Flipbook KEL 4-XII MIPA 5 ( C ) (1) Flipbook PDF

Flipbook KEL 4-XII MIPA 5 ( C ) (1)

3 downloads 100 Views 26MB Size

Story Transcript

Tastebuds TRADITIONAL FOOD, GREAT TASTE

Indonesia

( Our food product logo )

Grontol Jagung CENTRAL JAVA - YOGYAKARTA According to the Asian Food Network, Grontol Jagung is a staple food of traditional Javanese cuisine, with its first appearance in the colonial period, in Central Java and Jogjakarta. Grontol Jagung is also commonly used as a snack dish nowadays. Typically, Grontol Jagung is made from sweet corn kernels that are steamed, before sprinkling them with a grated coconut mixture that has been steamed and flavored with pandan leaves. Group 4 modernizes Grontol Jagung by adding sticky rice and palm sugar. It is named "Corn on the Cob-Ra".

1 | INDONESIAN TRADITIONAL FOOD

Preparing the Grontol Jagung CORN ON THE COB-RA

BY GROUP 4 - XII MIPA 5

The first step is to prepare all the ingredients, which are corn kernels, grated coconut, fiber creme, glutinous rice, pandan leaves, palm sugar, salt, sugar, and water. Secondly, soak 125 grams of glutinous rice in water for 2 hours and drain it with a sieve. Then, mix 100 grams of grated coconut with 1/4 tsp of salt. Next, steam the kernels and grated coconut for 15 minutes, also steam glutinous rice for 10-15 minutes until half cooked. Add 2 tsp of fiber creme and pour 75 ml of water, mix it and add 1/4 tsp of salt and some sugar. Mix half-cooked sticky rice and fiber creme solution, stir well, and steam again for 30 minutes until cooked. Mix corn and grated coconut. Then put the sticky rice on it. Sprinkle palm sugar and decorate with pandan leaves.

2 | INDONESIAN TRADITIONAL FOOD

The corn kernels are ready.

We All Scream for Teh Tarik!

      Teh tarik is a popular hot milk tea beverage most commonly found in restaurants, outdoor stalls, and kopitiams within the Southeast Asian countries of Malaysia, Indonesia, Singapore and Thailand. Its name is derived from the pouring process of "pulling" the drink during preparation.

INDONESIAN TRADITIONAL FOOD | 3

The Secret Ingredient to a Delicious Teh Tarik BY GROUP 4 - XII MIPA 5 Teh Tarik Aceh is influenced by Indian culture. Aceh was once a meeting place for various ethnic groups stretching from India, Persia, the Middle East, Malay, Chinese, and Europe so it is only natural for so many countries to combine and produce a blend of cultures in the culinary world. Teh Tarik Aceh is known for its unique way of brewing. Teh Tarik Aceh is made of milk and tea. Then, what is unique is that this tea is poured from quite a height away from the filtering cup. In doing so it creates the illusion or image that the tea seems like it's being pulled. That is why this drink was named Teh Tarik. The steps to making a nice Teh Tarik are like as follows. We brew the tea and squeeze all the tea from the tea bags and set it aside. Now we get the milk ready. Some people only heat their milk while others

Old Town Milk Tea

tend to broth it. Combine the two and start the difficult yet unique proses of "pulling" the tea. Serve warm. Our group modernizes Teh Tarik by adding boba. It is named "Old Town Milk Tea". Since Teh Tarik is the old style of milk tea,

( Our beverage product logo ) INDONESIAN TRADITIONAL FOOD | 4

CORN?

INCREDIBLE GRONTOL JAGUNG INDONESIAN TRADITIONAL FOOD Popular Indonesian street snack that is commonly found in Central Java. Dried corn kernels are boiled before they are sprinkled with a grated coconut mixture that has been steamed and flavored with pandan leaves

INDONESIAN TRADITIONAL FOOD | 5

DELICIOUS TEH TARIK INDONESIAN TRADITIONAL DRINK Popular hot milk tea beverage most commonly found in restaurants, outdoor stalls, café and kopitiams within the Southeast Asian countries INDONESIAN TRADITIONAL FOOD | 6

Surviving in the Flow of Outside Culture BY GROUP 4 - XII MIPA 5 Bertahan di Tengah Arus Budaya Luar Makanan dan minuman tradisional merupakan salah satu bentuk dari kearifan lokal. Menurut Apriyanto, kearifan lokal adalah berbagai nilai yang diciptakan, dikembangkan, dan dipertahankan oleh masyarakat yang menjadi pedoman hidup mereka. Di setiap daerah, makanan dan minuman tradisional memiliki rasa, penyajian, dan sejarah yang berbeda, sesuai dengan pola hidup masyarakat setempat. Di era globalisasi, beredar banyak makanan dan minuman modern yang dipengaruhi oleh budaya luar. Akibatnya, beberapa makanan dan minuman tradisional semakin jarang dikenal dan diminati. Makanan dan minuman itu di antaranya adalah grontol jagung dan teh tarik. Keduanya telah kelompok empat sajikan sebagai bentuk pelestarian terhadap kearifan lokal. Grontol jagung adalah makanan khas Jawa Tengah dan Yogyakarta berupa jagung yang direbus, dihidangkan dengan taburan kelapa serta gula pasir. Seiring berjalannya waktu, grontol jagung sudah jarang ditemui di daerah asalnya. Sedangkan, teh tarik adalah minuman teh susu yang proses pembuatannya mirip seperti 'ditarik' karena teh dituangkan tinggi-tinggi dari satu gelas ke gelas lain. Teh tarik sering dianggap sebagai minuman khas dari negara lain, seperti Malaysia dan Singapura. Padahal, minuman ini memiliki resep khas Aceh. Kedua hidangan tersebut telah mendorong dilakukannya usaha untuk melestarikan makanan dan minuman tradisional sebagai kearifan lokal. Tujuannya agar makanan dan minuman tradisional dapat terus dikenal dan tidak terkalahkan oleh budaya luar. Seiring berjalannya waktu, maka usaha yang dilakukan juga harus dapat menyesuaikan dengan kemajuan teknologi dan inovasi di zaman modern.

7 | INDONESIAN TRADITIONAL FOOD

Surviving in the Flow of Outside Culture BY GROUP 4 - XII MIPA 5

Perlu adanya inovasi baru dalam mengolah grontol jagung agar popularitasnya dapat meningkat kembali. Grontol jagung umumnya disajikan dengan mencampur jagung, kelapa parut, dan gula pasir. Kelompok empat telah berinovasi dengan menyajikan makanan ini bersama ketan dan gula palem sebagai taburannya. Penyajian dan rasa yang baru ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat untuk mencoba. Selama ini, teh tarik khas Aceh belum terlalu dikenal sebagai minuman tradisional sehingga perlu adanya pengenalan teh tarik khas Aceh melalui modernisasi. Kelompok empat telah berinovasi dengan menyajikan teh tarik menggunakan boba. Di zaman modern, boba menjadi pelengkap makanan favorit yang viral. Oleh karena itu, pemilihan boba bertujuan menarik minat masyarakat yang kekinian. Modernisasi grontol jagung dan teh tarik dapat memberikan peluang untuk mengadakan usaha dagang. Tentunya inovasi keduanya merupakan daya tarik yang menjanjikan di zaman modern ini. Usaha dagang dapat memberi berbagai manfaat, seperti memperoleh keuntungan dan meningkatkan kesejahteraan. Tentu saja tujuan utamanya adalah untuk mengenalkan serta menarik minat masyarakat agar kearifan lokal dapat lestari. Melihat budaya lokal yang semakin bersaing dengan budaya luar, sebaiknya sebagai masyarakat Indonesia harus peduli dengan kearifan lokal dari setiap daerah asalnya. Pelestarian kebudayaan akan lebih mudah di mulai dari tempat masyarakat tersebut berada. Terutamanya para generasi muda yang dapat lebih berperan aktif untuk menjaga kearifan lokal. Modernisasi makanan dan minuman tradisional merupakan salah satu contoh usaha untuk mendukung dilestarikannya kearifan lokal yang mulai terancam hilang oleh budaya luar. Dengan pengolahan dan penyajian yang telah dimodifikasi dan dimodernisasi, makanan dan minuman tradisional diharapkan dapat tetap atau kembali dikenal, diminati, dan sebagai usaha untuk berdagang demi meningkatkan perekonomian bangsa.

INDONESIAN TRADITIONAL FOOD | 8

Great Taste, Great History BY GROUP 4 - XII MIPA 5 Makanan tradisional Indonesia memiliki kekhasan di tiap daerahnya. Mulai dari perbedaan bahan baku, rasa, penyajian, hingga sejarahnya. Berikut sejarah dari munculnya grontol jagung di Jawa Tengah dan Yogyakarta, serta teh tarik di Aceh. Grontol jagung adalah makanan tradisional dari Jawa Tengah dan Yogyakarta. Makanan ini berupa jagung yang direbus, dihidangkan dengan taburan kelapa serta gula pasir. Asal usul makanan tradisional ini adalah pada saat zaman penjajahan Jepang, beras sangat sulit ditemukan karena beras milik rakyat dijarah oleh tentara Jepang. Akhirnya, masyarakat pun mencari bahan alternatif lain sebagai makanan pokok. Masyarakat memilih jagung sebagai bahan makanan pengganti nasi, jagung diolah bersama kelapa parut dan gula, kemudian dinamakan Grontol Jagung. Teh tarik adalah minuman tradisional dari Aceh. Teh tarik awalnya disajikan orang India beragama Islam yang bermigrasi. Mereka melakukan migrasi ke Semenanjung Melayu dan bekerja untuk perkebunan karet dan industri pertambangan. Teh tarik dulunya dibuat dari sisa pengolahan daun teh yang tidak cukup baik karena saat itu harga daun teh sangat mahal. Karena kualitasnya yang rendah, daun teh tersebut direbus berulang-ulang hingga tiga jam sampai memiliki cita rasa seperti ekstrak. Selain itu proses pembuatannya mirip seperti 'ditarik' karena teh dituangkan tinggi-tinggi dari satu gelas ke gelas lain. Meski begitu, ekstraknya menghasilkan cita rasa yang agak pahit sehingga dibuatlah minuman baru dengan campuran susu dan gula, dinamakanlah Teh Tarik.

9 | INDONESIAN TRADITIONAL FOOD

Mathematics BY GROUP 4 - XII MIPA 5 Untuk memperoleh data, kelompok 4 meminta perwakilan dari 15 kelompok untuk mengisi angket Google Form (https://forms.gle/HcvvJFiQeknxDFDS6). Dengan pertanyaan sebagai berikut : Jika makanan dan minuman di bawah ini dijual, berapa jumlah produk yang akan Anda beli? 1. Corn on the Cob-Ra. Grontol Jagung yaitu hidangan berupa jagung rebus yang dicampur dengan kelapa parut, ketan, dan gula palem. Makanan ini berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta 2. Old Town Milk Tea. Teh Tarik khas Aceh yang disajikan dengan boba dan gula aren.

INDONESIAN TRADITIONAL FOOD | 10

Mathematics

Kelas - Kelompok

Jumlah makanan yang akan dibeli ( Cup )

Jumlah minuman yang akan dibeli ( Gelas )

XII MIPA 1 - 1

5

5

XII MIPA 1 - 6

15

15

XII MIPA 2 - 1

5

4

XII MIPA 2 - 2

10

10

XII MIPA 3 - 2

4

3

XII MIPA 4 - 5

2

3

XII MIPA 4 - 6

7

5

XII MIPA 5 - 1

10

12

XII MIPA 5 - 2

15

15

XII MIPA 5 - 3

15

18

XII MIPA 5 - 5

20

19

XII MIPA 5 - 6

10

15

XII MIPA 5 - 7

15

20

XII MIPA 5 - 8

10

10

XII IPS 1 - 2

3

4

INDONESIAN TRADITIONAL FOOD | 11

Mathematics Minat Murid Kelas XII SMA Santa Angela untuk Membeli Corn on the Cob-Ra

Jumlah grontol jagung yang ingin dibeli ( Cup )

20

15

10

5

Kelas - Kelompok

Makanan : Corn on the Cob-Ra ( Satuan dalam cup ) 23455 7 10 10 10 10 15 15 15 15 20 MEAN

12 | INDONESIAN TRADITIONAL FOOD

MEDIAN

MODUS

-2 1

-8

PS II XI

A

5

-7 IM IP XI

A

5

-6 IM IP XI

A

5

-5 IM IP XI

A

5

-3 IM IP XI

A

5

-2 IM IP XI

A

5

-1 IM IP XI

A

5

-6 XI

IM IP

A

4

-5 XI

IM IP

A

4

-2 IM IP XI

A

3

-2 IM IP XI

A

2

-1 IM IP XI

A

2

-6 A

IM IP XI

IM IP XI

XI

IM

IP

A

1

1

-1

0

Mathematics Minat Murid Kelas XII SMA Santa Angela untuk Membeli Old Town Milk Tea

15

10

5

-2

-8

1 PS II XI

A

5

-7 IP IM XI

A

5

-6 IP IM XI

A

5

-5 IP XI

IM

A

5

-3 IP XI

IM

A

5

-2 XI

IM

IP

A

5

-1 IP IM XI

A

5

-6 IP XI

IM

A

4

-5 IP IM XI

A

4

-2 IP

IP

IM XI

A

3

-2 IM XI

A

2

-1 IP

A

2 IM XI

IP

A XI

IM

IP IM XI

IM

IP

A

1

1

-1

-6

0

XI

Jumlah teh tarik khas Aceh yang ingin dibeli ( gelas )

20

Kelas - Kelompok

MINUMAN: Old Town Milk Tea ( satuan dalam gelas ) 33445 5 10 10 12 15 15 15 18 19 20

MEDIAN

MODUS

MEAN

13 | INDONESIAN TRADITIONAL FOOD

Mathematics BY GROUP 4 - XII MIPA 5 ANALYSIS Dari ukuran pemusatan data makanan dan minuman yang telah diperoleh, minat untuk membeli Old Town Milk Tea lebih tinggi dibandingkan Corn on the Cob-Ra. Rata-rata minat membeli Old Town Milk Tea adalah sejumlah 10,53 gelas, sedangkan rata-rata minat membeli Corn on the Cob-Ra adalah sejumlah 9,73 cup. Nilai tengah dari minat membeli makanan dan minuman adalah sama, yaitu sebesar 10 cup dan 10 gelas. Frekuensi terbesar minat untuk membeli makanan adalah sejumlah 10 cup dan 15 cup, sedangkan frekuensi terbesar minat untuk membeli minuman adalah sejumlah 15 gelas.

INDONESIAN TRADITIONAL FOOD | 14

Accountancy PROOF OF TRANSACTION

NOMOR AKUN

NAMA AKUN

KUITANSI Transaksi tanggal 17 Agustus 2022

101

KAS

102

JAGUNG

103

KELAPA PARUT

104

BERAS KETAN

105

GULA PALEM

106

TEH HITAM

107

BOBA

111

KEMASAN MAKANAN

112

KEMASAN MINUMAN

301

MODAL NY. RIEL

BANYAKNYA

ALAT & BAHAN

HARGA

1/2 kilogram

KELAPA PARUT

Rp 10.000,00

1/2 kilogram

BERAS KETAN

Rp 10.000,00

1 bungkus

KEMASAN MAKANAN

Rp 15.000,00

JUMLAH

Rp 35.000,00

Transaksi tanggal 30 Agustus 2022

BANYAKNYA

ALAT & BAHAN

HARGA

1 bungkus

BOBA

Rp 20.000,00

1 bungkus

KEMASAN MINUMAN

Rp 9.500,00

JUMLAH

Rp 29.500,00

*Kuitansi di atas dibuat secara mandiri karena alat dan bahan dibeli di pasar tradisional dan penjual tidak memberikan bukti transaksi resmi.

INDONESIAN TRADITIONAL FOOD | 15

Accountancy BY GROUP 4 - XII MIPA 5 Group Four Jurnal Umum Periode Agustus 2022 Tanggal

Keterangan

Agustus 16 Kas

Ref

Halaman 1

 Debet 

 Kredit 

 

Rp 150.000,00

 

 

 

Rp 150.000,00

 

Rp 24.651,00

 

  Beras ketan

 

Rp 10.000,00

 

  Kelapa parut

 

Rp 10.000,00

 

  Kemasan makanan

 

Rp 15.000,00

 

  Teh hitam

 

Rp 5.000,00

 

  Gula palem

 

Rp 8.000,00

 

     Kas

 

 

Rp 72.651,00

30 Boba

 

Rp 20.000,00

 

  Kemasan minuman

 

Rp 9.500,00

 

     Kas

 

 

Rp 29.500,00

 

Rp 252.151,00

Rp 252.151,00

 

Modal Ny. Riel

17 Jagung

Total

INDONESIAN TRADITIONAL FOOD | 16



Tidak Ada Perjuangan yang Sempurna

“Modernisasi Mengedepankan Kearifan Lokal” adalah judul proyek pertama kami di kelas XII. Kami adalah kelompok 4 dari kelas XII MIPA 5, yang beranggotakan Chika, Riel, Jessica, dan Joanna. Selama mengerjakan proyek, tentunya kami mengalami banyak kendala dan mendapatkan banyak pengalaman berharga. Dalam proyek ini, kami memasak grontol jagung dan teh tarik. Kami mengalami kendala berupa kesulitan menentukan waktu dan tempat untuk memasak. Rumah kami jaraknya saling berjauhan dan bahan yang digunakan mudah basi, sehingga tidak memungkinkan untuk memasak di sekolah. Kami sempat bertengkar karena memiliki pendapat yang berbeda-beda. Pada awalnya, kami juga kesulitan untuk membangun kerja sama karena anggota kita seperti Riel dan Jessica tidak masuk secara bergantian ( sakit atau ada keperluan lain ). Hal itu menyebabkan pengerjaan proyek mata pelajaran menjadi terkendala dan lama. Namun, kami menyadari bahwa proyek ini dibuat demi pengembangan diri dan pelestarian budaya Indonesia, sehingga kami berusaha untuk menghilangkan ego masing-masing. Akhirnya, kami mendapat solusi untuk memasak di hari Jumat, ketika jam proyek ada di pagi hari sehingga bahan tidak basi. Setelah itu, kami membagi tugas permata pelajaran sesuai dengan kemampuan masingmasing sehingga tidak ada yang terbebani. Seterusnya, pengerjaan proyek berjalan cukup lancar, meskipun tidak mudah dan banyak kegagalan. Dari proyek ini, kami memperoleh nilai-nilai kehidupan, seperti kerja sama, kepedulian, tanggung jawab, pantang menyerah, kedamaian, dan kebersamaan. Awalnya kami memandang proyek ini sebagai beban, tetapi kemudian kami memandang proyek ini sebagai hal yang berharga yaitu persembahan hidup kami bagi-Nya (Nasehat 12). Kami juga banyak bertengkar dan egois, namun kami berusaha memperbaiki hubungan kami dengan menghargai dan mengerti satu sama lain (1 Korintus 1:10). Melalui proyek ini berusaha melestarikan kebudayaan Indonesia dengan tujuan mensejahterakan masyarakat di tengah era globalisasi (GES 27). Kesulitan yang dihadapi dan solusinya: 1. Anggota kelompok sulit berkumpul secara lengkap sehingga timbul konflik: diskusi untuk menyelesaikan masalah dan saling berbaikan. 2. Sulit menentukan tempat untuk memasak: menggunakan dapur sekolah dan memilih waktu pagi di hari Jumat. 3. Rasa minuman kurang enak: meracik ulang minuman sehingga rasanya menjadi lebih baik. Nilai kehidupan: kerja sama, kepedulian, tanggung jawab, pantang menyerah, kedamaian, dan kebersamaan. Proyek ini adalah pengalaman yang berharga bagi kami. Kami melalui suka dan duka yang akhirnya menuntun kami pada penyelesaian proyek. Proyek ini mengajarkan kami tentang pentingnya kerja sama, menghilangkan keegoisan, mau menghargai orang lain, dan totalitas dalam melestarikan kebudayaan Indonesia sebagai tugas dari generasi muda. INDONESIAN TRADITIONAL FOOD | 17

“Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.” -1 Korintus 1:10-

“Kesadaran semakin hidup para pakar akan tanggung jawab mereka untuk membantu dan bahkan melindungi sesama, kemauan untuk memperbaiki kondisikondisi hidup bagi semua orang, terutama bagi mereka yang dirampas tanggung jawabnya atau tertekan akibat kemiskinan budaya.” -Gaudium et Spes art 57-

“Jangan sampai tugas ini menjadi suatu beban tetapi sebaliknya, berterima kasihlah kepada Allah dengan sepenuh hati, karena Dia telah berkenan memilih anda, untuk membaktikan seluruh diri anda, untuk memelihara dan menjaga harta miliknya.” -Nasihat Santa Angela 12INDONESIAN TRADITIONAL FOOD | 18

SUWE ORA JAMU

“It’s been ages since I had jamu,” is a phrase of lyrics taken from Suwe Ora Jamu, an unforgettable, popular Indonesian folk song. Though some interpretations argue that the song is about two people who no longer meet, in the present day, the meaning of Suwe Ora Jamu might have been a nudge to Indonesia’s modern culture that seems to neglect our very own elixir, jamu. INDONESIAN TRADITIONAL FOOD | 19

GROUPE QUATRE

INDONESIAN TRADITIONAL FOOD | 20

Thank You

Indonesia

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.