Power Electronic Flipbook PDF

Electronic papper

17 downloads 118 Views 5MB Size

Story Transcript

ELEKTRONIKA DAYA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Elektronika Daya merupakan salah satu bidang ilmu yang mempelajari dan membahas aplikasi elektronika yang berkaitan dengan peralatan listrik berdaya cukup besar. Konverter DC-AC dapat disebut juga inverter mampu menghasilkan gelombang sinusoidal yang banyak digunakan dan diaplikasikan dalam industri biasanya untuk mengontrol mesin AC atau UPS (Uninterruptble Power Supply) dan aplikasi – aplikasi lainnya. Elektronika daya mulai populer setelah berbagai pengaturan secara konvensional kurang dapat memenuhi kebutuhan industri. Pengaturan berbagai aplikasi di industri secara konvensional tidak efektif dan menimbulkan rugi-rugi cukup besar sehingga diperlukan mekanisme pengaturan yang lebih baik. Efisiensi inverter sendiri mencapai 90% untuk high frekuensi sedangkan yang low frekuensi mencapai 80% (mahfudjiono). Salah satu pilihan adalah dengan menggunakan perangkat elektronika contohnya dengan mikrokontroler Arduino sebagai teknik konversi untuk pensaklaran on dan off komponen elektronika. Beberapa perangkat pendukung mengalami perkembangan ditambah lagi alat – alat elektronika yang semakin beragam. Salah satu sistem elektronika yang dikenal adalah inverter berfungsi mengubah tegangan DC 12 Volt menjadi tegangan 220 AC 50 Hz. Inverter ini berfungsi sebagai penyedia listrik cadangan baik dikendaraan maupun di rumah, sebagai emergency power saat aliran listrik rumah padam. Selain itu dimasa mendatang, inverter DC ke AC akan memegang peranan penting dalam mengubah energi DC dari sumber energi terbarukan sel surya menjadi energi listrik AC untuk gunakan seharihari. Dalam aplikasinya, inverter ini dapat digunakan pada perangkat rumah tangga, komputer, peralatan pertukangan, pompa air, kipas angin, sistem suplai energi pada rumah di daerah terpencil dan berbagai barang elektronik lainnya. Alat ini terutama pada perangkat rumah tangga sangat banyak digunakan terutama pada


ELEKTRONIKA DAYA 2 saat listrik padam. Masalahnya sel surya menghasilkan energi DC untuk itu membutuhkan konversi dari DC ke AC untuk digunakan pada lampu dan sistem elektronika lainnya oleh karena itu dituntut untuk membuat sistem konversi dalam hal ini inverter dengan output gelombang sinusoidal dengan distorsi kecil. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari Elektronika daya? 2. Apa saja komponen yang digunakan dalam Elektronika daya? 3. Apa fungsi dari masing-masing komponen Elektronika daya? 4. Bagaiamana tipe-tipe rangkaian Elektronika daya?? 5. Bagaiaman aplikasi dari Elektronika daya? C. Tujuan 1. Supaya memahami pengertian dari elektronika daya 2. Agar mengenal saja komponen yang digunakan dalam Elektronika daya 3. Agar mengetahui fungsi dari masing-masing komponen Elektronika daya 4. Agar lebih memahami tipr-tipe rangkaian dari rangkaain Elektronika daya 5. Supaya mengetahui bagaimana pengaplikasian dari Elektronika daya


ELEKTRONIKA DAYA 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Elektronika Daya Elektronika Daya (Power Electronics) didefinisikan sebagai sebuah aplikasi elektronika yang menitikberatkan pada pengaturan peralatan listrik yang berdaya besar dengan cara melakukan pengubahan parameterparameter listrik (arus, tegangan, daya listrik). Aplikasi elektronika disini dimaksudkan rangkaian yang menggunakan peralatan elektronika terutama semikonduktor yang difungsikan sebagai saklar (switching) untuk melakukan pengaturan dengan cara melakukan pengubahan tipe sumber dari AC – AC, AC – DC, DC – DC dan DC – AC. Peralatan semikonduktor yang digunakan adalah solid-state electronics untuk melakukan pengaturan yang lebih efesien pada sistem yang mempunyai daya dan energy yang besar. Aplikasi elektronika daya memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Aplikasi teknik kontrol untuk mendapatkan 2) Elektronika daya merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu yaitu Teknik Tenaga Listrik, Elektronika dan teknologi sistem kontrol. 3) Elektronika daya menggunakan komponen elektronika daya (solidstate) untuk mengontrol dan mengkonversi tenaga listrik 4) Rangkaian elektronika daya terdiri dari input dan beban (load). 5) Rangkaian elektronika daya dapat terdiri dari satu atau lebih converter untuk melakukan perubahan parameter listrik. Secara umum, aplikasi elektronika daya dapat dijelaskan dengan diagram skematik sebagai berikut:


ELEKTRONIKA DAYA 4 Gambar 2.1. Sistem Elektronika Daya B. Peralatan Semikonduktor Elektronika Daya Elektronika daya menggunakan komponen elektronika daya (solidstate) untuk mengontrol dan mengkonversi tenaga listrik. Berikut ini merupakan beberapa komponen yang ada pada elektronika daya: 1. Dioda Dioda merupakan komponen elektronika daya yang memilki dua terminal, yaitu: anoda (A) dan katoda (K). Jika sebuah dioda difungsikan sebagai sakelar elektronis dalam suatu rangkaian tertutup, maka dioda akan konduksi (ON) jika potensial pada anoda lebih positif daripada potensial pada katoda. Kondisi ini biasanya disebut dalam keadaan bias maju (forward bias – FB). Sebaliknya, dioda akan memblok (OFF) jika potensial pada anoda lebih negatif daripada potensial pada katoda. Kondisi ini disebut dalam keadaan bias mundur (reversed bias – RB). Jika diode dalam kondisi ideal, ketika dioda dalam kondisi ON memiliki karakteristik tegangan pada dioda sama dengan nol dan arus yang mengalir sama dengan arus bebannya. Sebaliknya, dioda dalam kondisi OFF memiliki karakteristik tegangan pada dioda sama dengan tegangan sumbernya dan arus yang mengalir sama dengan nol. Dalam kondisi dioda ON dan OFF ini dapat dinyatakan tidak terjadi kerugian daya pada dioda. Gambar 1 merupakan simbol, karakteristik i-v, dan karakteristik ideal dioda pada kondisiajeg (steady-state). Dioda daya


ELEKTRONIKA DAYA 5 memiliki kapasitas tegangan dan arus hingga 3000 V, 3500 A, dengan waktu pemulihan balik antara 0,1 – 5 µS (detik). Gambar 2.2. Karakteristik Diode (a) simbol, (b) karakteristik i-v, (c) karakteristik ideal 2. Thyristor Thyristor berakar kata dari bahasa Yunani yang berarti ‘pintu’. Dinamakan demikian karena sifat dari komponen yang mirip dengan pintu yang dapat dibuka dan ditutup untuk melewatkan arus listrik. Ciri - ciri utama dari sebuah thyristor adalah komponen yang terbuat dari bahan semiconductor silicon. Thyristor yang digunakan adalah SCR (Silicon Controlled Rectifier) yang merupakan komponen elektronika daya yang dapat digunakan sebagai sistem saklar. Pada banyak aplikasi,thyristor dapt diasumsikan sebagai saklar ideal akan tetapi dalam prakteknya thyristor memiliki batasan dan karakteristik tertentu.Salah satu keuntungan dari SCR adalah mampu mengalirkan daya ratusan watt dan hanya membutuhkan mili watt sinyal pemicuan. Gambar 2.3. Struktur dasar thyristor ; Simbol thyristor


ELEKTRONIKA DAYA 6 Macam-macam Thyristor Terdiri dari beberapa macam diantaranya : SCR (Silicon Controlled Rectifier) DIAC TRIAC (Triode AC Switch) PUT (Programmable Uni-junction Transistor) UJT (Uni-Junction Transistor ) GTO (Gate Turn Off Thyristor) DB-GTO (Distributed Buffer – Ggate Turn-off Thyristor) LASCR (Light Activated Silicon Controlled Rectifier) RCT (Reverse Conduction Thyristor) SITH (Static Induction Thyristor) MOS-Controlled Thyristor (MCT) IGCT (Integrated Gate Commutated Thyristor) MOS Composite Static Induction Thyristor/CSMT MCT (MOS Controlled Thyristor) Cara kerja thyristor : Gambar 2.4. simulasi cara kerja thyristor


ELEKTRONIKA DAYA 7 Simulasi Cara Kerja : Terdiri dari sebuah resistor R on, sebuah induktor Lon, sebuah sumber tegangan DC V yang terhubung seri dengan Switch (SW). SW dikontrol oleh signal Logic yang yang bergantung pada tegangan Vak, arus Iak dan signal Gate (G).atau,Dapat dilihat, 1. Kolektor transistor Q1 tersambung pada base transistor Q2 dan sebaliknya kolektor transistor Q2 tersambung pada base transistor Q1. 2. Rangkaian transistor yang demikian menunjukkan adanya loop penguatan arus di bagian tengah. Dimana diketahui bahwa Ic = BIb, yaitu arus kolektor adalah penguatan dari arus base. 3. Jika misalnya ada arus sebesar Ib yang mengalir pada base transistor Q2, maka akan ada arus Ic yang mengalir pada kolektor Q2. Arus kolektor ini merupakan arus base Ibpada transistor Q1, sehingga akan muncul penguatan pada pada arus kolektor transistor Q1. 4. Arus kolektor transistor Q1 tidak lain adalah arus base bagi transistor Q2. 5. Demikian seterusnya sehingga makin lama sambungan PN dari thyristor ini di bagian tengah akan mengecil dan hilang. Tertinggal hanyalah lapisan P dan N di bagian luar. 6. Thyristor menjadi ON saat diberi arus trigger lapisan P yang dekat dengan katoda. Karena letaknya yang dekat dengan katoda, pin gate ini bisa juga disebut pin gatekatoda (cathode gate) 3. Transistor Transistor memiliki tiga terminal : basis, emitor, dan kolektor. Pada rangkaian elektronika daya, transistor umumnya dioperasikan sebagai sakelar dengan konfigurasi emitor-bersama. Transistor bekerja atas dasar prinsip kendali-arus (current driven). Gambar 3 merupakan


ELEKTRONIKA DAYA 8 simbol, karakteristik i-v, dan karakteristik ideal dari transistor. Transistor dengan jenis NPN akan ON jika pada terminal kolektoremitor diberi panjar (bias) dan pada basis memiliki potensial lebih positif daripada emitor dan memiliki arus basis yang mampu mengendalikan transistor pada daerah jenuh. Sebaliknya, transistor akan OFF jika arus basis dikurangi hingga pada kolektor tidak dapat mengalirkan arus listrik. Jika transistor dalam kondisi ideal, ketika transistor dalam kondisi ON memiliki karakteristik tegangan pada terminal emitor dan kolektor (VCE) sama dengan nol dan arus yang mengalir sama dengan arus bebannya. Sebaliknya, ketika transistor dalam kondisi OFF memiliki karakteristik tegangan pada transistor sama dengan tegangan sumbernya (VCC) dan arus yang mengalir sama dengan nol. Dalam kondisi transistor ON dan OFF ini dapat dinyatakan tidak terjadi kerugian daya pada transistor sebagai sakelar. Transistor daya umumnya digunakan sebagai konverter dengan kapasitas tegangan dan arus mencapai 1200 V, 400 A, dengan frekuensi pensakelaran di bawah 10 kHz. Gambar 2.5. (a) symbol transistor ; (b) karakteristik dari transistor


ELEKTRONIKA DAYA 9 4. Mosfet Mosfet merupakan piranti semikonduktor daya yang memiliki tiga terminal : gate (gerbang), sumber (source), dan pengalir (drain). MOSFET bekerja atas dasar prinsip kendali-tegangan (voltage-driven). Gambar 4 merupakan simbol, karakteristik i-v, dan karakteristik ideal dari MOSFET. Rangkaian pengaturan ON dan OFF dengan piranti MOSFET lebih mudah dibandingkan piranti transistor. Jika pada terminal gerbang-sumber dicatu tegangan yang cukup besar maka piranti akan ON, sehingga menghasilkan tegangan yang kecil antara terminal pengalir-sumber. Dalam kondisi ON, perubahan tegangan pada terminal pengalir-sumber berbanding lurus dengan arus pada terminal pengalirnya. Jadi, terminal pengalir-sumber memiliki resistansi sangat kecil pada saat kondisi ON. MOSFET daya umumnya digunakan sebagai konverter dengan kapasitas tegangan dan arus mencapai 1000 V, 50 A, dengan frekuensi pensakelaran di atas 100 kHz. Gambar 2.6. symbol mosfet 5. IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor) IGBT komponen elektronika yang banyak dipakai dalam elektronika daya, aplikasinya sangat luas dipakai untuk mengatur putaran motor DC atau motor AC daya besar, dipakai sebagai inverter yang mengubah tegangan DC menjadi AC, dipakai komponen utama Variable Voltage Variable Frequency (VVVF) pada KRL modern, dipakai dalam kontrol pembangkit tenaga angin dan tenaga panas matahari. Di masa depan IGBT akan menjadi andalan dalam industri elektronika maupun dalam listrik industri.


ELEKTRONIKA DAYA 10 IGBT memiliki kesamaan dengan Transistor bipolar, perbedaannya pada Transistor bipolar arus basis IB yang diatur sedangkan pada IGBT yang diatur adalah tegangan gate ke emitor UGE. Dari Gambar 10.19 karakteristik IGBT, pada tegangan UCE = 20 V dan tegangan gate diatur dari minimum 8 V, 9 V dan maksimal 16 V, arus kolektor IC dari 2 A sampai 24 A Gambar 2.7. struktur fisik dan kemasan IGBT C. Fungsi Peralatan Semikonduktor Peralatan semikonduktor pada sistem elektronika daya mempunyai fungsi utama sebagai berikut: 1. Switching Fungsi utama semikonduktor pada aplikasi elektronika daya adalah sebagai saklar atau switching. Proses switching merupakan dasar dari materi pada elektronika daya sehingga perlu difahami dengan baik. Switching dilakukan secara elektronik dengan kecepatan tinggi yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Gambar 2.8. Switching dengan lebar pulsa 50 dan 12,5 %


ELEKTRONIKA DAYA 11 2. Converting Fungsi yang kedua dari peralatan semikonduktor elektronika daya adalah untuk melakukan pengubahan atau converting dari tipe sumber. Konversi dapat dilakukan dari AC ke DC, AC ke AC, DC ke DC maupun dari DC ke AC. Proses pengubahan besaran meliputi pengubahab bentuk gelombang arus, tegangan maupun besaran lainnya. Gambar 2.8. Konversi parameter listrik dalam elektronika daya 3. Controlling Fungsi yang ketiga dari peralatan semikonduktor elektronika daya adalah untuk melakukan pengaturan aplikasi elektronika industri sesuai dengan yang diinginkan. Contoh pengaturan adalah pengaturan tegangan, pengaturan arus, pengaturan daya listrik dan pengaturan besaran-besaran lainnya. Dengan melakukan pengaturan besaran listrik akan berpengaruh pada sistem kerja pada sistem yang bekerja di industri seperti kecepatan putaran, tekanan, suhu, kecepatan gerak, dan sistem kerja lainnya. Gambar 2. 9. Pengaturan tegangan dengan pembagi tegangan resistor Contoh ilustrasi penggunaan aplikasi elektronika daya secara sederhana adalah pada pengaturan tegangan. Gambar di bawah ini


ELEKTRONIKA DAYA 12 merupakan rangkaian pembagi tegangan yang digunakan untuk mengatur tegangan V2 sesuai dengan yang dibutuhkan. Melalui pengaturan resistor variable (Potensiometer) kita bisa mendapatkan tegangan V2 sesuai kebutuhan. Cara pengaturan konvensional seperti ini memang sangat mudah tetapi coba lihat rugi-rugi yang dihasilkan. Dengan menggunakan resistor maka akan muncul panas yang besarnya berbanding dengan kuadrat arus (I) dan nilai resistornya. Rugi-rugi panas = I2 . R Watt Gambar 2.10. Pengaturan tegangan dengan switching Metode pengaturan lain yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan switching (saklar) pada sisi sumber sehingga bisa diatur nilai tegangan keluaran dengan mengatur duty cicle (siklus kerja) dari peralatan switching. Dengan metode seperti ini, maka tegangan keluaran dapat diatur tanpa menimbulkan panas karena pada saat tidak digunakan sumber dimatikan dan sumber akan dihidupkan jika dibutuhkan. D. Tipe-Tipe Rangkaian Elektronika Daya Pengaturan daya listrik dapat dilakukan dengan cara melakukan konversi bentuk gelombang besaran tertentu menjadi bentuk lain dengan menggunakan karakteristik pensakelaran dari piranti semikonduktor daya. Gambar 5 menunjukkan fungsi dasar dari konversi daya listrik dengan piranti semikonduktor daya. Dengan acuan konversi daya seperti ditunjukkan pada Gambar 5, rangkaian elektronika daya dapat diklasifikasikan dalam lima jenis rangkaian, yaitu : a.Penyearah tak-terkendali (penyearah)


ELEKTRONIKA DAYA 13 b.Penyearah terkendali (konverter). c.Pengatur tegangan arus bolak-balik (AC Regulator). d.Pemangkas arus searah (Chopper). e.Inverter. Gambar 2.11. Bentuk Konversi Daya Listrik dengan Piranti Semikonduktor Daya 1. Rangkaian Peyearah Tak-Terkendali (Penyearah) Rangkaian penyearah merupakan rangkaian yang mengubah sumber tegangan arus bolak-balik (AC) menjadi sumber tegangan arus searah (DC) tetap seperti ditunjukkan pada Gambar 2.11.Komponen semikonduktor daya yang digunakan berupa dioda yang beroperasi sebagai sakelar dan pengubah. Tegangan masukan dari penyearah ini dapat berbentuk tegangan arus bolakbalik satu-fasa maupun tiga-fasa. Selanjutnya, proses penyearahan dapat dibedakan dalam dua jenis proses, yaitu penyearah setengah gelombang (halfwave) dan penyearah gelombang penuh (fullwave). Gambar 2.11. merupakan rangkaian penyearah satu fasa dengan proses penyearahan setengah gelombang. Ditinjau dari tegangan luaran yang dihasilkan, terdapat dua jenis komponen tegangan, yaitu : (1) tegangan searah rerata (Vo,dc) dan tegangan searah efektif (root mean ).


ELEKTRONIKA DAYA 14 Gambar 2.12. diagram rangkaian dan bentuk gelombang Penyearah Tak-Terkendali 2. Penyearah Terkendali (Konverter) Rangkaian penyearah terkendali (konverter) merupakan rangkaian yang mengubah sumber tegangan AC menjadi sumber tegangan DC yang dapat dikendalikan/diatur. Komponen semikonduktor daya yang digunakan umumnya berupa SCR yang beroperasi sebagai sakelar, pengubah, dan pengatur. Rangkaian konverter satu fasa ditunjukkan pada Gambar 2.12 Nilai tegangan keluaran dapat diatur dengan melakukan pengaturan waktu konduksi atau sudut pemicuan (α) dari SCR, yaitu dengan cara memberi arus picu pada terminal gate. Tegangan masukan dari konverter ini dapat berbentuk tegangan arus bolakbalik satu-fasa maupun tiga-fasa. Selanjutnya, proses penyearahan dapat dibedakan dalam tiga jenis proses, yaitu konverter setengah gelombang (halfwave), konverter gelombang tegangan penuh (fullwave), dan semikonverter.


ELEKTRONIKA DAYA 15 Gambar 2.12 merupakan rangkaian konverter satu fasa setengah gelombang. 3. Pengatur Tegangan AC (AC-Regulator) AC-regulator merupakan suatu rangkaian yang digunakan untuk mengubah sumber tegangan AC tetap menjadi sumber tegangan AC yang dapat dikendalikan/diatur. Komponen semikonduktor daya yang digunakan berupa SCR dan TRIAC yang beroperasi sakelar dan pengatur. Tegangan masukan dari AC-regulator ini dapat berbentuk tegangan arus bolak-balik satu-fasa maupun tiga-fasa. Selanjutnya, proses pengaturan dapat dibedakan dalam dua jenis proses, yaitu pengaturan searah Gambar 2.13 merupakan rangkaian ac-regulator satu fasa unidirectional.


ELEKTRONIKA DAYA 16 Tegangan luaran ac-regulator ini dapat diatur dengan melakukan pengaturan waktu konduksi atau gelombang sudut pemicuan (α) dari SCR, yaitu dengan cara memberi arus picu pada terminal gate dari TRIAC. 4. Pemangkas Arus Searah (Chopper) Chopper merupakan suatu rangkaian yang digunakan untuk mengubah sumber tegangan DC tetap menjadi sumber tegangan DC yang dapat dikendalikan/diatur. Komponen semikonduktor daya yang digunakan dapat berupa SCR, transistor, dan MOSFET yang beroperasi sebagai sakelar dan pengatur. Ditinjau dari proses pengaturan, chopper dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu : chopper penurun (stepdown), chopper penaik (step-up), dan chopper penurunpenaik (step down-up). Gambar 2.14 merupakan rangkaian dan bentuk gelombang chopper 5. Inverter Inverter merupakan suatu rangkaian yang digunakan untuk mengubah sumber tegangan DC tetap menjadi sumber tegangan AC. Komponen semikonduktor daya yang digunakan dapat berupa SCR, transistor, dan MOSFET yang beroperasi sebagai sakelar dan pengubah.


ELEKTRONIKA DAYA 17 Gambar 2.15 Rangkaian dan gelombang dari Inverter Satu Fasa Ditinjau dari proses konversi, inverter dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu inverter :seri, paralel, dan jembatan. Inverter jembatan dapat dibedakan menjadi inverter jembatan setengah-gelombang (halfwave) dan jembatan gelombang-penuh (fullwave). Tegangan luaran yang dihasilkan dapat berbentuk satu fasa atau tiga fasa. E. Aplikasi dan Contoh Penggunaan Elektronika Daya Aplikasi rangkaian elektronika banyak digunakan untuk kepentingan peralatan rumah tangga dan industri. Perangkat elektronika daya banyak digunakan pada peralatan konversi daya listrik yang besar seperti : saluran transmisi daya listrik, jaringan distribusi daya listrik, pengaturan motor listrik secara elektronis di industri, pengatur pemanas air, pengubah daya listrik AC menjadi DC, DC menjadi DC, DC menjadi AC untuk kepentingan pengaturan peralatan di industri, charger baterai pada peralatan industri, dan lain sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari aplikasi elektronika daya dapat dilihat pada UPS (Uninterabable Power Supply), inverter, catu daya untuk laptop, notebook dan komputer, pengatur tingkat keterangan lampu, peredup lampu (dimmer), pengatur pemanas, pengatur cahaya, ballast elektronik pada lampu neon, relai-relai elektronik, pemutus tenaga, sistem elektronis dalam mobil dan wahana ruang angkasa. Selain itu aplikasi elektronika daya juga banyak digunakan diindustri untuk pengaturan berbagai peralatan


ELEKTRONIKA DAYA 18 industri seperti pengaturan kecepatan putar motor listrik, pengatur kecepatan putar penggerak konveyor, pengatur kecepatan gerak lift, pengatur kecepatan gerak eskalator dengan beban yang berubah-ubah, pengaturan kecepatan aliran fluida gas dan minyak, pengaturan tekanan pada mesin pompa, blower, pengaturan kipas dan lain sebagainya. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Semikonduktor daya dalam rangkaian elektronika daya berfungsi sebagai sekelar (switching) sekaligus sebagai pengubah (converting) dan atau pengatur (controlling). Penyearah Takterkendali (penyearah) merupakan rangkaian yang mengubah sumber tegangan arus bolakbalik (AC) menjadi sumber tegangan arus searah (DC) tetap. Penyearah terkendali (konverter) merupakan rangkaian yang mengubah sumber tegangan AC menjadi sumber tegangan DC yang dapat dikendalikan/diatur. Pengatur tegangan AC (AC-regulator) merupakan suatu rangkaian yang digunakan untuk mengubah sumber tegangan AC tetap menjadi sumber tegangan AC yang dapat dikendalikan/diatur. Pemangkas arus searah (chopper) merupakan suatu rangkaian yang digunakan untuk mengubah sumber tegangan DC tetap menjadi sumber tegangan DC yang dapat dikendalikan/diatur. Inverter merupakan suatu rangkaian yang digunakan untuk mengubah sumber tegangan DC tetap menjadi sumber tegangan AC yang dapat dikendalikan/diatur.


ELEKTRONIKA DAYA 19 B. SARAN 1. .Diharapkan penulis dapat mengembangkan dan melanjutkan penulisan makalah mengenai elektronika daya. 2. .Diharapkan hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan ilmu pengetahuan.


ELEKTRONIKA DAYA 20 DAFTAR PUSTAKA http://elektronikadasar.info/elektronika-daya.htm (Diakses tgl. 16.09.2016) http://azharbeny.blogspot.co.id/2013/02/elektronika-daya-1.html (Diakses tgl. 09.09.2016) http://gopellive.blogspot.co.id/2014/04/elektronika-daya.html (Diakses tgl. 10.09.2016)


Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.