UTS MODUL PEMASARAN JASA 1-7 (1) Flipbook PDF


82 downloads 123 Views 696KB Size

Story Transcript

UTS MODUL PEMASARAN JASA BAB I SAMPAI BAB 7

Nama

: Inzal Hidayah

NIM

: 2034021134

Ruang

: 302

i

DAFTAR ISI

BAB I DINAMIKA BISNIS JASA ................................................................. 1 BAB II PEMASARAN JASA ........................................................................ 11 BAB III PERILAKU KONSUMEN JASA ...................................................... 18 BAB IV SEGMENTASI, TARGETING, DAN POSITIONING JASA ............. 25 BAB V PRODUK JASA ............................................................................... 31 BAB VI SISTEM PENYAMPAIAN JASA ..................................................... 41 BAB VII PENETAPAN HARGA JASA ........................................................ 48

ii

BAB I

A. Pengertian jasa dan Perkembangan industri Jasa. Pengertian Jasa Industri jasa secara umum akan berbeda dengan industri lainnya yang mana aktivitas produksinya menghasilkan produk nyata sebagai output-nya. Menurut Kotler (2004) jasa adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh satu pihak ke pihak lain tanpa terjadinya perpindahan kepemilikan dengan prinsip intangible, produksinya bisa terkait produk fisik maupun non-fisik. Berdasarkan tingkat kontak konsumen, jasa dapat dibedakan menjadi dua yaitu tingkat kontak tinggi dan rendah. Tingkat kontak tinggi yaitu seperti rumah sakit, pendidikan, dan transportasi yang mana pelanggan melakukan kontak langsung dengan pelayanan jasa, sedangkan tingkat kontak rendah yaitu seperti reparasi kendaraan, ekspedisi, dan perbankan yang mana pelanggan tidak harus terlibat langsung dengan pelayanan jasa yang dinerikan. Jasa memiliki beberapa karakteristiknya yang perlu diperhatikan sehingga membuat jasa sebagai produk yang berbeda dengan produk lainnya, menurut Lupiyoadi (2014) karakteristik jasa yaitu: 1. Intangibility (Tidak Berwujud) Jasa bersifat abstrak dan tidak memiliki wujud. 2. Inseparability (Tidak Terpisahkan) Pada umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi bersamaan oleh penyedia jasa dan pelanggan pada suatu proses yang berlangsung. 3. Perishability (Mudah Rusak) Jasa tidak mungkin dapat disimpan pada suatu bentuk persediaan sehingga bisa digunakan dalam beberapa waktu berikkutnya. 4. Heteroginity (Beragam) Jasa memiliki sifat yang nonstandard dan sangat variatif.

Dinamika perkembangan bisnis di bidang jasa menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. terlihat dari perkembangan berbagai industri jasa seperti perbankan, asuransi, penerbangan, telekomunikasi, ritel, pariwisata, dan perusahaan-perusahaan jasa profesional seperti kantor akuntan, konsultan dan pengacara. Selain itu terlihat juga dari maraknya organisasi nirlaba, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lembaga pemerintah, rumah sakit, universitas dan lain-lain yang kini telah makin menyadari perlunya peningkatan orientasi kepada pelanggan/konsumen. Bahkan perusahaan-perusahaan 1

manufaktur kini juga telah menyadari perlunya elemen jasa pada produknya sebagai upaya peningkatan competitive advantage bisnisnya. Implikasi penting dari fenomena ini adalah makin tingginya tingkat persaingan, sehingga diperlukan manajemen pemasaran jasa yang distinctive dibanding pemasaran tradisional (barang) yang telah dikenal selama ini. Perkembangan di bidang jasa tidak terlepas dari berbagai perubahan faktor lingkungan yang menjadi trigger factors, diantaranya adalah meningkatnya kebutuhan, keinginan bahkan harapan pelanggan menginginkan jasa yang dapat memberikan solusi (problem solving). Jika perusahaan dapat memenuhi apa-apa yang diharapkan oleh konsumen maka pelanggan akan mau membayar dengan harga premium yang tentunya berdampak pada peningkatan profit. Perubahan yang terjadi pada pelanggan tidak terlepas dari perubahan faktor ekonomi, sosial dan budaya yang menyebabkan pola konsumsi pelanggan semakin beragam dan mementingkan aspek kenyamanan. Meningkatnya keuntungan perusahaan yang bergerak dibidang jasa, telah mendorong banyak pelaku bisnis untuk memasuki pasar, sehingga tingkat persaingan menjadi sangat tajam. Tingginya tingkat persaingan ini juga dipicu oleh perubahan kebijakan privatisasi dan deregulasi pemerintah di beberapa industri jasa seperti tranportasi udara, telekomunikasi dan kesehatan. Faktor teknologi dan globalisasi juga menjadi pendorong perkembangan industri jasa yang memberikan peluang lebih besar kepada pelaku bisnis untuk go internasional atau go global. Tampaknya peluang bisnis jasa kedepan terus menunjukkan pertumbuhan yang meningkat. Tetapi mengelola bisnis jasa tidak mudah karena karakteristik yang melekat pada bisnis yaitu intangibility, perishability, heteroginity dan inseparability, sehingga perlu peninjauann kembali dasar operasional bauran pemasaran yang tidak hanya terdiri dari 4 P‟s (Product, Price, Place, promotion), perlu ditambah dengan 3P‟s yang lain yaitu people, processes dan physical evidence. Setelah mempelajari Modul 1 ini, secara umum Anda diharapkan dapat menjelaskan dinamika bisnis jasa dan pentingnya pemasaran jasa. Secara khusus, setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan: 1. Profil bisnis. 2. Berbagai faktor lingkungan dalam jasa. 3. Faktor pendorong sektor jasa. 2

4. Isu-isu strategik pemasaran jasa. 5. Definisi. 6. Karakteristik jasa. 7. Klasifikasi jasa

B. Pemasaran Jasa dan Penciptaan nilai Definisi pemasaran jasa dapat di bedakan menjadi dua bagian baik secara sosial maupun manajerial. Secara sosial, pemasaran jasa adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan serta inginkan dengan cara menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk jasa yang bernilai dengan pihak lain. Secara manajerial, adalah proses Perencanaan, Pelaksanaan Pemikiran, Penetapan Harga, Promosi, dan Penyaluran Gagasan tentang produk jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi. Jasa (services) berbeda dengan goods (produk) karena secara kasat mata jasa tidak dapat dilihat dan dapat menimbulkan berbagai cara dan kegiatan dalam mengembangkan strategi pemasaran. Payne (2000) mengatakan bahwa jasa sebagai aktivitas ekonomi yang mempunyai sejumlah elemen (nilai dan manfaat) intangible yang berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barangbarang milik dan tidak menghasilkan perubahan kepemilikan dalam kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu jasa bisa juga tidak berkaitan dengan produk fisik. Jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contohnya: kursus, bengkel mobil, salon kecantikan, hotel, lembaga pendidikan, dan lain-lain. Ada enam karakteristik jasa yang perlu diperhatikan oleh penyedia jasa yaitu intangibility (jasa tidak tampak), Perishability (jasa tidak dapat disimpan), Heteroginity (jasa bervariasi), inseparability (jasa tidak dapat dipisahkan antara produksi dan konsumsi), people based (jasa sangat tergantung pada kinerja seseorang) dan contact customer (hubungan secara langsung dengan konsumen).

3

Menurut Band, value creation (penciptaan nilai) memiliki tiga sifat, yaitu: a. Penciptaan nilai itu strategic karena didasarkan pada asumsi bahwa penyampaian pada nilai pelanggan (customer value) merupakan strategi utama dari perusahaan. b. Penciptaan nilai itu systematic karena biasanya akan memerlukan perubahan pada struktur organisasi dan perubahan sikap dari semua anggota yang ada didalamnya. c. Penciptaan nilai itu continuous karena adanya tantangan untuk meraih dan mempertahankan pelanggan dalam pasar yang cepat berubah dan tak hentihentinya

memerlukan

perhatian

dari

perusahaan

agar

dapat

memperoleh kinerja yang baik secara konstan. Proses penciptaan nilai di mulai dari pelanggan yaitu kebutuhan dan situasi penggunaannya dan berakhir pada pelanggan pula yaitu dengan tingkat kepuasannya. Penciptaan nilai (value creation) dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan dan keberhasilan bisnis (Ulum, 2009). Penciptaan nilai bagi perusahaan adalah ketika perusahaan mampu menghasilkan sesuatu yang lebih dari sumber daya yang diinvestasikan. Dengan kata lain, apabila perusahaan mampu mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki sehingga sumber daya tersebut dapat menciptakan value added bagi perusahaan, maka hal ini disebut sebagai value creation produk sering melampaui ukuran kinerja harga dan ekonomis. Persepsi pelanggan tentang kualitas layanan, reputasi merek, dan biaya-biaya lain selain

harga

juga

mempengaruhi nilai pelanggan. Setelah diketahui persepsi manfaat dan persepsi biaya secara keseluruhan maka selisihnya merupakan nilai pelanggan yang dipersepsikan.

C. Karakteristik Jasa dan Klasifikasi Jasa Menurut Fatihudin & Firmansyah (2019, hlm. 2) produk jasa memiliki karakteristik sebagai berikut. 1. Intangibility (tidak berwujud) barang merupakan suatu objek, alat atau benda, maka jasa merupakan suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja atau usaha yang

4

menyebabkan jasa tidak bisa dilihat, dirasa, dicium, didengar atau diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi. 2. Inseperability (tidak terpisahkan) Jasa berifat inseperable yang artinya jasa dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi, sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. 3. Varability/Heterogenity/Inconsistency (Keanekaragaman) Jasa bersifat sangat variability karena merupakan non-standarized output, artinya terdapat banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan di mana saja tersebut diproduksi atau dihasilkan. 4. Perishability (tidak tahan lama) Karakteristik ini menjelaskan bahwa jasa tidak dapat disimpan dan juga tidak tahan lama. Ini tidak akan menjadi masalah apabila permintaannya tetap karena mudah untuk menyikapi pelayanan permintaan tersebut sebelumnya. Apabila terjadi permintaan yang berfluktuasi, ini akan menyebabkan masalah yang akan berkaitan dengan kapasitas menganggur dan pelanggan tidak akan terlayani dengan baik.

Menurut Ismanto (2020, hlm. 58) jasa atau layanan dapat dibagi menjadi tiga jenis kelompok yang di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Jasa/Layanan murni, adalah layanan yang menyediakan perawatan khusus dan melayani pelanggan di mana pun mereka berada. Misalnya, layanan tukang cukur. 2. Jasa/Layanan seperti industri manufaktur, adalah layanan kontak yang sangat rendah karena konsumen tidak harus terlibat dalam proses produksi. Misalnya, layanan perbankan. 3. Jasa/Layanan campuran, adalah grup layanan tingkat menengah yang menggabungkan beberapa layanan murni dan layanan yang sedikit mirip dengan produksi. Misalnya, layanan garasi. 5

D. BauranPemasaran Jasa a. Product (Produk) Menurut Payne (2001:156), Produk diartikan sebagai sebuah konsep keseluruhan atas obyek serta proses yang memberikan berbagai nilai bagi para pelanggan. Lalu produk memiliki arti kombinasi “barang atau jasa” yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran (Kotler dan Armstrong 1997:48). Produk dianggap sangat penting karena pada sebuah restoran, produk

mulai

dirasakan

oleh

pelanggan

pada

saat

pelanggan

mengkonsumsi produk yang telah dibelinya. b. Price (Harga) Harga dapat menjadi salah satu penentu dalam keputusan pembelian pelanggan, namun dalam penentuan harga suatu perusahaan atau restoran harus memperhatikan kesesuaiannya dengan produk. Kotler dan Armstrong (1997:48), mendefinisikan harga sebagai jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk tadi. Menurut Budi (2013:100), Harga adalah salah satu indikator yang dipakai sebagai pertimbangan dalam memilih suatu produk oleh pelanggan dimana harga mampu merebut hati para pelanggan dan calon pelanggan dalam mengambil suatu keputusan. c. Place (Tempat) Place merupakan aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran (Kotler dan Armstrong 1997:49). Menurut Budi (2013:104), place identik dengan saluran distribusi dan lokasi. Pada pemasaran, saluran distribusi merupakan suatu keputusan paling kritis, karena akan mempengaruhi keputusan pemasaran lainnya. Place merupakan komponen yang penting, karena walaupun perusahaan memiliki produk yang baik serta harga yang terjangkau namun lokasinya sulit untuk diakses pelanggan hal ini dirasa percuma. d. Promotion ( Promosi ) Kotler dan Armstrong (1997: 49), mengemukakan pendapat promosi yaitu aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2011: 74-75), enam poin yang wajib diperhatikan tentang bauran promosi: 1) Iklan (Advertising)

6

2) Penjualan Perorangan (Personel Selling) 3) Promosi Penjualan (Sales Promotion) 4) Hubungan Masyarakat (Public Relation0) 5) Informasi Mulut ke Mulut (Word of Mouth) 6) Surat Pemberitahuan Secara Langsung (Direct Marketing) e. People (Orang) Lupiyoadi dan Hamdani (2011:75), berpendapat bahwa dalam pemasaran jasa, 0rang yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi kua1itas jasa yang diberikan. 0rang berhubungan dengan seleksi, pelatihan, motifasi dan MSDM, untuk mencapai kualitas terbaik maka pegawai harus dilatih. Jadi orang merupakan sumber daya manusia dalm

memasarkan

produk

dan

jasa

yang

dapat

mempengaruhi

keberhasilan memasarkan produk maupun jasa. f. Process (Proses) Payne (2001:33), berpendapat Proces diartikan seluruh prosedur, mekanisme serta kebiasaan sebuah jasa diciptakan dan disampaikan ke pelanggan, termasuk keputusan kebijakan mengenai beberapa keterlibatan pelanggan dan persoalan keleluassaan karyawan. Selanjutnya proses merupakan suatu sistem yang mendukung pengiriman layanan kepada konsumen untuk meningkatkan tingkat kepuasan konsumen sehingga diharapkan akan melampaui harapan konsumen terhadap layanan yang diberikan (Budi, 2013:107). g. Physical Evidence (Bukti Fisik) Penampakan bukti fisik biasanya bisa memperkuat keberadaan usaha ataupun perusahaan. (Lupiyoadi dan Hamdani, 2011: 71), member pengertian bukti fisik sebagai sebuah lingkungan fisik tempat dimana jasa diciptakan serta langsung bisa berinteraksi dengan para konsumen. Jenis bukti fisik yaitu: 1) Bukti Penting (Essential Evidence) Bukti penting ini berisi tentang keputusan yang telah diciptakan pemberi jasa mengenai desain dan tata letak (layout) dari bangunan, ruang dan lain sebagainya. 2) Bukti Pendukung (Pheriperal Evidence) Yaitu diartikan sebagai pelengkap yang tidak memiliki arti apabila berdiri sendiri, dan hanya berfungsi sebagai pelengkap.

7

PERTANYAAN 1. apa pengertian dari jasa ? Menurut Kotler (2004) jasa adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh satu pihak ke pihak lain tanpa terjadinya perpindahan kepemilikan dengan prinsip intangible, produksinya bisa terkait produk fisik maupun non-fisik. Berdasarkan tingkat kontak konsumen, jasa dapat dibedakan menjadi dua yaitu tingkat kontak tinggi dan rendah. Tingkat kontak tinggi yaitu seperti rumah sakit, pendidikan, dan transportasi yang mana pelanggan melakukan kontak langsung dengan pelayanan jasa, sedangkan tingkat kontak rendah yaitu seperti reparasi kendaraan, ekspedisi, dan perbankan yang mana pelanggan tidak harus terlibat langsung dengan pelayanan jasa yang dinerikan.

2. jelaskan secara singkat karakteristik jasa ? Jasa memiliki beberapa karakteristiknya yang perlu diperhatikan sehingga membuat jasa sebagai produk yang berbeda dengan produk lainnya, menurut Lupiyoadi (2014) karakteristik jasa yaitu: 1. Intangibility (Tidak Berwujud) Jasa bersifat abstrak dan tidak memiliki wujud. 2. Inseparability (Tidak Terpisahkan) Pada umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi bersamaan oleh penyedia jasa dan pelanggan pada suatu proses yang berlangsung. 3. Perishability (Mudah Rusak) Jasa tidak mungkin dapat disimpan pada suatu bentuk persediaan sehingga bisa digunakan dalam beberapa waktu berikkutnya. 4. Heteroginity (Beragam) Jasa memiliki sifat yang nonstandard dan sangat variatif.

3. jelaskan tentang klasifikasi jasa ?

Menurut Ismanto (2020, hlm. 58) jasa atau layanan dapat dibagi menjadi tiga jenis kelompok yang di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Jasa/Layanan murni,

8

adalah layanan yang menyediakan perawatan khusus dan melayani pelanggan di mana pun mereka berada. Misalnya, layanan tukang cukur. 2. Jasa/Layanan seperti industri manufaktur,

adalah layanan kontak yang sangat rendah karena konsumen tidak harus terlibat dalam proses produksi. Misalnya, layanan perbankan. 3. Jasa/Layanan campuran,

adalah grup layanan tingkat menengah yang menggabungkan beberapa layanan murni dan layanan yang sedikit mirip dengan produksi. Misalnya, layanan garasi. 4. apa pengertian dari pemasaran jasa ? pemasaran jasa adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan serta inginkan dengan cara menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk jasa yang bernilai dengan pihak lain. 5. sebutkan 3 sifat penciptaan nilai ? Menurut Band, value creation (penciptaan nilai) memiliki tiga sifat, yaitu: a. Penciptaan nilai itu strategic karena didasarkan pada asumsi bahwa penyampaian pada nilai pelanggan (customer value) merupakan strategi utama dari perusahaan. b. Penciptaan nilai itu systematic karena biasanya akan memerlukan perubahan pada struktur organisasi dan perubahan sikap dari semua anggota yang ada didalamnya. c. Penciptaan nilai itu continuous karena adanya tantangan untuk meraih dan mempertahankan pelanggan dalam pasar yang cepat berubah dan tak hentihentinya

memerlukan

perhatian

dari

memperoleh kinerja yang baik secara konstan. 9

perusahaan

agar

dapat

DAFTAR PUSTAKA 

http://repository.ut.ac.id/4848/1/EKMA4568-M1.pdf



https://eprints.umm.ac.id/96774/57/BAB%20II.pdf



https://www.researchgate.net/profile/Muhammad-Firmansyah4/publication/331546499_PEMASARAN_JASA/links/5c7f8f6492851c6950592 30d/PEMASARAN-JASA.pdf



https://media.neliti.com/media/publications/87378-ID-pengaruh-bauranpemasaran-jasa-terhadap.pdf



https://serupa.id/jasa-pelayanan-pengertian-karakteristik-klasifikasi-dimensidsb/



http://etheses.uin-malang.ac.id/1680/5/11520064_Bab_1.pdf

10

BAB II

A. Pemasaran Jasa Dalam Konteks Pemasaran Relasional

Pemasaran jasa dalam konteks pemasaran relasional merupakan suatu pendekatan yang fokus pada pembangunan dan pemanfaatan hubungan jangka panjang antara penyedia jasa dan konsumen. Konsep pemasaran relasional menekankan pentingnya membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen, sehingga konsumen tidak hanya menjadi pelanggan satu kali, tetapi menjadi pelanggan setia yang akan terus membeli produk atau jasa yang ditawarkan oleh penyedia jasa. Oleh karena itu, pemasaran jasa dalam konteks pemasaran relasional sangat memperhatikan kepuasan pelanggan dan upaya mempertahankan pelanggan tersebut. Dalam pemasaran jasa, kepuasan pelanggan menjadi sangat penting karena pada umumnya produk jasa bersifat abstrak dan sulit diukur, sehingga kepuasan pelanggan menjadi indikator keberhasilan penyedia jasa. Dalam pemasaran relasional, upaya untuk mempertahankan pelanggan dilakukan dengan cara memberikan pelayanan yang terbaik dan memberikan keuntungan tambahan atau hadiah kepada pelanggan. Pemasaran jasa dalam konteks pemasaran relasional juga melibatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, seperti internet dan media sosial, untuk memperkuat hubungan dengan pelanggan. Dengan adanya teknologi ini, penyedia jasa dapat lebih mudah berkomunikasi dengan pelanggan, memperkenalkan produk atau jasa baru, serta memperbaiki layanan yang diberikan kepada pelanggan. Beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam pemasaran jasa dalam konteks pemasaran relasional antara lain: 

Membangun program loyalitas untuk pelanggan setia



Menerapkan kebijakan kepuasan pelanggan



Memberikan pelayanan yang cepat dan responsif



Meningkatkan kepercayaan pelanggan dengan cara memperkenalkan perusahaan dan produk dengan transparan 11



Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memberikan diskon, hadiah atau penawaran khusus kepada pelanggan setia.

B. Perbedaan Pemasaran Tradisional dan Relasional

Pemasaran tradisional bertujuan untuk meningkatkan penjualan dalam jangka pendek dengan cara mempromosikan produk atau jasa secara masif kepada konsumen. Pemasaran ini tidak terlalu memperhatikan hubungan jangka panjang dengan konsumen, sehingga cenderung tidak memperhatikan kepuasan pelanggan dan upaya mempertahankan pelanggan tersebut. Sementara itu, pemasaran relasional bertujuan untuk membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen, sehingga lebih memperhatikan kepuasan pelanggan dan upaya mempertahankan pelanggan tersebut. Perbedaan lain antara pemasaran tradisional dan relasional adalah dalam cara melakukan promosi. Pemasaran tradisional cenderung mempromosikan produk atau jasa dengan cara memasang iklan di media massa seperti televisi, radio, dan surat kabar. Sedangkan pemasaran relasional lebih fokus pada promosi melalui hubungan personal dengan pelanggan, seperti program loyalitas, pemberian hadiah, atau kegiatan sosial bersama. Selain itu, dalam pemasaran tradisional, produk atau jasa yang ditawarkan dianggap sebagai fokus utama, sedangkan dalam pemasaran relasional, hubungan dengan konsumen dan kepuasan pelanggan menjadi fokus utama. Dalam pemasaran tradisional, penekanan lebih pada keuntungan finansial yang dihasilkan dari penjualan produk atau jasa, sedangkan dalam pemasaran relasional, penekanan lebih pada nilai jangka panjang yang dihasilkan dari hubungan dengan pelanggan. Beberapa contoh strategi pemasaran tradisional antara lain: 

Iklan melalui media massa seperti televisi, radio, dan koran



Promosi penjualan melalui diskon, hadiah, atau penawaran khusus



Penjualan langsung dengan mengunjungi konsumen atau mengirim brosur 12



Membangun citra merek melalui kegiatan branding Sementara itu, beberapa contoh strategi pemasaran relasional antara lain:



Program loyalitas untuk pelanggan setia



Menerapkan kebijakan kepuasan pelanggan



Memberikan pelayanan yang cepat dan responsif



Meningkatkan

kepercayaan

pelanggan

dengan

cara

memperkenalkan

perusahaan dan produk dengan transparan 

Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memberikan diskon, hadiah atau penawaran khusus kepada pelanggan setia.

C. Kerangka Strategis Pemasaran Relasional

Kerangka Strategis Pemasaran Relasional (Relationship Marketing Strategic Framework) adalah suatu konsep yang menggambarkan pendekatan pemasaran yang fokus pada membangun dan mempertahankan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Konsep ini menggambarkan bahwa perusahaan harus fokus pada memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang

pelanggan

dan

mengembangkan

strategi

pemasaran

yang

mempertahankan hubungan jangka panjang dengan mereka. Kerangka strategis pemasaran relasional meliputi lima tahapan yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Identifikasi pelanggan potensial: Perusahaan harus memahami siapa target pasar mereka dan mengidentifikasi pelanggan potensial yang membutuhkan produk atau layanan yang mereka tawarkan. 2. Memperoleh pengetahuan tentang pelanggan: Perusahaan harus memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang pelanggan, termasuk preferensi dan perilaku

pembelian

mereka,

dan

menggunakan

data

ini

untuk

mempersonalisasi pemasaran dan menawarkan layanan yang lebih baik.

13

3. Membangun hubungan dengan pelanggan: Perusahaan harus berinvestasi dalam membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan, yang melibatkan komunikasi terus-menerus, memahami kebutuhan pelanggan, dan menawarkan layanan yang relevan dan bermanfaat. 4. Menjaga hubungan dengan pelanggan: Perusahaan harus terus memelihara hubungan yang sudah dibangun dengan pelanggan dengan menawarkan layanan terbaik dan menyelesaikan masalah pelanggan dengan cepat dan efektif. 5. Memperoleh manfaat jangka panjang: Perusahaan harus mengoptimalkan manfaat jangka panjang dari hubungan pelanggan yang kuat, termasuk pendapatan yang lebih stabil, reputasi merek yang baik, dan rekomendasi pelanggan yang positif. Kerangka Strategis Pemasaran Relasional membantu perusahaan untuk membangun hubungan yang kuat dan jangka panjang dengan pelanggan, sehingga dapat meningkatkan loyalitas pelanggan, memperkuat merek, dan meningkatkan keuntungan jangka panjang. PERTANYAAN

1. Jelaskan secara rinci tentang Pemasaran jasa dalam konteks pemasaran relasional ? merupakan suatu pendekatan yang fokus pada pembangunan dan pemanfaatan hubungan jangka panjang antara penyedia jasa dan konsumen. Konsep pemasaran relasional menekankan pentingnya membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen, sehingga konsumen tidak hanya menjadi pelanggan satu kali, tetapi menjadi pelanggan setia yang akan terus membeli produk atau jasa yang ditawarkan oleh penyedia jasa. Oleh karena itu, pemasaran jasa dalam konteks pemasaran relasional sangat memperhatikan kepuasan pelanggan dan upaya mempertahankan pelanggan tersebut 2. Jelaskan kerangka strategis pemasaran relasional ? meliputi lima tahapan yang dijelaskan sebagai berikut:

14

1. Identifikasi pelanggan potensial: Perusahaan harus memahami siapa target pasar mereka dan mengidentifikasi pelanggan potensial yang membutuhkan produk atau layanan yang mereka tawarkan. 2. Memperoleh pengetahuan tentang pelanggan: Perusahaan harus memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang pelanggan, termasuk preferensi dan perilaku

pembelian

mereka,

dan

menggunakan

data

ini

untuk

mempersonalisasi pemasaran dan menawarkan layanan yang lebih baik. 3. Membangun hubungan dengan pelanggan: Perusahaan harus berinvestasi dalam membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan, yang melibatkan komunikasi terus-menerus, memahami kebutuhan pelanggan, dan menawarkan layanan yang relevan dan bermanfaat. 4. Menjaga hubungan dengan pelanggan: Perusahaan harus terus memelihara hubungan yang sudah dibangun dengan pelanggan dengan menawarkan layanan terbaik dan menyelesaikan masalah pelanggan dengan cepat dan efektif. 5. Memperoleh manfaat jangka panjang: Perusahaan harus mengoptimalkan manfaat jangka panjang dari hubungan pelanggan yang kuat, termasuk pendapatan yang lebih stabil, reputasi merek yang baik, dan rekomendasi pelanggan yang positif. Kerangka Strategis Pemasaran Relasional membantu perusahaan untuk membangun hubungan yang kuat dan jangka panjang dengan pelanggan, sehingga dapat meningkatkan loyalitas pelanggan, memperkuat merek, dan meningkatkan keuntungan jangka panjang.

3. Jelaskan perbedaan pemasaran tradisional dan relasional ? Pemasaran tradisional bertujuan untuk meningkatkan penjualan dalam jangka pendek dengan cara mempromosikan produk atau jasa secara masif kepada konsumen. Pemasaran ini tidak terlalu memperhatikan hubungan jangka panjang dengan konsumen, sehingga cenderung tidak memperhatikan kepuasan pelanggan dan upaya mempertahankan pelanggan tersebut. Sementara itu, pemasaran relasional bertujuan untuk membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen, sehingga lebih memperhatikan kepuasan pelanggan dan upaya mempertahankan pelanggan tersebut. 15

Perbedaan lain antara pemasaran tradisional dan relasional adalah dalam cara melakukan promosi. Pemasaran tradisional cenderung mempromosikan produk atau jasa dengan cara memasang iklan di media massa seperti televisi, radio, dan surat kabar. Sedangkan pemasaran relasional lebih fokus pada promosi melalui hubungan personal dengan pelanggan, seperti program loyalitas, pemberian hadiah, atau kegiatan sosial bersama. 4. Berikan Beberapa contoh strategi pemasaran tradisional ? 

Iklan melalui media massa seperti televisi, radio, dan koran



Promosi penjualan melalui diskon, hadiah, atau penawaran khusus



Penjualan langsung dengan mengunjungi konsumen atau mengirim brosur



Membangun citra merek melalui kegiatan branding Sementara itu, beberapa contoh strategi pemasaran relasional antara lain:



Program loyalitas untuk pelanggan setia



Menerapkan kebijakan kepuasan pelanggan



Memberikan pelayanan yang cepat dan responsif



Meningkatkan

kepercayaan

pelanggan

dengan

cara

memperkenalkan

perusahaan dan produk dengan transparan 

Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memberikan diskon, hadiah atau penawaran khusus kepada pelanggan setia.

5. Berikan beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam pemasaran jasa dalam konteks pemasaran relasional ? 

Membangun program loyalitas untuk pelanggan setia



Menerapkan kebijakan kepuasan pelanggan



Memberikan pelayanan yang cepat dan responsif



Meningkatkan kepercayaan pelanggan dengan cara memperkenalkan perusahaan dan produk dengan transparan

16

Daftar Pustaka 

Gronroos, C. (1994). From Marketing Mix to Relationship Marketing: Towards a Paradigm Shift in Marketing. Management Decision, 32(2), 4-20.



Kotler, P., & Armstrong, G. (2010). Principles of Marketing. Pearson Education.



Berry, L. L. (1995). Relationship marketing of services--growing interest, emerging perspectives. Journal of the Academy of Marketing Science



Payne, A., & Frow, P. (2005). A strategic framework for customer relationship management. Journal of Marketing, 69(4), 167-176.

17

BAB III

A. Definisi dan Domain Perilaku Konsumen Definisi Perilaku Konsumen Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan membuang produk, jasa, dan ide untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Perilaku konsumen melibatkan proses pengambilan keputusan yang kompleks dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti karakteristik individu, lingkungan, dan pengalaman sebelumnya. Perilaku konsumen adalah studi tentang cara-cara manusia memilih, membeli, menggunakan, dan membuang produk, jasa, dan ide untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Hal ini melibatkan proses pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti karakteristik individu, lingkungan, dan pengalaman sebelumnya.

Domain Perilaku Konsumen Domain perilaku konsumen mencakup berbagai topik seperti preferensi konsumen, proses pengambilan keputusan, perilaku pembelian, persepsi konsumen, perilaku pasca-pembelian, dan pengaruh sosial pada perilaku konsumen. Beberapa aspek yang mempengaruhi perilaku konsumen juga meliputi faktor psikologis seperti motivasi, persepsi, belajar, dan sikap konsumen, serta faktor sosial seperti keluarga, kelompok referensi, dan budaya. Domain perilaku konsumen meliputi berbagai topik seperti preferensi konsumen, proses pengambilan keputusan, perilaku pembelian, persepsi konsumen, perilaku pasca-pembelian, dan pengaruh sosial pada perilaku konsumen. Beberapa aspek yang mempengaruhi perilaku konsumen juga meliputi faktor psikologis seperti motivasi, persepsi, belajar, dan sikap konsumen, serta faktor sosial seperti keluarga, kelompok referensi, dan budaya.

18

B. Kerangka Analisis Perilaku Konsumen Jasa Perilaku konsumen jasa mencakup bagaimana individu memperoleh, menggunakan, dan mengevaluasi jasa yang disediakan oleh organisasi. Kerangka analisis perilaku konsumen jasa terdiri dari empat tahap: tahap prapembelian, tahap pembelian, tahap konsumsi, dan tahap evaluasi. 1. Tahap Pra-Pembelian Tahap ini melibatkan proses penentuan kebutuhan dan pengumpulan informasi tentang jasa yang ditawarkan oleh berbagai organisasi. Konsumen melakukan evaluasi alternatif dan menentukan preferensi mereka terhadap jasa tertentu. 2. Tahap Pembelian Tahap pembelian melibatkan keputusan untuk membeli jasa dari organisasi tertentu. Tahap ini dapat dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti harga, promosi, lokasi, dan pengalaman sebelumnya dengan organisasi. 3. Tahap Konsumsi Tahap konsumsi melibatkan penggunaan jasa oleh konsumen. Pada tahap ini, konsumen akan mengevaluasi kualitas jasa, kenyamanan, dan kepuasan yang diperoleh dari jasa tersebut. 4. Tahap Evaluasi Tahap evaluasi melibatkan penilaian konsumen tentang kualitas jasa, pelayanan, dan kepuasan yang diperoleh dari penggunaan jasa. Konsumen dapat memberikan umpan balik kepada organisasi, yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas jasa dan kepuasan konsumen.

C. Identifikasi Kebutuhan Identifikasi kebutuhan adalah proses mengumpulkan informasi tentang kebutuhan dan keinginan konsumen yang harus dipenuhi oleh suatu produk atau layanan. Tujuan dari identifikasi kebutuhan adalah untuk memahami preferensi, kebutuhan, dan keinginan pelanggan, sehingga produk atau layanan

yang

dihasilkan

dapat

memenuhi ekspektasi

mereka

memperoleh kepuasan pelanggan yang lebih tinggi. Proses identifikasi kebutuhan melibatkan beberapa tahap, antara lain:

19

dan

1. Analisis pasar dan pesaing: Menganalisis pasar untuk memahami tren dan preferensi konsumen, serta menganalisis pesaing untuk mengetahui kelemahan dan keunggulan produk atau layanan mereka. 2. Survei dan penelitian pasar: Menggunakan teknik survei atau penelitian pasar untuk mengumpulkan informasi tentang preferensi dan kebutuhan konsumen, seperti analisis SWOT, analisis permintaan dan penawaran, analisis segmentasi pasar, dan analisis perilaku konsumen. 3. Observasi dan pengamatan: Melakukan observasi dan pengamatan terhadap perilaku dan kebutuhan konsumen secara langsung untuk mengumpulkan informasi yang lebih mendalam. 4. Wawancara dan diskusi: Melakukan wawancara atau diskusi langsung dengan konsumen untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik dan detail tentang kebutuhan dan preferensi mereka. Dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen secara rinci, perusahaan dapat mengembangkan produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

D. Pencarian Informasi Pencarian informasi adalah tahap dalam perilaku konsumen di mana konsumen mencari informasi tentang produk atau layanan yang ingin dibeli sebelum membuat keputusan pembelian. Konsumen dapat mencari informasi

melalui

berbagai

sumber,

seperti

media

sosial,

website

perusahaan, ulasan produk, atau dari teman dan keluarga. Pencarian informasi ini dapat memengaruhi keputusan konsumen dalam memilih dan menggunakan produk atau layanan tertentu. Konsumen yang melakukan pencarian informasi yang lebih banyak cenderung membuat keputusan pembelian yang lebih baik karena mereka memiliki lebih banyak informasi yang relevan dan dapat membantu mereka memilih produk atau layanan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Dalam melakukan pencarian informasi, konsumen dapat mengakses berbagai sumber informasi, seperti mesin pencari, situs web, media sosial, dan ulasan produk. Selain itu, mereka juga dapat berkonsultasi dengan

20

teman atau keluarga, melakukan survei atau riset pasar, atau bahkan mengunjungi toko fisik untuk melihat langsung produk atau layanan yang ditawarkan.

E. Customer Convenience Customer convenience merujuk pada kemudahan dan kenyamanan yang diberikan oleh sebuah produk atau layanan kepada konsumen saat membeli dan menggunakan produk atau layanan tersebut. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap customer convenience antara lain ketersediaan produk, lokasi, waktu pembukaan, kecepatan layanan, dan kemudahan penggunaan. Dalam lingkup jasa, customer convenience sangat penting karena jasa bersifat tidak berwujud dan sulit diukur, sehingga kenyamanan dalam menggunakan jasa akan memberikan pengalaman yang lebih positif bagi konsumen dan membantu perusahaan meningkatkan loyalitas pelanggan. Contoh dari customer convenience antara lain penggunaan teknologi untuk mempermudah proses pembelian dan pengiriman produk, menyediakan layanan pelanggan 24 jam, menyediakan layanan pelanggan melalui berbagai saluran seperti telepon, email, chat, dan lain-lain, serta menyediakan layanan pengiriman dan pemesanan online.

PERTANYAAN 1. Sebutkan beberapa tahapan proses identifikasi kebutuhan ? Proses identifikasi kebutuhan melibatkan beberapa tahap, antara lain: 1. Analisis pasar dan pesaing: Menganalisis pasar untuk memahami tren dan preferensi konsumen, serta menganalisis pesaing untuk mengetahui kelemahan dan keunggulan produk atau layanan mereka. 2. Survei dan penelitian pasar: Menggunakan teknik survei atau penelitian pasar untuk mengumpulkan informasi tentang preferensi dan kebutuhan konsumen, seperti analisis SWOT, analisis permintaan dan penawaran, analisis segmentasi pasar, dan analisis perilaku konsumen.

21

3. Observasi dan pengamatan: Melakukan observasi dan pengamatan terhadap perilaku dan kebutuhan konsumen secara langsung untuk mengumpulkan informasi yang lebih mendalam. 4. Wawancara dan diskusi: Melakukan wawancara atau diskusi langsung dengan konsumen untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik dan detail tentang kebutuhan dan preferensi mereka. Dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen secara rinci, perusahaan dapat mengembangkan produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan meningkatkan kepuasan pelanggan. 2. sebutkan beberapa kerangka analisis perilaku konsumen? Kerangka analisis perilaku konsumen jasa terdiri dari empat tahap: tahap prapembelian, tahap pembelian, tahap konsumsi, dan tahap evaluasi. 1. Tahap Pra-Pembelian Tahap ini melibatkan proses penentuan kebutuhan dan pengumpulan informasi tentang jasa yang ditawarkan oleh berbagai organisasi. Konsumen melakukan evaluasi alternatif dan menentukan preferensi mereka terhadap jasa tertentu. 2. Tahap Pembelian Tahap pembelian melibatkan keputusan untuk membeli jasa dari organisasi tertentu. Tahap ini dapat dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti harga, promosi, lokasi, dan pengalaman sebelumnya dengan organisasi. 3. Tahap Konsumsi Tahap konsumsi melibatkan penggunaan jasa oleh konsumen. Pada tahap ini, konsumen akan mengevaluasi kualitas jasa, kenyamanan, dan kepuasan yang diperoleh dari jasa tersebut. 4. Tahap Evaluasi Tahap evaluasi melibatkan penilaian konsumen tentang kualitas jasa, pelayanan, dan kepuasan yang diperoleh dari penggunaan jasa. Konsumen dapat memberikan umpan balik kepada organisasi, yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas jasa dan kepuasan konsumen. 3. Apa definisi perilaku konsumen ? Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan membuang produk, jasa, dan ide untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Perilaku konsumen melibatkan proses pengambilan keputusan yang

22

kompleks dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti karakteristik individu, lingkungan, dan pengalaman sebelumnya.

4. Apa definisi dari pencarian informasi ? Pencarian informasi adalah tahap dalam perilaku konsumen di mana konsumen mencari informasi tentang produk atau layanan yang ingin dibeli sebelum membuat keputusan pembelian. Konsumen dapat mencari informasi

melalui

berbagai

sumber,

seperti

media

sosial,

website

perusahaan, ulasan produk, atau dari teman dan keluarga. Pencarian informasi ini dapat memengaruhi keputusan konsumen dalam memilih dan menggunakan produk atau layanan tertentu. Konsumen yang melakukan pencarian informasi yang lebih banyak cenderung membuat keputusan pembelian yang lebih baik karena mereka memiliki lebih banyak informasi yang relevan dan dapat membantu mereka memilih produk atau layanan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka. 5. jelaskan tentang costumer convience dan berikan contohnya ? Customer convenience merujuk pada kemudahan dan kenyamanan yang diberikan oleh sebuah produk atau layanan kepada konsumen saat membeli dan menggunakan produk atau layanan tersebut. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap customer convenience antara lain ketersediaan produk, lokasi, waktu pembukaan, kecepatan layanan, dan kemudahan penggunaan. Dalam lingkup jasa, customer convenience sangat penting karena jasa bersifat tidak berwujud dan sulit diukur, sehingga kenyamanan dalam menggunakan jasa akan memberikan pengalaman yang lebih positif bagi konsumen dan membantu perusahaan meningkatkan loyalitas pelanggan. Contoh dari customer convenience antara lain penggunaan teknologi untuk mempermudah proses pembelian dan pengiriman produk, menyediakan layanan pelanggan 24 jam, menyediakan layanan pelanggan melalui berbagai saluran seperti telepon, email, chat, dan lain-lain, serta menyediakan layanan pengiriman dan pemesanan online.

23

DAFTAR PUSTAKA 

Solomon, M. R. (2021). Consumer Behavior: Buying, Having, and Being. Pearson.



Kotler, P., Keller, K. L., & Aprea, C. (2021). Marketing Management. Pearson.



Zeithaml, V. A., Bitner, M. J., & Gremler, D. D. (2018). Services Marketing: Integrating Customer Focus Across the Firm. McGraw-Hill Education.



Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing management (15th ed.). Pearson Education Limited. Mullins, J. W., & Walker, O. C. (2013). Marketing management: A strategic decision-making approach (8th ed.). McGraw-Hill Education.



Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing management (15th ed.). Pearson Education Limited.



Solomon, M. R. (2019). Consumer behavior: Buying, having, and being (13th ed.). Pearson Education Limited.



Schiffman, L. G., O'Cass, A., Paladino, A., & Carlson, J. (2019). Consumer behavior (7th ed.). Pearson Education Limited.

24

BAB IV

A. Mencapai Keunggulan Kompetitif Keunggulan kompetitif adalah keunggulan yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau

produk dalam memenuhi

kebutuhan

dan keinginan pelanggan

dibandingkan dengan produk yang sejenis dari pesaing. Keunggulan kompetitif dapat diperoleh melalui berbagai cara seperti inovasi produk, peningkatan kualitas, pengurangan biaya produksi, pelayanan pelanggan yang baik, dan lain sebagainya.

Mencapai keunggulan kompetitif adalah suatu proses atau strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan atas pesaing-pesaingnya di pasar. Keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui beberapa cara, antara lain: 1. Inovasi produk dan teknologi Perusahaan dapat menciptakan produk atau layanan yang lebih inovatif dan unik dari produk yang sudah ada di pasar. Inovasi dapat meliputi penambahan fitur baru, perubahan desain atau kemasan, atau penggunaan teknologi yang lebih canggih. 2. Peningkatan kualitas Perusahaan dapat meningkatkan kualitas produk atau layanan yang ditawarkan, baik dari segi bahan baku, proses produksi, maupun pelayanan pelanggan. 3. Pengurangan biaya produksi Perusahaan dapat mengurangi biaya produksi dengan cara meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi biaya bahan baku, atau memperbaiki manajemen rantai pasok. 4. Pelayanan pelanggan yang baik Perusahaan dapat memberikan pelayanan pelanggan yang lebih baik, seperti layanan purna jual yang responsif dan ramah serta penanganan keluhan yang lebih cepat dan efektif. 5. Branding dan reputasi perusahaan Perusahaan dapat membangun citra dan reputasi yang baik di mata pelanggan dengan mempromosikan produk atau layanan secara aktif dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan.

25

Keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan dapat memberikan manfaat berupa peningkatan pangsa pasar, peningkatan loyalitas pelanggan, dan peningkatan keuntungan perusahaan.

B. Pengertian Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar yang luas menjadi segmensegmen yang lebih kecil dan terdefinisi dengan jelas berdasarkan karakteristik, kebutuhan, atau perilaku yang sama dari kelompok pelanggan yang homogen. Tujuan dari segmentasi pasar adalah untuk membantu perusahaan memahami lebih baik kebutuhan dan preferensi pelanggan, serta mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif dan tepat sasaran. Segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan beberapa faktor, seperti demografi (usia, jenis kelamin, pendidikan), geografi (wilayah, negara), psikografi (gaya hidup, nilai-nilai, kepribadian), dan perilaku (kebiasaan pembelian,

sikap

terhadap

produk).

Setelah

pasar

di-segmentasi,

perusahaan kemudian dapat menentukan pasar sasaran yang ingin dituju dan mengembangkan posisi pasar yang tepat. Keuntungan dari segmentasi pasar antara lain adalah: 

Memungkinkan perusahaan memfokuskan sumber daya dan usaha pada pasar sasaran yang tepat



Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemasaran



Memungkinkan perusahaan untuk menawarkan produk dan layanan yang lebih relevan dan menarik bagi pelanggan Namun, segmentasi pasar juga memiliki beberapa kelemahan, seperti biaya yang tinggi dalam mengumpulkan dan menganalisis data pelanggan, risiko mengabaikan pasar potensial yang tidak termasuk dalam segmen yang telah ditentukan, dan risiko pelanggan yang beralih ke pesaing jika perusahaan tidak mampu memenuhi kebutuhan yang spesifik dari segmen yang telah ditentukan.

26

C. Pengertian Pasar Sasaran Pasar sasaran (target market) adalah segmen pasar tertentu yang dipilih oleh perusahaan sebagai fokus utama dari strategi pemasaran dan penjualan mereka. Pasar sasaran dapat ditentukan berdasarkan karakteristik tertentu, seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, atau lokasi geografis, yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan. Penentuan pasar sasaran sangat penting dalam pengembangan strategi pemasaran karena membantu perusahaan memahami lebih baik karakteristik pelanggan yang ingin dituju dan menciptakan produk atau layanan yang lebih relevan dan menarik bagi pasar sasaran tersebut. Setelah

pasar

sasaran

ditentukan,

perusahaan

kemudian

dapat

mengembangkan rencana pemasaran yang tepat, termasuk pilihan produk, harga, promosi, dan distribusi, yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pasar sasaran. Namun, perlu diingat bahwa pasar sasaran juga dapat berubah seiring waktu dan perusahaan harus secara teratur mengevaluasi strategi pemasaran mereka untuk memastikan bahwa mereka masih relevan dengan pasar sasaran yang baru.

PERTANYAAN 1. Sebutkan beberapa cara agar keunggulan kompetitid dapat dicapai ? . Keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui beberapa cara, antara lain: 1. Inovasi produk dan teknologi Perusahaan dapat menciptakan produk atau layanan yang lebih inovatif dan unik dari produk yang sudah ada di pasar. Inovasi dapat meliputi penambahan fitur baru, perubahan desain atau kemasan, atau penggunaan teknologi yang lebih canggih. 2. Peningkatan kualitas Perusahaan dapat meningkatkan kualitas produk atau layanan yang ditawarkan, baik dari segi bahan baku, proses produksi, maupun pelayanan pelanggan.

27

3. Pengurangan biaya produksi Perusahaan dapat mengurangi biaya produksi dengan cara meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi biaya bahan baku, atau memperbaiki manajemen rantai pasok. 4. Pelayanan pelanggan yang baik Perusahaan dapat memberikan pelayanan pelanggan yang lebih baik, seperti layanan purna jual yang responsif dan ramah serta penanganan keluhan yang lebih cepat dan efektif. 5. Branding dan reputasi perusahaan Perusahaan dapat membangun citra dan reputasi yang baik di mata pelanggan dengan mempromosikan produk atau layanan secara aktif dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan dapat memberikan manfaat berupa peningkatan pangsa pasar, peningkatan loyalitas pelanggan, dan peningkatan keuntungan perusahaan. 2. Apa definisi dari keunggulan kompetitif ? Keunggulan kompetitif adalah keunggulan yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau

produk dalam memenuhi

kebutuhan

dan keinginan pelanggan

dibandingkan dengan produk yang sejenis dari pesaing. Keunggulan kompetitif dapat diperoleh melalui berbagai cara seperti inovasi produk, peningkatan kualitas, pengurangan biaya produksi, pelayanan pelanggan yang baik, dan lain sebagainya. Mencapai keunggulan kompetitif adalah suatu proses atau strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan atas pesaing-pesaingnya di pasar. 3. Sebutkan keuntungan dari segmentasi pasar ? 

Memungkinkan perusahaan memfokuskan sumber daya dan usaha pada pasar sasaran yang tepat



Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemasaran



Memungkinkan perusahaan untuk menawarkan produk dan layanan yang lebih relevan dan menarik bagi pelanggan Namun, segmentasi pasar juga memiliki beberapa kelemahan, seperti biaya yang tinggi dalam mengumpulkan dan menganalisis data pelanggan, risiko mengabaikan pasar potensial yang tidak termasuk dalam segmen yang telah ditentukan, dan risiko pelanggan yang beralih ke pesaing jika perusahaan

28

tidak mampu memenuhi kebutuhan yang spesifik dari segmen yang telah ditentukan. 4. Jelaskan definisi tentang pasar sasaran ? Pasar sasaran (target market) adalah segmen pasar tertentu yang dipilih oleh perusahaan sebagai fokus utama dari strategi pemasaran dan penjualan mereka. Pasar sasaran dapat ditentukan berdasarkan karakteristik tertentu, seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, atau lokasi geografis, yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan. Penentuan pasar sasaran sangat penting dalam pengembangan strategi pemasaran karena membantu perusahaan memahami lebih baik karakteristik pelanggan yang ingin dituju dan menciptakan produk atau layanan yang lebih relevan dan menarik bagi pasar sasaran tersebut. 5. Jelaskan pengertian tentang segmentasi pasar ? Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar yang luas menjadi segmensegmen yang lebih kecil dan terdefinisi dengan jelas berdasarkan karakteristik, kebutuhan, atau perilaku yang sama dari kelompok pelanggan yang homogen. Tujuan dari segmentasi pasar adalah untuk membantu perusahaan memahami lebih baik kebutuhan dan preferensi pelanggan, serta mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif dan tepat sasaran. Segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan beberapa faktor, seperti demografi (usia, jenis kelamin, pendidikan), geografi (wilayah, negara), psikografi (gaya hidup, nilai-nilai, kepribadian), dan perilaku (kebiasaan pembelian, sikap terhadap produk).

29

DAFTAR PUSTAKA 

Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing management (15th ed.). Pearson Education Limited.



Porter, M. E. (1998). Competitive advantage: Creating and sustaining superior performance. Free Press.



Barney, J. (1991). Firm resources and sustained competitive advantage. Journal of management, 17(1), 99-120.



Wedel, M., & Kamakura, W. A. (2012). Market segmentation: Conceptual and methodological foundations (Vol. 8). Springer Science & Business Media.



Wind, Y., & Bell, D. (2012). The contribution of ISBM to the marketing strategy discipline. Marketing Strategy: Based on First Principles and Data Analytics, 7-14.



Armstrong, G., & Kotler, P. (2017). Principles of marketing (17th ed.). Pearson Education Limited.

30

BAB V

A. Penawaran Jasa

Penawaran jasa adalah suatu kegiatan atau tindakan yang ditawarkan kepada konsumen dalam bentuk jasa. Jasa sendiri bisa diartikan sebagai suatu tindakan atau pekerjaan yang dilakukan oleh satu pihak untuk kepentingan pihak lain. Penawaran jasa mencakup berbagai macam bidang seperti konsultasi, pendidikan, perawatan, kebersihan, transportasi, dan lain sebagainya.

Penawaran jasa melibatkan aspek-aspek seperti harga, kualitas, promosi, dan distribusi. Penentuan harga jasa harus memperhatikan biaya produksi dan keuntungan yang diinginkan, serta harus kompetitif dengan harga jasa pesaing. Kualitas jasa harus selalu dijaga dan ditingkatkan agar memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Promosi jasa dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti melalui iklan, promosi langsung, pameran, dan lain sebagainya. Sedangkan distribusi jasa harus mempertimbangkan aksesibilitas dan kenyamanan pelanggan dalam mengakses jasa tersebut.

Jenis-jenis penawaran jasa yang umum ditemukan antara lain: 1. Konsultasi: Jasa konsultasi adalah kegiatan memberikan saran atau nasihat kepada klien mengenai hal-hal tertentu. Contoh jasa konsultasi meliputi konsultan bisnis, konsultan keuangan, konsultan IT, dan konsultan hukum. 2. Pendidikan: Jasa pendidikan mencakup segala bentuk pelatihan dan pengajaran. Contoh jasa pendidikan meliputi lembaga pendidikan formal seperti sekolah dan universitas, serta lembaga pendidikan non-formal seperti kursus dan pelatihan. 3. Perawatan: Jasa perawatan adalah kegiatan memberikan perawatan kepada orang, hewan, atau barang. Contoh jasa perawatan meliputi perawatan kesehatan, perawatan mobil, dan perawatan hewan peliharaan.

31

4. Kebersihan: Jasa kebersihan mencakup segala bentuk layanan kebersihan, seperti layanan kebersihan rumah tangga, layanan kebersihan gedung, dan layanan kebersihan jalan. 5. Transportasi: Jasa transportasi mencakup segala bentuk transportasi, baik darat, laut, maupun udara. Contoh jasa transportasi meliputi taksi, bus, kapal laut, pesawat terbang, dan lain sebagainya. 6. Pariwisata: Jasa pariwisata mencakup segala bentuk layanan pariwisata, seperti hotel, restoran, objek wisata, dan agen perjalanan. 7. Keuangan: Jasa keuangan mencakup segala bentuk layanan keuangan, seperti perbankan, asuransi, dan investasi. 8. Hiburan: Jasa hiburan mencakup segala bentuk layanan hiburan, seperti bioskop, taman hiburan, dan konser musik.

B. Tingkatan Produk Jasa

Tingkatan produk jasa dapat dilihat dari tiga dimensi yaitu: 1. Core Service: adalah inti dari jasa yang diberikan, merupakan solusi yang diinginkan oleh pelanggan, seperti mengajar untuk sekolah, atau perawatan kesehatan di rumah sakit. 2. Supplementary Services: adalah layanan yang mendukung core service, seperti tempat parkir di rumah sakit, atau layanan pelanggan yang baik. 3. Augmented Services: adalah layanan yang memberikan keunggulan lebih untuk produk jasa, seperti fasilitas spa di hotel.

Tingkatan produk jasa adalah konsep yang digunakan untuk membedakan tingkat kualitas dan nilai dari produk jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Tingkatan produk jasa terdiri dari tiga tingkat, yaitu tingkat inti, tingkat aktual, dan tingkat perluasan. 1. Tingkat Inti Tingkat inti adalah inti dari produk jasa yang ditawarkan, yang mencakup manfaat utama yang diharapkan oleh konsumen dari produk jasa tersebut. Manfaat utama ini harus diidentifikasi dan dikembangkan untuk membedakan produk jasa dari pesaing, sehingga konsumen akan memilih

32

produk jasa tersebut. Misalnya, manfaat utama dari sebuah hotel adalah memberikan tempat menginap yang nyaman dan aman. 2. Tingkat Aktual Tingkat aktual adalah karakteristik fisik dari produk jasa yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan oleh konsumen. Karakteristik ini mencakup elemen-elemen seperti tampilan fisik, kebersihan, kenyamanan, keamanan, dan fasilitas. Tingkat aktual yang baik dapat meningkatkan nilai produk jasa dan memberikan pengalaman positif bagi konsumen. Misalnya, fasilitas kamar yang lengkap dan bersih di sebuah hotel dapat meningkatkan kepuasan konsumen. 3. Tingkat Perluasan Tingkat perluasan adalah penambahan manfaat atau layanan tambahan untuk produk jasa yang mampu meningkatkan nilai produk jasa dan membuatnya lebih menarik bagi konsumen. Misalnya, hotel yang menawarkan layanan pijat atau spa dapat menambahkan nilai bagi produk jasa hotel tersebut. Perusahaan harus memperhatikan ketiga tingkat produk jasa tersebut dalam menentukan

strategi

pemasaran.

Tingkat

inti

produk

jasa

harus

dipertahankan dan ditingkatkan, sedangkan tingkat aktual dan tingkat perluasan dapat ditingkatkan untuk meningkatkan nilai produk jasa dan membedakannya dari pesaing.

C. Persepsi Konsumen Terhadap Atribut Jasa Persepsi konsumen terhadap atribut jasa adalah cara konsumen memandang atau menilai kualitas suatu jasa. Atribut jasa yang sering dinilai oleh konsumen antara lain kualitas pelayanan, kemudahan akses, waktu tunggu, harga, keamanan, dan lain-lain. Persepsi konsumen terhadap atribut jasa sangat penting bagi penyedia jasa karena akan berdampak pada loyalitas konsumen dan kepuasan pelanggan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen terhadap atribut jasa antara lain: 1. Kualitas jasa: Konsumen cenderung mengasosiasikan kualitas layanan dengan harga. Jika harga suatu layanan terlalu murah, maka konsumen mungkin menganggap bahwa kualitas layanan tersebut rendah. Sebaliknya,

33

jika harga terlalu mahal, konsumen mungkin merasa bahwa harga tersebut tidak sebanding dengan kualitas layanan yang diterima. 2. Kepercayaan: Konsumen membutuhkan kepercayaan dalam layanan yang diberikan oleh suatu perusahaan atau penyedia jasa. Hal ini meliputi faktor faktor seperti keamanan, keandalan, dan integritas perusahaan. 3. Kenyamanan: Konsumen juga menilai kenyamanan dalam menggunakan layanan, seperti kemudahan akses, waktu tunggu yang minimal, dan lokasi yang strategis. 4. Personalisasi: Konsumen juga menilai sejauh mana suatu layanan dapat dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan dan preferensi individu. 5. Responsif: Konsumen menginginkan pelayanan yang responsif dan sigap dalam menanggapi keluhan dan masalah. Perusahaan perlu memahami faktor-faktor ini dan mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap atribut jasa. Beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain meningkatkan kualitas layanan, memberikan pelatihan karyawan untuk memberikan layanan yang lebih responsif dan personalisasi, serta mengkomunikasikan nilai tambah dari layanan yang ditawarkan.

D. Service Branding dan Service Deletion Service branding adalah suatu upaya membangun merek jasa yang kuat dengan cara membedakan produk jasa dari produk jasa pesaing. Hal ini dilakukan dengan membuat citra yang unik dan membangun hubungan emosional dengan pelanggan. Sedangkan service deletion adalah suatu keputusan untuk menghapus atau menghentikan produk jasa yang kurang menguntungkan atau tidak sesuai dengan strategi bisnis perusahaan.

Service branding merupakan upaya untuk menciptakan citra positif dan mengkomunikasikan nilai tambah dari layanan yang ditawarkan oleh perusahaan. Proses ini meliputi identifikasi karakteristik unik dari layanan yang ditawarkan,

pengembangan

pesan

pemasaran

yang

menarik,

serta

membangun kesadaran dan loyalitas pelanggan terhadap merek atau brand yang dibangun. Dalam service branding, penting untuk mempertimbangkan 34

kesesuaian antara citra merek dengan karakteristik dan kualitas layanan yang sebenarnya, serta menciptakan pengalaman pelanggan yang konsisten dan positif. Service deletion, di sisi lain, adalah keputusan untuk menghapus atau menghentikan suatu layanan yang tidak lagi efektif atau sesuai dengan strategi perusahaan. Keputusan ini harus didasarkan pada evaluasi kinerja layanan, termasuk aspek keuangan, operasional, dan kepuasan pelanggan. Service deletion dapat membantu perusahaan mengalokasikan sumber daya secara lebih efektif, meningkatkan fokus pada layanan yang lebih menguntungkan, dan mengurangi biaya yang tidak perlu. Keduanya saling berkaitan karena branding adalah upaya untuk mengenalkan layanan yang ditawarkan dan service deletion dapat dilakukan untuk mengurangi portofolio layanan yang kurang menguntungkan bagi perusahaan sehingga memperkuat brand atau merek dari layanan yang diberikan.

E. Strategi Produk Jasa dan Pengembangan Strategi produk jasa dan pengembangan adalah proses menciptakan dan mengembangkan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan

serta

memperkuat

posisi

perusahaan

di

pasar.

Dalam

pengembangan produk jasa, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti permintaan pasar, tren industri, teknologi, dan kebutuhan pelanggan. Beberapa strategi produk jasa dan pengembangan yang dapat diterapkan antara lain: 1. Memperluas portofolio layanan: Perusahaan dapat memperluas portofolio layanan dengan menambahkan layanan baru yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi, atau layanan yang dapat melengkapi portofolio layanan yang telah ada. 2. Mengkustomisasi layanan: Mengkustomisasi layanan berarti menyesuaikan layanan dengan kebutuhan dan preferensi pelanggan. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan memperkuat loyalitas pelanggan. 3. Meningkatkan kualitas layanan: Meningkatkan kualitas layanan dapat menjadi strategi penting dalam mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar 35

perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan kualitas layanan dengan memperbaiki proses operasional, meningkatkan keahlian karyawan, atau mengadopsi teknologi baru. 4. Menawarkan layanan tambahan: Menawarkan layanan tambahan seperti perawatan purna jual, layanan pengiriman, atau layanan konsultasi dapat meningkatkan nilai tambah bagi pelanggan dan membedakan perusahaan dari pesaing. 5. Mengubah model bisnis: Perusahaan dapat mengubah model bisnis dengan mengadopsi model bisnis baru yang lebih inovatif dan efektif dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Implementasi

strategi

perencanaan

yang

produk

matang

jasa

dan

dan

pengembangan

mempertimbangkan

memerlukan

berbagai

faktor.

Perusahaan harus memahami kebutuhan pelanggan dan tren pasar, mengembangkan proses operasional yang efektif, serta melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap layanan yang ditawarkan.

PERTANYAAN 1. Sebutkan beberapa strategi produk jasa dan pengembangan ? 1.Memperluas portofolio layanan: Perusahaan dapat memperluas portofolio layanan dengan menambahkan layanan baru yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi, atau layanan yang dapat melengkapi portofolio layanan yang telah ada. 2.Mengkustomisasi

layanan:

Mengkustomisasi

layanan

berarti

menyesuaikan layanan dengan kebutuhan dan preferensi pelanggan. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan memperkuat loyalitas pelanggan. 3.Meningkatkan kualitas layanan: Meningkatkan kualitas layanan dapat menjadi strategi penting dalam mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan kualitas layanan dengan memperbaiki proses operasional, meningkatkan keahlian karyawan, atau mengadopsi teknologi baru. 4.Menawarkan layanan tambahan: Menawarkan layanan tambahan seperti perawatan purna jual, layanan pengiriman, atau layanan

36

konsultasi dapat meningkatkan nilai tambah bagi pelanggan dan membedakan perusahaan dari pesaing. 5.Mengubah model bisnis: Perusahaan dapat mengubah model bisnis dengan mengadopsi model bisnis baru yang lebih inovatif dan efektif dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Implementasi strategi produk jasa dan pengembangan memerlukan perencanaan yang matang dan mempertimbangkan berbagai faktor. Perusahaan harus memahami kebutuhan pelanggan dan tren pasar, mengembangkan proses operasional yang efektif, serta melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap layanan yang ditawarkan. 2. sebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen terhadap atribut jasa ? Beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen terhadap atribut jasa antara lain: 1. Kualitas jasa: Konsumen cenderung mengasosiasikan kualitas layanan dengan harga. Jika harga suatu layanan terlalu murah, maka konsumen mungkin menganggap bahwa kualitas layanan tersebut rendah. Sebaliknya, jika harga terlalu mahal, konsumen mungkin merasa bahwa harga tersebut tidak sebanding dengan kualitas layanan yang diterima. 2. Kepercayaan: Konsumen membutuhkan kepercayaan dalam layanan yang diberikan oleh suatu perusahaan atau penyedia jasa. Hal ini meliputi faktorfaktor seperti keamanan, keandalan, dan integritas perusahaan. 3. Kenyamanan: Konsumen juga menilai kenyamanan dalam menggunakan layanan, seperti kemudahan akses, waktu tunggu yang minimal, dan lokasi yang strategis. 4. Personalisasi: Konsumen juga menilai sejauh mana suatu layanan dapat dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan dan preferensi individu. 5. Responsif: Konsumen menginginkan pelayanan yang responsif dan sigap dalam menanggapi keluhan dan masalah. Perusahaan perlu memahami faktor-faktor ini dan mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap atribut jasa. Beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain meningkatkan kualitas layanan, memberikan pelatihan karyawan untuk memberikan layanan yang

37

lebih responsif dan personalisasi, serta mengkomunikasikan nilai tambah dari layanan yang ditawarkan.

3. sebutkan 3 tingkatan produk jasa ? 1.Tingkat Inti Tingkat inti adalah inti dari produk jasa yang ditawarkan, yang mencakup manfaat utama yang diharapkan oleh konsumen dari produk jasa tersebut. Manfaat utama ini harus diidentifikasi dan dikembangkan untuk membedakan produk jasa dari pesaing, sehingga konsumen akan memilih produk jasa tersebut. Misalnya, manfaat utama dari sebuah hotel adalah memberikan tempat menginap yang nyaman dan aman. 2.Tingkat Aktual Tingkat aktual adalah karakteristik fisik dari produk jasa yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan oleh konsumen. Karakteristik ini mencakup elemen-elemen seperti tampilan fisik, kebersihan, kenyamanan, keamanan, dan fasilitas. Tingkat aktual yang baik dapat meningkatkan nilai produk jasa dan memberikan pengalaman positif bagi konsumen. Misalnya, fasilitas kamar yang lengkap dan bersih di sebuah hotel dapat meningkatkan kepuasan konsumen. 3.Tingkat Perluasan Tingkat perluasan adalah penambahan manfaat atau layanan tambahan untuk produk jasa yang mampu meningkatkan nilai produk jasa dan membuatnya lebih menarik bagi konsumen. Misalnya, hotel yang menawarkan layanan pijat atau spa dapat menambahkan nilai bagi produk jasa hotel tersebut. Perusahaan harus memperhatikan ketiga tingkat produk jasa tersebut dalam menentukan strategi pemasaran. Tingkat inti produk jasa harus dipertahankan dan ditingkatkan, sedangkan tingkat aktual dan tingkat perluasan dapat ditingkatkan untuk meningkatkan nilai produk jasa dan membedakannya dari pesaing. 4. jelaskan tentang service branding dan deletion ? Service branding adalah suatu upaya membangun merek jasa yang kuat dengan cara membedakan produk jasa dari produk jasa pesaing. Hal ini dilakukan dengan membuat citra yang unik dan membangun hubungan 38

emosional dengan pelanggan. Sedangkan service deletion adalah suatu keputusan untuk menghapus atau menghentikan produk jasa yang kurang menguntungkan atau tidak sesuai dengan strategi bisnis perusahaan.

5. sebutkan aspek apa saja yang terlibat dalam penawaran jasa ? Penawaran jasa melibatkan aspek-aspek seperti harga, kualitas, promosi, dan distribusi. Penentuan harga jasa harus memperhatikan biaya produksi dan keuntungan yang diinginkan, serta harus kompetitif dengan harga jasa pesaing. Kualitas jasa harus selalu dijaga dan ditingkatkan agar memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Promosi jasa dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti melalui iklan, promosi langsung, pameran, dan lain sebagainya. Sedangkan distribusi jasa harus mempertimbangkan aksesibilitas dan kenyamanan pelanggan dalam mengakses jasa tersebut

39

DAFTAR PUSTAKA



Kotler, P. & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th ed.). Pearson.



Zeithaml, V. A., Bitner, M. J., & Gremler, D. D. (2009). Services Marketing: Integrating Customer Focus Across the Firm (5th ed.). McGraw-Hill.

40

BAB VI

A. Desain dan Rancangan Sistem Penyampaian Jasa Desain dan rancangan sistem penyampaian jasa adalah proses merancang dan mengembangkan sistem penyampaian layanan yang efektif dan efisien. Hal ini meliputi pemilihan teknologi, proses operasional, dan perancangan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang terbaik.

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam desain dan rancangan sistem penyampaian jasa antara lain:

1. Kualitas layanan: Sistem penyampaian jasa harus dirancang untuk memberikan kualitas layanan yang tinggi agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. 2. Efisiensi operasional: Sistem penyampaian jasa harus dirancang untuk mencapai efisiensi operasional sehingga dapat mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas. 3. Ketersediaan teknologi: Teknologi dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem penyampaian jasa. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan teknologi yang tepat untuk diterapkan dalam sistem penyampaian jasa. 4. Kemudahan akses: Sistem penyampaian jasa harus mudah diakses oleh pelanggan, baik melalui saluran online maupun offline. B. Service Blue Printing,Service Encounter dan Service Escape Service blue printing adalah metode untuk merancang dan mengembangkan sistem penyampaian jasa yang efektif dan efisien. Metode ini melibatkan penciptaan diagram alur kerja yang mendetail dan mengidentifikasi berbagai tahapan dalam penyampaian layanan.

Service encounter adalah interaksi langsung antara pelanggan dan karyawan yang menyampaikan layanan. Service encounter dapat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap layanan yang diberikan. 41

Service escape adalah interaksi yang terjadi ketika pelanggan meninggalkan lokasi penyampaian layanan. Service escape dapat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap layanan dan dapat memberikan kesan yang lebih kuat daripada service encounter. C. Lokasi , Desain dan Tata Letak Fasilitas Jasa Lokasi, desain, dan tata letak fasilitas jasa adalah faktor penting dalam menciptakan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Faktor-faktor tersebut dapat mencakup lokasi yang strategis, desain yang menarik, dan tata letak yang efektif dan efisien. 1. Lokasi Fasilitas Jasa Lokasi merupakan faktor kunci dalam memilih dan menentukan suatu bisnis jasa. Lokasi yang strategis dapat membantu bisnis menjangkau konsumen potensial dan memudahkan konsumen dalam mengakses layanan. Lokasi yang baik juga dapat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap kualitas layanan dan merek. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi fasilitas jasa antara lain kepadatan populasi, aksesibilitas, dan keamanan. 2. Desain Fasilitas Jasa Desain fasilitas jasa mencakup seluruh aspek dari bangunan, tata letak, tampilan, dan pengalaman pelanggan. Desain yang baik dapat memberikan pengalaman yang positif bagi pelanggan dan membantu membangun kesan merek yang kuat. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam desain fasilitas jasa antara lain fungsi ruangan, keamanan, keselamatan, kenyamanan, dan estetika. 3. Tata Letak Fasilitas Jasa Tata letak fasilitas jasa mencakup penempatan semua elemen dalam suatu lingkungan, seperti tempat parkir, pintu masuk, meja pendaftaran, ruang tunggu, kamar mandi, dan lain-lain. Tata letak yang baik dapat membantu meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan pengalaman yang positif bagi pelanggan. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam tata letak fasilitas jasa antara lain efisiensi operasional, keamanan, kenyamanan pelanggan, dan keselamatan.

42

D. Manajemen Permintaan dan Penawaran Jasa Manajemen permintaan dan penawaran jasa adalah proses mengelola ketersediaan

layanan

dan

permintaan

pelanggan.

Hal

ini

meliputi

pengelolaan kapasitas layanan, harga, waktu, dan promosi layanan.

1. Manajemen Permintaan Jasa Manajemen permintaan jasa berkaitan dengan cara perusahaan dapat mengelola permintaan konsumen terhadap jasa yang ditawarkan. Perusahaan dapat mengembangkan strategi harga yang berbeda, mempromosikan jasa mereka dengan lebih baik, dan meningkatkan kualitas layanan agar dapat menarik lebih banyak pelanggan. Selain itu, perusahaan dapat menggunakan teknik manajemen permintaan seperti yield management dan dynamic pricing untuk membantu mengelola permintaan jasa dan memaksimalkan penghasilan. 2. Manajemen Penawaran Jasa Manajemen penawaran jasa berkaitan dengan cara perusahaan dapat mengelola kapasitas dan sumber daya yang tersedia untuk

memberikan

Perusahaan

harus

layanan

berkualitas

mengembangkan

tinggi

strategi

kepada

untuk

pelanggan.

memaksimalkan

kapasitas dan memastikan ketersediaan sumber daya yang diperlukan untuk memberikan layanan. Perusahaan juga harus mengembangkan sistem penjadwalan yang baik untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya. 3. Manajemen

Hubungan

Pelanggan

Manajemen

hubungan

pelanggan

(customer relationship management/CRM) adalah strategi penting yang digunakan oleh perusahaan untuk membangun dan mempertahankan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. CRM mencakup pengumpulan data pelanggan, analisis data, dan penggunaan data tersebut untuk mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif. Perusahaan harus memastikan bahwa mereka memenuhi harapan pelanggan dan memberikan pengalaman yang memuaskan untuk membangun hubungan jangka panjang yang menguntungkan.

43

PERTANYAAN 1. Sebutkan beberapa faktor yang harus diperimbangkan dalam desain dan rancangan sistem penyampaian jasa ? Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam desain dan rancangan sistem penyampaian jasa antara lain:

1. Kualitas layanan: Sistem penyampaian jasa harus dirancang untuk memberikan kualitas layanan yang tinggi agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. 2. Efisiensi operasional: Sistem penyampaian jasa harus dirancang untuk mencapai efisiensi operasional sehingga dapat mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas. 3. Ketersediaan teknologi: Teknologi dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem penyampaian jasa. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan teknologi yang tepat untuk diterapkan dalam sistem penyampaian jasa. 4. Kemudahan akses: Sistem penyampaian jasa harus mudah diakses oleh pelanggan, baik melalui saluran online maupun offline.

2. jelaskan kaitan manajemen permintaan jasa terhadap pengelolaan permintaan konsumen terhadap jasa yang ditawarkan? Manajemen permintaan jasa berkaitan dengan cara perusahaan dapat mengelola Perusahaan

permintaan dapat

konsumen

terhadap

mengembangkan

strategi

jasa

yang

harga

ditawarkan.

yang

berbeda,

mempromosikan jasa mereka dengan lebih baik, dan meningkatkan kualitas layanan agar dapat menarik lebih banyak pelanggan. Selain itu, perusahaan dapat

menggunakan

teknik

manajemen

permintaan

seperti

yield

management dan dynamic pricing untuk membantu mengelola permintaan jasa dan memaksimalkan penghasilan. 3. sebutkan faktor-faktor yang mencakup lokasi yang strategis, desain yang menarik, dan tata letak yang efektif dan efisien ?

44

Faktor-faktor tersebut dapat mencakup lokasi yang strategis, desain yang menarik, dan tata letak yang efektif dan efisien. 1. Lokasi Fasilitas Jasa Lokasi merupakan faktor kunci dalam memilih dan menentukan suatu bisnis jasa. Lokasi yang strategis dapat membantu bisnis menjangkau konsumen potensial dan memudahkan konsumen dalam mengakses layanan. Lokasi yang baik juga dapat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap kualitas layanan dan merek. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi fasilitas jasa antara lain kepadatan populasi, aksesibilitas, dan keamanan. 2. Desain Fasilitas Jasa Desain fasilitas jasa mencakup seluruh aspek dari bangunan, tata letak, tampilan, dan pengalaman pelanggan. Desain yang baik dapat memberikan pengalaman yang positif bagi pelanggan dan membantu membangun kesan merek yang kuat. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam desain fasilitas jasa antara lain fungsi ruangan, keamanan, keselamatan, kenyamanan, dan estetika. 3. Tata Letak Fasilitas Jasa Tata letak fasilitas jasa mencakup penempatan semua elemen dalam suatu lingkungan, seperti tempat parkir, pintu masuk, meja pendaftaran, ruang tunggu, kamar mandi, dan lain-lain. Tata letak yang baik dapat membantu meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan pengalaman yang positif bagi pelanggan. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam tata letak fasilitas jasa antara lain efisiensi operasional, keamanan, kenyamanan pelanggan, dan keselamatan. 4. Jelaskan yang dimaksud dengan service blueprinting dan ecounter ? Service blue printing adalah metode untuk merancang dan mengembangkan sistem penyampaian jasa yang efektif dan efisien. Metode ini melibatkan penciptaan diagram alur kerja yang mendetail dan mengidentifikasi berbagai tahapan dalam penyampaian layanan.

Service encounter adalah interaksi langsung antara pelanggan dan karyawan yang menyampaikan layanan. Service encounter dapat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap layanan yang diberikan 5. sebutkan hal – hal yang meliputi pengelolaan kapasitas layanan, harga, waktu, dan promosi layanan ?

45

Hal ini meliputi pengelolaan kapasitas layanan, harga, waktu, dan promosi layanan.

1. Manajemen Permintaan Jasa Manajemen permintaan jasa berkaitan dengan cara perusahaan dapat mengelola permintaan konsumen terhadap jasa yang ditawarkan. Perusahaan dapat mengembangkan strategi harga yang berbeda, mempromosikan jasa mereka dengan lebih baik, dan meningkatkan kualitas layanan agar dapat menarik lebih banyak pelanggan. Selain itu, perusahaan dapat menggunakan teknik manajemen permintaan seperti yield management dan dynamic pricing untuk membantu mengelola permintaan jasa dan memaksimalkan penghasilan. 2. Manajemen Penawaran Jasa Manajemen penawaran jasa berkaitan dengan cara perusahaan dapat mengelola kapasitas dan sumber daya yang tersedia untuk

memberikan

Perusahaan

harus

layanan

berkualitas

mengembangkan

tinggi

strategi

kepada

untuk

pelanggan.

memaksimalkan

kapasitas dan memastikan ketersediaan sumber daya yang diperlukan untuk memberikan layanan. Perusahaan juga harus mengembangkan sistem penjadwalan yang baik untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya. 3. Manajemen

Hubungan

Pelanggan

Manajemen

hubungan

pelanggan

(customer relationship management/CRM) adalah strategi penting yang digunakan oleh perusahaan untuk membangun dan mempertahankan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. CRM mencakup pengumpulan data pelanggan, analisis data, dan penggunaan data tersebut untuk mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif. Perusahaan harus memastikan bahwa mereka memenuhi harapan pelanggan dan memberikan pengalaman yang memuaskan untuk membangun hubungan jangka panjang yang menguntungkan.

46

DAFTAR PUSTAKA 

Zeithaml, V. A., Bitner, M. J., & Gremler, D. D. (2009). Services Marketing: Integrating Customer Focus Across the Firm (5th ed.). McGraw-Hill.



Kotler, P. & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th ed.). Pearson.

47

BAB VII

A. Pengertian Harga Jasa Harga jasa adalah harga yang ditetapkan untuk produk non-fisik atau intangible seperti layanan dan pengalaman yang diberikan oleh perusahaan atau individu kepada konsumen. Harga jasa dapat sangat bervariasi, tergantung pada jenis layanan yang ditawarkan dan tingkat permintaan di pasar. Pengertian Harga Jasa Harga jasa dapat diartikan sebagai jumlah uang atau imbalan yang diberikan oleh konsumen kepada penyedia layanan atas layanan atau pengalaman yang diterima. Harga jasa dapat ditetapkan berdasarkan biaya produksi, tingkat permintaan di pasar, kualitas layanan, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi pasar jasa. Beberapa faktor yang memengaruhi penetapan harga jasa adalah sebagai berikut: 1. Biaya produksi: Harga jasa dapat ditetapkan berdasarkan biaya produksi, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. 2. Tingkat permintaan: Harga jasa dapat disesuaikan dengan tingkat permintaan di pasar, sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. 3. Persaingan: Harga jasa juga dapat dipengaruhi oleh persaingan di pasar, di mana perusahaan dapat menyesuaikan harga untuk tetap bersaing di pasar. 4. Kualitas layanan: Harga jasa dapat diatur sesuai dengan kualitas layanan yang diberikan oleh perusahaan, di mana layanan berkualitas tinggi akan diberi harga yang lebih tinggi. 5. Tujuan bisnis: Harga jasa dapat ditetapkan berdasarkan tujuan bisnis perusahaan, seperti memaksimalkan laba atau meningkatkan pangsa pasar. Pada

dasarnya,

penetapan

harga

jasa

harus

mempertimbangkan

keuntungan perusahaan dan kebutuhan konsumen. Oleh karena itu,

48

perusahaan harus memahami kebutuhan konsumen dan persaingan di pasar untuk menetapkan harga jasa yang tepat.

B. Landasan Strategi Penetapan Harga Jasa Landasan strategi penetapan harga jasa meliputi empat faktor yaitu biaya produksi, permintaan pasar, pesaing, dan kebutuhan pelanggan. Dalam penetapan harga jasa, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor tersebut untuk menentukan harga yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai landasan strategi penetapan harga jasa: 1. Biaya Produksi Biaya produksi merupakan faktor pertama yang harus diperhatikan dalam penetapan harga jasa. Perusahaan harus mempertimbangkan biaya-biaya yang terlibat dalam produksi dan penyediaan jasa tersebut, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead, dan biaya lainnya. Dari biaya-biaya tersebut, perusahaan dapat menentukan harga jasa yang dapat menutupi biaya produksi dan memberikan keuntungan yang diinginkan. 2. Permintaan Pasar Permintaan pasar juga harus menjadi pertimbangan dalam penetapan harga jasa. Perusahaan harus memperhatikan besarnya permintaan di pasar terhadap jenis jasa yang ditawarkan dan menentukan harga yang dapat memenuhi

permintaan

tersebut.

Dalam

hal

ini,

perusahaan

dapat

menetapkan harga yang lebih tinggi jika permintaan tinggi atau menurunkan harga jika permintaan rendah. 3. Pesaing Pesaing juga menjadi faktor penting dalam penetapan harga jasa. Perusahaan harus memperhatikan harga yang ditawarkan oleh pesaing dan menentukan harga yang dapat bersaing di pasar. Dalam hal ini, perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih rendah dari pesaing jika ingin memenangkan pangsa pasar atau menetapkan harga yang lebih tinggi jika ingin memberikan citra kualitas yang lebih baik.

49

4. Kebutuhan Pelanggan Kebutuhan pelanggan harus menjadi perhatian utama dalam penetapan harga jasa. Perusahaan harus memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan dalam memilih jasa dan menentukan harga yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Dalam hal ini, perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih tinggi jika pelanggan menginginkan kualitas yang lebih baik atau menetapkan harga yang lebih rendah jika pelanggan membutuhkan harga yang terjangkau. Dalam penetapan harga jasa, perusahaan harus mempertimbangkan faktorfaktor di atas untuk menentukan harga yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Perusahaan juga harus melakukan evaluasi secara berkala untuk menyesuaikan harga jasa jika terjadi perubahan di pasar

C. Tujuan Penetapan Harga Penetapan harga merupakan proses yang sangat penting dalam bisnis jasa karena harga akan berpengaruh pada keputusan konsumen untuk membeli atau tidak membeli suatu jasa. Oleh karena itu, penetapan harga harus didasarkan pada tujuan yang jelas agar harga yang ditetapkan dapat mencapai target bisnis yang diinginkan. Berikut adalah beberapa tujuan penetapan harga dalam bisnis jasa: 1. Mencapai laba yang maksimal: Tujuan utama dari penetapan harga adalah untuk memastikan bahwa bisnis jasa dapat mencapai laba yang maksimal. Harga yang ditetapkan harus dapat menutupi biaya produksi dan memberikan keuntungan yang cukup bagi perusahaan. 2. Memaksimalkan pangsa pasar: Tujuan lain dari penetapan harga adalah untuk

memaksimalkan

pangsa

pasar

dari

suatu

jasa.

Dengan

menetapkan harga yang lebih rendah dari pesaing, perusahaan dapat menarik lebih banyak pelanggan dan meningkatkan pangsa pasarnya. 3. Mempertahankan keberlanjutan bisnis: Penetapan harga yang tepat juga dapat membantu mempertahankan keberlanjutan bisnis. Harga yang terlalu rendah dapat merugikan bisnis jasa dalam jangka panjang, sedangkan harga yang terlalu tinggi dapat mengurangi jumlah pelanggan dan merugikan bisnis jasa.

50

4. Menyesuaikan dengan permintaan pasar: Penetapan harga juga harus menyesuaikan dengan permintaan pasar. Harga harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat menarik pelanggan pada saat permintaan tinggi dan tetap bersaing pada saat permintaan rendah. 5. Membangun citra merek yang baik: Harga juga dapat mempengaruhi citra merek suatu bisnis jasa. Harga yang terlalu rendah dapat menurunkan citra merek, sedangkan harga yang terlalu tinggi dapat mengesankan eksklusivitas dan kualitas yang lebih tinggi.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga dapat bervariasi tergantung pada jenis bisnis, industri, dan target pasar yang dituju. Namun, secara umum, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga jasa. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai faktor-faktor tersebut: 1. Biaya Produksi: Biaya produksi merupakan salah satu faktor utama dalam penetapan harga. Biaya produksi mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead lainnya. Harga yang ditetapkan harus bisa menutupi biaya produksi dan memberikan laba yang wajar. 2. Persaingan: Faktor persaingan juga mempengaruhi penetapan harga jasa. Perusahaan harus mempertimbangkan harga yang ditawarkan oleh pesaing dan menetapkan harga yang dapat bersaing di pasar. 3. Nilai Pelanggan: Nilai pelanggan juga harus dipertimbangkan dalam penetapan harga jasa. Nilai pelanggan dapat berbeda-beda tergantung pada segmentasi pasar dan tujuan pemasaran. Perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti keunikan produk, kualitas, dan kualitas layanan pelanggan dalam menentukan harga. 4. Tujuan Bisnis: Tujuan bisnis juga harus dipertimbangkan dalam penetapan harga. Jika tujuan bisnis adalah untuk memaksimalkan keuntungan, maka harga jasa harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga memberikan laba yang tinggi. Namun, jika tujuan bisnis adalah untuk memasuki pasar baru, maka harga jasa mungkin ditetapkan lebih rendah untuk menarik pelanggan baru.

51

5. Perubahan

Permintaan:

Perubahan

permintaan

juga

dapat

mempengaruhi penetapan harga jasa. Jika permintaan meningkat, maka harga jasa dapat dinaikkan untuk meningkatkan laba. Namun, jika permintaan menurun, maka harga jasa mungkin diturunkan untuk mempertahankan pangsa pasar.

E. Pedoman Dalam Memilih Metode Penentuan Harga Penentuan harga adalah keputusan yang sangat penting bagi perusahaan karena harga yang ditetapkan dapat mempengaruhi permintaan, laba, dan posisi pasar perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus memilih metode penetapan harga yang tepat untuk produk atau jasa yang ditawarkan. Berikut ini adalah pedoman dalam memilih metode penentuan harga: 1. Pertimbangkan Tujuan Bisnis Pertimbangkan tujuan bisnis perusahaan ketika memilih metode penetapan harga. Tujuan bisnis bisa berupa keuntungan maksimal, market share yang lebih besar, atau mengalahkan pesaing. 2. Tinjau Karakteristik Produk atau Jasa Setiap produk atau jasa memiliki karakteristik yang berbeda, seperti keunikan, kualitas, dan ketersediaan di pasar. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan karakteristik produk atau jasa tersebut dalam memilih metode penetapan harga yang tepat. 3. Analisis Peserta Pasar Analisis pesaing harus dilakukan untuk mengetahui harga produk atau jasa yang ditawarkan oleh pesaing di pasar. Dengan begitu, perusahaan dapat menentukan posisi harga yang tepat untuk produk atau jasanya. 4. Pertimbangkan Segmen Pasar Pertimbangkan segmen pasar yang dituju dalam memilih metode penetapan harga. Setiap segmen pasar memiliki karakteristik yang berbeda dan harga yang diinginkan. Oleh karena itu, perusahaan harus memilih metode penetapan harga yang sesuai dengan karakteristik segmen pasar. 5. Tinjau Biaya Produksi

52

Perusahaan harus mempertimbangkan biaya produksi dalam menentukan harga jual produk atau jasa. Biaya produksi harus ditutupi dengan harga yang ditetapkan agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang diinginkan. 6. Pertimbangkan Tingkat Persaingan Tingkat persaingan di pasar juga harus dipertimbangkan dalam menentukan harga. Tingkat persaingan yang tinggi biasanya menghasilkan harga yang lebih rendah untuk menarik pelanggan. Sebaliknya, tingkat persaingan yang rendah dapat menghasilkan harga yang lebih tinggi. 7. Pertimbangkan Perubahan Harga Perusahaan harus mempertimbangkan kemampuan untuk mengubah harga di masa depan. Hal ini penting karena situasi bisnis dapat berubah dan harga mungkin perlu disesuaikan. PERTANYAAN 1. Sebutkan pedoman metode dalam penentuan harga ? Penentuan harga adalah keputusan yang sangat penting bagi perusahaan karena harga yang ditetapkan dapat mempengaruhi permintaan, laba, dan posisi pasar perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus memilih metode penetapan harga yang tepat untuk produk atau jasa yang ditawarkan. Berikut ini adalah pedoman dalam memilih metode penentuan harga: 1. Pertimbangkan Tujuan Bisnis Pertimbangkan tujuan bisnis perusahaan ketika memilih metode penetapan harga. Tujuan bisnis bisa berupa keuntungan maksimal, market share yang lebih besar, atau mengalahkan pesaing. 2. Tinjau Karakteristik Produk atau Jasa Setiap produk atau jasa memiliki karakteristik yang berbeda, seperti keunikan, kualitas, dan ketersediaan di pasar. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan karakteristik produk atau jasa tersebut dalam memilih metode penetapan harga yang tepat. 3. Analisis Peserta Pasar Analisis pesaing harus dilakukan untuk mengetahui harga produk atau jasa yang ditawarkan oleh pesaing di pasar. Dengan begitu,

53

perusahaan dapat menentukan posisi harga yang tepat untuk produk atau jasanya. 4. Pertimbangkan Segmen Pasar Pertimbangkan segmen pasar yang dituju dalam memilih metode penetapan harga. Setiap segmen pasar memiliki karakteristik yang berbeda dan harga yang diinginkan. Oleh karena itu, perusahaan harus memilih metode penetapan harga yang sesuai dengan karakteristik segmen pasar. 5. Tinjau Biaya Produksi Perusahaan

harus

mempertimbangkan

biaya

produksi

dalam

menentukan harga jual produk atau jasa. Biaya produksi harus ditutupi dengan harga yang ditetapkan agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang diinginkan. 6. Pertimbangkan Tingkat Persaingan Tingkat persaingan di pasar juga harus dipertimbangkan dalam menentukan

harga. Tingkat persaingan yang tinggi biasanya

menghasilkan harga yang lebih rendah untuk menarik pelanggan. Sebaliknya, tingkat persaingan yang rendah dapat menghasilkan harga yang lebih tinggi. 7. Pertimbangkan Perubahan Harga Perusahaan harus mempertimbangkan kemampuan untuk mengubah harga di masa depan. Hal ini penting karena situasi bisnis dapat berubah dan harga mungkin perlu disesuaikan. 2. Sebutkan faktor yang mempengaruhi penetapan harga ? Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai faktor-faktor tersebut: 1. Biaya Produksi: Biaya produksi merupakan salah satu faktor utama dalam penetapan harga. Biaya produksi mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead lainnya. Harga yang ditetapkan harus bisa menutupi biaya produksi dan memberikan laba yang wajar. 2. Persaingan: Faktor persaingan juga mempengaruhi penetapan harga jasa. Perusahaan harus mempertimbangkan harga yang ditawarkan oleh pesaing dan menetapkan harga yang dapat bersaing di pasar. 3. Nilai Pelanggan: Nilai pelanggan juga harus dipertimbangkan dalam penetapan harga jasa. Nilai pelanggan dapat berbeda-beda tergantung 54

pada segmentasi pasar dan tujuan pemasaran. Perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti keunikan produk, kualitas, dan kualitas layanan pelanggan dalam menentukan harga. 4. Tujuan Bisnis: Tujuan bisnis juga harus dipertimbangkan dalam penetapan harga. Jika tujuan bisnis adalah untuk memaksimalkan keuntungan, maka harga jasa harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga memberikan laba yang tinggi. Namun, jika tujuan bisnis adalah untuk memasuki pasar baru, maka harga jasa mungkin ditetapkan lebih rendah untuk menarik pelanggan baru. 5. Perubahan

Permintaan:

Perubahan

permintaan

juga

dapat

mempengaruhi penetapan harga jasa. Jika permintaan meningkat, maka harga jasa dapat dinaikkan untuk meningkatkan laba. Namun, jika permintaan menurun, maka harga jasa mungkin diturunkan untuk mempertahankan pangsa pasar. 3. Sebutkan tujuan penetapan harga dalam bisnis jasa ? Berikut adalah beberapa tujuan penetapan harga dalam bisnis jasa: 1. Mencapai laba yang maksimal: Tujuan utama dari penetapan harga adalah untuk memastikan bahwa bisnis jasa dapat mencapai laba yang maksimal. Harga yang ditetapkan harus dapat menutupi biaya produksi dan memberikan keuntungan yang cukup bagi perusahaan. 2. Memaksimalkan pangsa pasar: Tujuan lain dari penetapan harga adalah untuk

memaksimalkan

pangsa

pasar

dari

suatu

jasa.

Dengan

menetapkan harga yang lebih rendah dari pesaing, perusahaan dapat menarik lebih banyak pelanggan dan meningkatkan pangsa pasarnya. 3. Mempertahankan keberlanjutan bisnis: Penetapan harga yang tepat juga dapat membantu mempertahankan keberlanjutan bisnis. Harga yang terlalu rendah dapat merugikan bisnis jasa dalam jangka panjang, sedangkan harga yang terlalu tinggi dapat mengurangi jumlah pelanggan dan merugikan bisnis jasa. 4. Menyesuaikan dengan permintaan pasar: Penetapan harga juga harus menyesuaikan dengan permintaan pasar. Harga harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat menarik pelanggan pada saat permintaan tinggi dan tetap bersaing pada saat permintaan rendah.

55

5. Membangun citra merek yang baik: Harga juga dapat mempengaruhi citra merek suatu bisnis jasa. Harga yang terlalu rendah dapat menurunkan citra merek, sedangkan harga yang terlalu tinggi dapat mengesankan eksklusivitas dan kualitas yang lebih tinggi 4. Sebutkan faktor –faktor yang mempengaruhi penetapan harga jasa ? Beberapa faktor yang memengaruhi penetapan harga jasa adalah sebagai berikut: 

Biaya produksi: Harga jasa dapat ditetapkan berdasarkan biaya produksi, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead.



Tingkat permintaan: Harga jasa dapat disesuaikan dengan tingkat permintaan di pasar, sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.



Persaingan: Harga jasa juga dapat dipengaruhi oleh persaingan di pasar, di mana perusahaan dapat menyesuaikan harga untuk tetap bersaing di pasar.



Kualitas layanan: Harga jasa dapat diatur sesuai dengan kualitas layanan yang diberikan oleh perusahaan, di mana layanan berkualitas tinggi akan diberi harga yang lebih tinggi.



Tujuan bisnis: Harga jasa dapat ditetapkan berdasarkan tujuan bisnis perusahaan, seperti memaksimalkan laba atau meningkatkan pangsa pasar.

5. Jelaskan tentang harga jasa ? Harga jasa adalah harga yang ditetapkan untuk produk non-fisik atau intangible seperti layanan dan pengalaman yang diberikan oleh perusahaan atau individu kepada konsumen. Harga jasa dapat sangat bervariasi, tergantung pada jenis layanan yang ditawarkan dan tingkat permintaan di pasar. Pengertian Harga Jasa Harga jasa dapat diartikan sebagai jumlah uang atau imbalan yang diberikan oleh konsumen kepada penyedia layanan atas layanan atau pengalaman yang diterima. Harga jasa dapat ditetapkan berdasarkan biaya produksi, tingkat permintaan di pasar, kualitas layanan, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi pasar jasa. 56

DAFTAR PUSTAKA 

Kotler, P., & Armstrong, G. (2016). Principles of marketing. Pearson.



Zeithaml, V. A., Bitner, M. J., & Gremler, D. D. (2010). Services marketing: Integrating customer focus across the firm. McGraw-Hill Education.



Parasuraman, A., Zeithaml, V. A., & Berry, L. L. (1988). Servqual: A multipleitem scale for measuring consumer perceptions of service quality. Journal of retailing, 64(1), 12-40.



Grewal, D., & Levy, M. (2019). Marketing. McGraw-Hill Education.



Armstrong, G., & Kotler, P. (2017). Marketing: An introduction. Pearson.

57

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2025 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.