Ruang Satu (test) Flipbook PDF

Ruang Satu (test)

53 downloads 108 Views 7MB Size

Recommend Stories


DQA TEST REPORT. 1. Stability Test:
DQA TEST REP ORT 1. Stability Test: 1.1 CPU Test: Procedure: (1) Install O.S. (2) Check CPU information & specification with CPU-Z. (3) Run 3DMark1

DQA TEST REPORT. 1. Stability Test:
DQA TEST REP ORT 1. Stability Test: 1.1 CPU Test: Procedure: (1)Install O.S. (2) Check CPU information & specification with CPU-Z. (3) Run 3DMark11

Story Transcript

R u a n g S a t u - 2 0 1 9 1 Warrior of Asia eranda medsos saya belakangan ini dibanjiri notifikasi tentang silat. Rasa penasaran membuat saya mencoba untuk mencari tahu lebih jauh. Ternyata banyak orang sedang mengulas pencak silat dalam salah satu film luar negeri. Entah apa itu judul filmnya. Dari melihat sekilas potongan video dalam adegan tersebut, saya langsung ngeh. Itu pencak silat Indonesia. Pencak silat tanah air. Apalagi, menggunakan senjata khas silat. Kerambik. Ini membuktikan bahwa pencak silat juga dapat diaplikasikan dalam bidang lain. Film, salah satunya. Sebagai orang Indonesia, khususnya warga Madiun, kita patut turut berbangga. Sebab, pencak silat dan Madiun bak dua sisi mata uang yang saling berkaitan dan tak terpisahkan. Madiun gudangnya pencak silat. Tidak menutup kemungkinan Pencak Silat Madiun juga masuk dalam perfilman ke depan. Di Kota Madiun saja, terdapat sebelas perguruan yang tergabung dalam paguyuban pencak silat. Paguyuban ini terbentuk sejak 2013 lalu. Tak berlebih kiranya sebutan Madiun Kota Pendekar disematkan untuk kota kita tercinta ini. Pencak silat merupakan aset besar. Tentu kita semua ingin Silat Madiun terus berkembang. Paling tidak Madiun menjadi jujukan ketika kata silat terucap. Bukan hanya di tanah air. Namun, juga dunia. Terlebih di Asia. Kota Madiun harus menjadi Warrior of Asia. B


2 R u a n g S a t u - 2 0 1 9 Warrior bukan hanya jago dalam bertanding. Namun, menjelajah disegala lini. Seperti yang tengah ‘in’ saat ini. Pencak silat mampu menembus perfilman dunia. Artinya, pencak silat dapat dimasukkan dalam industri kreatif. Terutama dalam seni peran. Kita harus segera menangkap potensi ini. Pencak silat bukan hanya untuk di dalam arena. Tapi juga bisa masuk dalam film, pementasan drama, teater, hingga konveksi. Bahkan, tidak menutup kemungkinan masuk dunia game. Dunia yang tengah digandrungi anak-anak dan remaja saat ini. Seperti yang kita ketahui, game yang bersifat full body contact masih didominasi bela diri lain. Silat bisa menjadi pembeda. Memberi suasana baru. Lengkap dengan atribut dan senjata khasnya. Pasti menarik. Kota Madiun kaya akan bakat-bakat dibidang IT. Mereka cukup bisa membuat game dengan karakter silat di dalamnya. Peluang mereka terbuka lebar di depan. Ini juga dapat menjadi media promosi yang menarik. Agar Silat Madiun semakin mendunia. Saya sudah berencana menjadikan silat sebagai destinasi wisata di Kota Madiun. Mereka yang ingin mengenal lebih dekat dengan Silat Madiun akan difasilitasi. Dari satu perguruan ke perguruan lain. Dari satu padepokan ke padepokan lainnya. Atau dapat dijadikan dalam satu tempat. Mereka yang ingin belajar gerakannya difasilitasi dengan


R u a n g S a t u - 2 0 1 9 3 menggabungkan jurus dari tiap perguruan tanpa meninggalkan ciri khas masing-masing. Yang penting mereka tahu dulu. Tatkala mereka tertarik akan belajar lebih mendalam. Artinya, berkunjung lagi ke sini. Perekonomian juga akan meningkat. Ini tentu tidak cukup hanya dengan harapan. Butuh aksi nyata untuk mewujudkannya. Pemerintah Kota Madiun tentu akan memberikan fasilitasnya. Saya sudah berencana membangunan taman silat, sentra pencak silat, hingga padepokan bersama atau bahkan museum. Bukan hanya sebagai tempat pertunjukkan, tetapi juga dapat digunakan untuk berlatih bersama. Eventevent yang berkaitan dengan pencak silat juga akan lebih intens digelar. Terdekat, Pemkot Madiun bersiap menggelar Seni Pencak Silat Nusantara akhir Juli ini. Tempatnya di gedung olahraga kawasan Stadion Wilis. Gelaran event kali kedua ini saya pastikan lebih meriah dan lebih besar. Rencananya dihadiri Menpora Imam Nahrawi. Pesilat dari mancanegara juga akan diundang. Ini juga sebagai sarana promosi pencak silat. Agar lebih dikenal. Lebih mendunia. Dan sekali lagi, Kota Madiun menjadi Warrior of Asia. Oleh: Drs. H. Maidi, SH, MM, MPd Walikota Madiun


4 R u a n g S a t u - 2 0 1 9


R u a n g S a t u - 2 0 1 9 5 Kota Pendekar Menuju Smart City emerintah pusat tengah menggalakkan konsep smart city bagi pemerintah daerah. Sejauh ini sudah ada 100 pemerintah daerah tingkat dua yang masuk dalam pilot project program kota pintar tersebut. Alhamdulillah, Kota Madiun salah satu di antaranya. Konsep smart city memang tidak datang begitu saja. Tidak seperti Bandung Bondowoso yang mendirikan candi dalam waktu semalam. Smart city butuh perjuangan panjang, usaha keras, dan keterlibatan semua pihak tentunya. Terdapat ratusan daerah yang mengajukan diri agar mendapat pendampingan kementerian terkait penerapan smart city ini. Seleksi berjalan ketat. Mereka yang dinyatakan lolos berhak mempresentasikan potensi daerahnya di hadapan juri di Jakarta. Saya ingat betul, karena saya ikut mempresentasikan potensi dan kesiapan Kota Madiun dalam menyongsong pelaksanaan konsep smart city ini. Ada beberapa keunggulan Kota Madiun yang menarik perhatian juri. Mulai program wifi gratis, pemanfaatan gas metan hasil pengelolaan sampah di TPA Winongo, dan lain sebagainya. Kota Madiun bersama 24 pemerintah daerah lain dinyatakan layak mendapatkan P


6 R u a n g S a t u - 2 0 1 9 pendampingan. Ini menyusul 75 daerah lain yang sudah lebih dulu terpilih sebelumnya. Serangkaian usaha panjang itu bukanlah akhir. Ini merupakan start awal. Proses mewujudkan kota pintar masih panjang di depan. Banyak hal yang harus dibenahi di Kota Madiun. Mulai infrastrukturnya, SDM-nya, dan anggaran pastinya. 100 daerah yang menjadi pilot project program smart city


R u a n g S a t u - 2 0 1 9 7 mendapatkan anggaran pendampingan dari pemerintah pusat. Namun, hanya mengandalkan itu tentu belum cukup. Pemerintah daerah harus memutar otak untuk menghasilkan pundi-pundi anggaran tambahan. Sumbernya bisa dari mana saja. Rekanan salah satunya. Kota Madiun harus baik agar investor tertarik. Beragam upaya dilakukan. Pembenahan wajah kota berlangsung disana-sini. Fungsi Taman Lalu Lintas Bantaran Kali Madiun semakin ditingkatkan. Beragam event digelar. Harapan saya, ada pergerakan di masyarakat. Tatkala ada pergerakan, ekonomi meningkat. Investor datang dan PAD pun meningkat. Sebagian anggarannya dapat digunakan untuk mendukung konsep smart city ini. Pembenahan SDM juga terus dilakukan. Para ahli didatangkan untuk memberikan pendampingan. Seperti professor Marsudi yang menjadi pendamping bimbingan teknik selama dua hari di Kota Madiun. Ke depan, akan banyak pelatihan dan bimbingan. Masyarakat juga harus dicerdaskan. Saya sengaja [Bagian ini berisi Quote yang masih berhubungan dengan topik narasi. Bagian ini berisi Quote yang masih berhubungan dengan topik narasi.]


8 R u a n g S a t u - 2 0 1 9 menginstruksikan dinas terkait untuk banyak memberikan bimbingan terkait IT. Mulai pelatihan dasar komputer hingga internet marketing. Pemerintah dan masyarakat harus bersiap. Ini penting karena akan ada banyak program terkait smart city ke depan. Saya bersama kepala OPD sudah beberapa kali mengunjungi pameran teknologi smart city. Terbaru, saya menghadiri Internasional Smart City Expo and Forum (IISMEX) di Jakarta. Sebelumnya, juga ada pembinaan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla melalui Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) yang juga di Ibu Kota. Dari sini wawasan tentang smart city mengemuka. Kota cerdas bukan hanya soal teknologi. Namun, bagaimana menggunakan kecerdasan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di daerah. Mulai lingkungan, kesehatan, pendidikan, pembangunan, ekonomi, dan lain sebagainya. Itu mengapa pemanfaatan gas metan hasil pengolahan sampah di TPA Winongo mendongkrak nilai Kota Madiun saat presentasi di hadapan juri lalu. Gas metan ini sudah menghidupi 200 KK di sekitar TPA. Dinas terkait mengembangkannya untuk mandi sauna. Inilah yang dimaksud dengan menggunakan kecerdasan untuk mengatasi masalah. Masalah sampah teratasi dengan menghadirkan manfaat baru. Hal semacam ini akan lebih banyak lagi ke depan. Tempat yang tidak produktif akan dimanfaatkan maksimal. Sungai dan gang dibersihkan. Tidak menutup kemungkunan sungai yang identik dengan nuansa kumuh berubah menjadi taman bermain hingga tempat wisata. Ini baru di bidang lingkungan. Program CCTV dan satu anak satu laptop juga bagian dari smart city untuk bidang pendidikan. Pemkot Madiun mulai memasang kamera pengawas itu di sudut-sudut jalan. Bukan hanya mengawasi pengendara. Namun, juga bisa mengawasi


R u a n g S a t u - 2 0 1 9 9 anak-anak yang berangkat dan pulang sekolah. Terutama mereka yang menggunakan sepeda. Pemkot menyedian jalur sepeda bagi mereka. Anak-anak tidak perlu takut bersepeda ke sekolah. Orang tua tidak perlu khawatir. Apalagi, Pemkot Madiun juga menyediakan bus sekolah. Pogram laptop bukan hanya menunjang kegiatan belajar-mengajar (KBM) di sekolah. Tatkala, anak berhalangan hadir, anak tidak ketinggalan pelajaran. Laptop bisa menjadi sarana tatap muka dengan pengajar. Dimanapun, kapanpun. Mewujudkannya butuh peran bersama. Pemerintah sudah maksimal tetapi peran masyarakat kurang juga tak akan optimal. Seperti program internet gratis berupa wifi yang sudah diperluas hingga tingkat RT. Masyarakat dan orang tua harusnya turut berperan agar kemanfaatan wifi jadi lebih maksimal. Masyarakat juga harus ikut menjaga lingkungan yang sudah ditata lebih baik. Bukan malah merusak fasilitas yang ada di dalamnya.


10 R u a n g S a t u - 2019 Keterlibatan masyarakat ini penting dalam mewujudkan Kota Madiun yang lebih baik dan baik lagi. Kota Madiun yang bukan hanya menjadi smart city, tetapi menjadi percontohan bagi daerah sekitar. Seperti diketahui, Kota Madiun berada di pusat lima daerah lain. Kota Madiun menjadi windows display-nya Jawa Timur wilayah barat. Hampir setiap hal yang berkaitan dengan kelima daerah ini pasti mengemuka nama Kota Madiun terlebih dahulu. Makanya, Kota Madiun harus terus berbenah. Harus lebih baik dari kelimanya. Harapannya, yang lain mengikuti. Ini bisa menjadi masalah baru ketika banyak yang ingin berpindah ke daerah perkotaan. Saat ini saja, 55 persen penduduk tinggal di perkotaan. Diperkirakan mencapai 70 persen di 2040 nanti. Kalau semua daerah memiliki sarana yang sama, tentu masyarakat tidak perlu berbondong ke wilayah perkotaan. Sekali lagi, smart city bukan urusan internal pemerintah yang melaksanakan. Tetapi juga semua pihak, termasuk daerah sekitar. Koordinasi dan kerja sama akan terus ditingkatkan demi mewujudkan daerah yang lebih baik ke depannya. Penulis adalah Walikota Madiun, Drs. H. Maidi, SH, MM, MPd


R u a n g S a t u - 2 0 1 9 11 Sunday Market unday Market bukan konsep baru. Bahkan, sudah ada banyak di negara maju. Yang saya tahu seperti di Melbourne, Australia. Sunday Market di sana tampak berkelas. Setiap lapak pedagang tertata rapi. Seragam pula. Indah sekali. Nyaris tidak ada sampah terlihat. Mereka yang kaya juga turut berjualan. Tidak memakai tenda. Namun, menggunakan mobil untuk berjualan barang-barang pribadi. Semua dijual murah. One dollar, two dollar. Murah meriah pokoknya. Dan yang terpenting tidak mengganggu pengguna fasilitas umum lain. Saya ingin konsep itu ada di Kota Madiun. Kota kita sudah memiliki embrio dari car free day. Transaksi jual-beli mengemuka di sana. Harinya juga sama, Minggu. Hanya, belakangan banyak komplain masuk ke saya. Mulai dari pengendara jalan, pengusaha sekitar lokasi CFD, hingga banyak lagi lainnya. Hal itu bisa saya pahami. CFD saat ini menggunakan salah satu fasilitas umum yang fungsi utamanya bukan untuk berjualan. Bahkan, tidak seharusnya untuk jual-beli. CFD di Kota Madiun memanfaatkan Jalan Pahlawan. Tak heran, pengguna jalan sebagai pemanfaat yang semestinya terganggu. Pemerintah Kota Madiun sudah berupaya menekan masalah itu dengan membatasi jam operasional CFD. Kegiatan S


12 R u a n g S a t u - 2019 hanya diperbolehkan hingga jam 08.00. Nyatanya, masalah belum teratasi sepenuhnya. Masih ada masalah baru. Sampah. Data yang saya terima, setiap gelaran CFD menghasilkan satu sampai dua ton sampah. Padahal hanya dalam waktu dua jam. Ironisnya, didominasi sampah plastik. Padahal, dunia tengah gencar mengurangi sampah plastik. Ini memantik perhatian saya untuk mengulik lebih jauh. Benar saja, jumlah pedagangnya sudah sangat padat. Terdapat seribu lebih pedagang. Padahal, Jalan Pahlawan yang digunakan untuk lokasi CFD hanya beberapa ratus meter. Hal itu juga sudah melenceng dari fungsi utama CFD yang seharusnya tempat masyarakat menikmati udara tanpa asap kendaraan. Mulai berolahraga, bermain, ataupun sekedar jalanjalan. Jual-beli hanya fungsi pelengkapnya. Tetapi orientasi itu sudah berubah. CFD menjadi seperti pasar tumpah. Kotor, semerawut, dan tak nyaman. Ini tentu menimbulkan kesan negatif. Terutama dari masyarakat luar yang datang. Tak dipungkiri CFD memacu perekonomian masyarakat. Karena itu, saya tidak berencana menghilangkan CFD. Namun, mengemasnya lebih baik, indah, moderen, dan lebih nyaman. Yang terpenting tidak mengganggu pengguna fasilitas umum lain. Cara satu-satunya dengan memindahkan lokasi CFD tersebut. Tidak ke jalan lain. Namun, dipindahkan ke taman. Rencananya, Taman Lalu Lintas Bantaran Kali Madiun yang menjadi lokasi [Bagian ini berisi Quote yang masih berhubungan dengan topik narasi. Bagian ini berisi Quote yang masih berhubungan dengan topik narasi.]


R u a n g S a t u - 2 0 1 9 13 baru. Namanya juga akan saya rubah. Jadi Sunday Market. Biar lebih menjual dan lebih keren. Seperti di negara maju. Pemenuhan fasilitas sudah dan tengah dilakukan. Fungsi taman akan ditingkat. Tidak hanya sebagai olahraga. Tetapi juga jual-beli dan wisata. Pedagang akan ditata rapi menggunakan tenda kerucut. Warnanya senada. Biar seragam. Tenda juga tidak hanya untuk kerapian. Tetapi juga sebagai peneduh. Rencananya, operasional Sunday Market lebih lama. Sampai jam 12.00. Pedagang dan pengunjung tidak perlu cepat-cepat pergi. CFD yang biasa hanya dua jam. Kini bisa sampai enam jam. Di sana juga ditambah taman bermain dan taman seribu bunga. Ini bisa menjadi spot foto yang digemari masyarakat era kekinian. Saya juga berencana menambah dermaga untuk wisata air di Kali Bantaran Madiun. Namun, ini hanya dibuka saat musim kemarau seperti ini. Semua titik akan dioptimalkan. Ke depan, tidak menutup kemungkinan akan ada banyak fasilitas pendukung. Ekonomi pedagang lancar. Pengujung pun suka. Penataan ulang pedagang ini juga sebagai sarana pembelajaran bersama. Salah satunya, tentang kedisiplinan.


14 R u a n g S a t u - 2019 Masalah sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah sebagai penyedia fasilitas. Tetapi juga masyarakat, khususnya pedagang. Pedagang tidak boleh lagi buang sampah sembarangan. Lapak tempat berjualan harus kembali bersih seperti saat awal datang. Mereka tidak boleh meninggalkan sampah di lapak. Sebelum dan sesudah, lapak akan difoto. Pedagang tidak boleh lagi menempati lapaknya jika meninggalkan sampah di sana. Pedagang akan didata beserta nomor lapaknya. Sehingga mudah menelusurinya. Hal itu sudah menjadi kesepakatan bersama. Pedagang yang tidak mengindahkan aturan, siap-siap hengkang. Apalagi, ada sekitar 300 pedagang dalam waiting list. Pedagang baru yang ingin bergabung ini saya masukkan dalam daftar tunggu. Pedagang lama yang biasa berjualan di CFD tetap prioritas utama. Terutama pedagang warga Kota Madiun. Kedisiplinan ini penting untuk melatih pedagang. Tatkala, sudah tertib dan disiplin, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan zaman. Lebih siap berdagang dimanapun. Konsep ekonomi kreatif seperti ini perlu untuk memacu masyarakat menuju kesejahteraan yang lebih baik. Kesejahteraan tidak cukup dengan diberikan bantuan. Namun, masyarakat harus diberikan stimulus agar terpacu lebih baik dan lebih baik lagi. Sunday Market merupakan salah satu stimulus menuju ke sana. Pemerintah sudah memberikan fasilitas yang baik. Masyarakat juga harus optimis. Konsep Sunday Market ini akan saya coba 4 Agustus mendatang. Ayo kita ramaikan. Mari kita sukseskan. Penulis adalah Walikota Madiun, Drs. H. Maidi, SH, MM, MPd


R u a n g S a t u - 2 0 1 9 15 PeceLand, the Birthplace of Asian Warrior eberapa kali belakangan ini saya cukup sering bertugas ke luar kota. Seperti saat penghargaan Kota Layak Anak di Makassar, pembukaan Porprov di Lamongan, tugas lain ke Bojonegoro dan Kediri serta beberapa kali urusan Smart City di Jakarta. Disela tugas itu, saya selalu sempatkan untuk melihat apa yang menarik di sana. Rata-rata, daerah-daerah ini memiliki sesuatu yang khas. Ini memantik saya untuk juga mewujudkan itu. Kota Madiun harus memiliki ikon yang membuat orang kaget, terus diingat dan ingin kembali lagi. Kota Madiun sudah memiliki modal besar untuk itu. Selain silat, kita juga punya pecel. Siapa yang tidak mengetahuinya. Mendengar dua kata itu, orang langsung berucap, oh Madiun. Namun, itu saja tentu belum cukup. Pecel dan silat Madiun ini harus lebih dikenalkan lagi. Harus mendunia dan dilirik mata internasional. Dikemas semenarik mungkin agar terus diingat dan tentunya membuat orang ingin kembali lagi. Terutama soal pecelnya. Pedagang nasi pecel sudah cukup banyak di Kota Madiun. Nyaris ada disetiap RT. Sayangnya, ini belum cukup menjual. Belum layak untuk disuguhkan kepada B


16 R u a n g S a t u - 2019 wisatawan. Tempatnya terpisah-pisah. Kadang masuk gang pula. Belum ada sentra pecel yang memadai. Saya ingin ada seperti itu di Kota Madiun. Ada satu tempat yang khusus menyuguhkan segala jenis pecel. Dikonsep menarik, indah, dan moderen tentunya. Hal-hal seperti itu sudah lazim di negara lain. Seperti Legoland di Johor Bahru, Malaysia. Bedanya, dalam kawasan itu menyuguhkan permainanpermainan khas Disneyland dan pernak-pernik soal lego tentunya. Potensi Kota Madiun tentu akan menarik jika dikonsep seperti itu. Kalau disana ada Legoland. Disini ada PeceLand. Sebuah Kampung Pecel yang dikemas moderen. Ini cukup mungkin diwujudkan. Apalagi, Kota Madiun memiliki tempat yang pas. Di sekitar pasar hewan di Jalan Tirta Raya, Nambangan Lor. Saya sudah lakukan survei. Luasnya sekitar 15 hektar. Tentu pasar hewannya akan dipindah. Entah di Kelurahan Tawangrejo, Kelun, atau memakai aset Pemerintah Kota Madiun di Pilangrejo, Kabupaten Madiun. Belasan hektar ini cukup untuk sebuah kampung. Kampung Pecel tadi. Saya berangan ada sebuah restoran pecel. Bertaraf internasional. Pecelnya harus pecel khas


R u a n g S a t u - 2 0 1 9 17 Madiun. Terutama di sambalnya. Sambal Pecel Madiun ditambahkan jeruk purut dan menggunakan gula merah. Kalau di daerah lain biasanya dicampuri kencur dan memakai gula putih. Sayuran Pecel Madiun juga lebih lengkap. Bunga turi salah satu sayuran yang jarang ada di nasi pecel daerah lain. Karena itu, Kampung Pecel ini tidak hanya menyuguhkan nasil pecel yang siap makan. Wujud awal unsur-unsur di dalamnya juga akan disajikan. Luasan 15 hektar ini cukup untuk membuat restoran dan perkebunan ubo rampe pecel. Mulai kebun turi, kacang panjang, cabai, kecipir, tebu, ketan hitam, dan singkong. Tebu sebagai bahan utama gula merah bahan sambal pecel. Sedang, ketan hitam merupakan bahan dasar madumongso. Saya juga akan menghidupkan minuman Tape Kambang, minuman khas Madiun pelengkap nasi pecel. Pokoknya lengkap. Rencananya juga ada kebun Jeruk Nambangan. Jeruk ini memang khas Kota Madiun dan letaknya juga pas. Di Kelurahan Nambangan Lor. Perkebunan ini semakin menarik karena akan dikonsep organik. Disela perkebunan juga akan ditambah taman mawar dan gubuk untuk tempat bersantai dan berswafoto. Lagi-lagi, spot foto memang tengah digandrungi masyarakat era kekinian. Taman bunga mawar ini bukan sekedar pemanis. Hasil bunganya bisa dijual memenuhi kebutuhan bunga tabur untuk berziarah. Di kawasan tersebut juga ada sungai kecil. Ini bisa dimanfaatkan untuk wisata air. Seperti yang pernah saya bilang, semua titik [Bagian ini berisi Quote yang masih berhubungan dengan topik narasi. Bagian ini berisi Quote yang masih berhubungan dengan topik narasi.]


18 R u a n g S a t u - 2019 harus dioptimalkan. Kampung Pecel ini tidak hanya restoran dan kebun. Proses pembuatannya juga akan ditampilkan. Saya berencana membuat semacam laboratorium pecel di sana. Pengunjung dapat melihat proses pembuatan sambal pecel dan gula merah dari tebu. Namanya tempat wisata, tentu belum lengkap tanpa buah tangan. Di sana juga ada kios-kios yang menjajakan produkproduk khas. Bukan hanya dari Kota Madiun. Tapi juga produk daerah di Bakorwil Madiun. Wisatawan yang ingin produk dari seeks karisidenan cukup datang di Kota Madiun. Saya juga bekerja sama dengan Pemerintah Magetan terkait wisata Sarangan. Ini bisa dikolaborasikan. Wisatawan bisa berkuliner dulu di Kampung Pecel sebelum ke Sarangan. Lengkap dan menarik tentunya. Apalagi, juga ada pertunjukkan silat Kampung Pecel. Wisatawan dapat menikmati kuliner pecel sambil melihat pertunjukkan. Bisa belajar jurus-jurus silat pula. Seperti tulisan saya sebelumnya, Kota Madiun merupakan Warrior of Asia melalui pencak silatnya. Ini bisa digabungkan dengan Kampung Pecel. Pejuang Asia ini dimulai dari Kampung Pecel. Dimulai dari PeceLand ini. ‘PeceLand, The Birthplace of Asian Warrior’. Penulis adalah Walikota Madiun, Drs. H. Maidi, SH, MM, MPd


Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.