PENYULUHAN BAHASA PRANCIS BAGI ANAK-ANAK KARANGDUWET 1 UNTUK MENINGKATKAN DAYA TARIK BELAJAR BAHASA ASING Arsianti Latifah, S.Pd., M.Sn.1, Nur Imamah2 Universitas Negeri Yogyakarta Email:
[email protected] [email protected]
ABSTRAK Bahasa asing menjadi sebuah keharusan untuk dipelajari di era ini jika ingin menjadi masyarakat yang maju. Bahasa Prancis sendiri merupakan bahasa yang paling banyak digunakan, sehingga akan banyak peluang yang dimiliki jika bisa berbahasa Prancis. Namun, setelah melakukan observasi di Karangduwet 1, hampir semua anak-anak tidak mendapatkan pelajaran bahasa asing di sekolah. Hal ini membuat daya tarik anak untuk belajar bahasa asing tidak ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tertariknya anak-anak Karangduwet 1 dalam mempelajari bahasa asing, khususnya bahasa Prancis. Selanjutnya metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak-anak Karangduwet 1 antusias dalam belajar bahasa Prancis. Kata kunci: bahasa asing, penyuluhan bahasa Prancis
1. PENDAHULUAN Kemampuan berbahasa asing sangat penting dipelajari jika ingin menjadi masyarakat yang maju di era modern ini. Hal ini dikarenakan seiring dengan perkembangnya teknologi modern dan ilmu pengetahuan serta temuan-temuan ilmiah yang kebanyakan dipublikasikan dalam bahasa asing, sehingga sudah menjadi keharusan bagi masyarakat untuk mempelajari bahasa asing. Dengan kemampuan berbahasa asing maka berkomunikasi dengan masyarakat luar khususnya dari berbagai negara akan menjadi mudah. Bahasa Prancis merupakan salah satu bahasa yang paling banyak digunakan di dunia, yakni sekitar 220 juta orang menggunakan bahasa ini sehingga peluang yang akan diperoleh
sangat banyak jika mempelajari bahasa Prancis (Bernard, 2012). Kemampuan berbahasa asing bagi anak-anak, khususnya anak-anak Karangduwet 1 sangat penting untuk menunjang pengetahuannya di masa yang akan datang. Dilansir dari universeofmemory.com, para ahli menemukan manfaat luar biasa dalam mempelajari suatu bahasa asing, salah satunya memperlambat penurunan kognitif. Kognitif ialah potensi intelektual dalam otak yang meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, evaluasi dan masih banyak lagi. Pada tahun 2014, Thomas H. Bak dan para ahli lainnya melakukan penelitian tentang bilingualisme yang memengaruhi penuaan kognitif. Penelitian tersebut menemukan bahwa orang-orang dengan bilingual dari
semua kalangan mengalami permulaan Alzheimer, rata-rata dan kekuatan kognitif dalam 4 ½ tahun kemudian tetap baik daripada subjek monolingual.
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan atau dari bentuk tindakan kebijakan (Moeleong, 2002).
Namun sayang sekali karena hampir semua anak-anak Karangduwet 1 tidak mendapatkan kesempatan belajar bahasa asing di sekolahnya. Hal tersebut membuat daya tariknya dalam belajar bahasa asing tidak ada. Untuk itu penulis mencoba membatu mereka melalui penyuluhan dengan judul “Penyuluhan Bahasa Prancis bagi Anak-anak Karangduwet 1 untuk Meningkatkan Daya Tarik Belajar Bahasa Asing, sekaligus untuk mengetahui seberapa antusias mereka dalam mempelajari bahasa Prancis.
Penyuluhan bahasa Prancis bagi anakanak Karangduwet 1 ini mencakup kegiatan berikut: 1. Memaparkan materi tentang pengetahuan umum Prancis. 2. Memberikan materi bahasa Prancis dasar. 3. Berlatih membuat dialog memperkenalkan diri dan mempraktikkannya. 4. Memberikan pendampingan dalam pembuatan dialog dan praktik berbicara bahasa Prancis. 5. Memberikan quiz tentang materi yang telah dipelajari. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan dari hasil penyuluhan ini dikelompokkan dalam pemaparan pengetahuan umum Prancis, pemaparan materi dasar, latihan, dan kesimpulan yakni dengan membahas materi yang telah dipelajari dengan tanya jawab.
Gambar 1. Pamflet belajar Prancis
2. METODE PEMBERDAYAAN Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yakni mendeskripsikan kegiatan pendekatan yang memiliki karakteristik bersifat deskriptif.Bogdan dan Tailor seperti yang dikutip oleh Moeleong, mendefinisikan metodologi kualitatif
3.1.Pemaparan pengetahuan umum Prancis Pengetahuan umum merupakan wawasan atau pengetahuan yang ada di sekitar manusia. Dengan adanya ilmu pengetahuan diharapkan mampu membuat seseorang lebih mengenal tentang alam maupun kehidupan sosial. Pemaparan pengetahuan umum Prancis bertujuan agar anak-anak mengenal tentang negara Prancis. Dari letak negara, ibu kota, monumen terkenal, hingga mata uang. Anak-anak Karangduwet 1 masih terasa asing saat mendengar kata
Gambar 2. Pemaparan materi pengetahuan umum Prancis
Prancis saat ditanya tentang apa yang terbesit saat mendengar kata Prancis. Saat mendengar kartun Ratatouille, rata-rata dari mereka sudah pernah melihatnya dan ternyata baru tahu jika kartun tersebut merupakan kartun dari Prancis. Saat pemaparan pengetahuan umum Prancis beberapa anak antusias dan bisa menjawab pertanyaan yang diberikan seperti letak benua Prancis, yakni di benua Eropa. 3.2. Pemaparan materi dasar Materi dasar digunakan di dalam penyuluhan ini supaya anakanak dapat mengikuti dan memahami pembelajaran dengan baik. Materi dasar tersebut berupa salam (salutation), memperkenalkan diri (se présenter), dan angka 1 – 10. Dalam pemaparan materi dasar, anak-anak cukup mengikuti pembelajaran dengan baik. Beberapa dari mereka juga mencatat materi yang dipaparkan di Power Point atas dasar inisiatif mereka. Hal ini bisa dilihat bahwa anak-anak antusias mempelajari bahasa Prancis.
3.3. Latihan/Praktik berbicara Setelah melihat contoh bagaimana memperkenal diri dalam bahasa Prancis, anak-anak berlatih untuk berdialog dengan pasangannya. Tujuannya supaya mereka bisa mempraktikkan bagaimana pelafalan bahasa Prancis dan bisa digunakan di kehidupan sehari-hari mereka. Pendampingan saat berdialog juga dilakukan agar bisa mengoreksi kesalahan anak-anak terutama saat pelafalan. Dalam praktik berbicara, rata-rata dari mereka masih terdapat banyak kesalahan dalam melafalkan bahasa Prancis. Hal ini wajar karena tulisan dan pengucapan dalam bahasa Prancis sangat berbeda sehingga mereka belum terbiasa. Namun, anak-anak Karangduwet 1 masih tetap percaya diri saat berdialog sehingga menjadi poin plus bagi mereka karena untuk mempelajari bahasa asing hal yang perlu dimiliki yaitu percaya diri saat berbicara dan tidak takut membuat kesalahan seperti dalam hal grammar dan pronouncation. 3.4. Quiz Untuk menutup pembelajaran bahasa Prancis yaitu dengan adanya
quiz dimana anak-anak Karangduwet 1 bisa menjawab secara langsung pertanyaan yang dilontarkan. Quiz berupa materi yang telah dipelajari yaitu pengetahuan umum Prancis dan materi dasar bahasa Prancis. Tata cara quiz ini yaitu dengan mengangkat tangan jika ingin menjawab pertanyaan dan memberikan poin bagi mereka yang menjawab pertanyaan dengan benar. Di akhir quiz, anak dengan poin terbanyak akan mendapatkan hadiah. Dalam quiz, terdapat beberapa anak yang sering menjawab pertanyaan dengan benar dan masih ingat dengan materi yang telah dipelajari. 4. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan mengenai penyuluhan bahasa Prancis bagi anak-anak Karangduwet 1 dapat disimpulkan bahwa rata-rata mereka memiliki ketertarikan yang tinggi untuk belajar bahasa Prancis, termasuk dalam mempelajari lebih dalam pengetahuan umum Prancis. Hal ini dilihat dari antusias mereka saat belajar bahasa Prancis dengan mencatat materi, menjawab pertanyaan yang diberikan, dan
kepercayaan diri yang dimiliki saat praktik berbicara. Namun ketika mempelajari materi dasar seperti angka dan pemahaman kosakata baru anak-anak Karangduwet 1 masih kurang tertarik. Untuk itu perlu adanya pembelajaran melalui pendampingan secara berkesinambungan. DAFTAR PUSTAKA Bak,
Thomas H., dkk. 2014. Does Bilingualism Influence Cognitive Aging?. Annals of Neurology, 75: 959–963.
Bernard, Pascale. 2012. Perancis, bahasa umum bagi 220 juta orang. URL: https://id.ambafrance.org/Perancisbahasa-umum-bagi-220-juta. Diakses tanggal 12 Desember 2022. Czekala, Bartosz. 2019. 70 Amazing Advantages and Benefits of Language Learning. URL: https://universeofmemory.com/benef its-of-language-learning/. Diakses tanggal 12 Desember 2022. Moeleong, Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.