BULETIN REKIND VOLUME XI Flipbook PDF

Superioritas Rekind di Arena EPC

48 downloads 99 Views 15MB Size

Story Transcript

01| Daftar Isi 03| Salam Redaksi 04| Tim Redaksi 05| Jejak Superioritas Rekind di Arena EPC Minyak, Gas dan Panas Bumi 09| Rekind Dongkrak Kapasitas Kilang Balongan 11| Militansi Rekind di Proyek EPC Gas Nasional 13| Perjuangan Berat di Rantau Dedap 17| Suwaji, Piawai Berkat Sharing Knowledge yang Ditularkan Rekind 19| Duwi Yulianti – Security : “Rekind Bikin Kangen” 21| Bertahan Berkat Dukungan Rekind 23| Rekind Raih Penghargaan INSAN PR Indonesia 2022 25| Rekind Garap Pabrik CO2 Cair Zero Emission di Bontang 27| Snap Shoot Daftar Isi 1


2


Andry Chandra Reporter Ini Militansi Rekind Salam Redaksi Sukses membangun sejumlah pabrik pupuk di tanah air, membuat kompetensi PT Rekayasa Industri (Rekind) semakin tajam. Istilahnya, kalau sudah mampu membuat atau mendirikan pabrik pupuk, kepiawaian di bidang EPC lainnya mudah direnggut. Para pelaku di industri EPC sepakat, membagun pabrik pupuk sangat sulit. Dibutuhkan pengalaman dan kompetensi yang luar biasa untuk menunjangnya. Kalau bidang ini sudah dikuasai, bukan mustahil lebih mudah untuk mengerjakan proyek-proyek EPC lainnya, seperti oil and gas, panas bumi, PLTU, pabrik semen dan lainnya. Di edisi kali ini, kami menurunkan kisah ‘super power nya’ Rekind di bidang oil & gas dan panas bumi. Redaksi sengaja mengerucutkan cerita di tiga sektor energi tersebut. Selain di bidang lainnya, Rekind punya banyak kisah suprioritas yang patut ditonjolkan. Di sisi lain, hingga sekarang masih menjadi perhatian khusus pemerintah yang tengah menciptakan ketahanan energi melalui tiga sektor tersebut. Di edisi ke XI ini kami mengetengahkan kisah sukses Rekind di tiga bidang tersebut, baik di era lampau maupun sekarang. Dinamika ini menggambarkan regenerasi kompetensi terus terjadi di tubuh perusahaan yang saat ini sudah menginjak usia 41 tahun. Jejak-jejak suprioritas kerja yang gemilang masih bisa dipertahankan dengan baik hingga sekarang. Di sisi lain, cara-cara kerja terbaik insiyur-insinyur Rekind punya ciri dan style tersendiri yang mungkin tidak dimiliki perusahaan-perusahaan lain. Sosok-sosok dibawah naungan Rekind dikenal militan, pekerja keras bahkan kadang ‘nekad’ terutama saat menjaring pengetahuan EPC negara lain, sejarah mencatatnya demikian. Meskipun begitu, usaha untuk memperbaiki jati dirinya lebih baik lagi terus diupayakan, terutama untuk bisa menjadi figur perusahaan yang mampu mensejahterakan para awaknya dan kerap mengabdi secara maksimal demi kemandirian bangsa dan negara. Selamat Membaca Redaksi 33


Pelindung : Direksi PT Rekayasa Industri Penaggung Jawab : Edy Sutrisman Pemimpin Redaksi : Dina Triani Harianja Wakil Pemimpin Redaksi : Tomy Bustomy Redaktur Pelaksana : M Jul Kurniawan Fotografer : Vicky Alvin Nugraha Reporter : M Jul Kurniawan Andry Chandra Editor,Desain Grafis : Vicky Alvin Nugraha Administrasi : Ratno Anggar Kusuma Tim Redaksi 4


2 Minyak, Gas dan Panas Bumi Jejak Superioritas Rekind di Arena EPC 5


Berpijak pada sejarah, Rekind selalu disematkan tanggung jawab melalui pengerjaan proyek-proyek besar. Rekind tidak hanya ditunjuk sebagai subkontraktor, tetapi berperan sebagai tokoh utama. Ini merupakan jejak panjang perjalanan Rekind selama 41 tahun. Banyak proyek industri skala besar yang diselesaikan dengan hasil terbaik oleh Rekind, seperti pabrik pupuk, kimia dan petrokimia, pabrik biofuel, proyek minyak dan gas, panas bumi serta proyek pembangkit listrik. Proyek-proyek itu tersebar di berbagai daerah di Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Melalui landasan semangat inilah, Rekind berkomitmen untuk selalu menjadi perusahaan lebih stabil, terutama melalui terobosan-terobosan baru agar bisa membawa perubahan lebih besar dan mengagumkan lagi. Memang, saat ini Rekind sedang menghadapi beragam tantangan. Namun itu semua tidak akan memperkecil peran terbaiknya. Melalui semangat pantang menyerah dan perjuangan keras, Rekind berupaya menjawab tegas semua persoalan yang sedang dihadapinya. Di edisi kali ini, Redaksi mengurai tentang jejak superioritas Rekind di Arena EPC Minyak, Gas dan Panas Bumi. Kegiatan proyek EPC ini merupakan keahlian lanjutan yag dimiliki Rekind, selain penglamannya dalam pengerjaan pabrikpabrik pupuk di tanah air. Kisahnya memiliki keunikan dan superioritas sendiri, terutama dalam menunjang kemandirian bangsa, sebagai upaya meningkatkan ketahanan energi nasional. Di Tahun 2005 Rekind mulai mensejajarkan kemampuannya dengan kontraktor asing Karena sukses menyelesaikan Balongan Blue Sky Project (Proyek Langit Biru Balongan) yang merupakan proyek pembangunan kilang Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jawa Barat, dimana tidak banyak perusahaan di dunia yang memiliki kemampuan membangun kilang BBM. Rekind merupakan kontraktor nasional pertama yang berhasil membangun kilang minyak di Indonesia dengan tingkat kandungan lokal yang cukup tinggi mencapai 44%. Sebab dalam pengerjaannya membutuhkan manajemen yang mampu mengakomodir multi disiplin ilmu dan dalam hal kemampuan pembangunan pabrik pupuk dan semen, Rekind telah ‘lulus’ sejak tahun 90-an. Kehadiran kilang BBM Balongan atau yang dikenal dengan proyek Balongan Blue Sky, yang dibangun Rekind pada awal tahun 2003, menjadikan bukti bahwa kontraktor EPC sudah memiliki kemampuan membangun kilang BBM. Sebelum ini, bila ada pembangunan kilang, selalu dikerjakan oleh kontraktor EPC asing. Blue Sky Balongan merupakan kilang BBM pertama karya anak bangsa, dimana Rekind dipercayakan sebagai kontraktor utamanya untuk membangun Naptha Hydrotreater 52 MBSD, Platformer 29 MBSD, Panex Unit 23 MBSD, fasilitas 2 Cerita Utama 1 6


Proyek ini diresmikian oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 28 Agustus 2005. Kilang Blue Sky Balongan merupakan sebuah tonggak yang bersejarah karena merupakan kilang minyak pertama di Indonesia yang dibangun oleh putra-putri Indonesia. Berbekal pengalaman puluhan tahun dalam pembangunan pabrik pupuk menjadikan Rekind memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif pada setiap penggerjaan proyek EPC di sektor oil dan gas yang ditanganinya. Di akhir 1999, Rekind memenangkan tender pembangunan Proyek Gas Pre-Treatment, mili Gulf Resources (kini Conoco Philips). Tender internasional ini diikuti 8 perusahaan EPC dari dalam dan luar negeri. Ini membuktikan bahwa Rekind pada saat itu dapat disejajarkan posisinya dengan perusahaan EPC internasional. Di tahun 2002 Rekind juga memenangkan tender dalam pembuatan Gas Booster Station di Sakerman – Jambi dan Belilas – Riau, milik PT Perusahaan Gas Nasional (PGN). Pembangunan Gas Booster Station ini bertujuan untuk meningkatkan suplai gas dari 310 MMSCFD, dengan delivery pressure 450 PSIG menjadi 430 MMSCFD dengan delivery pressure 550 PSIG. Oleh Rekind proyek ini dapat diselesaikan dalam tempo 10 bulan. Ini merupakan proyek gas pertama Rekind yang bernilai besar. Di sisi lain pada fase ini Rekind memperoleh penngalaman berharga karena kompleksitas engineering-nya cukup rumit. Perut bumi Indonesia juga menyimpan potensi energi. Salah satunya adalah uap panas atau dikenal sebagai panas bumi (geothermal). Indonesia merupakan negara penghasil panas bumi terbesar di dunia. Sekitar 40% potensi panas bumi di dunia berada di negeri ini. Sumber panas bumi itu bisa menghasilkan energi listrik hingga 27.000 megawatt. Sebenarnya, pemanfaatan energi panas bumi bukan sesuatu yang baru. Sejak 1978, Indonesia sudah mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) mini di Kamojang, Bandung, Jawa Barat. Saat mulai beroperasi, PLTP mini itu hanya berkapasitas 250 kVa. Kapasitas sebesar itu masih jauh dari potensi yang ada di perut bumi. Oleh karena itu, Rekind terdorong untuk menguasai ilmu pengetahuan terkait proyek geothermal. Rekind terus memperdalam ilmu 7 engineering, procurement dan construction (EPC) di bidang geothermal. Pada 1993, Rekind mulai menggarap lini bisnis panas bumi. Awalnya, Rekind hanya mengerjakan saluran pipa (piping) proyek geothermal Gunung Salak berkapasitas 6x55 megawatt. Pada 1994, Rekind dipercaya untuk mengerjakan konstruksi proyek geothermal. Pada 1994, Rekind juga mengerjakan proyek geothermal Sarulla di Tapanuli Utara, Sumatra Utara. Di proyek ini, Rekind menangani pekerjaan mekanikal sipil.Memasuki 1997, Rekind mulai naik kelas di bidang geothermal. Pada 1997, Rekind terlibat dalam penggarapan proyek geothermal Wayang Windu. PLTP yang berlokasi di Pengalengan, Jawa Barat, itu berkapasitas 1x110 megawatt. Di proyek ini, Rekind bukan hanya mengerjakan saluran pipa, namun sudah mencakup pekerjaan civil & structure, piping, power station, dan water intake system. Pada 1998, Rekind menggarap proyek PLTP Lahendong 1 dengan kapasitas 1x20 megawatt. Di proyek yang berlokasi di Sulawesi Utara ini, Rekind sudah mengerjakan engineering. Pada 2002, Rekind menangani pekerjaan steam field & recommisioning pada proyek geothermal Dieng 1berkapasitas 1x60 megawatt. Rekam jejak di sejumlah proyek itu menjadi modal kuat bagi Rekind untuk terus mengembangkan energi panas bumi. Semangat untuk berkontribusi nyata bagi negeri senantiasa menyertai seluruh insan di Rekind. Terlebih lagi, peluang bisnis energi panas bumi sangat menggiurkan. Dalam pengerjaan proyek, Rekind terus berinovasi tanpa henti. Salah satunya dengan menerapkan metode jacking pile. Metode ini sangat mempercepat pekerjaan konstruksi. Dengan metode jacking pile, pekerjaan konstruksi bisa selesai dalam dua minggu, lebih cepat dibandingkan metode bore pile yang memerlukan waktu hingga tiga bulan. Rekind juga mengubah metode hydrotest menjadi internal service test (IST) pada jalur Fluid Collection and Reinjection System (FCRS) dengan menggunakan steam atau uap panas bumi. Metode IST lebih efisien karena hanya memakan waktu satu hari, sedangkan hydrotest memerlukan waktu sekitar satu bulan. Setiap pengerjaan proyek, Rekind memaksimalkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).


8


Rekind Dongkrak Kapasitas Kilang Balongan Sukses di Proyek Blue Sky Balongan yang dikerjakan Rekind, ternyata juga membawa cerita gemilang di proyek lain, satu di antaranya Refinery Development Master Plant (RDMP) Balongan Phase 1 atau proyek pengembangan kilang Balongan. Melalui keahliannya, di proyek ini Rekind kembali membubuhkan capaian kerja terbaik yang membanggakan. Kali ini, perusahaan EPC milik bangsa tersebut, mampu mewujudkan peningkatan kapasistas Kilang RDMP Balongan dari 125 ribu barel per hari menjadi 150 ribu barel per hari. Menaikkan kapsitas kilang merupakan tanggungjawab pekerjaan yang dipercayakan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) kepada Rekind yang tergabung dalam konsorsium RRE (Rekind, Rekayasa Engineering dan Enviromate Technology International). Salah satu komponen yang ditambahkan guna menaikkan kapasitas RDMP Phase 1 Kilang Balongan yakni memasang Preflash Column yang memiliki ketinggian 27 meter, diameter 3,5 meter, dan berat 104, 2 ton. Fungsinya sebagai pemisah crude menjadi fraksi ringan (Off gas dan Nafta) di bagian atas dan fraksi yang lebih berat ke bagian bawah dengan bantuan steam sebagai sumber energy. “Mulai dari proses pemasangan komponen Preflash Column hingga upgrading pada Unit CDU (Crude Destilation Unit) agar mampu menunjang secara teknis menaikkan kapasitas kilang RDMP Balongan merupakan tanggungjawab pekerjaan yang dipercayakan kepada kami. Alhamdulillah kepercayaan ini dapat diselesaikan dengan baik oleh Rekind. Apalagi dalam masa pengerjaan setiap tahapan mampu diselesaikan lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Kerja keras ini merupakan perwujudan sumbangsih Rekind dalam mendukung upaya pemerintah guna meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi nasional. Ini sangat membanggakan sekali,” ujar Direktur Utama Rekind Triyani Utaminingsih. Pengerjaan Proyek RDMP Phase 1 Kilang Balongan secara efektif mulai dilakukan oleh REE sejak 24 November 2020. Fokusnya meningkatkan fleksibilitas CDU untuk memproses minyak mentah campuran berat (Heavy Mix Crude) ataupun minyak mentah ringan (Lighter Crude 9


Oil). Dengan revamping unit CDU maka akan meningkatkan fleksibilitas CDU untuk memproses minyak mentah campuran berat (Heavy Mix Crude) ataupun minyak mentah ringan (Lighter Crude Oil). “Begitu tinggi dan strategisnya proyek ini, membuat Rekind terus berupaya menjaga dan meningkatkan kolaborasi produktifnya, sehingga target-target yang ditetapkan dapat tercapai dengan baik,” tutur wanita yang akrab disapa Yani tersebut. Selain mampu meningkatkan kapasitas, sejak 6 Maret Rekind juga melakukan pemeliharaan kilang skala besar (Turn Around) dan berhasil diselesaikan dengan aman dan lancar. Dengan demikian, Kilang Balongan saat ini bisa beroperasi secara optimal. “Berkat profesionalisme dan komitmennya dalam mengedepankan keselamatan kerja di proyek ini, Rekind bisa mencapai 200 ribu jam kerja tanpa kecelakaan,” tambah Yani bangga. Pada Desember 2018 Rekind juga dipercaya PT Pertamina (Persero) untuk mengerjakan proyek kilang Refinery Development Master Plan (RDMP) di Balikpapan, Kalimantan Timur, sebagai upaya mewujudkan ketahanan energi di tanah air. Rekind yang tergabung dalam JO bersama tiga perusahaan besar di bidang EPC. Pengerjaan JO difokuskan pada sejumlah apsek pengerjaan. Di antaranya mengolah residu (produk dengan nilai rendah) menjadi BBM berkualitas tinggi dan meningkatkan kualitas bakar diesel/solar dengan mengurangi kandungan sulfur, sehingga lebih ramah lingkungan. Meningkatkan kualitas bensin lebih ramah lingkungan serta menghasilkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan oktan tinggi. Di tahun 2008 Rekind juga pernah dipercaya untuk mengerjakan proyek Residue Catalytic Cracking Off gas to Propylene Project (ROPP) yang juga milik Pertamina untuk Kilang Balongan. Melalui proyek yang dikenal dengan pemanfaatan gas buang tersebut, mampu mengubah gas buangan tidak terpakai yang berasal dari kilang minyak menjadi propylene (bahan baku plastik) yang bernilai tinggi. Selain mengurangi lebih dari 50% impor bahan baku plastik nasional, Proyek ROPP berdampak positif terhadap pergerakan ekonomi karena bangsa Indonesia kini memiliki teknologi RCC Offgas to Propylene pertama di dunia. Proyek ini menghidupkan kembali industri petrokimia yaitu poly-propylene maupun derivative lainnya. Cerita Utama 2 10


Militansi Rekind di Proyek EPC Gas Nasional 11


Militansi Rekind di Proyek EPC Gas Nasional Sumber daya manusia PT Rekayasa Industri (Rekind) dikenal ‘militan.’ Tidak pernah menyerah dalam kondisi apapun. Para insinyur yang tergabung di dalamnya juga punya style tersendiri yang tidak dimiliki perusahaan-perusahaan lain. Kebanyakan, sosok insinyur perusahaan EPC yang usianya sudah menginjak 41 tahun ini juga tidak pernah berhenti untuk terus mengasah guna mempertajam kemampuan kompetensinya. Hal itu dibuktikan dalam seluruh kegiatan di bidang bisnis EPC yang digelutinya. Apa yang dikerjakannya bermuara pada hasil yang sangat maksimal, bahkan terkadang di atas rata-rata dari hasil yang telah dipetakan sebelumnya. Rekind yang ‘dibangun’ oleh pemerintah pada 12 Agustus 1981 ini dikenal memiliki keahlian khusus di bidang rancang bangun yang sebelumnya hanya didominasi oleh kontraktor-kontraktor asing asal Eropa ataupun Jepang. Langkah ini dibuktikan juga ketika Rekind memutuskan untuk terjun ke bisnis rancang bangun di sektor gas.Satu di antaranya bisa dilihat dari hasil yang dikerjakan putra putri terbaik Rekind di Proyek Pembangunan Gas Processing Facility (GPF) Jambaran Tiung Biru (JTB) merupakan salah satu wujud nyata keterlibatan Rekind dalam proyek strategis nasional berskala internasional. Dalam proyek ini Rekind tidak hanya dituntut untuk mampu memiliki standar kerja yang tinggi dalam hal ketepatan waktu, biaya, kualitas dan keselamatan, tapi juga pengembangan inovasi baru sebagai nilai tambah. Berkat kepiawaiannya perusahaan EPC Nasional yang usianya menginjak 41 tahun ini bisa mengambil alih peran dominasi asing, menjadi kontraktor utama pembangunan kilang gas dan minyak milik negara. Di proyek kilang gas Jambaran Tiung Biru, Rekind tetap menujukkan kepiawaian terbaiknya melalui penerapan inovasi dan teknologi yang maksimal guna mengangkat kemandirian dan kesejahteraan bangsa. Di Proyek GPF Jambaran Tung Biru, Rekind merupakan satau-satunya Kontraktor Merah Putih yang mampu mengerjakan perubahan desain, mulai dari FEED, Engineering, Procurement, Construction Commisioning (EPCC) hingga Start Up (pengaliran gas dari GPF menuju metering area untuk disalurkan ke pipa distribusi yang selanjutnya diterima oleh para buyers). Bahkan hitung-hitungan produk gas yang dihasilkan melalui inovasi Rekind jauh lebih besar dari hitung-hitungan desain yang dilakukan PT Pertamina EP Cepu (PEPC) yakni sebesar 192 MMSCFD. Sebelum Rekind terjun ke proyek ini, PEPC sudah memiliki kontraktor khusus untuk melakukan FEED, dan dari desain ini diprediksi gas yang dihasilkan JTB hanya 172 MMSCFD. Tapi tidak demikian dengan Rekind. Berdasarkan analisa ulang yang dilakukannya, justru FEED tersebut diniai tidak mampu untuk mengoperasikan GPF JTB, karena diprediksi akan terbentuk Hydrate (pada saat tertentu pipa akan mengalami pembekuan yang menghambat lajunya gas). Inilah salah satu inovasi yang paling besar dilakukan Rekind di Proyek GPF JTB. Inovasi ini bisa terwujud melalui pemilihan proses teknologi komposisi gas yang ada di sumur oleh perusahaan Anak Bangsa ini. Pemilihan teknologi-lah yang menyebabkan gas bersih JTB lebih tinggi produksinya dibandingkan dengan teknologi yang sebelumnya. Untuk mewujudkan teknologi ini Rekind dibantu juga oleh 5 universitas di dalam negeri. Berlandaskan teori-teori itu Rekind menemukan Selexol dan Membrant yang mampu memisahkan Co2, H2S, kondensat, produce water di sumur gas JTB. Melalui teknologi penyaringan gas-nya sempurna sehingga produksinya itu jauh lebih besar. Melalui teknologi ini sales gasnya bisa mencappai 192 MMSCFD. Itu digaransi Rekind dalam kontraknya. “Rekind merupakan kontraktor Merah Putih yang berhasil mengerjakan plant sebesar ini sendirian, mulai dari FEED, EPCC hingga start up. Bahkan Hasil inovasi Rekind melalui teknologi ini untuk bangsanya sudah menyumbang penambahan 20 MMSCFD per hari,” ungkap Triyani Utaminingsih. Keberhasilan Proyek GPF JTB yang dikerjakan Rekind sejak akhir 2017, juga merupakan perwujudan kemandirian anak-anak bangsa dalam mendorong lahirnya pusat pengolahan gas terbesar secara nasional dan berteknologi tinggi. “Sejak awal kami juga konsisten untuk memberdayakan masyarakat lokal Bojonegoro agar berpartisipasi aktif dalam pembangunan Proyek GPF JTB ini. Melalui sinergi ini membuktikan bahwa proyek ini merupakan 100% keberhasilan karya anak bangsa,” tambah Triyani Utaminingsih. Pengerjaan proyek GPF JTB merupakan bagian dari keputusan Rekind untuk terjun ke bisnis gas yang sudah dilirik sejak tahun 1993. Alasannya, Indonesia menyimpan cadangan gas dalam jumlah besar. Pada 2002, Rekind memenangkan proyek pembuatan Gas Booster Station di Sakernan, Jambi, dan Belilas, Riau. Proyek milik PT Perusahaan Gas Negara (PGN) itu bertujuan untuk meningkatkan pasokan gas 310 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) menjadi 430 mmscfd. Pengalaman di pabrik pupuk menjadi keunggulan tersendiri bagi Rekind. Hal itu dibuktikan dengan penyelesaian proyek milik PGN itu dalam waktu 10 bulan. Umumnya, proyek sejenis membutuhkan waktu 13-14 bulan. Bagi Rekind, proyek senilai US$21juta itu merupakan proyek EPC gas pertama yang bernilai besar. Sebenarnya, sektor migas bukan hal baru bagi Rekind. Selain menangani gas di pabrik pupuk, Rekind ikut menggarap beberapa proyek gas sebagai subkontraktor. Pada 1999, misalnya, Rekind pernah menggarap proyek gas pretreatment milik Gulf Resources(Conoco Phillips). Meski sebagai subkontraktor, bukan berarti Rekind tidak mampu menjadi kontraktor utama di sektor gas. Saat itu, kendala bagi perusahaan EPC nasional ini semata-mata terkait pembiayaan. Terlebih lagi, proyek PGN menggunakan pembiayaan luar negeri. Secara teknis, menangani proyek gas di darat (onshore) tidaklah sulit. Buktinya, Rekind memenangi tender pembangunan proyek CO2 Removal, Subang. Dalam tender proyek milik PT Pertamina (Persero) ini, Rekind didukung BASF sebagai process licencor. Proyek yang dimulai pada 2002 itu diselesaikan tepat waktu dalam tempo 16 bulan. Dalam proyek CO2 Removal Subang, Rekind bertindak sebagai kontraktor utama dan menangani operation & maintenance (O&M). Di Indonesia, Rekind merupakan kontraktor EPC pertama yang sekaligus menangani O&M. Kiprah Rekind di sektor gas terus berlanjut dengan memasuki proyek pembangunan pipa transmisi dan distribusi. Awalnya, dalam proyek pipanisasi gas Sumatra-Cilegon, Rekind hanya mendampingi Nippon Steel. Cerita Utama 3 12


Perjuangan Berat di Rantau Dedap 13


Memang, saat ini Rekind sedang menghadapi beragam tantangan. Namun itu semua tidak akan memperkecil peran terbaiknya. Melalui semangat pantang menyerah dan perjuangan keras, Rekind bisa menjawab tegas atas semua persoalan yang sedang dihadapi. Satu di antara hasil dari semangat pantang menyerah itu, tergambar dari terselesaikannya Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dedap (90.9 MW), Muara Enim, Sumatra Selatan. Di tengah situasi mewabahnya pandemi Covid 19, pada 25 Desember 2021 Rekind mampu menyelesaikan semua tahapan pengujian sistem dan fasilitas kapasitas pembangkit listrik (Plant Rated Capacity Test) yang dikerjakan perusahaan EPC (engineering, Procurement and Construction) nasional tersebut. Satu hal yang perlu digarisbawahi, selain proyek panas bumi memiliki risiko yang sangat tinggi, proyek panas bumi milik PT Supreme Energy ini karena berada di wilayah pegunungan. Jalan yang dilalui untuk mengangkut material berat sangat berat. Tanjakannya sangat terjal dan kondisi jalan berbatu. Bahkan jika hujan, sejumlah lokasi jalan meuju proyek rentan terjadinya longsor. Namun diakuinya, untuk mewujudkan itu tidak sedikit tantangan yang dihadapi. Mulai dari banyaknya pekerja proyek terpapar Covid 19. Sulitnya mengangkut material berat karena jalan menuju lokasi proyek yang rentan terhadap terjadinya longsor, tanjakan ekstrim serta kondisi jalan berbatu. Temperatur suhu yang rendah (rata-rata di area proyek 100 C– 15oC) hingga ancaman dari binatang liar/ buas terhadap pekerja. yang terletak pada ketinggian berkisar 1.000 – 2.600 meter “Meskipun demikian dalam merampungkan pengerjaan proyek ini Rekind selalu berusaha memberikan yang terbaik. Setiap pekerjaan yang kami lakukan harus terukur dan terencana dengan tepat,” tambah Dwi Novianto meyakinkan. Bukti penyelesaian seluruh tahapan pengujian itu diperkuat dengan dikeluarkannya sertifikat atau berita acara Commercial Operation Date (COD - Tanggal Operasi Komersial) secara tertulis oleh PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) selaku pemilik proyek. Pijakannya, mengacu pada Sertifikat SKPP (Sertifikat Kelayakan Penggunaan Peralatan) yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) dan Sertifikat Laik Operasi (SLO) yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan (DJK), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Selain itu juga mengacu pada Sertifikat Kompetensi Operator yang diterbitkan Himpunan Ahli Pembangkit Tenaga Listrik. Pasca diterbitkannya COD ini, PLTP Rantau Dedap langsung mengaliri listrik ke jaringan transmisi milik PT PLN (Persero) secara komersial, untuk kemudian dialirkan kepada masyarakat, khususnya dalam menopang minimnya pasokan listrik di wilayah Sumatra Bagian Selatan. “Alhamdulillah, di tengah pandemi Covid 19 dan sejumlah tantangan besar yang dihadapi, Rekind masih mampu memberikan yang terbaik untuk penyelesaian Proyek PLTP Rantau Dedap. Upaya ini juga merupakan bentuk komitmen Rekind dalam mendukung program percepatan pembangunan pembangkit listrik di Indonesia dan meningkatkan peran energi terbarukan dalam mewujudkan ketahanan energi bangsa yang berkelanjutan,” ujar Direktur Utama Rekind Triyani Utaminingsih. Di bawah ‘bendera’ konsorsium bersama Fuji Electric, lingkup pekerjaan Rekind dalam proyek PLTP Rantau Dedap cukup luas. Mencakup pekerjaan engineering, procurement BOP, konstruksi, commissioning BOP dan precommissioning. Kesemuanya dilakukan secara mandiri oleh putra-putri terbaik Rekind. Rekind tetap mengedepankan inovasi dan penerapan teknologi kekiniaan dalam melahirkan karyakarya terbaik di proyek yang lokasinya berada pada ketinggian 2000 MDPL itu. Di antaranya dalam pengerjaan Steam Separation System. Di sini perusahaan yang berdiri sejak 40 tahun terebut mampu mengaplikasikan pekerjaannya dengan baik melalui penerapan teknologi Central Separator with Dual Flash System. Teknologi ini mengandalkan central separator pembangkit yang mampu melakukan proses flashing (tekanan) dua kali lebih kuat dibandingkan teknologi yang diterapkan dalam pembangkit sebelumnya, sehingga memperoleh performa maksimal. Cerita Utama 4 14


proyek PLTP Rantau Dedap cukup luas. Mencakup pekerjaan engineering, procurement BOP, konstruksi, commissioning BOP dan precommissioning. Kesemuanya dilakukan secara mandiri oleh putra-putri terbaik Rekind. Rekind tetap mengedepankan inovasi dan penerapan teknologi kekiniaan dalam melahirkan karya-karya terbaik di proyek yang lokasinya berada pada ketinggian 2000 MDPL itu. Di antaranya dalam pengerjaan Steam Separation System. Di sini perusahaan yang berdiri sejak 40 tahun terebut mampu mengaplikasikan pekerjaannya dengan baik melalui penerapan teknologi Central Separator with Dual Flash System. Teknologi ini mengandalkan central separator pembangkit yang mampu melakukan proses flashing (tekanan) dua kali lebih kuat dibandingkan teknologi yang diterapkan dalam pembangkit sebelumnya, sehingga memperoleh performa maksimal. “Tidak hanya itu, untuk pengerjaan switchyard dalam kapasitas 150 kV Rekind juga mampu menerapkan teknologi Using Container Gas Insulated Switchyard (GIS). Ini merupakan teknologi yang mampu mentransformasi gardu induk listrik yang konvensional menjadi digital. Penerapan teknologi ini pertama kalinya dilakukan di Indonesia dan Rekind mampu melakukannya,” ungkap Project Manager Rekind untuk Proyek PLTP Rantau Dedap Dwi Novianto. Namun diakuinya, untuk mewujudkan itu tidak sedikit tantangan yang dihadapi. Mulai dari banyaknya pekerja proyek terpapar Covid 19. Sulitnya mengangkut material berat karena jalan menuju lokasi proyek yang rentan terhadap terjadinya longsor, tanjakan ekstrim serta kondisi jalan berbatu. Temperatur suhu yang rendah (rata-rata di area proyek 100 C– 15oC) hingga ancaman dari binatang liar/buas terhadap pekerja. Meskipun demikian dalam merampungkan pengerjaan proyek ini Rekind selalu berusaha memberikan yang terbaik. Setiap pekerjaan yang kami lakukan harus terukur dan terencana dengan tepat,” tambah Dwi Novianto meyakinkan. “Dalam merampungkan pengerjaan proyek Rekind selalu berusaha memberikan yang terbaik. Setiap pekerjaan yang kami lakukan harus ter- ukur dan terencana dengan tepat,” 15


16


“Piawai Berkat Sharing Knowledge yang Ditularkan Rekind” Suwaji... People Of Rekind 17


Namanya Suwaji. Bapak satu orang anak, asal Desa Ringin Tunggal, Gayam, Bojonegoro, Jawa Timur ini, dikenal sebagi sosok pekerja keras. Tekadnya sangat kuat untuk mengubah nasib. Sejak usia 6 tahun dirinya sudah yatim piatu. Ibunya yang bekerja sebagai buruh tani berusaha berjuang menafkahi hidup Suwaji. Dia sempat putus sekolah karena faktor ekonomi. Tapi atas jerih payah Sang Ibu, Suwaji berhasil menamatkan sekolah hingga di bangku SMA. Dari sinilah hidupnya berubah. Apapun dilakoni Suwaji untuk mengubah nasib lebih baik. Mulai dari security, helper di project hingga scaffolder. Suwaji merupakan sosok pemuda desa lokal yang digandeng Rekind, sebagai bentuk komitmennya menyatukan anak bangsa,membuat karya terbaik di bidang EPC yang salah satunya di Proyek GPF Jambaran Tiung Biru (JTB). Saat ini oleh Rekind Suwaji dipercaya sebagai Operator Elektrikal di semua substitusi Proyek JTB GPF. Meski demikian, tanggungjawab yang dibebankan bapak satu anak ini cukup besar. Jika ada Black Out (permasalahan) elektrikal, dimanapun posisinya dalam jangka waktu tidak lebih dari 10 menit harus bisa diselesaikan. Jika lebih, konsekwensinya akan ada kerusakan komponen produksi gas yang sangat besar. Disinilah taruhannya. Keahlian yang diperoleh Suwaji sebagai Operator Elektrikal, tidak serta merta datang dengan sendirinya. Ada proses khusus yang dilalui. Terutama melalui pembinaan, pelatihan dan sharing knowledge yang dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli Rekind. Sebelum sebagai operator, awalnya oleh Rekind Suwaji dipercaya membantu pengerjaan pembangunan Temporary Office di JTB. Lanjut mengerjakan Warehouse Rekind JGC. Bertahap lagi dipercaya untuk membantu pengerjaan Lampu Temporasi SU di semua Area JTB. Setelah itu dipercaya membuat Terminasi Peralatan Permanen Proyek dan mengerjakan UPS (Uninterruptible Power Supply) di semua Substation JTB. Lewat bekal pengalaman dan tempaan pengetahuan yang diberikan Rekind selama 4 tahun, Suwaji semakin percaya diri. Keahliannya terus meningkat. Bekal perjalanan profesi pun terbuka lebar untuk bisa menyelami masa depan yang lebih gemilang. Dan tidak tertup kemungkinan bekal pengetahuannya ditularkan juga pada pemuda-pemuda di desanya untuk bersama meraih hidup yang lebih baik. Terima kasih Rekind!! People Of Rekind 18


Duwi Yulianti satu-satunya wanita di PT Rekayasa Industri (Rekind) yang bertugas sebagai security. Sepintas, nyaris tidak ada teman dekat untuk berbagi, terutama di lingkungan tugas yang dijalaninya setiap hari. Hari-hari yang menyelimuti wanita yang akrab disapa Duwi ini memang identik dengan pekerjaan lelaki. Keras dan kerap berhadapan dengan banyak persoalan yang menyangkut masalah keamanan, baik dari sisi internal maupun eksternal. Di sini, tugas dan tanggungjawab keseharian Duwi terlihat ringan, tapi tidak mudah untuk dijalankan. Meskipun kegiatan tugasnya terfokus pada area front office, ternyata tidak sedikit kisah yang bisa dirangkum dari kegiatan keseharian wanita yang bergabung dengan Rekind sejak 2018 tersebut. Mulai harus terus mengembangkan senyum, bersikap ramah kepada siapapun, melindungi direksi dan karyawan, upacara bendera, hingga dimaki-maki debt collector yang mencari-cari karyawan, itulah rutinitas yang dilahap setiap harinya. Semuanya harus dijalankan dengan terbaik, meskipun kadang ada saja rasa kesal, kecewa ataupun sedih, batasannya masih manusiawi siy. Namun demikian, wanita yang dikenal periang dan ramah itu selalu menyikapi persoalan apapun dengan easy going alias nggak mau dipikirin banget. Apapun yang terjadi tidak pernah membuatnya berkecil hati ataupun bersedih. Itu bukan karakter yang menonjol dari wanita berparas ayu ini. Meskipun mengaku memiliki kepribadian yang kuat dan keras, keramahan dan keanggunan tetap masih bersarang di hati Duwi. Sekalipun seorang wanita, hampir separuh hidupnya diabdikannya sebagai seorang security. Selepas lulus dari bangku SMA dirinya sudah begitu akrab dengan aktifitas pengamanan tersebut. Padahal dia tidak pernah bercita-cita menjadi polisi, tentara bahkan security sekalipun. Tidak tahu kenapa rejekinya lebih dekat ke pekerjaan satuan pengamanan. Latihan ekstra keras dan dituntut mampu bertempramen keras saat menghadapi tamu yang ugalugalan sempat dilakoninya saat bertugas dalam tim pengamanan di perusahaan lain. Namun demikian, wanita yang tidak pandai memasak tersebut mengaku kalau di Rekind-lah dirinya merasa dihargai sebagai seorang wanita, sekalipun hanya bertugas di satuan pengamanan. Dirinya merasa mendapat tempat yang layak dan banyak pembakalan yang diperolehnya. Selain itu hubungan dengan atasan dan sesama rekan satuan pengamanan juga begitu erat. Rasa kekeluargannya cukup tinggi. Saling memberikan perhataian yang cukup untuk melancarkan pekerjaan masing-masing. Dari atasan hingga temanteman, lanjut Duwi, tidak sungkan-sungkan untuk memberikan pelajaran dan motivasi untuk selalu giat dalam bertugas. Dari sisi peningkatan kompetensi, “Rekind Bikin Kangen” Duwi Yulianti – Security People Of Rekind 19


Duwi juga mengaku mendapat dukungan yang luar biasa dari atasannya. Mereka tidak sungkan-sungkan untuk memberikan materi pembekalan atau pelatihan khusus sebagai bekal dalam bertugas. Bahkan setiap satu bulan sekali para tim Security Rekind ini juga aktif melakukan kegiatan olah raga b ersama. Disamping itu juga memperoleh pembekalan teknik bela diri, survival, HSE hingga kemampuan memadamkan api. Dari sisi HSE dan disiplin Tim Security yang menaunginya juga tidak kalah hebat dibandingkan dengan perusahaan lain. Makanya, meskipun jauh dari tempat tinggalnya di bilangan Cibinong, Bogor, bekerja di Rekind tidak membuatnya malas untuk ngantor. Sebaliknya, semakin rajin. Karena rasa kekeluargaannya tinggi sekali. “Disini banyak ilmu dan pengetahuan yang saya dapat dibandingkan di tempat sebelumnya saya bekerja. Bahkan kalau pas libur, rasanya kepengen cepat-cepat ngantor. Kangen banget. Seperti ditinggal pergi jauh oleh keluarga sendiri,”timpal Duwi kepada Buletin Rekind belum lama ini. Menurutnya, sikap ramah dan kekeluargaan ini tidak hanya di lingkungan Security Rekind tetapi juga dirasakan ketika berinteraksi dengan karyawan-karyawan lain, termasuk para pejabat di lingkungan perusahaan EPC milik bangsa ini. Seperti tidak ada pemisah dan tetap saling menghormati. “Semoga kehangatan dan sikap kekeluargaan ini tetap terjalin sampai kapan pun, dan yang tidak kalah penting kondisi Rekind bisa kembali seperti sedia kala. Menjadi kebanggaan buat kita semua,” tandas Duwi dengan mata sedikit berkaca-kaca. 20


Bertahan Berkat Dukungan Rekind ”Alhamdulillah saya merasa terbantu sekali dengan upaya yang diberikan Rekind. Saya diperlakukan seperti keluarga sendiri” 21


Hampir dua tahun Indonesia berada dalam situasi tidak menentu akibat pandemi covid-19 yang memberi tekanan berat pada sektor perekonomian di seluruh daerah. Seiring dengan berbagai upaya pengendalian penyebaran virus corona, maka imbasnya sangat terasa bagi para pelaku perniagaan, dimana peluang usaha mereka makin terbatas, berkurang dan hilang, sehingga banyak pengusaha yang bergerak di sektor perdagangan yang tertekan dan terhimpit. Akibatnya, banyak pelaku usaha di bidang perdagangan, termasuk para pedagang pasar tradisional, yang harus menutup sementara usaha mereka, bahkan sampai ada yang gulung tikar karena penerapan protokol kesehatan di masa pandemi yang mewajibkan dikuranginya interaksi fisik secara langsung. Di awal masa pandemi, usaha para pedagang pasar tradisional masih terbilang lancar karena sebagian masyarakat masih punya uang untuk berbelanja. Namun sejalan dengan makin memburuknya situasi ekonomi, banyak dari mereka yang mengalami kesulitan dalam berusaha. Namun ada fakta yang cukup menarik, dimana ternyata di antara mereka masih ada yang mampu bertahan, bahkan usaha yang dikelola makin berkembang. Situasi inilah yang juga dialami Chaerudin. Pengusaha kusen alumunium dan gipsum di bilangan Depok, Bogor Jawa Barat ini, memang dikenal sebagai sosok pekerja keras. Apapun dilakoninya untuk bisa mengembangkan usaha yang dirintisnya tersebut. Sebelum pandemi, kepakan usaha yang dikembangkan bapak dua anak ini begitu kuat. Selain merambah usaha kusen alumunium, Chareudin dan istrinya juga fokus pada peruntungan usaha lainnya, seperti ponsel baru dan bekas, gerai pulsa, rumah makan hingga cafe. Usaha barunya tersebut ditempatkan di sejumlah wilayah, khususnya Bekasi dan Depok, bahkan ada juga yang merambah ke pusat perbelanjaan. Tapi sayang, di tengah gencar-gencarnya usaha yang dilakukan, pandemi Covid 19 datang. Awalnya tidak begitu kuat imbas yang dirasakan. Tapi lama-kelamaan semakin menjadi dan menguat. Ibarat tersapu bersih dalam sekejap. Kondisi ini tentu membuat banyak pebisnis ketar-ketir, karena usaha yang dikembangkannya tidak semanis pada fase masa normal. Satu per satu usaha yang tadinya mulai mekar merona, sekarang layu, tak berkembang. Situasi pahit inilah yang juga dihadapi Chaerudin. Dirinya berada posisi todongan kebimbangan. Mana yang harus dipertahankan, apakah usaha kusen alumunium atau usaha lain yang baru dirintis seumur jagung? Ini membuat pria murah senyum tersebut berpikir hebat. Mana yang harus dipertahankan, sebab semuanya menyngkut hajat hidup anak buah yang harus dipayunginya. Akhirnya setelah berpikir panjang, Chaerudin memutuskan untuk mempertahankan usaha kusen alumunium dan gipsumnya. Dengan berat hati usaha-usaha lainya ditutup. “Meskipun berat, saya bertekad usaha alumunium dan gipsum ini tidak boleh mati. Harus tetap hidup. Yang saya pikirkan nasib anak buah saya dan keluarganya,” kenang Chaerudin kepada Buletin Rekind. Meskipun tekad itu diinginkannya kuat dan menjadi usaha awal Chaerudin, tapi bukan berarti perjalanannya mulus-mulus saja. Sebaliknya, Chaerudin juga berhadapan dengan tantangan yang cukup hebat dan dahsyat. Belum pernah dirasakan sebelumnya. Saat pandemi, usahanya benar-benar sepi. Suatu hari pernah tidak ada orderan sama sekali. Diprediksi saat pandemi, konsumen lebih memilih melihat situasi yang berkembang. Makanya beriringan dengan itu, usaha property juga merosot tajam. Trenyuh memang. Tapi apa mau dikata, nasib 18 orang karyawan yang bernaung di CV Ervita Alumunium harus tetap diperjuangkan. Di tengah situasi sulit PT Rekyasa Industri (Rekind) hadir menyambanginya. Perusahaan EPC milik bangsa tersebut datang dengan berbagai upaya, terutama melalui program pembinaan yang biasa dilakukan kepada seluruh mitra binaannya. Kehadiran Rekind bukanlah untuk membuat usaha yang digeluti Chaerudin mati-matian ini terlepas total dari persoalan besar yang dihadapinya. Minimal kehadirannya bisa memberikan sedikit jalur alternatif yang mampu membuka peluang usaha Chaerudin sedikit berdenyut. Melalui rekanan atau mitra yang dimilikinya, terutama yang bergelut di bidang property, Rekind mulai menyilangkan peluang usaha dengan CV Ervita milik Chaerudin. Meskipun situasi sedang lesu, ternyata bisa sedikit menggerakkan roda usaha Chaerudin yang sudah dirintis puluhan tahun tersebut. Dari situ, peluang-peluang usaha kembali berdatangan. Apalagi, tidak hanya mitra yang diperkenalkan sebagai peluang, teman, kolega hingga keluarga Rekind, juga diperkenalkan dengan usaha yang digeluti Chaerudin. Kini, seiring dengan menurunnya angka pandemi di tanah air, usahanya semakin menggeliat kuat. Pesanan kusen aluminium miliknya semakin meningkat, baik melalui jalur per orangan, perkantoran maupun perumahan. “padahal jalinan kemitraan yang kita bina baru beranjak 4 tahun. Namun upaya yang diberikan kepada kami sangat maksimal, ibarant seperti keluarga sendiri. Sekali lagi terima kasih Rekind,” tutrnya Chaerudin penuh haru. Mitra Binaan 22


Rekind Raih Penghargaan INSAN PR Indonesia 2022 Serba Serbi 23


Di tengah tantangan sulit yang menyelimutinya, ternyata tidak menghalangi insan PT Rekayasa Industri (Rekind), yang merupakan Anak Perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk terus berkarya dan berkreasi. Sejumlah penghargaan seolah datang silih berganti, menyambangi prestasi awak Rekind. Bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November 2022, VP Corporate Communication & Secretariat Department Rekind, Dina T. Harianja ditunjuk oleh PR Indonesia sebagai pemenang INSAN PR Indonesia 2022. Melalui Event Jambore PR Indonesia #8, bersama sekitar 139 pemenang lainnya, Dina disematkan penghargaan Silver Winner untuk kategori Anak Perusahaan BUMN, Subkategori Vice President Public Relation. Penyematannya langsung dilakukan oleh Founder dan CEO PR Indonesia Asmono Wikan, di Grand Empire Palace Hotel, Blauran, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (10/11). “Saya mengucapkan selamat. Ini merupakan prestasi yang membanggakan. Ternyata Dalam situasi dan kondisi apapun, insan-insan Rekind masih tetap menunjukkan semangat terbaiknya sebagai wujud kerja keras, loyalitas dan dedikasinya kepada perusahaan,” ucap Diretur Utama Rekind, Triyani Utaminingsih. Melalui penghargaan yang diberikan, lanjutnya, menunjukkan insan Rekind mampu menafsirkan posisinya di berbagai program komunikasi perusahaan. Jika tidak memiliki kompetensi tersebut, sulit untuk bisa menghadapi kuatnya tantangan perusahaan yang dewasa ini semakin dinamis dan kompleks. ”Dengan prestasi yang diperoleh ini, secara tidak langsung insan-isan Rekind menggambarkan figur-figur terbaik dan mampu menjawab berbagai tantangan apapun yang tengah dihadapi perusahaan,” tegas wanita yang dikenal dengan sebutan Yani tersebut. Menurutnya dalam lingkup komunikasi, Corporate Communication punya peran yang sangat besar, terutama dalam membangun optimisme melalui komunikasi yang sejuk, tapi terarah dan adaptif terhadap perubahan. Event Jampiro tahun ini degelar berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Penyelenggaran tahun ini sangat selektif dan apresiasinya mampu menyasar para pelaku PR/humas yang andal dan kompeten di bidangya. Baik dari segala level hingga beragam usia, ditambah dengan kategori lengkap. Bahkan, disertai penambahan kategori dan penyempurnaan bobot penilaian di sana-sini. Langkah ini dilakukan bertujuan untuk mewujudkan kompetisi yang relevan, kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan. 24


Rekind Garap Pabrik CO2 Cair Zero Emission di Bontang Di tengah situasi sulit dan besarnya tantangan yang dihadapi, PT Rekayasa Industri (Rekind) tetap mendapat kepercayaan besar untuk mengerjakan proyek EPC. Kepercayaan tersebut datang dari PT Kaltim Parna Industri (KPI) yang meminta perusahaan EPC milik bangsa tersebut membangun Pabrik Karbon Dioksida (C02) cair miliknya di Kota Bontang, Kalimantan Timur. KPI merupakan perusahaan swasta nasional yang memproduksi Anhydrous Ammonia yang beroperasi secara komersial sejak 2001. Jangkauan pemasarannya meliputi domestik dan internasional. Dalam operasinya pabrik KPI terdapat produk samping (by-product) berupa CO2 yang menjadi perhatian KPI untuk diolah menjadi bahan bernilai komersial dan khususnya sebagai bagian kepedulian akan emisi gas buang sebagai bentuk langkah awal mendukung program pemerintah Indonesia bebas emisi karbon 2060. Tentunya dengan keterlibatan ini, Rekind juga mmapu mengerjankan pabrik-pabrik yang bebas emisi yang dikenal memliki tingkat kesulitan tinggi dan menjadi tumpuan harapan pemerintah dalam upaya mengendalikan lingkungan yang bersih dan sehat. Kapasitas Pabrik Karbon Dioksida Cair yang tengah dibangun Rekind ini mencapai 50 ribu ton per tahun. Tidak berhenti disitu itu, oleh KPI Rekind juga digandeng untuk mengembangkan usahanya di sektor ini serta memberikan masukan atau ide hilirisasi agro based industry sesuai keahlian dan kemampuan yang dimiliki Rekind. Atas kepercayaan itu, tentu menyiratkan gambaran, KPI tidak sedikitpun meragukan kompetensi yang dimiliki Rekind, meskipun saat ini satu-satunya perusahaan EPC di tanah air itu tengah diguncang beragam tantangan kuat. Di balik dinamika itu, mengacu pada track record-nya, Rekind selalu menjunjung tinggi komitmennya untuk selalu menyelesaikan pekerjaan dengan hasil 25


terbaik, meskipun tengah berhadapan dengan situasi sulit sekalipun. Besarnya kepercayaan yang diberikan KPI kepada Rekind ditandai dengan pelaksanaan Ground Breaking CO2 Liquefaction di Bontang, Kalimantan Timur. Pelaksanaan momen bersejarah yang digelar pada Jumat (16/12) itu, dihadiri oleh Direktur Utama Rekind, Triyani Utaminigsih, Direktur Operasional/Pengembangan Teknologi Rekind Yusairi, didampingi Direktur Utama KPI Hari Supriyadi. Disaksikan juga oleh Charles A. Simbolon, Perwakilan Pemegang Saham dan Dewan Komisaris KPI. Grounbreaking yang dilaksanakan di area pabrik Amoniak Kawasan Industri KPI itu juga dihadri Walikota Kota Bontang, Basri Rase, Wakil Walikota Hj. Najirah beserta perwakilan sejumlah instansi Pemerintah Kota Bontang (Forkopimda) dan pemegang saham KPI. “Ini merupakan momen yang sangat bersejarah sekaligus memompa semangat kami untuk bisa lebih kuat mengepakkan sayap untuk bisa keluar dari persoalan yang dihadapi. Sepanjang 41 tahun berdiri, Rekind sudah menyelesaikan lebih dari 146 proyek melalui dukungan talenta sekitar 1000 engineer terbaiknya. Apapun situasi yang tengah dihadapi, Rekind tidak pernah sekalipun meninggalkan tanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan proyek yang dikerjakannya. Saya yakin, kompetensi dan besarnya komitmen Rekind inilah yang menjadi landasan kuat KPI memberikan kepercayaan besarnya kepada Rekind,” ungkap Direktur Utama Rekind Triyani Utaminingsih. Rekind, lanjutnya, akan memberikan jasa pembangunan proyek bagi kepentingan KPI sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku serta tertuang dalam perjanjian kerjasama. “Dalam proyek ini Rekind tidak hanya fokus melaksanakan kegiatan EPC, tetapi juga akan membantu KIP untuk mengembangkan usahanya serta memberikan masukan atau ide hilirisasi agro based industry,” tegas wanita ramah yang akrab disapa Yani tersebut. Kepercayaan besar ini bisa diperoleh Rekind karena perusahaan yang usianya menginjak 41 tahun tersebut terus meningkatkan kompetensinya di sektor kimia dan petrokimia sejak tahun 2001. Di tahun tersebut Rekind terus menjalin aliansi strategis, baik mitra lokal maupun internasional. Tujuannya untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah. Kerjasama ini dilakukan berdasarkan atas basis proyek atau jadwal (project based period based). Upaya mendongkrak nilai tambah tersebut pernah dilakukan Rekind dengan BASF, produsen bahan kimia ternama di dunia. BASF pemilik teknologi proses dari Jerman. Teknologi ini menggunakan teknik pemisahan CO2 secara absorbsi kimiawi dengan sistem MDEA. Pihak BASF memberikan lisensi penggunaan teknologi removal kepada Rekind untuk bisa ikut serta dalam tender proyek pembangunan pabrik CO2 removal dan proyek-proyek petrokimia lainnya.*** Proyek 26


SNAP SHOT Survei Kepuasan Lingkungan 27


Survei Kepuasan Lingkungan Pisah Sambut Komisaris 28


SNAP SHOT 29 Pembagian Paket Sembako


30 Pembagian Paket Sembako Townhall Meeting


Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.