persaingan antara organisasi pramuka dan OSIS di sebuah sekolah yang lantas mendorong masing-masing kelompok berlomba dalam meraih prestasi. 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konflik menurut Thomas 1992 dalam Robbins 2003, Proses terjadinya konflik dan jenis – jenis konflik? Jawab: Thomas 1992 dalam Robbins 2003 mendefenisikan konflik merupakan proses yang bermula ketika satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif. Marquis dan Huston 1998 dalam Asmuji, 2012 mengatakan konflik adalah masalah internal dan eksternal yang terjadi sebagai akibat perbedaan pendapat, nilai-nilai, atau keyakinan dua orang atau lebih. Sedangkan menurut Handoko 1999 dalam Asmuji, 2012 konflik adalah segala macam interaksi pertentangan atau antogonistik antara dua pihak atau lebih. Menurut Ross yang dikutip Sumaryanto 2010 bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau Universitas Sumatera Utara tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.

104



Proses Terjadinya Konflik

Menurut Hendricks, proses terjadinya konflik dapat diidentifkasi menjadi 3 (tiga): 2. Tahap pertama: tahap peristiwa sehari-hari • Perasaan tidak puas yang terlupakan • Mulai mengedepankan kepentingan perorangan atau kelompok • Terjadi konflik terbuka atau tertutup • Hardjana, mengemukakan tingkatan konflik terdiri dari 6 macam: • Konflik yang mendahului • Kemungkinan konflik yang dilihat • Konflik yang dirasa • Perilaku yang tampak • Konflik ditekan atau dikelola • Dampak konflik 2. Tahap kedua: adanya tantangan 3. Tahap ketiga: timbulnya pertentangan 

Jenis Jenis Konflik

Secara umum konflik dibedakan atas dua, yaitu konflik internal dan eksternal. • Penyebab konflik internal: pertentangan antara perusahaan dengan karyawan karena sesuatu hal • Penyebab konflik eksternal: kondisi atau kejadian yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan Berdasarkan pihak-pihak yang bertentangan, maka konflik bisa dibedakan atas: 1. konflik dalam diri individu • Pertentangan yang dialami oleh seseorang karena apa yang dilakukan berbeda dengan hati nuraninya. • Konflik personal, antara orang yang satu dengan orang lainnya yang ada dalam satu organisasi 2. Konflik antarindividu dalam organisasi yang sama 3. Konflik antara individu dengan kelompok • Konflik yang terjadi antara seorang individu yang ada dalam satu kelompok dengan orang-orang yang ada di kelompoknya • Pertentangan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya dalam saru organisasi, karena perbedaan kepentingan 105

4. Ponflik antarkelompok dalam organisasi yang sama 5. Ponflik antarorganisasi • terjadi karena persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian negara Secara sederhana konflik terjadi karena: • kegagalan komunikasi karena proses komunikasi tidak berlangsung secara baik • pesan sulit dipahami karena perbedaan pengetahuan • perbedaan pola pikir • perbedaan kepentingan • nilai-nilai yang diyakini setiap pihak • prosedur yang tidak jelas • suasana atau situasi lingkungan yang menekan. 3. Sebutkan jenis jenis konflik? Jawab: Secara umum konflik dibedakan atas dua, yaitu konflik internal dan eksternal. • Penyebab konflik internal: pertentangan antara perusahaan dengan karyawan karena sesuatu hal • Penyebab konflik eksternal: kondisi atau kejadian yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan Berdasarkan pihak-pihak yang bertentangan, maka konflik bisa dibedakan atas: 1. konflik dalam diri individu • Pertentangan yang dialami oleh seseorang karena apa yang dilakukan berbeda dengan hati nuraninya. • Konflik personal, antara orang yang satu dengan orang lainnya yang ada dalam satu organisasi 2. Konflik antarindividu dalam organisasi yang sama 3. Konflik antara individu dengan kelompok • Konflik yang terjadi antara seorang individu yang ada dalam satu kelompok dengan orang-orang yang ada di kelompoknya • Pertentangan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya dalam saru organisasi, karena perbedaan kepentingan 4. Ponflik antarkelompok dalam organisasi yang sama 5. Ponflik antarorganisasi • terjadi karena persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian negara.

106

4.

Jelaskan proses terjadinya Konflik Menurut Hendricks?

Jawab: proses terjadinya konflik dapat diidentifkasi menjadi 3 (tiga): 2.

Tahap pertama: tahap peristiwa sehari-hari

• Perasaan tidak puas yang terlupakan • Mulai mengedepankan kepentingan perorangan atau kelompok • Terjadi konflik terbuka atau tertutup • Hardjana, mengemukakan tingkatan konflik terdiri dari 6 macam: • Konflik yang mendahului • Kemungkinan konflik yang dilihat • Konflik yang dirasa • Perilaku yang tampak • Konflik ditekan atau dikelola • Dampak konflik 2. Tahap kedua: adanya tantangan 3. Tahap ketiga: timbulnya pertentangan

5.

Apa yang dimaksud dengan Konflik menurut Marquis dan Huston 1998 dalam Asmuji, 2012

Jawab: adalah masalah internal dan eksternal yang terjadi sebagai akibat perbedaan pendapat, nilai-nilai, atau keyakinan dua orang atau lebih.

107

DAFTAR PUSTAKA

https://text-id.123dok.com/ http://ariefdotcom.blogspot.com/ https://www.academia.edu/

108

BAB X 

Definisi Konflik

Thomas 1992 dalam Robbins, 2003 mendefenisikan konflik merupakan proses yang bermula ketika satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif. Marquis dan Huston 1998 dalam Asmuji, 2012 mengatakan konflik adalah masalah internal dan eksternal yang terjadi sebagai akibat perbedaan pendapat, nilai-nilai, atau keyakinan dua orang atau lebih. Sedangkan menurut Handoko 1999 dalam Asmuji, 2012 konflik adalah segala macam interaksi pertentangan atau antogonistik antara dua pihak atau lebih. Menurut Ross yang dikutip Sumaryanto 2010 bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau Universitas Sumatera Utara tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. A. Perubahan Pandangan Tentang Konflik Robbins dan Judge dalam Wibowo 2013 juga membedakan perkembangan pandangan tersebut dalam tiga kategori:1. The traditional view of conflict. Merupakan keyakinan bahwa semua konflik adalah menyakitkan dan harus dihindari. Konflik dipandang negatif dan didiskusikan dengan terminologi seperti kekerasan, perusakan, dan tidak rasional. Konflik bersifat disfungsional sebagai hasil dari buruknya komunikasi, kurangnya keterbukaan dan kepercayaan di antara orang, dan kegagalan manajer merespon pada kebutuhan dan aspirasi pekerja. 2. The interaction view of conflict. Merupakan keyakinan bahwa konflik tidak hanya merupakan kekuatan positif dalam kelompok, tetapi juga kebutuhan mutlak bagi kelompok untuk berkinerja secara efektif. Menurut pandangan ini tingkat konflik minimal dapat membantu kelompok bergairah, melakukan kritik diri, dan kreatif. Menurut pandangan interactionist tidak semua konflik baik. Functional conflict yang mendukung tujuan kelompok dan memperbaiki kinerja merupakan bentuk konflik yang konstruktif. Sedang konflik yang mengganggu kinerja kelompok bersifat destruktif dan dinamakan dysfunctional conflict. Universitas Sumatera Utara 3. Resolution focused view of conflict. Merupakan pandangan bahwa konflik mungkin tidak dapat dihindarkan dikebanyakan organisasi dan lebih memfokus pada penyelesaian konflik produktif. Pandangan ini menemukan metode konstruktif untuk menyelesaikan konflik secara produktif sehingga pengaruh yang mengganggu dapat diminimalkan. No Pandangan Lama 1 Konflik dapat dihindarkan 2 Konflik disebabkan oleh kesalahankesalahan manajemen dalam perancangan dan pengelolaan organisasi atau oleh pengacau 3 Konflik mengganggu organisasi dan menghalanngi pelaksanaan secara optimal 4 Tugas Manajemen adalah menghilangkan konflik

Pandangan Baru Konflik tidak dapat dihindarkan Konflik timbul karena banyak sebab, termasuk struktur organisasi, perbedaan tujuan yang tidak dapat dihindarkan, perbedaan dalam persepsi dan nilai-nilai pribadi dan sebagainya. Konflik dapat membantu atau menghambat pelaksanaan kegiatan organisasi dalam berbagai derajat. Tugas manajemen adalah mengelola tingkat konflik dan penyelesaiannya.

109

5

Pelaksanaan kegiatan organisasi yang Pelaksanaan kegiatan organisasi yang optimal optimal membutuhkan penghapusan membutuhkan tingkat konflik yang moderat. konflik



Proses Terjadinya Konflik

Menurut Hendricks, proses terjadinya konflik dapat diidentifkasi menjadi 3 (tiga): 3. Tahap pertama: tahap peristiwa sehari-hari • Perasaan tidak puas yang terlupakan • Mulai mengedepankan kepentingan perorangan atau kelompok • Terjadi konflik terbuka atau tertutup • Hardjana, mengemukakan tingkatan konflik terdiri dari 6 macam: • Konflik yang mendahului • Kemungkinan konflik yang dilihat • Konflik yang dirasa • Perilaku yang tampak • Konflik ditekan atau dikelola • Dampak konflik 2. Tahap kedua: adanya tantangan 3. Tahap ketiga: timbulnya pertentangan 

Jenis Jenis Konflik

Secara umum konflik dibedakan atas dua, yaitu konflik internal dan eksternal. • Penyebab konflik internal: pertentangan antara perusahaan dengan karyawan karena sesuatu hal • Penyebab konflik eksternal: kondisi atau kejadian yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan Berdasarkan pihak-pihak yang bertentangan, maka konflik bisa dibedakan atas: 1. konflik dalam diri individu • Pertentangan yang dialami oleh seseorang karena apa yang dilakukan berbeda dengan hati nuraninya. • Konflik personal, antara orang yang satu dengan orang lainnya yang ada dalam satu organisasi 2. Konflik antarindividu dalam organisasi yang sama 3. Konflik antara individu dengan kelompok 110

• Konflik yang terjadi antara seorang individu yang ada dalam satu kelompok dengan orang-orang yang ada di kelompoknya • Pertentangan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya dalam saru organisasi, karena perbedaan kepentingan 4. Ponflik antarkelompok dalam organisasi yang sama 5. Ponflik antarorganisasi • terjadi karena persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian negara Secara sederhana konflik terjadi karena: • kegagalan komunikasi karena proses komunikasi tidak berlangsung secara baik • pesan sulit dipahami karena perbedaan pengetahuan • perbedaan pola pikir • perbedaan kepentingan • nilai-nilai yang diyakini setiap pihak • prosedur yang tidak jelas • suasana atau situasi lingkungan yang menekan, dll Kesimpulan: Merupakan keyakinan bahwa semua konflik adalah menyakitkan dan harus dihindari. Konflik dipandang negatif dan didiskusikan dengan terminologi seperti kekerasan, perusakan, dan tidak rasional. konflik tidak hanya merupakan kekuatan positif dalam kelompok, tetapi juga kebutuhan mutlak bagi kelompok untuk berkinerja secara efektif. Menurut pandangan ini tingkat konflik minimal dapat membantu kelompok bergairah, melakukan kritik diri, dan kreatif. Menurut pandangan interactionist tidak semua konflik baik. Merupakan pandangan bahwa konflik mungkin tidak dapat dihindarkan dikebanyakan organisasi dan lebih memfokus pada penyelesaian konflik produktif. Pandangan ini menemukan metode konstruktif untuk menyelesaikan konflik secara produktif sehingga pengaruh yang mengganggu dapat diminimalkan. B. Konflik Fungsional dan Disfungsional Berdasarkan fungsinya, Robbins (1996:430) membagi konflik menjadi konflik fungsional (Functional Conflict) dan konflik disfungsional (DysfunctionalConflict). 1.Konflik fungsional adalah konflik yang mendukung pencapaian tujuan kelompok. Konflik fungsional bersifat konstruktif dan membantu dalam meningkatkan kinerja organisasi. Konflik ini mendorong orang untuk bekerja lebih keras, bekerja sama dan lebih kreatif. Konflik ini berdampak positif atau dapat memberi manfaat atau keuntungan bagi organisasi yang bersangkutan. Sebagai contoh adalah konflik yang terjadi antara bagian staff akademik dengan bagian staff pengajar. Konflik tersebut bisa terjadi karena perberdaan cara pandangpara anggota bagian tersebut. Staff akademik hanya mengatur penjadwalan pengajarsesuai dengan mata kuliahnya. Tanpa menghiraukan berapa lama pengajar tersebut mengajar dalam satu hari. Sedangkan staff pengajar hanya dapat menerima jadwalyang sudah dibuat oleh staff akademik. Mungkin sebagian 111

pengajar mengeluh karena begitu padatnya jadwal yang telah dibuat. Maka staff pengajar melakukan komplenkepada staff akademik. Hal ini menyebakan staff akademik harus bekerja dua kaliuntuk mengatur ulang jadwal yang telah dibuat. 2. Konflik disfungsional adalah konflik yang merintangi pencapaian tujuan kelompok. Konflik disfungsional bersifat destruktif dan dapat menurunkan kinerja organisasi. Konflik disfungsional dapat diartikan setiap konfrontasi atau interaksi diantarakelompok yang merugikan organisasi atau menghalangi pencapai tujuan Organisasi. Contoh konflik ini adalah dua orang karyawan yang tidak bisa bekerja sama karena permusuhan pribadi, anggota komite yang tidak dapat menyetujui tujuan yang ditetapkan organisasi. Batas yang menentukan apakah suatu konflikfungsional atau disfungsional sering tidaktegas (kabur). Suatu konflik mungkin fungsional bagi suatu kelompok, tetapi tidak fungsional bagi kelompok yang lain. Begitu pula, konflik dapat fungsional pada waktu tertentu, tetapi tidak fungsional diwaktu yanglain. Kriteria yang membedakan apakah suatu konflik fungsional atau disfungsional adalah dampak konflik tersebut terhadap kinerja kelompok, bukan pada kinerja individu. Jika konflik tersebut dapat meningkatkan kinerja kelompok, walaupun kurang memuaskan bagiindividu, maka konflik tersebut dikatakan fungsional. Demikian sebaliknya, jika konflik tersebut hanya memuaskan individu saja, tetapi menurunkan kinerja kelompok maka konflik tersebut disfungsional. Kesimpulan A, B: Kriteria yang membedakan apakah suatu konflik fungsional atau disfungsional adalah dampak konflik tersebut terhadap kinerja kelompok, bukan pada kinerja individu. Jika konflik tersebut dapat meningkatkan kinerja kelompok, walaupun kurang memuaskan bagiindividu, Maka konflik tersebut disebut fungsional. Merupakan keyakinan bahwa semua konflik adalah menyakitkan dan harus dihindari. Konflik dipandang negatif dan didiskusikan dengan terminologi seperti kekerasan, perusakan, dan tidak rasional. konflik tidak hanya merupakan kekuatan positif dalam kelompok, tetapi juga kebutuhan mutlak bagi kelompok untuk berkinerja secara efektif. Menurut pandangan ini tingkat konflik minimal dapat membantu kelompok bergairah, melakukan kritik diri, dan kreatif. Menurut pandangan interactionist tidak semua konflik baik. Merupakan pandangan bahwa konflik mungkin tidak dapat dihindarkan dikebanyakan organisasi dan lebih memfokus pada penyelesaian konflik produktif. Pandangan ini menemukan metode konstruktif untuk menyelesaikan konflik secara produktif sehingga pengaruh yang menunggu dapat diminimalkan.

Pertanyaan: 1. Apa yang dimaksud dengan konflik Fungsional dan contohnya? Jawab: Konflik fungsional merupakan konflik yang mendukung tercapainya tujuan organisasi dan bersifat konstruktif. Contohnya, persaingan antara organisasi pramuka dan OSIS di sebuah sekolah yang lantas mendorong masing-masing kelompok berlomba dalam meraih prestasi. 2. Mengapa Konflik Fungsional dibutuhkan dalam organiasi? Jawab: Konflik fungsional dibutuhkan dalam organisasi karena konflik fungsional mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi serta dapat membantu dalam hal perbaikan kinerja organisasi maupun kelompok tanpa merintangi pencapaian tujuan kelompok. 112

3. Sebutkan jenis jenis konflik? Jawab: Secara umum konflik dibedakan atas dua, yaitu konflik internal dan eksternal. • Penyebab konflik internal: pertentangan antara perusahaan dengan karyawan karena sesuatu hal • Penyebab konflik eksternal: kondisi atau kejadian yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan Berdasarkan pihak-pihak yang bertentangan, maka konflik bisa dibedakan atas: 1. konflik dalam diri individu • Pertentangan yang dialami oleh seseorang karena apa yang dilakukan berbeda dengan hati nuraninya. • Konflik personal, antara orang yang satu dengan orang lainnya yang ada dalam satu organisasi 2. Konflik antarindividu dalam organisasi yang sama 3. Konflik antara individu dengan kelompok • Konflik yang terjadi antara seorang individu yang ada dalam satu kelompok dengan orang-orang yang ada di kelompoknya • Pertentangan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya dalam saru organisasi, karena perbedaan kepentingan 4. Ponflik antarkelompok dalam organisasi yang sama 5. Ponflik antarorganisasi • terjadi karena persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian negara.

4. Jelaskan proses terjadinya Konflik Menurut Hendricks? Jawab: proses terjadinya konflik dapat diidentifkasi menjadi 3 (tiga): 3.

Tahap pertama: tahap peristiwa sehari-hari

• Perasaan tidak puas yang terlupakan • Mulai mengedepankan kepentingan perorangan atau kelompok • Terjadi konflik terbuka atau tertutup • Hardjana, mengemukakan tingkatan konflik terdiri dari 6 macam: • Konflik yang mendahului • Kemungkinan konflik yang dilihat

113

• Konflik yang dirasa • Perilaku yang tampak • Konflik ditekan atau dikelola • Dampak konflik 2. Tahap kedua: adanya tantangan 3. Tahap ketiga: timbulnya pertentangan

5. Apa yang dimaksud dengan Konflik menurut Marquis dan Huston 1998 dalam Asmuji, 2012 Jawab: adalah masalah internal dan eksternal yang terjadi sebagai akibat perbedaan pendapat, nilai-nilai, atau keyakinan dua orang atau lebih.

114

DAFTAR PUSTAKA

https://text-id.123dok.com/ http://ariefdotcom.blogspot.com/ https://www.academia.edu/

115

BAB XI Menurut Porter dan Lawler dalam (Wijono, 2010) mengatakan bahwa prestasi kerja merupakan sebuah bentuk penghargaan atas pencapaian seseorang dalam pekerjaannya dengan standar keberhasilan yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut. Prestasi kerja merupakan suatu usaha karyawan untuk mencapai tujuan melalui produktivitas kerja yang ditunjukkan secara kuantitas maupun kualitas (Wijono, 2010). Menurutnya, hal tersebut dicapai dengan cara menjalankan atau menyempurnakan tugas secara efisien dan efektif dalam organisasi. Dimensi dimensi prestasi kerja yang dapat dijadikan contoh dalam penilaian kinerja dapat meliputi di antaraya kualitas atau mutu kerja, keefektifan kerja, sikap positif, kehadiran, dan hubungan dengan teman kerja sedangkan Kelompok merupakan unit sosial yang terdiri dari himpunan individu yang memiliki kesamaan kebutuhan, minat, aspirasi, dan memiliki hubungan, interaksi serta ketergantungan antara satu dengan yang lainnya yang diatur oleh norma-norma tertentu. A. Pengertian Kelompok Kelompok adalah individu yang hidup bersama dalam suatu ikatan, serta terdapat dalam ikatan hidup bersama tersebut adanya interaksi dan interrelasi sosial, serta organisasi antar anggota. Kelompok merupakan inti kehidupan dalam masyarakat. Secara sosiologi, kelompok adalah suatu kumpulan dari orang-orang yang mempunyai hubungan dan berinteraksi, dimana dapat mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama Menurut Huky (1987), kelompok merupakan suatu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi. Kelompok atau group adalah kumpulan dari individu yang berinteraksi satu sama lain, pada umumnya hanya untuk melakukan pekerjaan, untuk meningkatan hubungan antar individu, atau bisa saja untuk keduanya. Kesimpulan: Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang selalu berkomunikasi secara dekat dan sering satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan dan yang secara sadar merasa menjadi bagian dari kelompok dengan norma, peran, sistem struktur, fungsi dan tugas tertentu. B. Pengertian Prestasi Kerja Prestasi kerja adalah pengorbanan jasa, jasmani dan pikiran untuk menghasilkan barang barang atau jasa-jasa dengan memperoleh imbalan prestasi tertentu. Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya Menurut Hasibuan (1995:105), prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. vancevich (1989) menyatakan pengertian prestasi kerja adalah hasil yang diharapkan dari setiap perilaku pegawai. Perilaku yang berhubungan dengan prestasi kerja adalah perilaku yang berkaitan langsung dengan tugas-tugas pekerjaan dan tujuan untuk mencapai sasaran. Kesimpulan: Sebagai alat bagi perusahaan untuk mengambil keputusan tentang karyawan, penilaian kinerja memiliki landasan yang sangat penting. Penilaian kinerja memiliki banyak kegunaan dalam organisasi.

116

C. Hubungan Konflik dan Prestasi Kerja Banyak orang secara otomatis menganggap bahwa konflik berkaitan dengan rendahnya prestasi kelompok atau organisasi. Ketika tingkat konflik yang terjadi terlalu rendah, maka prestasi rendah karena kurangnya dorongan dan rangsangan. Orang merasakan lingkungannya terlalu menyenangkan dan nyaman, apatis dan terjadi adanya stagnasi. Jika mereka tidak dihadapkan pada tantangan mereka tidak akan mencari cara-cara atau ide-ide baru, dan organisasi lambat beradaptasi dengan perubahan dari faktor lingkungan eksternal. Di sisi lain ketika tingkat konflik yang terjadi sangat tinggi, prestasi rendah karena kurangnya koordinasi dan kerjasama. Organisasi dalam keadaan kacau beliau, dimana masing-masing orang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mempertahankan/membela dirinya dan menyerang kelompok lain dari pada melakukan tugas-tugas yang produktif Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat konflik yang dialami maka semakin rendah kinerja karyawan tersebut. Demikian pula, karyawan yang mengalami lebih sedikit konflik lebih cenderung berkinerja lebih baik.

Kesimpulan Dari Keseluruhan point A, B dan C Karena konflik yang terjadi mempengaruhi kinerja karyawan, kinerja karyawan menurun, aktivitas kerja terhambat, tujuan yang direncanakan tidak tercapai, dan tekanan emosional menghambat karyawan untuk bekerja secara maksimal. Pertanyaan: 1. Jelaskan yang dimakud dengan pengertian Kelompok? Jawab: Kelompok adalah individu yang hidup bersama dalam suatu ikatan, serta terdapat dalam ikatan hidup bersama tersebut adanya interaksi dan interrelasi sosial, serta organisasi antar anggota. Kelompok merupakan inti kehidupan dalam masyarakat 2.

Jelaskan yang dimaksud dengan pengertian prestasi kerja? Jawab: Prestasi kerja adalah pengorbanan jasa, jasmani dan pikiran untuk menghasilkan barang barang atau jasa-jasa dengan memperoleh imbalan prestasi tertentu. Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

3. Bagaimana pengaruh konflik terhadap performansi kerja? Jawab: Akibat dari konflik yang pernah terjadi tersebut dapat mempengaruhi kinerja pada karyawan, kinerja karyawan menurun, kegiatan pekerjaan menjadi terhambat, target yang direncanakan tidak tercapai, serta suasana hati yang tidak baik membuat karyawan bekerja dengan kurang maksimal. 4.

Apa itu kelompok menurut para ahli? Jawab: Sarwono (2009) mendefinisikan kelompok sebagai sekelompok (dua orang atau lebih) yang memiliki persepsi sebagai satu kesatuan serta memiliki perasaan sebagai bagian dari kelompok, memiliki tujuan bersama dan saling ketergantungan satu sama lain.

117

5.

Apa maksud dan tujuan penilaian prestasi kerja? Jawab: Menurut Hasibuan (2005) tujuan penilaian prestasi kerja karyawan sebagai berikut: Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi, demosi, pemberhentian dan penetapan besarnya balas jasa. Untuk mengukur prestasi karyawan yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses dalam pekerjaannya.

118

DAFTAR PUSTAKA

https://www.e-jurnal.com/2014/02/pengertian-prestasi-kerja.html http://digilib.uinsby.ac.id/3200/5/Bab%202.pdf https://yandrisyafii.blogspot.com/2015/12/konflik-dalam-organisasi.html

119

BAB XII Sering kita mendengar kata “organisasi” dalam kehidupan dilingkungan masyarakat maupun dunia pekerjaan atau kampus, namun terkadang kita sering dibingungkan oleh definisi dari organisasi dengan segala aspek dan istilah yang menyertainya. Organisasi secara bahasa berasal dari bahasa Yunani Organon yang bearti alat atau instrumen. Secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. bahwasanya yang dinamakan organisasi itu adalah sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan organisais). Agar tujuan organisais dan tujuan individu dapat tercapai secara selaras dan harmonis maka diperlukan kerjasama dan usaha yang sungguh-sungguh dari kedua belah pihak (pengurus organisais dan anggota organisais) untuk bersama-sama berusaha saling memenuhi kewajiban masing-masing secara bertanggung jawab, sehingga pada saat masing-masing mendapatkan haknya dapat memenuhi rasa keadilan baik bagi anggota organisais maupun bagi pengurus organisais yang berwenang.

A.

Bagian Dasar Organisasi

Untuk menyusun organisasi yang baik perlu memperhatikan hal-hal berikut: 1). Memiliki tujuan yang jelas, organisasi yang memiliki tujuan yang jelas berarti memiliki arah yang jelas. Tujuan tersebut menentukan adanya keteraturan dalam gerak langkah organisasi. Jika organisasi tidak memiliki arah yang jelas akan menimbulkan masalah di masa akan datang. 2). Terdapat pendelegasian tugas dan wewenang, pedelegasian memiliki beberapa manfaat antara lain: Pertama pimpinan dapat lebih memiliki fokus pada masalah kebijakan, rencana strategis dan pengembangan organisasi, Kedua bawahan memiliki rasa percaya diri dalam menyelesaikan permasalahan pekerjaan, Ketiga tingkat ketergantungan bawahan terhadap pimpinan berkurang. 3). Memiliki struktur yang mendorong kreativitas para anggota organisasi. 4). Memiliki satu kesatuan komando, Kesatuan komando diperlukan guna meminimalkan kebingungan dan konflik bawahan. Setiap pekerjaan dideskripsikan dengan jelas agar tidak tumpang tindih sehingga teratur dan terencana dengan baik. 5). Ada pembagian tugas yang jelas, pembagian tugas memiliki imflikasi pada adanya keteraturan dan kejelasan wewenang dan tanggung jawab dalam suatu pekerjaa Kesimpulan: organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. bahwasanya yang dinamakan organisasi itu adalah sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan organisais).

120

B. Desain Organisasi Struktur Organisasi Sederhana dan Modern ○ Struktur Organisasi Ada enam elemen kunci yang perlu diteliti oleh para manajer ketika mau mendesain struktur, antara lain: 1). Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri. 2). Departementalisasi. Landasan yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersamasama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan. 3). Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab untuk siapa. 4). Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif. 5). Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi. 6). Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan. Desain organisasi yang umum adalah sebagai berikut: ○ Struktur sederhana Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang lapang, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama. Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas. Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tak memadai tatkala sebuah organisasi mengembang karena formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan keunggulan beban (overload) di puncak. ○ Desain Struktur Organisasi Modern 1). Struktur tim Struktur tim adalah pemanfaatan tim sebagai perangkat sentral untuk mengoordinasikan kegiatankegiatan kerja. Karakteristik utama struktur tim adalah bahwa struktr ini menghentikan kendalakendala departemental dan mendesentralisasi pengambilan keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur tim juga mendorong karyawan untuk menjadi generalis sekaligus spesialis. 2). Organisasi virtual Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi-fungsi utama bidang usaha secara detail. 3). Organisasi Nirbatas 121

Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berupaya mencerai-beraikan rantai komando, ada rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan tim yang diberdayakan. ○ Model desain struktur organisasi Ada dua model ekstrem dari desain organisasi: 1). Model mekanistis, yaitu sebuah struktur yang dicirikan oleh departementalisasi yang lapang, formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang terbatas, dan sentralisasi. 2). Model organik, yaitu sebuah struktur yang rata, memakai tim lintas hierarki dan lintas fungsi, ada formalisasi yang rendah, ada jaringan informasi yang komprehensif, dan mengandalkan pengambilan keputusan secara partisipatif. 3). Model Piramid, model ini di buat persis sebuah piramida. 4). Model Horizontal, Model ini diproduksi dengan manarik garis lurus secara horizontal dengan pembagian funsional masing-masing bersama tugasnya masi-masing ○ Faktor penentu struktur organisasi Sebagian organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan sebagian lainnya mengikuti karakteristik organik. Berikut adalah faktor-faktor utama yang diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu struktur suatu organisasi. 1). Strategi Struktur organisasi adalah salah satu fasilitas yang dipergunakan manajemen untuk sampai tujuannya. Karena tujuan diturunkan dari strategi organisasi secara semuanya, logis jikalau strategi dan struktur harus terkait ketat. tepatnya, struktur harus mengikuti strategi. Bila manajemen menerapkan perubahan signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini. Sebagian agung kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi -inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi- dan pada desain struktur yang berfungsi dengan patut untuk masing-masing dimensi. Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan dikenalkannya produk dan afal yang berguna baru yang menjadi andalan. Strategi minimalisasi biaya adalah strategi yang menekankan pengendalian biaya secara sempit, menghindari pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang tak perlu, dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah strategi yang mencoba masuk ke produkproduk atau pasar-pasar baru hanya sesudah viabilitas terbukti. 2). Ukuran organisasi Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi secara signifikan memengaruhi strukturnya. Sebagai contoh, organisasi-organisasi agung yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung ada banyak spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan kepastian daripada organisasi kecil. Namun, hubungan itu tak bersifat linier. Alihalih, ukuran memengaruhi struktur dengan kadar yang semakin menurun. Dampak ukuran menjadi kurang penting masa organisasi bertambah lapang.

122

3). Teknologi Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input menjadi output. Setiap organisasi paling tak ada satu teknologi untuk mengubah sumber kekuatan finansial, SDM, dan sumber kekuatan fisik menjadi produk atau afal yang berguna. 4). Babak yang terkait Babak yang terkait sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi. Kekuatan-kekuatan ini kebanyakan meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kumpulankelompok tekanan publik, dsb-nya. Struktur organisasi dipengaruhi oleh babak yang terkaitnya karena babak yang terkait selalu berganti. Beberapa organisasi menghadapi babak yang terkait yang relatif statis -tak banyak kekuatan di babak yang terkait mereka yang berganti. Misalnya, tak muncul pesaing baru, tak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing masa ini, atau tak banyak kegiatan dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin memengaruhi organisasi. Organisasi-organisasi lain menghadapi babak yang terkait yang sangat dinamis -peraturan pemerintah cepat berganti dan memengaruhi bidang usaha mereka, pesaing baru, kesukaran dalam mendapatkan bahan baku, preferensi pelanggan yang terus berganti terhadap produk, dan semacamnya. Secara signifikan, babak yang terkait yang statis memberi lebih sedikit ketidakpastian untuk para manajer dibanding babak yang terkait yang dinamis. Karena ketidakpastian adalah sebuah ancaman untuk keefektifan sebuah organisasi, manajemen akan menocba meminimalkannya. Salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian babak yang terkait adalah menempuh penyesuaian struktur organisasi. Kesimpulan: Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama. Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas. C. Keunggulan Stuktur Organisasi Besar Bentuk Struktur Organisasi Garis Dalam bentuk struktur organisasi garis, kekuasaan atau wewenang berbentuk vertikal yaitu dari atasan ke bawahan. Bentuk struktur organisasi yang diciptakan oleh Henry Fayol ini biasa digunakan pada organisasi berskala kecil dan sederhana dengan jumlah karyawan yang sedikit dan saling mengenal satu sama lain. Puncak kekuasaan atau pimpinan biasanya dipegang langsung oleh pemilik organisasi dan merupakan satu-satunya sumber keputusan dan arah kebijakan organisasi. Dengan struktur yang demikian, hubungan antara atasan dan bawahan pun bersifat langsung. Berikut kelebihan dan kekurangan dari model bentuk struktur organisasi garis: Kelebihan   

Kesatuan asas komando oleh pimpinan sehingga tidak ada simpang siur pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan dan kebijaksanaan organisasi berjalan cepat. Pengawasan terhadap kegiatan bawahan dapat dilakukan secara langsung. 123

  

Koordinasi mudah dilakukan. Solidaritas pada setiap anggota organisasi. Disiplin kerja sangat baik karena akan dipantau secara langsung

Bentuk Struktur Organisasi Fungsional Bentuk struktur fungsional diciptakan oleh F. W. Taylor dan disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang dilakukan. Fokus pada bentuk struktur ini adalah pembagian kerja masing-masing individu yang didasarkan pada spesialisasi atau keahliannya. Dengan sistemnya yang seperti ini, maka setiap individu hanya memiliki tugas pekerjaan dan pembagian tugas pun tertata secara tegas serta jelas sehingga mudah untuk dibedakan. Koordinasi menyeluruh hanya dilakukan oleh atasan saja sedangkan bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan. Berikut beberapa kelebihan dari model fungsional: Kelebihan   

Spesialisasi karyawan dapat berkembang secara optimal. Meningkatkan produktivitas organisasi. Atasan hanya perlu berfokus kepada koordinasi sedangkan performa spesialisasi sudah dipegang oleh bawahannya.

Bentuk Struktur Organisasi Garis dan Staf Model yang satu ini adalah gabungan antara bentuk struktur garis dan fungsional. Di mana azas satu komando tetap dipertahankan dan pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal dari atasan ke bawahan. Namun para bawahan juga tetap menjalankan spesialisasinya masing-masing sehingga tidak menutup kemungkinan adanya masukan pemikiran atau saran yang dapat menentukan pengambilan keputusan oleh atasan saat menetapkan keputusan dan kebijakan organisasi. Bentuk struktur ini biasa digunakan pada organisasi besar dan memiliki anggota banyak serta pekerjaan yang kompleks. Dengan begini, hubungan antara atasan dan bawahan pun bersifat tidak langsung. Antara masing-masing anggota organisasi biasanya tidak saling mengenal. Beberapa kelebihan: Kelebihan       

Spesialisasi anggota organisasi yang beraneka ragam dapat memberikan manfaat untuk organisasi secara maksimal sehingga bisa memberikan keuntungan yang juga maksimal. Azas satu komando mengurangi simpang siur pengambilan keputusan organisasi. Pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang menjadi jelas karena dibagi berdasarkan garis pimpinan dan spesialisasi anggotanya. Pelaksanaan tugas bawahan menjadi lebih lancar karena sesuai dengan spesialisasinya. Pelaksanaan tugas atasan juga menjadi lebih lancar karena seluruh pekerjaan sudah dilakukan bawahan sehingga atasan dapat berfokus pada koordinasi saja. Pembagian tugas yang jelas mempermudah koordinasi. Spesialisasi karyawan dapat berkembang secara optimal.

124

Bentuk Struktur Organisasi Komite Bentuk struktur organisasi ini berlandaskan pemikiran bahwa setiap anggota organisasi memiliki wewenang yang sama dengan pimpinan kolektif presidium yang bersifat manajerial. Keputusan organisasi merupakan keputusan seluruh anggota organisasi. Dengan bentuk seperti ini, maka tanggung jawab organisasi pun juga dipegang bersama. Pembagian tugas dan wewenang akan dibagikan secara khusus dan jelas kepada masing-masing anggota organisasi. Kelebihan dari bentuk struktur organisasi komite ini antara lain: Kelebihan   

Keputusan organisasi akan lebih baik dan mudah diterima karena telah melibatkan pendapat dari seluruh anggota organisasi. Tidak ada kesempatan atasan untuk bertindak secara otoriter. Partisipasi aktif dari seluruh anggota organisasi karena merasa suaranya didengar.

Kesimpulan A,B,C: Struktur organisasi sendiri dibuat untuk kepentingan perusahaan dengan sebelumnya menempatkan orang-orang yang kompeten sesuai dengan bidang dan keahliannya. Bagi HRD sendiri, dengan adanya struktur organisasi, kita dapat mengetahui peran dan tanggung jawab karyawan-karyawannya. Dengan menempatkan seseorang ke dalam sebuah posisi dalam struktur sesuai dengan kemampuannya juga bisa menjadi patokan HRD dalam menentukan jumlah gaji karyawan bersangkutan. Oleh sebab itu, sangat penting bagi seseorang yang ada di dalam sebuah organisasi memiliki pengetahuan seputar struktur, perilaku, proses, dan hasil organisasi. Pelajari hal tersebut melalui buku Organisasi karya Kaswan dibawah ini. organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. bahwasanya yang dinamakan organisasi itu adalah sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan organisais). Pertanyaan: 1. Sebutkan kelebihan Organisasi Fungsional?

Jawab: Kelebihan  

Spesialisasi karyawan dapat berkembang secara optimal. Meningkatkan produktivitas organisasi. Atasan hanya perlu berfokus kepada koordinasi sedangkan performa spesialisasi sudah dipegang oleh bawahannya.

125

2.

Jelaskan yang dimaksud dengan Struktur sederhana?

Jawab: Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang lapang, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama. Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas. Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tak memadai tatkala sebuah organisasi mengembang karena formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan keunggulan beban (overload) di puncak. 3. Jelaskan yang dimaksud Bentuk Struktur Organisasi Garis dan Staf? Jawab: Model yang satu ini adalah gabungan antara bentuk struktur garis dan fungsional. Di mana azas satu komando tetap dipertahankan dan pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal dari atasan ke bawahan. Namun para bawahan juga tetap menjalankan spesialisasinya masing-masing sehingga tidak menutup kemungkinan adanya masukan pemikiran atau saran yang dapat menentukan pengambilan keputusan oleh atasan saat menetapkan keputusan dan kebijakan organisasi. 4.

Sebutkan dasar bentuk organisasi?

Jawab: Untuk menyusun organisasi yang baik perlu memperhatikan hal-hal berikut: 1). Memiliki tujuan yang jelas, organisasi yang memiliki tujuan yang jelas berarti memiliki arah yang jelas. Tujuan tersebut menentukan adanya keteraturan dalam gerak langkah organisasi. Jika organisasi tidak memiliki arah yang jelas akan menimbulkan masalah di masa akan datang. 2). Terdapat pendelegasian tugas dan wewenang, pedelegasian memiliki beberapa manfaat antara lain: Pertama pimpinan dapat lebih memiliki fokus pada masalah kebijakan, rencana strategis dan pengembangan organisasi, Kedua bawahan memiliki rasa percaya diri dalam menyelesaikan permasalahan pekerjaan, Ketiga tingkat ketergantungan bawahan terhadap pimpinan berkurang. 3). Memiliki struktur yang mendorong kreativitas para anggota organisasi. 4). Memiliki satu kesatuan komando, Kesatuan komando diperlukan guna meminimalkan kebingungan dan konflik bawahan. Setiap pekerjaan dideskripsikan dengan jelas agar tidak tumpang tindih sehingga teratur dan terencana dengan baik. 5). Ada pembagian tugas yang jelas, pembagian tugas memiliki imflikasi pada adanya keteraturan dan kejelasan wewenang dan tanggung jawab dalam suatu pekerja.

126

5.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan Bentuk Struktur Organisasi Garis?

Jawab: Dalam bentuk struktur organisasi garis, kekuasaan atau wewenang berbentuk vertikal yaitu dari atasan ke bawahan. Bentuk struktur organisasi yang diciptakan oleh Henry Fayol ini biasa digunakan pada organisasi berskala kecil dan sederhana dengan jumlah karyawan yang sedikit dan saling mengenal satu sama lain.

127

DAFTAR PUSTAKA

https://journal.ugm.ac.id/ http://p2k.unkris.ac.id/ https://www.gramedia.com/literasi/struktur-organisasi/ https://ajaib.co.id/

128

BAB XII A. Pengertian Budaya Budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi namun tidak turun temurun Sedangkan kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal), diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa Latin yaitu cultura. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, serta diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Seseorang bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaanperbedaan di antara mereka, sehingga membuktikan bahwa budaya bisa dipelajari. Budaya merupakan suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosial-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri. "Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang, dan "kepatuhan kolektif" di Tiongkok. Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain. Pengertian Budaya Menurut Para Ahli 1. Linton Menurut Linton, Budaya adalah keseluruhan sikap dan pola perilaku. Serta pengetahuan, menggambarkan suatu kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki oleh suatu anggota masyarakat maupun sekelompok anggota tertentu. 2. Effat Al-Syarqawi Effat Al-Syarqawi mendefinisikan budaya dari pandangan agama islam, Budaya merupakan suatu khazanah sejarah sekelompok masyarakat yang tercermin di dalam kesaksian dan berbagai nilai yang menggariskan bahwa suatu kehidupan harus memiliki makna dan tujuan rohani.

129

3. Koentjaraningrat Budaya diartikan oleh Koentjaraningrat sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah serta mengubah semesta alam. 4. Parsudi Suparlan Menurut Parsudi Suparlan, Budaya merupakan semua pengetahuan manusia yang dimanfaatkan untuk mengetahui dan memahami pengalaman serta lingkungan dialaminya. Kesimpulan: Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa Latin yaitu cultura.Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, serta diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Seseorang bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaan di antara mereka, sehingga membuktikan bahwa budaya bisa dipelajari. B. Asal Muasal Budaya Dalam Masyarakat Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu kebudayaan adalah milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial, yang disebarkan kepada anggota-anggotanya dan diwariskan kepada generasi berikutnya melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbolsimbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia). Dan dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama. Kesimpulan: Budaya Indonesia adalah gabungan dari berbagai budaya daerah di Indonesia. Cakupannya adalah rumah adat, upacara adat, tarian, lagu, musik, dan lain-lain. Aneka ragam kebudayaan ini tidak menjadikan kita terbelah-belah, melainkan membuat kita sebagai satu bangsa dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu). C. Jenis-Jenis Budaya Macam Jenis Budaya di Indonesia: Salah satu keuntungan negeri ini dijajah Belanda sebenarnya cukup banyak. Salah satunya adalah keberagaman tradisi yang sudah turun- menurun. Di mana menurut cerita sejarahnya, tradisi tersebut dipengaruhi banyak faktor. Seperti pengaruh dari budaya barat, paling banyak terlihat 130

adalah China, Jepang, dan Portugis. Walaupun beberapa negara lain juga terlihat. Hanya saja tidak mendominasi secara keseluruhan, berikut macam-macam budaya di Indonesia. 1. Macam Jenis Budaya di Indonesia Berupa Upacara Adat Upacara menjadi salah satu bentuk atau ungkapan manusia terhadap berbagai keadaan yang terjadi baik kelompok atau individu. Dari pengertian ini, tidak heran bila Indonesia mempunyai berbagai upacara tradisi. Maksud dan tujuannya beragam. Seperti yang terjadi di Bali melalui Ngaben. Di mana, proses kremasi orang meninggal, kemudian abu jenazahnya di larungkan ke laut atau sungai. Kondisi ini sering sekali dilakukan. Macam Jenis budaya di Indonesia berupa upacara juga dapat dilihat saat berkunjung ke daerah Wonosobo, tepatnya di Dieng. Di mana, ada sebuah ritual sakral bernama potong rambut gimbal. Memang suku disini, terkenal memiliki rambut gimbal dan harus diruwat terlebih dulu dengan cara memotong rambutnya. Hanya saja, setiap orang tua wajib memenuhi permintaannya. Bila tidak anak tersebut bisa sakit. Bahkan, rambut gimbal tersebut dapat tumbuh kembali. Inilah macam keberagaman budaya di Indonesia di mana, mereka percaya bahwa proses ruwatan ini berjalan lancar. Sehingga, saat dewasa tidak akan tumbuh rambut gimbal. Harus diketahui, sebelum prosesi sakral tersebut dilakukan. Beberapa penduduk desa akan melakukan ritual untuk mengambil air dari 7 sumber mata air di Dieng. Selin itu, ada lagi Upacara Kasada. Diadakan oleh suku Tengger, di Lereng Gunung Bromo, di mana, kepercayaannya adalah meminta ampunan kepada Dwa Brahma. Dalam ajaran agaman Hindu atau Budha. Dewa tersebut adalah Sang pencipta. 2. Macam Jenis Budaya di Indonesia Berupa Tarian Tradisional Menari menjadi salah satu bentuk dari berbagai macam kebudayaan yang menarik untuk dinikmati. Di mana, dalam setiap gerakannya merupakan sebuah pesan dan doa yang ditujukan kepada Tuhan. Biasanya, gerakan tersebut berasal dari Keraton. Salah satu yang menarik untuk dipentaskan adalah Tari Gandrung berasal dari Banyuwangi. Kehadirannya selalu diadakan di akhir tahun sebagai upanya melanjutkan tradisi. Bila dilihat dari sejarahnya sendiri, keduanya memang sudah cukup lama. Pembuatannya diprakarsai sebagai salah satu wujud rasa syukur terhadap Tuhan. Serta makna kehidupan mengenai bagaimana caranya orang menjalani hidupnya. Macam Jenis budaya di Indonesia ini sendiri mempunyai berbagai pilihan pula. Tidak hanya Gandrung atau Bedhaya saja. Melainkan masih ada kecak yang sangat menawan dan menceritakan perjalanan Rama- Shinta. Bisa juga Tari Rotor, sebagai bagian dari penyambutan tamu saat Kamu berkunjung ke Sumatra. Utara. Di mana budaya daerah di Indonesia tersebut digunakan untuk menyambut tamu dari luar. Biasanya, diringi oleh alat musik Tortor serta gondang. Dalam melakukan penyambutan, penari akan melakukan gerakan khusus seperti memberikan hormat serta ucapan dengan menyatukan kedua tangan hingga melambai. Semua pertunjukan ini menjadi ciri khas dan identitas dari masing-masing suku. Perlu jadi, catatan ini adalah suku bukan daerah. Bisa saja, satu kawasan punya 2 tarian yang mampu menarik perhatian. 3. Macam Jenis Budaya di Indonesia Berupa Lagu dan Musik Selain beragam, Indonesia sendiri juga sangat lengkap soal tradisi. Hal tersebut dapat dilihat dari alat musik serta lagu yang dibawakan. Iringan nada dan iramanya memang terasa menyenangkan. Apalagi, mereka memainkannya dengan penuh suka cita serta kebanggaan dalam diri. Biasanya menggunakan lirik dari bahasa daerah itu sendir. Inilah sebuah bentuk identitas dari Indonesia yang sulit luntur. Macam Jenis budaya di Indonesia mengenai lagu tersebut juga dapat dilihat dengan beberapa lirik yang bertemakan kebangsaan. Patriotisme serta semangat pantang menyerah 131

agar tercipta rasa nasionalisme. Tidak hanya soal lagu yang jadi sebuah identitas. Alat musik juga bisa dijadikan sebagai pelengkap. Di mana hal tersebut dapat dilihat sejak zaman perunggu. Abad sebelum masehi, seluruh kerajaan sudah mempunyainya. Contoh keragaman budaya ini sekarang berkembang pesat. Bukan hanya dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia saja, melainkan sudah meluas hingga dunia. Salah satunya adalah Angklung, terbuat dari bambu. Di mana, memainkannya dengan cara di goyang. Hingga, memunculkan sebuah suara harmonis. Ada lagi gamelan di mana, hampir setiap keraton mempunyainya. Walau ada satu atau dua perangkat memilikinya. 4. Macam Jenis Budaya di Indonesia Berupa Kesenian dan Sastra Perkembangan dunia Sastra Indonesia memang cukup pesat. Hanya saja, beberapa sudah mulai ditinggalkan. Tetapi, ada juga mencoba dibangkitkan kembali. Salah satu contohnya adalah Pantun yang jadi ciri khas bangsa. Walaupun masih terpengaruh budaya melayu. Namun dalam hal ini berbagai masyarakat terus mencoba melestarikannya. Masih ada lagi sajak jawa berupa geguritan dan masih banyak lagi. Macam Jenis budaya di Indonesia dari bidang sastra tersebut semakin hari terus berkembang. jadi, penikmatnya tidak perlu pergi keluar. Hanya berdiam diri saja karena, seluruh karya bisa dibaca. Melalui platform media sosial. Bahkan, bila dilihat dari perkembangan hingga pertumbuhannya cukup pesat. Apalagi, beberapa media juga sering mengadakan lomba untuk semua tema dan hadiahnya sangat menarik. Macam kebudayaan daerah di Indonesia lainnya berupa kesenian. Dalam hal ini cukup banyak perkembangannya. ada seni mengenai memahat patung dan melukis. Menariknya, pertumbuhan tersebut cukup pesat. Bahkan, kreasinya harus diakui sangat beragam. Kondisi tersebut tidak terlepas dari keadaan alam Indonesia benar-benar mempesona. Selain itu, dalam setiap karyanya mempunyai makna hingga filosofi mendalam. Seniman yang berkecimpung di dunia ini sudah cukup banyak. Di mana pelukis sendiri mencoba menggabungkan antara tradisonal dan modern. Sehingga, menjadi satu bentuk karya baru yang dapat terus dikembangkan. 5. Macam Jenis Budaya di Indonesia Berupa Pakaian Berikutnya, kamu bisa melihat, bagaimana tradisi ini hadir dalam bentuk pakaian. Di mana, apa yang dikenakan merupakan identitas wajib agar semua orang bisa mengenalnya. Penggunaannya memang khusus dan tidak boleh sembarangan. Salah satunya adalah ke berbagai macam acara seperti, hajatan, peresmian sebuah tempat, sampai tasyakuran. Perlu diingat, setiap baju ini di berbagai daerah melambangkan beberapa filosofi masing-masing. Macam Jenis budaya di Indonesia asal Bali, merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan. Karena, sudah memberikan keteduhan, kenikmatan, di dunia. Hal tersebut dilambangkan ke dalam sebuah corak. Pada Masyarakat Pulau Dewata sendiri, pakaian tersebut melambangkan sebuah tingkatan kasta. Harus diakui, tradisi yang terjadi memang menunjukkan seperti itu. Di mana, dapat terlihat pada di bagian nama. Walaupun saat ini kasta tersebut sudah perlahan luntur. Namun ini adalah budaya yang terus dilestarikan oleh penduduk sekitar. Seperti diketahui, setiap masyarakat Bali mempunyai ketua adat sebagai para pemimpin. Bukan hanya dari corak saja, aksesoris pelengkap menjadi wujud lain yang melambangkan sesuatu. Jadi, bukan sebuah hiasan agar menjadi bagus saja. Kondisi tersebut bisa dilihat juga dari penggunaan kainnya. Berbeda jenis, biasanya mempunyai makna serta tujuan berbeda. Inilah alasan mengapa pakaian adat masuk dalam ragam budaya negeri ini. Karena, masih mengedepankan unsur tradisi turun-temurun. 6. Macam Jenis Budaya di Indonesia Berupa Kuliner Khas 132

Mungkin, ada yang bingung mengapa kuliner ini masuk menjadi salah satu budaya. Perlu diketahui, bahwa pembuatan makanan zaman dulu, berbeda dengan saat ini. Mereka mempunyai filosofi atau makna. Dengan begini, setiap menu yang dihadirkan memang bukan sembarangan makanan. Berisi sebuah harapan dan doa didalamnya. Walaupun tidak sedikit juga yang tidak mempunyai makna sama sekali. Tetapi, kuliner khas Jogja ini sudah mengalami proses panjang. Makanan tersebut mampu bertahan dari berbagai zaman. Contohnya saja Gudeg Yogyakarta, yang sudah ada sejak lama. Dari segi filosofi merupakan wujud dari ketenangan dan keseabaran yang merupakan cerminan dari Suku Jawa, mengapa bisa demikian? Dalam proses pembuatannya, kamu bisa melihat bagaimana nangka muda ini di olah. Untuk mendapatkan titik kesempurnaan soal rasa dan tekstur, penjual harus memastikannya dalam metode dan waktu yang tepat. Salah sedikit saja, bisa berubah. Nilai kesabaran dan tidak boleh terburu-buru. Menjadi makna yang ingin ditampilkan saat menyantap Gudeg. Dari sisi inilah maka, bidang kuliner masuk ke dalam sebuah budaya. Di mana, wujudnya mencerminkan sebuah makna dan pelajaran hidup. 7. Macam Jenis Budaya di Indonesia Berupa Kepercayaan Konsep ini hampir sama dengan upacara adat, hanya saja konsepnya lebih sederhana. Karena, mengandung keyakinan sesuai dengan ajaran yang sudah diberikan. Sebagai contoh, suku jawa mengenal weton. Istilah tersebut digunakan untuk melihat tanggal lahir seseorang kemudian, dihubungkan dengan acara besar. Contohnya, ingin pindah Rumah atau menikah. Maka, perhitungan seperti ini wajib dilakukan. Untuk melihat tanggal baik, hari menurut jawa apa yang bagus. Setiap hari punya makna hingga filosofi berbeda. Jika, melanggar hari buruk, kedepannya bisa saja terjadi hal kurang menyenangkan. Tradisi seperti ini sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakatnya. Di mana macam Jenis budaya di Indonesia tersebut menjadi sebuah identitas sekaligus daya tarik dari negeri ini agar bisa membuka peluang seluas-luasnya. Kesimpulan: menurut cerita sejarahnya, tradisi tersebut dipengaruhi banyak faktor. Seperti pengaruh dari budaya barat, paling banyak terlihat adalah China, Jepang, dan Portugis. Walaupun beberapa negara lain juga terlihat. Hanya saja tidak mendominasi secara keseluruhan D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Budaya Faktor ras. pengertian ras di bagi menjadi dua bagian ada ras superior yaitu ras yang mampu menciptakan kebudayaan.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Faktor lingkungan geografis. Faktor perkembangan teknologi. Faktor hubungan antar bangsa. Faktor sosial. Faktor religi. Faktor prestige. Faktor mode.

E. Manfaat Budaya Berikut adalah 8 manfaat keberagaman budaya yang ada di Indonesia yang patut kita ketahui, dalam membangun sebuah proses negara:

133

1. Sebagai Identitas Negara Ketika ditanyakan negara kepulauan terbesar di dunia, tentu saja kita langsung terpikirkan jawabannya yaitu negara kita Indonesia. Adanya ribuan pulau di Indonesia menjadi alasan munculnya beragam pengertian budaya dari tiap-tiap daerah tersebut. Hal ini seperti menjadi ciri khas dari negara kita sehingga ketika ada yang menanyakan negara mana yang kaya akan kebudayaan kita sudah tahu dengan pasti jawabannya: Indonesia. 2. Membentuk Masyarakat yang Toleran Kemanapun kita datang berkunjung di suatu daerah di Indonesia, tentu kita tidak hanya akan menemukan orang-orang asli daerah tersebut. Ada juga perantau yang akhirnya menetap di daerah itu atau hanya sekedar datang untuk jalan-jalan. Sebagian besar masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan adanya orang luar daerah mereka yang hadir di tengah-tengah mereka tanpa mengucilkan orang tersebut. Perbedaan budaya, suku, ras dan hal-hal lainnya seakan tidak lagi mempengaruhi kondisi penduduk Indonesia karena kita sama-sama warga negara Indonesia. Kita bisa merasakan rasa toleransi yang tinggi di antara masyarakat Indonesia terutama di kota-kota besar. 3. Objek Wisata di Setiap Daerah Setiap daerah memiliki budayanya masing-masing dan tentunya berbeda-beda. Bahkan di suatu daerah kita bisa menemukan kelompok-kelompok yang menggunakan bahasa yang benar-benar berbeda dengan latar belakang sejarah yang berbeda. Biasanya setiap budaya memiliki peninggalan bersejarahnya masing-masing. Tentu peninggalan bersejarah ini akan sangat baik bagi daerah tersebut untuk dijadikan objek wisata seperti museum, monumen, dan tempat wisata lainnya. 4. Masyarakat Kaya Akan Pengetahuan Suatu kebudayaan tentunya terdiri dari berbagai macam hal yang berhubungan dengan daerah asalnya. Unsur-unsur budaya Mulai dari bahasa, busana, tarian, kuliner, rumah adat, bahkan mitosmitos dan ada kepercayaan yang berbeda. Sebagai masyarakat yang tinggal di satu negara yang sama, tentu kita memiliki rasa ingin tahu yang besar mengenai kebudayaan dari masyarakat di daerah lain dari negara kita. Hal ini menjadikan masyarakat Indonesia kaya akan pengetahuan mengenai daerah-daerah tetangganya. 5. Membuka Peluang Usaha Kekayaan manfaat keberagaman budaya yang kita miliki ini bisa menghadirkan peluang usaha bagi masyarakatnya. Para pengrajin kain tenun atau pembuat kerajinan tangan khas daerah misalnya, bisa menjual karya mereka dan mengembangkan bisnis dari kebudayaan mereka sendiri. Bisnis paling menjanjikan yang dihasilkan dari suatu kebudayaan adalah kulinernya. Kita bisa merasakan sendiri berbagai macam kuliner yang berbeda-beda yang bisa kita temukan di daerah di Indonesia.

6. Daya Tarik Wisatawan Sadar atau tidak, wisatawan yang berkunjung ke Indonesia bukan semata-mata karna kekayaan alamnya yang begitu indah tapi juga karena Indonesia kaya akan budaya yang tidak mungkin kita 134

temukan di negara lain. Wisatawan asing begitu takjub dengan beragam kebudayaan yang ada di negara kita yang begitu kental, sebut saja Bali, Yogya dan Toraja. Setiap tahunnya ada jutaan turis asing yang memilih tempat-tempat ini untuk dijadikan tujuan, bukan hanya untuk berwisata tapi juga menambah pengetahuan. 7. Menambah Pendapatan Negara Dengan adanya objek wisata dan bisnis masyarakat yang berorientasi budaya di setiap daerah di Indonesia pendapatan negara tentunya semakin bertambah. Bukan hanya dari situ saja, dengan diadakan festival budaya di berbagai daerah, tentunya akan semakin menarik wisatawan asing yang bisa membuka peluang untuk semakin di kenal di dunia internasional. Pemerintah dan masyarakat harus bisa bekerja sama mempertahankan hal ini dengan pengelolaan yang tepat, sistem pewarisan budaya dan dukungan maksimal demi tercapainya kelestarian budaya di setiap daerah. 8.

Pemersatu Negara

Mungkin ada yang beranggapan keragaman budaya di Indonesia menjadikan peluang terjadinya perpecahan di Indonesia sangatlah besar. Padahal jika kita telusuri lebih jauh, justru keberagaman semakin mempersatukan kita. Seni batik yang banyak ditemukan di pulau Jawa bukan hanya milik orang Jawa saja, tapi seluruh rakyat Indonesia. Itulah mengapa ketika batik Indonesia diklaim hak miliknya oleh negara luar, yang protes bukan hanya orang Jawa saja tapi seluruh rakyat Indonesia. Inilah bukti nyata bahwa kekayaan budaya yang kita miliki hendaklah dimanfaatkan sebagai alat pemersatu karena itulah fungsinya, bukan sebagai alasan untuk saling memecah belah. Melihat 8 manfaat keberagaman budaya kita yang ada di Indonesia, tentunya segala dampak negatif dari adanya keberagaman budaya di kehidupan kita sehari-hari rasanya tidak perlu untuk kita pikirkan. Biarlah keanekaragaman yang kita miliki ini menjadi suatu kebangaan bagi kita sebagai warga negara Indonesia yang kaya akan budaya. Kesimpulan A,B,C,D,E: Indonesia, negara di Asia Tenggara yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Penduduk Indonesia termasuk bersifat heterogen dan memiliki budaya yang beraneka ragam. Keberagaman budaya di Indonesia juga dipengaruhi oleh kondisi geografis yang ada. Dimana didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, adat istiadat yang ada di dalam sebuah masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Pada dasarnya Indonesia yang memiliki banyak budaya yang beragam. Pada perkembangannya manfaat keberagaman budaya ini adanya akulturasi budaya, namun tidak menghilangkan ciri khas masingmasing malahan jadi menambah keanekaragaman budaya Indonesia menjadi semakin kaya. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa Latin yaitu cultura.Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, serta diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Seseorang bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaan di antara mereka, sehingga membuktikan bahwa budaya bisa dipelajari.

135

Pertanyaan: 1. Apa yang dimaksud dengan Budaya menurut Effat Al-Syarqawi? Jawab: Effat Al-Syarqawi mendefinisikan budaya dari pandangan agama islam, Budaya merupakan suatu khazanah sejarah sekelompok masyarakat yang tercermin di dalam kesaksian dan berbagai nilai yang menggariskan bahwa suatu kehidupan harus memiliki makna dan tujuan rohani. 2.

Sebutkan factor factor yang mempengaruhi Budaya? Jawab: ○ Faktor ras. pengertian ras di bagi menjadi dua bagian ada ras superior yaitu ras yang mampu menciptakan kebudayaan. ○ Faktor lingkungan geografis. ○ Faktor perkembangan teknologi. ○ Faktor hubungan antar bangsa. ○ Faktor sosial. ○ Faktor religi. ○ Faktor prestige. ○ Faktor mode.

3.

Jelaskan Asal Muasal Budaya di Indonesia?

Jawab: Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu kebudayaan adalah milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial, yang disebarkan kepada anggota-anggotanya dan diwariskan kepada generasi berikutnya melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbolsimbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia). Dan dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama. 4.

Sebutkan dan Jelaskan jenis jenis budaya diindonesia? Jawab: Jenis-Jenis Budaya

1. Macam Jenis Budaya di Indonesia Berupa Upacara Adat

136

Upacara menjadi salah satu bentuk atau ungkapan manusia terhadap berbagai keadaan yang terjadi baik kelompok atau individu. Dari pengertian ini, tidak heran bila Indonesia mempunyai berbagai upacara tradisi. Maksud dan tujuannya beragam. Seperti yang terjadi di Bali melalui Ngaben. Di mana, proses kremasi orang meninggal, kemudian abu jenazahnya di larungkan ke laut atau sungai. Kondisi ini sering sekali dilakukan. Macam Jenis budaya di Indonesia berupa upacara juga dapat dilihat saat berkunjung ke daerah Wonosobo, tepatnya di Dieng. Di mana, ada sebuah ritual sakral bernama potong rambut gimbal. Memang suku disini, terkenal memiliki rambut gimbal dan harus diruwat terlebih dulu dengan cara memotong rambutnya. Hanya saja, setiap orang tua wajib memenuhi permintaannya. Bila tidak anak tersebut bisa sakit. Bahkan, rambut gimbal tersebut dapat tumbuh kembali. Inilah macam keberagaman budaya di Indonesia di mana, mereka percaya bahwa proses ruwatan ini berjalan lancar. Sehingga, saat dewasa tidak akan tumbuh rambut gimbal. Harus diketahui, sebelum prosesi sakral tersebut dilakukan. Beberapa penduduk desa akan melakukan ritual untuk mengambil air dari 7 sumber mata air di Dieng. Selin itu, ada lagi Upacara Kasada. Diadakan oleh suku Tengger, di Lereng Gunung Bromo, di mana, kepercayaannya adalah meminta ampunan kepada Dwa Brahma. Dalam ajaran agaman Hindu atau Budha. Dewa tersebut adalah Sang pencipta.

2. Macam Jenis Budaya di Indonesia Berupa Tarian Tradisional Menari menjadi salah satu bentuk dari berbagai macam kebudayaan yang menarik untuk dinikmati. Di mana, dalam setiap gerakannya merupakan sebuah pesan dan doa yang ditujukan kepada Tuhan. Biasanya, gerakan tersebut berasal dari Keraton. Salah satu yang menarik untuk dipentaskan adalah Tari Gandrung berasal dari Banyuwangi. Kehadirannya selalu diadakan di akhir tahun sebagai upanya melanjutkan tradisi. Bila dilihat dari sejarahnya sendiri, keduanya memang sudah cukup lama. Pembuatannya diprakarsai sebagai salah satu wujud rasa syukur terhadap Tuhan. Serta makna kehidupan mengenai bagaimana caranya orang menjalani hidupnya. Macam Jenis budaya di Indonesia ini sendiri mempunyai berbagai pilihan pula. Tidak hanya Gandrung atau Bedhaya saja. Melainkan masih ada kecak yang sangat menawan dan menceritakan perjalanan Rama- Shinta. Bisa juga Tari Rotor, sebagai bagian dari penyambutan tamu saat Kamu berkunjung ke Sumatra. Utara. Di mana budaya daerah di Indonesia tersebut digunakan untuk menyambut tamu dari luar. Biasanya, diringi oleh alat musik Tortor serta gondang. Dalam melakukan penyambutan, penari akan melakukan gerakan khusus seperti memberikan hormat serta ucapan dengan menyatukan kedua tangan hingga melambai. Semua pertunjukan ini menjadi ciri khas dan identitas dari masing-masing suku. Perlu jadi, catatan ini adalah suku bukan daerah. Bisa saja, satu kawasan punya 2 tarian yang mampu menarik perhatian. 3. Macam Jenis Budaya di Indonesia Berupa Lagu dan Musik Selain beragam, Indonesia sendiri juga sangat lengkap soal tradisi. Hal tersebut dapat dilihat dari alat musik serta lagu yang dibawakan. Iringan nada dan iramanya memang terasa menyenangkan. Apalagi, mereka memainkannya dengan penuh suka cita serta kebanggaan dalam diri. Biasanya menggunakan lirik dari bahasa daerah itu sendir. Inilah sebuah bentuk identitas dari Indonesia yang sulit luntur. Macam Jenis budaya di Indonesia mengenai lagu tersebut juga dapat dilihat dengan beberapa lirik yang bertemakan kebangsaan. Patriotisme serta semangat pantang menyerah agar tercipta rasa nasionalisme. Tidak hanya soal lagu yang jadi sebuah identitas. Alat musik juga bisa dijadikan sebagai pelengkap. Di mana hal tersebut dapat dilihat sejak zaman perunggu. Abad sebelum masehi, seluruh kerajaan sudah mempunyainya. Contoh keragaman budaya ini sekarang 137

berkembang pesat. Bukan hanya dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia saja, melainkan sudah meluas hingga dunia. Salah satunya adalah Angklung, terbuat dari bambu. Di mana, memainkannya dengan cara di goyang. Hingga, memunculkan sebuah suara harmonis. Ada lagi gamelan di mana, hampir setiap keraton mempunyainya. Walau ada satu atau dua perangkat memilikinya. 4. Macam Jenis Budaya di Indonesia Berupa Kesenian dan Sastra Perkembangan dunia Sastra Indonesia memang cukup pesat. Hanya saja, beberapa sudah mulai ditinggalkan. Tetapi, ada juga mencoba dibangkitkan kembali. Salah satu contohnya adalah Pantun yang jadi ciri khas bangsa. Walaupun masih terpengaruh budaya melayu. Namun dalam hal ini berbagai masyarakat terus mencoba melestarikannya. Masih ada lagi sajak jawa berupa geguritan dan masih banyak lagi. Macam Jenis budaya di Indonesia dari bidang sastra tersebut semakin hari terus berkembang. jadi, penikmatnya tidak perlu pergi keluar. Hanya berdiam diri saja karena, seluruh karya bisa dibaca. Melalui platform media sosial. Bahkan, bila dilihat dari perkembangan hingga pertumbuhannya cukup pesat. Apalagi, beberapa media juga sering mengadakan lomba untuk semua tema dan hadiahnya sangat menarik. Macam kebudayaan daerah di Indonesia lainnya berupa kesenian. Dalam hal ini cukup banyak perkembangannya. ada seni mengenai memahat patung dan melukis. Menariknya, pertumbuhan tersebut cukup pesat. Bahkan, kreasinya harus diakui sangat beragam. Kondisi tersebut tidak terlepas dari keadaan alam Indonesia benar-benar mempesona. Selain itu, dalam setiap karyanya mempunyai makna hingga filosofi mendalam. Seniman yang berkecimpung di dunia ini sudah cukup banyak. Di mana pelukis sendiri mencoba menggabungkan antara tradisonal dan modern. Sehingga, menjadi satu bentuk karya baru yang dapat terus dikembangkan. 5. Macam Jenis Budaya di Indonesia Berupa Pakaian Berikutnya, kamu bisa melihat, bagaimana tradisi ini hadir dalam bentuk pakaian. Di mana, apa yang dikenakan merupakan identitas wajib agar semua orang bisa mengenalnya. Penggunaannya memang khusus dan tidak boleh sembarangan. Salah satunya adalah ke berbagai macam acara seperti, hajatan, peresmian sebuah tempat, sampai tasyakuran. Perlu diingat, setiap baju ini di berbagai daerah melambangkan beberapa filosofi masing-masing. Macam Jenis budaya di Indonesia asal Bali, merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan. Karena, sudah memberikan keteduhan, kenikmatan, di dunia. Hal tersebut dilambangkan ke dalam sebuah corak. Pada Masyarakat Pulau Dewata sendiri, pakaian tersebut melambangkan sebuah tingkatan kasta. Harus diakui, tradisi yang terjadi memang menunjukkan seperti itu. Di mana, dapat terlihat pada di bagian nama. Walaupun saat ini kasta tersebut sudah perlahan luntur. Namun ini adalah budaya yang terus dilestarikan oleh penduduk sekitar. Seperti diketahui, setiap masyarakat Bali mempunyai ketua adat sebagai para pemimpin. Bukan hanya dari corak saja, aksesoris pelengkap menjadi wujud lain yang melambangkan sesuatu. Jadi, bukan sebuah hiasan agar menjadi bagus saja. Kondisi tersebut bisa dilihat juga dari penggunaan kainnya. Berbeda jenis, biasanya mempunyai makna serta tujuan berbeda. Inilah alasan mengapa pakaian adat masuk dalam ragam budaya negeri ini. Karena, masih mengedepankan unsur tradisi turun-temurun. 6. Macam Jenis Budaya di Indonesia Berupa Kuliner Khas Mungkin, ada yang bingung mengapa kuliner ini masuk menjadi salah satu budaya. Perlu diketahui, bahwa pembuatan makanan zaman dulu, berbeda dengan saat ini. Mereka mempunyai 138

filosofi atau makna. Dengan begini, setiap menu yang dihadirkan memang bukan sembarangan makanan. Berisi sebuah harapan dan doa didalamnya. Walaupun tidak sedikit juga yang tidak mempunyai makna sama sekali. Tetapi, kuliner khas Jogja ini sudah mengalami proses panjang. Makanan tersebut mampu bertahan dari berbagai zaman. Contohnya saja Gudeg Yogyakarta, yang sudah ada sejak lama. Dari segi filosofi merupakan wujud dari ketenangan dan keseabaran yang merupakan cerminan dari Suku Jawa, mengapa bisa demikian? Dalam proses pembuatannya, kamu bisa melihat bagaimana nangka muda ini di olah. Untuk mendapatkan titik kesempurnaan soal rasa dan tekstur, penjual harus memastikannya dalam metode dan waktu yang tepat. Salah sedikit saja, bisa berubah. Nilai kesabaran dan tidak boleh terburu-buru. Menjadi makna yang ingin ditampilkan saat menyantap Gudeg. Dari sisi inilah maka, bidang kuliner masuk ke dalam sebuah budaya. Di mana, wujudnya mencerminkan sebuah makna dan pelajaran hidup. 7. Macam Jenis Budaya di Indonesia Berupa Kepercayaan Konsep ini hampir sama dengan upacara adat, hanya saja konsepnya lebih sederhana. Karena, mengandung keyakinan sesuai dengan ajaran yang sudah diberikan. Sebagai contoh, suku jawa mengenal weton. Istilah tersebut digunakan untuk melihat tanggal lahir seseorang kemudian, dihubungkan dengan acara besar. Contohnya, ingin pindah Rumah atau menikah. Maka, perhitungan seperti ini wajib dilakukan. Untuk melihat tanggal baik, hari menurut jawa apa yang bagus. Setiap hari punya makna hingga filosofi berbeda. Jika, melanggar hari buruk, kedepannya bisa saja terjadi hal kurang menyenangkan. Tradisi seperti ini sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakatnya. Di mana macam Jenis budaya di Indonesia tersebut menjadi sebuah identitas sekaligus daya tarik dari negeri ini agar bisa membuka peluang seluas-luasnya. 5.

Sebutkan Manfaatkan Budaya diIndonesia?

Jawab: ○ Sebagai Identitas Negara ○ Membentuk Masyarakat yang Toleran ○ Objek Wisata di Setiap Daerah ○ Masyarakat Kaya Akan Pengetahuan ○ Membuka Peluang Usaha ○ Daya Tarik Wisatawan ○ Menambah Pendapatan Negara ○ Pemersatu Negara

139

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/budaya https://id.wikipedia.org/ https://tribratanews.kepri.polri.go.id/ https://mamikos.com/ https://www.kompasiana.com/

140

BAB XIV A.

Pengertian Budaya Organisasi

Pengertian Budaya Organisasi khususnya arti “Budaya“ tidak hanya mengacu pada adat istiadat dan kebudayaan suatu wilayah di Indonesia, tetapi juga bisa ciri khas organisasi. Ciri

khas sebuah organisasi ini bisa dikatakan sebagai budaya organisasi. alam hal ini, budaya organisasi adalah sebuah sistem kepercayaan dan sikap bersama yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang. Sistem kepercayaan dan sikap bersama suatu organisasi ini akan membedakannya ke kelompok atau organisasi lainnya. Budaya organisasi juga bisa didefinisikan sebagai filosofi, ideologi, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, harapan, sikap dan norma yang menyatakan suatu organisasi dan menampung semua keberagaman atau pluralisme.Pada dasarnya, pengertian budaya organisasi adalah suatu karakteristik yang ada di suatu kelompok dan digunakan sebagai tuntunan mereka dalam berperilaku serta membedakannya dengan kelompok lain. Artinya, budaya organisasi merupakan suatu normal dan nilai-nilai perilaku yang harus dipahami dan dipatuhi oleh kelompok orang yang menganutnya. Budaya organisasi biasanya melibatkan seluruh pengalaman, filosofi, pengalaman, ekspektasi, dan seluruh nilai di dalamnya. Sehingga, budaya organisasi ini akan direfleksikan melalui kegiatan mereka sehari-hari, mulai dari interaksinya dengan orang lain, caranya bekerja dan ekspektasi di masa depan. Pengertian Budaya Organisasi Menurut Para Ahli Para ahli pun memiliki pandangan masing-masing mengenai pengertian budaya organisasi, antara lain: 1. Sarpin (1995) Menurut Sarpin, pengertian budaya organisasi adalah suatu sistem nilai, kepercayaan dan kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur sistem formalnya untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi. 2. Kreitner dan Kinicki (2005) Kreitner dan Kinicki menyatakan budaya organisasi biasanya digambarkan dalam arti yang sama. Pola-pola dari kepercayaan, simbol-simbol, ritual-ritual dan mitos-mitos yang berkembang dari waktu ke waktu berfungsi sebagai perekat yang menyatakan organisasi. Setiap organisasi yang beraneka ragam bentuknya pasti memiliki budaya berbeda-beda. Perbedaan budaya organisasi ini hal yang sangat wajar, karena lingkungannya yang berbeda-beda. 3. Susanto Susanto mengatakan budaya organisasi adalah nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam organisasi. Sehingga setiap anggota organisasi wajib memahaminya dan bertingkah laku serta berperilaku sama.

141

4. Lathans (1998) Lathans berpendapat budaya organisasi adalah norma-norma dan nilai-nilai yang mengarah pada perilaku anggota organisasi. Semua anggota akan berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima oleh lingkungannya. 5. Schein (1992) Menurut Schein, budaya organisasi adalah sebuah pola dari berbagai asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh sebuah kelompok. Tujuannya, organisasi bisa belajar mengatasi dan menanggulangi masalah-masalah yang timbul akibat adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan baik. Karena itu, semua anggota harus mengenal budaya organisasi sebagai cara untuk memahami, memikirkan, dan merasakan masalah-masalah yang sedang dihadapi. Jadi, budaya organisasi adalah sebuah normal dan nilai yang akan membentuk perilaku anggota organisasi tersebut. Adanya budaya organisasi ini juga bertindak sebagai kode etik bagi para anggotanya ketika berperilaku di luar lingkungan organisasinya. Kesimpulan: budaya organisasi merupakan suatu normal dan nilai-nilai perilaku yang harus dipahami dan dipatuhi oleh kelompok orang yang menganutnya. Budaya organisasi biasanya melibatkan seluruh pengalaman, filosofi, pengalaman, ekspektasi, dan seluruh nilai di dalamnya.

B. Faktor-Faktor Pembentukan Budaya Organisasi Budaya mewakili keyakinan, ideologi, kebijakan, praktik organisasi. Ini memberi karyawan rasa arah dan juga mengontrol cara mereka berperilaku satu sama lain. Budaya kerja membawa semua karyawan pada platform yang sama dan menyatukan mereka di tempat kerja. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi budaya organisasi: 





Faktor pertama dan terpenting yang mempengaruhi budaya adalah individu yang bekerja dengan organisasi. Karyawan dengan cara mereka sendiri berkontribusi pada budaya tempat kerja. Sikap, mentalitas, minat, persepsi bahkan proses berpikir karyawan mempengaruhi budaya organisasi. Contoh – Organisasi yang mempekerjakan individu dari latar belakang tentara atau pertahanan cenderung mengikuti budaya yang ketat di mana semua karyawan mematuhi pedoman dan kebijakan yang ditetapkan. Karyawan hampir tidak terlambat untuk bekerja. Ini adalah pola pikir karyawan yang membentuk budaya tempat. Organisasi dengan mayoritas anak muda mendorong persaingan yang sehat di tempat kerja dan karyawan selalu siap untuk tampil lebih baik daripada rekan kerja. Jenis kelamin karyawan juga mempengaruhi budaya organisasi. Organisasi di mana karyawan laki-laki mendominasi rekan-rekan perempuan mengikuti budaya di mana terlambat duduk adalah fitur normal. Karyawan pria lebih agresif daripada karyawan wanita yang justru akan peduli dan berhati lembut. Sifat bisnis juga mempengaruhi budaya organisasi. Industri pialang saham, jasa keuangan, industri perbankan semuanya bergantung pada faktor eksternal seperti permintaan dan penawaran, kapitalisasi pasar, pendapatan per saham dan sebagainya. Ketika pasar ambruk, industri ini tidak punya pilihan selain memberhentikan karyawan dan akhirnya mempengaruhi budaya tempat itu. Fluktuasi pasar menyebabkan kerusuhan, ketegangan dan sangat menurunkan motivasi individu. Manajemen juga merasa tidak berdaya ketika 142









keadaan tidak dapat dikendalikan oleh siapa pun. Individu tidak yakin tentang karir mereka serta pertumbuhan dalam organisasi tersebut. Budaya organisasi juga dipengaruhi oleh tujuan dan sasarannya. Strategi dan prosedur yang dirancang untuk mencapai target organisasi juga berkontribusi pada budayanya. Individu yang bekerja dengan organisasi pemerintah mematuhi pedoman yang ditetapkan tetapi tidak mengikuti prosedur umpan balik sehingga membentuk budayanya. Industri yang bergerak cepat seperti periklanan, perusahaan manajemen acara mengharapkan karyawan untuk menjadi penuh perhatian, agresif, dan sangat aktif. Klien dan pihak eksternal sampai batas tertentu juga mempengaruhi budaya kerja tempat tersebut. Organisasi yang melayani Klien Inggris dan AS tidak memiliki pilihan lain selain bekerja secara bergiliran untuk menyesuaikan waktu mereka, sehingga membentuk budaya. Manajemen dan gaya penanganan karyawan juga mempengaruhi budaya tempat kerja. Ada organisasi tertentu di mana manajemen mengizinkan karyawan untuk mengambil keputusan mereka sendiri dan membiarkan mereka berpartisipasi dalam pembuatan strategi. Dalam budaya seperti itu, karyawan terikat pada manajemen mereka dan menantikan hubungan jangka panjang dengan organisasi. Manajemen harus menghormati karyawan untuk menghindari budaya di mana karyawan hanya bekerja untuk uang dan tidak ada yang lain. Mereka memperlakukan organisasi hanya sebagai sumber penghasilan uang dan mencari perubahan dalam waktu singkat. Motivasi Bentuknya bisa bermacam-macam. Bisa berupa uang, apresiasi terhadap kerja keras karyawan, atau perhatian terhadap lingkungan kerja.



Gaya manajemen dan kepemimpinan Gaya manajemen dan kepemimpinan yang ada di perusahaan juga dipengaruhi oleh struktur organisasi perusahaan. Hal-hal yang dipengaruhi antara lain: kegiatan memimpin dan mengendalikan, kegiatan organisasi dan mengendalikan karyawan.



Komunikasi Pola komunikasi yang berdampak positif bagi budaya perusahaan adalah yang bersifat efektif. Komunikasi yang efektif memudahkan pihak manajemen untuk melakukan sosialisasi tujuan dan misi perusahaan, mengumumkan aturan perusahaan, dan menginformasikan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan.



Karakteristik dan struktur organisasi Bidang yang digeluti organisasi memengaruhi budaya yang berlaku di dalam organisasi tersebut. Perusahaan yang bergerak di bidang kreatif memiliki budaya organisasi yang berbeda dengan organisasi pemerintahan. Kompleksitas hierarki dan ukuran organisasi juga mempengaruhi hubungan personal, kebebasan, dan proses komunikasi antar anggotanya.



Tingkat formalitas organisasi Organisasi dengan tingkat formalitas yang tinggi memiliki kecenderungan untuk menghindari sesuatu yang tidak pasti, dan berpegang pada semua aturan tertulisnya. 143

Sedangkan, dalam organisasi dengan tingkat formalitas yang rendah, karyawan justru dilatih untuk menghadapi ketidakpastian secara kreatif dan mandiri. 

Nilai yang dianut individu Nilai-nilai yang dianut tiap individu dalam suatu organisasi akan mempengaruhi budaya organisasi secara keseluruhan. Misalkan, nilai akan waktu, efisiensi, diri, tindakan, dan kerja. Contohnya, bila kebanyakan individu yang berada dalam suatu organisasi tidak menghargai nilai kejujuran, maka budaya perusahaan tersebut juga tidak menjunjung tinggi nilai kejujuran. Kesimpulan: Budaya kerja membawa semua karyawan pada platform yang sama dan menyatukan mereka di tempat kerja. Organisasi dengan mayoritas anak muda mendorong persaingan yang sehat di tempat kerja dan karyawan selalu siap untuk tampil lebih baik daripada rekan kerja, Komunikasi yang efektif memudahkan pihak manajemen untuk melakukan sosialisasi tujuan dan misi perusahaan, mengumumkan aturan perusahaan, dan menginformasikan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan.

C. Manfaat Budaya Organisasi Berikut adalah penjelasan tentang manfaat budaya organisasi: 

  

Mengatasi peran yang membedakan antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lain. Setiap organisasi mempunyai peran yang berbeda sehingga perlu memiliki akar budaya yang kuat dalam sistem dan kegiatan yang ada dalam organisasi. Menimbulkan rasa memiliki identitas bagi para anggota organisasi. Dengan budaya organisasi kuat akan merasa memiliki identitas yang merupakan ciri khas organisasi. Mementingkan tujuan bersama daripada mengutamakan kepentingan individu. Menjaga stabilitas organisasi. Kesatuan komponen-komponen organisasi yang direkatkan oleh pemahaman budaya yang sama akan membuat kondisi organisasi relative stabil.

D. Budaya Sebagai Kebutuhan Yang Deskriptif Cenderung melihat budaya sebagai totalitas komprehensif yang menyusun keseluruhan hidup sosial sekaligus menunjukkan sejumlah ranah (bidang kajian) yang membentuk budaya. Definisi dan deskripsi budaya. Ada banyak definisi dari "budaya" yang ditawarkan selama bertahun-tahun. Untuk tujuan teks ini definisi berikut digunakan: Budaya adalah cara karakteristik berperilaku dan percaya bahwa sekelompok orang telah mengembangkan dari waktu ke waktu dan berbagi. Dalam konteks buku ini, "kelompok" yang budaya akan dibahas adalah orang-orang dari negara atau wilayah tertentu dan anggota perusahaan tertentu. Tentu saja, konsep ini juga digunakan untuk menggambarkan nilai-nilai dan perilaku kelompok lain. seperti anggota profesi tertentu, industri tertentu, kelompok usia, dan kelompok ras. Dengan definisi ini, maka budaya kelompok: ○ Memberi mereka rasa siapa mereka, memiliki, bagaimana mereka harus bersikap. ○ Menyediakan mereka kemampuan untuk beradaptasi dengan keadaan (karena budaya mendefinisikan apa perilaku yang tepat dalam situasi itu) dan untuk mengirimkan pengetahuan ini untuk generasi-generasi (dalam kasus negara-negara) atau karyawan baru (dalam hal organisasi). 144

○ Mempengaruhi setiap aspek manajemen proses-bagaimana orang berpikir, memecahkan masalah, dan membuat keputusan (untuk negara atau perusahaan). Memahami budaya sebagai lapisan makna: Salah satu kompleksitas yang membuat "budaya" begitu sulit untuk mengatasinya adalah beberapa lapisan maknanya. Ada banyak hal yang mudah diamati tentang budaya suatu negara, daerah, atau perusahaan yang berbeda cukup jelas dari negara-negara lain, daerah, dan perusahaan. Kadangkadang disebut sebagai artefak, atau manifestasi, nilai-nilai yang mendasari dan assumptions. Nilai yang mendasari dan asumsi yang jauh lebih jelas. Salah satu cara untuk memahami konsep ini diilustrasikan dalam Gambar diatas yang merupakan budaya sebagai rangkaian lingkaran konsentris, atau beberapa layers. Lapisan budaya, model yang menyediakan cara untuk memahami budaya sebagai serangkaian lapisan, dengan masingmasinglapisan, bergerak dari luar ke dalam, yang mewakili kurang eksplisit, nilai-nilai dan asumsi, tapi Sejalan semakin banyak nilai-nilai dan keyakinan penting untuk menentukan sikap dan perilaku. Lapisan ini meliputi: ○ Permukaan atau budaya eksplisit (lapisan luar) hal-hal yang mudah diamati, seperti pakaian, arsitektur, adat istiadat, bahasa tubuh, gerak tubuh, etiket. ○ budaya Tersembunyi (lapisan tengah): nilai-nilai, agama, dan filsafat tentang hal-hal seperti membesarkan anak, dilihat dari apa yang benar dan yang salah. ○ Terlihat atau implisit budaya (inti): kebenaran universal budaya itu. Pendekatan ini untuk memahami budaya yang digunakan dalam buku ini berbagai usaha dan IHR praktek, seperti menyiapkan karyawan untuk tugas internasional atau mengembangkan kompensasi dan motivasi praktek untuk aplikasi dalam operasi luar negeri, dijelaskan dan dievaluasi. Sebagai orang mengembangkan kemampuan untuk bekerja dengan sukses dengan budaya yang berbeda, “Pengembangan kompetensi lintas budaya." Pendekatan ini untuk membangun pengetahuan tentang orang lain atau perilaku kelompok dan nilai-nilai dan akhirnya beradaptasi dengan atau mampu mengintegrasikan dengan perilaku dan sikap yang orang lain atau kelompok mengasumsikan bahwa seseorang harus terlebih dahulu memahami dirinya atau sendiri nilai-nilai budaya dan kepercayaan sebelum dia atau dia dapat mengembangkan dan menghormati perbedaan budaya, yang mendahului gerakan akhirnya rekonsiliasi dan integrasi dengan berbeda budaya nasional dan organisasi. Kesimpulan A,B,C,D: Cenderung melihat budaya sebagai totalitas komprehensif yang menyusun keseluruhan hidup sosial sekaligus menunjukkan sejumlah ranah (bidang kajian) yang membentuk budaya. Definisi dan deskripsi budaya. Budaya adalah cara karakteristik berperilaku dan percaya bahwa sekelompok orang telah mengembangkan dari waktu ke waktu dan berbagi. budaya organisasi merupakan suatu normal dan nilai-nilai perilaku yang harus dipahami dan dipatuhi oleh kelompok orang yang menganutnya. Budaya organisasi biasanya melibatkan seluruh pengalaman, filosofi, pengalaman, ekspektasi, dan seluruh nilai di dalamnya.

145

Pertanyaan: 1. Jelaskan Faktor-Faktor apa saja yang ada didalam pembentukan Budaya Organisasi? Jawab: Ada beberapa faktor yang mempengaruhi budaya organisasi: 











Faktor pertama dan terpenting yang mempengaruhi budaya adalah individu yang bekerja dengan organisasi. Karyawan dengan cara mereka sendiri berkontribusi pada budaya tempat kerja. Sikap, mentalitas, minat, persepsi bahkan proses berpikir karyawan mempengaruhi budaya organisasi. Contoh – Organisasi yang mempekerjakan individu dari latar belakang tentara atau pertahanan cenderung mengikuti budaya yang ketat di mana semua karyawan mematuhi pedoman dan kebijakan yang ditetapkan. Karyawan hampir tidak terlambat untuk bekerja. Ini adalah pola pikir karyawan yang membentuk budaya tempat. Organisasi dengan mayoritas anak muda mendorong persaingan yang sehat di tempat kerja dan karyawan selalu siap untuk tampil lebih baik daripada rekan kerja. Jenis kelamin karyawan juga mempengaruhi budaya organisasi. Organisasi di mana karyawan laki-laki mendominasi rekan-rekan perempuan mengikuti budaya di mana terlambat duduk adalah fitur normal. Karyawan pria lebih agresif daripada karyawan wanita yang justru akan peduli dan berhati lembut. Sifat bisnis juga mempengaruhi budaya organisasi. Industri pialang saham, jasa keuangan, industri perbankan semuanya bergantung pada faktor eksternal seperti permintaan dan penawaran, kapitalisasi pasar, pendapatan per saham dan sebagainya. Ketika pasar ambruk, industri ini tidak punya pilihan selain memberhentikan karyawan dan akhirnya mempengaruhi budaya tempat itu. Fluktuasi pasar menyebabkan kerusuhan, ketegangan dan sangat menurunkan motivasi individu. Manajemen juga merasa tidak berdaya ketika keadaan tidak dapat dikendalikan oleh siapa pun. Individu tidak yakin tentang karir mereka serta pertumbuhan dalam organisasi tersebut. Budaya organisasi juga dipengaruhi oleh tujuan dan sasarannya. Strategi dan prosedur yang dirancang untuk mencapai target organisasi juga berkontribusi pada budayanya. Individu yang bekerja dengan organisasi pemerintah mematuhi pedoman yang ditetapkan tetapi tidak mengikuti prosedur umpan balik sehingga membentuk budayanya. Industri yang bergerak cepat seperti periklanan, perusahaan manajemen acara mengharapkan karyawan untuk menjadi penuh perhatian, agresif, dan sangat aktif. Klien dan pihak eksternal sampai batas tertentu juga mempengaruhi budaya kerja tempat tersebut. Organisasi yang melayani Klien Inggris dan AS tidak memiliki pilihan lain selain bekerja secara bergiliran untuk menyesuaikan waktu mereka, sehingga membentuk budaya. Manajemen dan gaya penanganan karyawan juga mempengaruhi budaya tempat kerja. Ada organisasi tertentu di mana manajemen mengizinkan karyawan untuk mengambil keputusan mereka sendiri dan membiarkan mereka berpartisipasi dalam pembuatan strategi. Dalam budaya seperti itu, karyawan terikat pada manajemen mereka dan menantikan hubungan jangka panjang dengan organisasi. Manajemen harus menghormati karyawan untuk menghindari budaya di mana karyawan hanya bekerja untuk uang dan tidak ada yang lain. Mereka memperlakukan organisasi hanya sebagai sumber penghasilan uang dan mencari perubahan dalam waktu singkat.

146



Motivasi Bentuknya bisa bermacam-macam. Bisa berupa uang, apresiasi terhadap kerja keras karyawan, atau perhatian terhadap lingkungan kerja.



Gaya manajemen dan kepemimpinan Gaya manajemen dan kepemimpinan yang ada di perusahaan juga dipengaruhi oleh struktur organisasi perusahaan. Hal-hal yang dipengaruhi antara lain: kegiatan memimpin dan mengendalikan, kegiatan organisasi dan mengendalikan karyawan.



Komunikasi Pola komunikasi yang berdampak positif bagi budaya perusahaan adalah yang bersifat efektif. Komunikasi yang efektif memudahkan pihak manajemen untuk melakukan sosialisasi tujuan dan misi perusahaan, mengumumkan aturan perusahaan, dan menginformasikan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan.



Karakteristik dan struktur organisasi Bidang yang digeluti organisasi memengaruhi budaya yang berlaku di dalam organisasi tersebut. Perusahaan yang bergerak di bidang kreatif memiliki budaya organisasi yang berbeda dengan organisasi pemerintahan. Kompleksitas hierarki dan ukuran organisasi juga mempengaruhi hubungan personal, kebebasan, dan proses komunikasi antar anggotanya.

Tingkat formalitas organisasi

Organisasi dengan tingkat formalitas yang tinggi memiliki kecenderungan untuk menghindari sesuatu yang tidak pasti, dan berpegang pada semua aturan tertulisnya. Sedangkan, dalam organisasi dengan tingkat formalitas yang rendah, karyawan justru dilatih untuk menghadapi ketidakpastian secara kreatif dan mandiri. 

Nilai yang dianut individu Nilai-nilai yang dianut tiap individu dalam suatu organisasi akan mempengaruhi budaya organisasi secara keseluruhan. Misalkan, nilai akan waktu, efisiensi, diri, tindakan, dan kerja. Contohnya, bila kebanyakan individu yang berada dalam suatu organisasi tidak menghargai nilai kejujuran, maka budaya perusahaan tersebut juga tidak menjunjung tinggi nilai kejujuran.

2.

Apa yang dimaksud dengan Budaya Organiasi menurut para ahli yang saya ketahui?

Jawab: Para ahli pun memiliki pandangan masing-masing mengenai pengertian budaya organisasi, antara lain: 1. Sarpin (1995) Menurut Sarpin, pengertian budaya organisasi adalah suatu sistem nilai, kepercayaan dan kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur sistem formalnya untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi. 147

2. Kreitner dan Kinicki (2005) Kreitner dan Kinicki menyatakan budaya organisasi biasanya digambarkan dalam arti yang sama. Pola-pola dari kepercayaan, simbol-simbol, ritual-ritual dan mitos-mitos yang berkembang dari waktu ke waktu berfungsi sebagai perekat yang menyatakan organisasi. Setiap organisasi yang beraneka ragam bentuknya pasti memiliki budaya berbeda-beda. Perbedaan budaya organisasi ini hal yang sangat wajar, karena lingkungannya yang berbeda-beda. 3. Susanto Susanto mengatakan budaya organisasi adalah nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam organisasi. Sehingga setiap anggota organisasi wajib memahaminya dan bertingkah laku serta berperilaku sama. 4. Lathans (1998) Lathans berpendapat budaya organisasi adalah norma-norma dan nilai-nilai yang mengarah pada perilaku anggota organisasi. Semua anggota akan berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima oleh lingkungannya. 5. Schein (1992) Menurut Schein, budaya organisasi adalah sebuah pola dari berbagai asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh sebuah kelompok. Tujuannya, organisasi bisa belajar mengatasi dan menanggulangi masalah-masalah yang timbul akibat adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan baik. Karena itu, semua anggota harus mengenal budaya organisasi sebagai cara untuk memahami, memikirkan, dan merasakan masalah-masalah yang sedang dihadapi. Jadi, budaya organisasi adalah sebuah normal dan nilai yang akan membentuk perilaku anggota organisasi tersebut. Adanya budaya organisasi ini juga bertindak sebagai kode etik bagi para anggotanya ketika berperilaku di luar lingkungan organisasinya. 3.

Jelaskan, Manfaat Budaya Organisasi?

Jawab: Berikut adalah penjelasan tentang manfaat budaya organisasi: 

  

Mengatasi peran yang membedakan antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lain. Setiap organisasi mempunyai peran yang berbeda sehingga perlu memiliki akar budaya yang kuat dalam sistem dan kegiatan yang ada dalam organisasi. Menimbulkan rasa memiliki identitas bagi para anggota organisasi. Dengan budaya organisasi kuat akan merasa memiliki identitas yang merupakan ciri khas organisasi. Mementingkan tujuan bersama daripada mengutamakan kepentingan individu. Menjaga stabilitas organisasi. Kesatuan komponen-komponen organisasi yang direkatkan oleh pemahaman budaya yang sama akan membuat kondisi organisasi relative stabil.

4. Definisikan, Budaya Sebagai Kebutuhan Yang Deskriptif? Jawab: Cenderung melihat budaya sebagai totalitas komprehensif yang menyusun keseluruhan hidup sosial sekaligus menunjukkan sejumlah ranah (bidang kajian) yang membentuk budaya. Definisi dan deskripsi budaya Ada banyak definisi dari "budaya" yang ditawarkan selama 148

bertahun-tahun. Untuk tujuan teks ini definisi berikut digunakan. Budaya adalah cara karakteristik berperilaku dan percaya bahwa sekelompok orang telah mengembangkan dari waktu ke waktu dan berbagi. 5. Apa yang dimaksud dengan budaya sebagai lapisan yang bermakna? Jawab: Memahami budaya sebagai lapisan makna: Salah satu kompleksitas yang membuat "budaya" begitu sulit untuk mengatasinya adalah beberapa lapisan maknanya. Ada banyak hal yang mudah diamati tentang budaya suatu negara, daerah, atau perusahaan yang berbeda cukup jelas dari negara-negara lain, daerah, dan perusahaan. Kadangkadang disebut sebagai artefak, atau manifestasi, nilai-nilai yang mendasari dan assumptions. Nilai yang mendasari dan asumsi yang jauh lebih jelas. Salah satu cara untuk memahami konsep ini diilustrasikan dalam Gambar diatas yang merupakan budaya sebagai rangkaian lingkaran konsentris, atau beberapa layers. Lapisan budaya, model yang menyediakan cara untuk memahami budaya sebagai serangkaian lapisan, dengan masingmasinglapisan, bergerak dari luar ke dalam, yang mewakili kurang eksplisit, nilai-nilai dan asumsi, tapi Sejalan semakin banyak nilai-nilai dan keyakinan penting untuk menentukan sikap dan perilaku. Lapisan ini meliputi: ○ Permukaan atau budaya eksplisit (lapisan luar) hal-hal yang mudah diamati, seperti pakaian, arsitektur, adat istiadat, bahasa tubuh, gerak tubuh, etiket. ○ budaya Tersembunyi (lapisan tengah): nilai-nilai, agama, dan filsafat tentang hal-hal seperti membesarkan anak, dilihat dari apa yang benar dan yang salah. ○ Terlihat atau implisit budaya (inti): kebenaran universal budaya itu. Pendekatan ini untuk memahami budaya yang digunakan dalam buku ini berbagai usaha dan IHR praktek, seperti menyiapkan karyawan untuk tugas internasional atau mengembangkan kompensasi dan motivasi praktek untuk aplikasi dalam operasi luar negeri, dijelaskan dan dievaluasi.

149

DAFTAR PUSTAKA

http://fekool.blogspot.com/ https://wislah.com/budaya-organisasi http://dodraafifa.bm.uma.ac.id/ https://actconsulting.co/ https://deepublishstore.com/

150

BIODATA DIRI Elma Amelia adalah Nama Penulis Modul Makalah UAS ini, Lahir pada Tanggal 10 November 1999 Di Bandung Jawa Barat, Penulis ini merupakan anak ke 4 dari ke 4 bersaudara, dari pasangan Atikah dan Ade Rukban (Alm). Penulis pertama masuk Pendidikan di SD Negri Gapura Winaya di Jawa Barat pada tahun 2005 dan tamat di tahun 2011, di Tahun yang sama penulis melanjutkan Pendidikan ke SMP Negri 02 Cililin dan tamat pada Tahun 2014. Setelah lulus dari SMP penulis melanjutkan Pendidikan SMK Farmasi Mitradharma dan lulus di Tahun 2017. Penulis melanjutkan lagi pendidikan nya dan masuk Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi Manajemen di Tahun 2021. Dengan ketekunan dan Motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha penulis ini hampir selesai menyelesaikan Semester IV. Penulisan Modul Makalah ini dibuat sebagai salah satu Tugas Ujian Akhir Semester, Semoga dengan Penulisan tugas Makalah ini mampu memberikan kontribusi yang Positif bagi dunia Pendidikan. Akhir kata Penulis mengucapkan Terimakasih kepada Bapak Drs. Arief Syah Safrianto., MM, Selaku Dosen Pengampu selama Satu Semester ini.

151

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.