Cerpen 5 This My Destination by Leandrea Flipbook PDF


33 downloads 114 Views 1MB Size

Story Transcript

This My Destination By : Leandrea Aushafa Baehaqie Pagi itu aku sekolah seperti biasa, jam 06.45 aku sudah siap untuk berangkat, perjalanan ke sekolah hanya membutuhkan 15 menit, jadi aku sampai sana jam 07.00 tapi kelas baru dimulai jam 07.00. Aku, termasuk kakak kelas yang umurnya tidak beda jauh dengan adek kelas yang baru menginjak kelas 5, terlebih aku lahir di pertengahan bulan Juni. “Shaf, kamu serius gak pesantren ?”, tanya salah seorang teman sekelasku. “Enggak, makasih”, jawabku singkat karena aku kesal terus-menerus ditanyakan. Beberapa teman tidak percaya aku tidak masuk pesantren, sangat-sangat berbeda terhadap pilihan mereka, masuk pesantren. Aku punya teman, dia milih pesantren paling jauh diantara kita semua, namanya Rahmah , dia sama aku lahir cuman beda 4 hari. Rahmah pilih pesantren di daerah Kudus, Jawa Timur. Aku dan Rahmah lumayan banyak kemiripan yaitu, paling gak suka orang bermuka 2, tinggi beda 1 cm, tiap aku nambah tinggi 1 cm, dia ikut nambah tinggi 1 cm juga, aneh kan, terus hafalan bareng Juz 23, dan lain-lain. Aku sudah menapaki kelasku, berisikan 6 Murid, 2 guru akhwat beserta 5 anak dari 2 guru tersebut. “Assalamualaikum”, ucapku memasuki kelas. “Waalaikumussalam”, jawab beberapa orang serentak. Langsung aku menaruh tasku di loker dan segera mengambil buku Kitab Urjuzah Mi’iyah atau biografi singkat nabi Muhammad dari dalam tasku. Pelajaran pun segera mulai, “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, alhamdulillah kita ketemu lagi nih anak murid ustadzah yang MasyaAllah sudah pada mau lulus, sebelum kelas mulai, Ustadzah ingin bertanya nih, kalian SMP pada mau dimana ?”, tanya Ustadzahku Panjang mengawali hari kami. “Pesantren Al-Afaf Sukabumi”, jawab tiga temanku serempak. “Madrasah Al-Fatih”, jawab dua lainnya. “Lean kemana ?”, tanya Ustadzahku serentak semua temanku menoleh kearahku. “Gak tau, gak pesantren pokoknya”, kataku malas. “Kenapa gak pesantren kak ?, sayang ilmu nya loh, udah banyak hafalannya di Kuttab, itu sayang nanti hafalannya gak keurus”, kata Ustadzahku waktu itu. “Iya”, jawabku singkat dengan sedikit ulasan senyum. Beberapa orang di sekolahku bisa dibilang terlalu menatap sekolah umum is a nightmare, karena beberapa alasan juga mulai dari “Nanti hafalannya gak keurus, sayang”, “Pasti digabung kelasnya sama Ikhwan, males”, dan berbagai alasan lainnya. Hafalan sebenarnya sudah kewajiban kita semua sebagai muslim, dan


soal Ikhwan ya bagaimanapun juga pasti di dunia ini ada Ikhwan, ilmu batas pergaulan bisa kita praktekkan juga. Keputusan tetap kita yang berhak memilih, bukan mereka, kita yang menjalani, bukan mereka, jadi ibuku memutuskan untuk masuk ke SMP Bening, aku pun bertanya, konsepnya bagaimana. Bunda menjelaskan, konsepnya lebih untuk mengembangkan minat dan bakat, dan itu benar kenyataan yang aku jalani saat ini, sebagai murid Kafilah 3 Kelas 7 SMP HS Bening. Bulan Juni datang, dimana kami mulai berpisah, ada yang sudah masuk pesantren dan ada yang masih menunggu kepastian masuk pesantren dan lain-lain, tapi aku cukup santai, karena aku tidak perlu membeli peralatan seperti anak pesantren, aku cukup menyiapkan beberapa barang tambahan untuk mendukung aku belajar yaitu, HP, Buku, Pulpen, dan lain-lain. Hingga saatnya tiba, disinilah aku berpijak, di Yasmin Sektor 5 Jalan Palem Raja nomor 35, di sebuah bangunan berbentuk rumah yang sudah ada Angkatan sebelumnya dan para guru siap menyambut Angkatan baru, Kafilah 3. Awal masuk kupikir akan sedikit menyeramkan karena aku tidak kenal siapa-siapa, namun tak disangka aku bisa berteman dengan teman baru begitu cepat. Here we are, last day, this day, and tomorrow, in our school, SL Bening.


Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.