Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final_clone Flipbook PDF


90 downloads 118 Views 15MB Size

Recommend Stories


32)
WEB SITE: clacsec.lima.icao.int E-mail: [email protected] TELEFONO: (51-1) 422-6905, 422-9367 FAX: (51-1) 422-8236 LATIN AMERICAN CIVIL AVIATION

Story Transcript

Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Penulis modul: Dr. Siti Suharsih, S.S., M.Pd Yuni Widiastuti, S.Si, M.Psi.T KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT KEPALA SEKOLAH, PENGAWAS SEKOLAH DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2022


Bahan Ajar Pendidikan Program Guru Penggerak Paket Modul 3: Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah Modul 3.2 “Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya” Edisi Ketiga (Januari 2022) Penulis Modul: • Dr. Siti Suharsih, S.S., M.Pd • Yuni Widiastuti, S.Si, M.Psi.T Edisi Kesatu (September 2020) Edisi Kedua (Juni 2021) Edisi Ketiga (Januari 2022) Editor: Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan, Kemdikbudristek _______________________________________________________________ _____________________________ Hak Cipta © 2022 pada Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Dilindungi Undang-undang Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Lembar Pengesahan Tahapan Nama Tanda Tangan Tanggal Review Dr. Rita Dewi Suspalupi, M.Ak. Verifikasi Dr. Kasiman, M.T. Validasi Dr. Praptono, M.Ed.


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | i Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Pemimpin sekolah, dalam berbagai literatur, disebut berperan besar dalam menentukan keberhasilan sekolah karena ia mempunyai tanggung jawab dalam menyinergikan berbagai elemen di dalamnya. Seorang pemimpin sekolah yang berkualitas akan mampu memberdayakan seluruh sumber daya di ekosistem sekolahnya hingga dapat bersatu padu menumbuhkan murid-murid yang berkembang secara utuh, baik dalam rasa, karsa dan ciptanya. Tak dipungkiri, pemimpin sekolah merupakan salah satu aktor kunci dalam terwujudnya Profil Pelajar Pancasila. Untuk dapat menjalankan peran-peran tersebut, seorang pemimpin sekolah perlu mendapatkan pendidikan yang berkualitas sebelum ia menjabat. Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP), sebagai bagian dari rangkaian kebijakan Merdeka Belajar episode kelima, didesain untuk mempersiapkan guru-guru terbaik Indonesia untuk menjadi pemimpin sekolah yang berfokus pada pembelajaran (instructional leaders). Melalui berbagai aktivitas pembelajaran dalam PPGP, kandidat kepala sekolah masa depan diharapkan dapat memiliki kompetensi dalam pengembangan diri dan orang lain, pengembangan pembelajaran, manajemen sekolah serta pengembangan sekolah. Kami memiliki harapan besar agar lulusan PPGP dapat mewujudkan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan di seluruh wilayah negeri ini, di mana keberpihakan pada murid menjadi orientasi utamanya. Upaya pemenuhan kandidat kepala sekolah yang lebih optimal menuntut penyesuaian pada desain pembelajaran PPGP. Karena itu, terhitung dari angkatan kelima durasi program diefisiensikan dari sembilan menjadi enam bulan. Selain itu, PPGP juga menerapkan diferensiasi proses untuk peserta di daerah yang memiliki akses terbatas, baik dari segi transportasi maupun telekomunikasi. Namun, terlepas dari moda penyampaian yang beragam, para Calon Guru Penggerak (CGP) di seluruh Indonesia sama-sama mempelajari materi-materi bekal kepemimpinan dengan sistem on-the-job learning di mana selama belajar, guru tetap menjalankan perannya di sekolah sekaligus


ii | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya menerapkan pengetahuan yang didapat dari ruang pelatihan ke dalam pembelajaran di kelas. Pendekatan pembelajaran juga tetap menggunakan siklus inkuiri yang sarat dengan refleksi dan praktik langsung, baik bersama sesama CGP maupun rekan sejawat di sekolah. Pendampingan di lapangan juga tetap menjadi kunci dari keberhasilan implementasi konsep di kelas atau sekolah CGP. Tentu saja, seluruh upaya tersebut tidak akan berhasil tanpa peran berbagai tim pendukung yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif mewujudkan penyelesaian bahan ajar ini serta membantu terlaksananya PPGP. Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pengembang modul, tim digitalisasi, serta fasilitator, pengajar praktik dan instruktur. Semoga Allah Yang Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang kita lakukan demi transformasi pendidikan Indonesia. Amin. Jakarta, Januari 2022 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Dr. Iwan Syahril, Ph.D.


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | iii Surat dari Instruktur Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak, selamat berjumpa kembali dalam modul pelatihan Calon Guru Penggerak! Saat ini kita masuk pada modul tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Seperti yang kita ketahui, sekolah wajib membangun ekosistem yang mampu merangsang pertumbuhan dan perkembangan murid demi terwujudnya Profil Pelajar Pancasila. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran sangat tergantung pada cara pandang sekolah melihat ekosistemnya: apakah sebagai kekuatan atau sebagai kekurangan. Sekolah yang memandang semua sumber daya yang dimiliki sebagai suatu kekuatan dan aset, maka sekolah ini tidak akan berfokus pada kekurangan tapi berupaya pada pemanfaatan kekuatan dan aset yang dimiliki. Sumber daya sebagai kekuatan akan banyak dieksplorasi ke dalam pembahasan tujuh modal utama, yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik, dan modal agama dan budaya. Ketujuh modal aset ini selaras dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP), terutama pada standar sarana dan prasarana (modal fisik dan modal lingkungan/alam), standar pendidik dan kependidikan (modal manusia dan modal sosial) standar pembiayaan (modal finansial), dan standar pengelolaan pendidikan (modal politik, modal sosial). Dengan menyadari betapa banyak sumber daya yang dimiliki sekolah, modul ini akan mengajak Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak untuk senantiasa melihat sumber daya sebagai aset/kekuatan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran yang berpihak pada murid. Modul ini merupakan bagian dari paket modul 3 yang juga merupakan paket modul terakhir dalam Program Pendidikan Guru Penggerak. Seperti pada modul yang lain, kami yakin Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak sudah terbiasa dengan proses pelatihan yang lebih bermakna dan reflektif. Pada akhir program ini, Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak akan selalu merefleksikan semua pemahaman yang didapatkan dengan apa yang terjadi dalam keseharian kegiatan Anda sebagai pendidik.


iv | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Selamat mengeksplorasi materi dalam modul ini, semoga kita semua banyak mendapatkan pencerahan selama proses pelatihan berlangsung sekaligus menjadikan kita Guru Penggerak yang dapat mengubah dan membawa pendidikan Indonesia menjadi lebih baik lagi. Salam Merdeka, Pengembang Modul 3.2, Dr. Siti Suharsih, S.S., M.Pd & Yuni Widiastuti, S.Si, M.Psi.T


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | v Daftar Isi Hlm. Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan ..................................i Surat dari Instruktur .........................................................................................................iii Daftar Isi.............................................................................................................................v Capaian yang Diharapkan.................................................................................................vi Pembelajaran 1: Mulai dari Diri........................................................................................ 1 Pembelajaran 2.1: Eksplorasi Konsep - Mandiri............................................................... 4 Pembelajaran 2.2: Eksplorasi Konsep (Forum Diskusi Asinkronus)............................... 18 Pembelajaran 3: Ruang Kolaborasi................................................................................ 22 Pembelajaran 4: Demonstrasi Kontekstual ................................................................... 26 Pembelajaran 5: Elaborasi Pemahaman........................................................................ 32 Pembelajaran 6: Koneksi Antarmateri........................................................................... 33 Pembelajaran 7: Aksi Nyata........................................................................................... 35 Surat Penutup................................................................................................................. 38 Daftar Pustaka ................................................................................................................ 39 Biodata Penulis Penulis 1................................................................................................ 40 Biodata Penulis Penulis 2................................................................................................ 42


vi | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Capaian yang Diharapkan Kompetensi Lulusan yang Dituju Modul ini diharapkan berkontribusi untuk mencapai kompetensi lulusan sebagai berikut: 1. Guru Penggerak melakukan pendampingan kepada seluruh komunitas sekolah untuk dapat menggunakan pendekatan reflektif dan iteratif dalam mengelola program dan sumber daya sekolah. 2. Guru Penggerak merencanakan, menginisiasi dan mengorganisasi kerangka program pengembangan sekolah yang mendorong kepemimpinan murid berbasis data dan bukti. 3. Guru Penggerak memfasilitasi pelibatan orang tua/wali murid dan masyarakat dalam pengembangan sekolah untuk peningkatan kualitas belajar murid. Capaian Umum Modul 3.2 Secara umum, profil kompetensi Guru Penggerak yang ingin dicapai dari modul ini adalah CGP mampu: 1. mengidentifikasi dan mendapatkan sumber daya dari berbagai sumber yang sah untuk menjalankan program sekolah 2. menggunakan sumber daya sekolah secara efektif untuk meningkatkan kualitas belajar Capaian Khusus Modul 3.2: Secara khusus, modul ini diharapkan dapat membantu Calon Guru Penggerak untuk mampu: a. menganalisis aset dan kekuatan dalam pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien. b. merancang pemetaan potensi yang dimiliki sekolahnya menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-Based Community Development).


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | vii c. menunjukkan sikap aktif, terbuka, kritis dan kreatif dalam upaya pengelolaan sumber daya. Isi Materi Modul: 1. Sekolah sebagai Ekosistem 2. Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset 3. Tujuh Modal Utama Sumber Belajar: a. Video; penjelasan, konsep, dan strategi pengelolaan sumber daya b. Bacaan: artikel c. Tautan: google form untuk menjawab pertanyaan yang diberikan Mulai dari diri (2JP): ● CGP mengingat ulang pengetahuan mereka tentang faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sekolah dengan mengisi pertanyaan yang ada. ● CGP merefleksikan hasil jawaban yang dimiliki dari pengetahuan awal tentang materi ini dengan keadaan di sekolahnya. ● CGP mengajukan pertanyaan dan harapan tentang materi ini. Eksplorasi Konsep (4JP): ● Faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah ● Pendekatan berbasis aset dan pendekatan berbasis kekurangan/masalah ● Pemetaan sumber daya yang ada di daerah dan sekolah menggunakan tujuh aset/sumber daya berdasarkan pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD)


viii | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya ● Prinsip pengelolaan sumber daya di sekolah dengan menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD) ● Forum Diskusi: CGP mendiskusikan beberapa pertanyaan yang terkait materi dari tahap Eksplorasi Konsep dengan seluruh CGP dan dipandu oleh fasilitator Ruang Kolaborasi (6JP) ● CGP mengidentifikasi berbagai sumber daya di daerah untuk sekolahnya dan strategi pemanfaatannya secara efektif. ● Setiap kelompok memilih satu jenis sumber daya yang akan didiskusikan dari lima sumber daya yang ada, dan hasilnya dipresentasikan dalam galeri virtual dan akan mendapatkan umpan balik dari peserta lain. Demonstrasi Kontekstual (4JP) ● CGP melakukan analisis visi dan prakarsa perubahan dari video praktik baik. ● CGP mengidentifikasi tindakan yang dilakukan guru dalam masing-masing tahapan B-A-G-J-A dari video praktik baik. ● CGP merefleksikan peran pemimpin dari video praktik baik. Elaborasi Pemahaman (2JP) ● CGP mengelaborasi pemahamannya tentang strategi pengelolaan sumber daya melalui proses tanya jawab dan diskusi menggunakan moda konferensi daring dengan narasumber dan fasilitator. Pertanyaan-pertanyaan akan diberikan untuk menggali pemahaman CGP. Koneksi Antarmateri (2JP) ● CGP membuat kesimpulan yang diunggah ke dalam sosial media dalam bentuk yang diinginkan, seperti video, artikel, infografis, powerpoint, atau lagu.


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | ix Aksi Nyata ● CGP mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk mengidentifikasi aset/potensi/sumber daya secara kolaboratif bersama warga sekolah.


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 1 Pembelajaran 1: Mulai dari Diri Waktu: 2 JP (90 menit) Tujuan Pembelajaran Khusus: Mengingat kembali faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, selamat datang pada kegiatan pembelajaran 1. Pada sesi ini, Bapak dan Ibu akan diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk mengaktifkan ulang pengetahuan awal Bapak dan Ibu tentang ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah. Mengingat-ingat ekosistem, bayangkan sekolah atau salah satu sekolah tempat Bapak dan Ibu bertugas. Apa bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut sebagai sebuah ekosistem? Apa saja yang bisa Anda sebut sebagai sumber daya yang dimiliki atau dapat dimanfaatkan oleh sekolah? Perhatikan untuk tidak terpaku pada hal-hal yang kelihatan.


2 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Refleksikan sosok pemimpin atau kepala sekolah yang memimpin sekolah tersebut. Apa hal-hal yang paling diingat dari sosok pemimpin tersebut, terkait dengan perannya di ekosistem sekolah serta pelibatan/pemanfaatan sumber daya yang ada? Jadi, seperti apa peran pemimpin yang ideal itu, khususnya dalam hal memanfaatkan semua bagian dari ekosistem dan mengelola sumberdaya yang ada di dalam dan sekitar sekolah? Silakan refleksikan, posisi diri Bapak dan Ibu dalam ekosistem sekolah. Sejauh mana Bapak Ibu sebagai guru atau peran lainnya telah memanfaatkan sumber daya sekolah?


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 3 Harapan Apa saja harapan pada diri Bapak dan Ibu sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari modul ini? Apa saja kegiatan, materi, manfaat, yang Bapak dan Ibu harapkan ada dalam modul ini? Diri sendiri: Murid: Sekolah: Peran Fasilitator: 1. Mendampingi CGP dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. 2. Menganalisis jawaban CGP untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pendapat awal CGP tentang sosok pemimpin dan perannya.


4 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Pembelajaran 2.1: Eksplorasi Konsep - Mandiri Waktu: 3 JP (135 menit) Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. CGP dapat mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah. 2. CGP dapat membedakan pendekatan berbasis aset dan pendekatan berbasis masalah. 3. CGP memahami pengelolaan sumber daya yang ada di sekolahnya dengan menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (AssetBased Community Development/ABCD). 4. CGP dapat membedakan tujuh aset utama yang dimiliki lingkungan sekolahnya. Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, kali ini kita masuk pada sesi pembelajaran 2, yaitu Eksplorasi Konsep Mandiri. Pada sesi pembelajaran kali ini, Anda akan banyak melakukan eksplorasi mandiri dengan menelaah konsep dasar tentang sekolah sebagai ekosistem, Pendekatan Berbasis Kekurangan dan Pendekatan Berbasis Aset, Sejarah Singkat Pendekatan Asset-Based Community Development, dan aset-aset dalam sebuah komunitas. Aktivitas setelah membaca mandiri dilanjutkan dengan berdiskusi bersama dengan CGP lainnya pada Forum Diskusi. Sebelum melakukan telaah materi, silakan Anda mempelajari terlebih dahulu pertanyaan pemantik berikut ini. Pertanyaan Pemantik: ● Apabila kita menganggap sebuah sekolah adalah sebuah ekosistem dengan faktor biotik dan abiotik yang ada di dalamnya, maka faktor-faktor apa saja yang termasuk dalam kelompok biotik dan abiotik? ● Bagaimanakah seharusnya seorang kepala sekolah berperan dalam mengelola ekosistem sekolahnya?


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 5 ● Kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah sebagai pemimpin ekosistem sekolah? ● Apa yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah dalam mengelola sumber daya sekolah secara efektif dan efisien? ● Seberapa besar dampak sumber daya (fasilitas) yang sekolah miliki untuk memfasilitasi proses pembelajaran murid saat ini? Jelaskan! ● Sejauh mana sumber daya sekolah yang kita miliki sudah kita gunakan secara efektif untuk mendukung kualitas pembelajaran di sekolah? Jelaskan! ● Adakah cara alternatif yang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan sumber daya yang sudah ada demi meningkatkan kualitas pembelajaran murid? ● Sudahkah sekolah memanfaatkan apa yang ada di lingkungan sekitar? Bagaimana pemanfaatannya? Tidak ada jawaban salah atau benar di sini, tuliskan di catatan Anda sesuai dengan apa yang Anda pikirkan dan temukan saat ini. Kita akan mendiskusikan ulang semua jawaban pada forum diskusi. Sekolah Sebagai Ekosistem Ekosistem merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Sebuah ekosistem mencirikan satu pola hubungan yang saling menunjang pada sebuah teritorial atau lingkungan tertentu. JIka diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah: - Murid - Kepala Sekolah


6 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Guru - Staf/Tenaga Kependidikan - Pengawas Sekolah - Orang Tua - Masyarakat sekitar sekolah - Dinas terkait - Pemerintah daerah Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah: ● Keuangan ● Sarana dan prasarana ● Lingkungan alam Bapak/Ibu CGP, setelah membaca dan memahami sekolah sebagai ekosistem, selanjutnya mari kita menonton video sekolah sebagai ekosistem. Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Approach) dan Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Approach) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan menggambarkan seorang pendidik sebagai seorang yang harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Menurut Bpk/Ibu, bagaimana kualifikasi akademik dan kompetensi yang dimiliki oleh Bpk/Ibu dapat dikelola sebagai aset yang didayagunakan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional? Pendekatan dapat dikatakan sebagai cara pandang atau cara berpikir kita melihat sesuatu. Dalam konteks modul ini, pendekatan berbasis aset atau berbasis defisit berarti


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 7 bagaimana kita memandang sumber daya sekolah, apakah dianggap sebagai aset/kekuatan atau kekurangan/masalah. Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based approach) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak berfungsi dengan baik. Kita mengeluhkan banyak fasilitas sekolah yang tidak berfungsi baik, buku ajar yang tidak lengkap, atau sekolah yang tidak tidak memiliki laboratorium. Kekurangan yang dimiliki mendorong cara berpikir negatif sehingga fokus kita adalah bagaimana mengatasi semua kekurangan atau apa yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang tidak nyaman dan curiga yang dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar. Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukenali hal-hal yang positif dalam kehidupan. Dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang berjalan dengan baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. Green & Haines (2010) menjelaskan kecenderungan cara pandang yang menggunakan pendekatan berbasis kekurangan dengan pendekatan berbasis aset seperti yang dapat dilihat dari tabel di bawah ini. Berbasis pada kekurangan/masalah/hambatan Berbasis pada aset/kekuatan Fokus pada masalah dan isu Fokus pada aset dan kekuatan Berkutat pada masalah utama Membayangkan masa depan Mengidentifikasi kebutuhan dan kekurangan – selalu bertanya apa yang kurang? Berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut.


8 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Fokus mencari bantuan dari sponsor atau institusi lain Mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan) Merancang program atau proyek untuk menyelesaikan masalah Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan Mengatur kelompok yang dapat melaksanakan proyek Melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan Peserta menonton video tentang Deficit & Asset Based Approach: “Pendekatan Berbasis Kekurangan dan Berbasis Kekuatan” Pendekatan berbasis aset ini juga digunakan sebagai dasar paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) yang sudah dibahas sebelumnya pada modul 1.3, dimana paradigma IA ini percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi. Dalam implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan. Menurut Cooperrider & Whitney (2005), Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, landasan berpikir, yang berfokus pada upaya kolaboratif menemukan hal positif dalam diri seseorang, organisasi, dan dunia sekitarnya, baik dari masa lalu, masa kini, maupun masa depan. Merekapun mengatakan bahwa saat ini kita hidup pada zaman yang membutuhkan mata yang dapat melihat dan mengungkap hal yang baik dan benar. Mata yang mampu membukakan kemungkinan perbaikan dan memberikan apresiasi atas hal yang sudah berjalan baik. Bila sebuah organisasi lebih banyak membangun sisi positif yang dimilikinya, maka kekuatan sumber daya manusia dalam organisasi tersebut dipastikan akan meningkat dan kemudian organisasi akan berkembang secara berkelanjutan


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 9 Pendekatan ABCD (Asset-Based Community Development) Satuan pendidikan sebagai sebuah komunitas, mempunyai hak mengatur, melaksanakan, dan mengawasi kegiatan pendidikan agar efisiensi dan efektivitas penyelenggara pendidikan dapat tercapai seperti yang diisyaratkan dalam standar pengelolaan pendidikan. Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan secara efektif dan efisien, tentu membutuhkan peran seluruh warga sekolah. apa yang dapat dikelola dari sekolah Bpk/Ibu melalui pendekatan komunitas berbasis aset agar efisien dan efektif? Asset-Based Community Development (ABCD) yang selanjutnya akan kita sebut dengan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) merupakan suatu kerangka kerja yang dikembangkan oleh John McKnight dan Jody Kretzmann, di mana keduanya adalah pendiri dari ABCD Institute di Northwestern University, Amerika Serikat ABCD dibangun dari kemampuan, pengalaman, pengetahuan, dan hasrat yang dimiliki oleh anggota komunitas, kekuatan perkumpulan lokal, dan dukungan positif dari lembaga lokal untuk menciptakan kehidupan komunitas yang berkelanjutan (Kretzman, 2010). Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) muncul sebagai kritik terhadap pendekatan konvensional atau tradisional yang menekankan pada masalah, kebutuhan, dan kekurangan yang ada pada suatu komunitas. Pendekatan tradisional tersebut menempatkan komunitas sebagai penerima bantuan, dan dengan demikian dapat menyebabkan anggota komunitas menjadi merasa tidak berdaya, pasif, dan selalu bergantung dengan pihak lain. Pendekatan PKBA menekankan pada nilai, prinsip dan cara berpikir mengenai dunia. Pendekatan ini memberikan nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh komunitas. Dengan demikian pendekatan ini melihat komunitas sebagai pencipta dari kesehatan dan kesejahteraan, bukan sebagai sekedar penerima bantuan. Pendekatan PKBA menekankan dan mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Kedua peran yang penting ini menurut Kretzman (2010) adalah jalan untuk menciptakan warga yang produktif.


10 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Pendekatan PKBA menekankan kepada kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan. Pendekatan PKBA berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas, dimana selama ini komunitas sibuk pada strategi mencari pemecahan pada masalah yang sedang dihadapi. PKBA merupakan pendekatan yang digerakkan oleh seluruh pihak yang ada di dalam sebuah komunitas atau disebut sebagai communitydriven development. Di dalam buku ‘Participant Manual of Mobilizing Assets for Community-driven Development’, Cunningham (2012) menuliskan bahwa Communitydriven Development adalah proses dimana sekelompok orang (dalam suatu kegiatan, organisasi, atau lingkungan) yang dimotivasi oleh peluang yang ada akan melakukan suatu usaha hanya dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri (minimal pada awalnya). Seorang pemimpin akan berperan sebagai fasilitator dalam menggerakkan dan memimpin komunitasnya. Sekolah bisa kita pandang sebagai sebuah komunitas. Karena itu, sekolah dapat belajar tentang bagaimana menjadi komunitas yang sehat dan tangguh. Bank of I.D.E.A.S (2014) menyebut bahwa karakteristik komunitas yang sehat dan resilien adalah sebagai berikut: 1. Mempraktikkan dialog berkelanjutan dan partisipasi anggota masyarakat, yaitu perilaku yang menghargai keragaman dan mendorong dialog penduduk yang aktif, partisipasi dan kepemilikan masyarakat atas masa depan. Apabila kita aplikasikan ke sekolah bagaimana dialog berkelanjutan terjadi yang sekaligus mendorong perilaku yang menghargai keragaman antar warga sekolah demi masa depan murid-murid. 2. Menumbuhkan komitmen terhadap tempat, yaitu perilaku akan memperkuat koneksi warga baik komunitas, lingkungan, dan ekonomi lokal mereka. Apabila


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 11 diaplikasikan ke sekolah, bagaimana memperkuat komitmen warga sekolah untuk saling bergotong royong demi kemajuan murid-murid. 3. Membangun koneksi dan kolaborasi, yaitu perilaku yang mendorong perencanaan dan tindakan kolaboratif, jaringan dan hubungan yang kuat antara penduduk, organisasi, bisnis, dan komunitas. Jika diaplikasikan ke sekolah, maka sekolah harus mendorong perencanaan dan tindakan dilakukan secara kolaboratif. Hubungan dan jejaring antara warga sekolah, masyarakat sekitar, organisasi yang ada, dan aset lainnya juga harus terjalin. Membangun dan membina hubungan antara warga sekolah, seperti hubungan guru-guru, guru – kepala sekolah, guru – murid – guru, guru – staf sekolah – guru, staf sekolah – murid – staf sekolah, ataupun kepala sekolah – murid – kepala sekolah menjadi sangat penting untuk membangun sekolah yang sehat dan inklusif. 4. Mengenal dirinya sendiri dan membangun aset yang ada, yaitu perilaku yang menemukan, memetakan, menghubungkan, dan memanfaatkan sumber daya seluruh komunitas yang ada. Sekolah harus dibangun dengan melihat pada kekuatan, potensi, dan tantangan. Kita harus bisa fokus pada pembangunan sumber daya yang tersedia, kapasitas yang kita miliki, serta kekuatan dan aspirasi yang sudah ada. 5. Membentuk masa depannya, yaitu perilaku yang memungkinkan visi komunitas bersama tentang masa depan, sebagaimana tercermin dalam tujuan praktis komunitas, rencana aksi, dan peringkat prioritas, ditambah dengan keinginan untuk tidak membahayakan kesejahteraan generasi mendatang. Sekolah menciptakan visi sebagai perwakilan dari cita-cita yang ingin diwujudkan pada murid-muridnya. 6. Bertindak dengan obsesi ide dan peluang, yaitu perilaku yang mendorong pencarian tanpa akhir untuk ide-ide baru dan tepat, kemungkinan pengembangan dan sumber daya internal dan eksternal. Dalam setiap unsur sekolah, pasti ada sesuatu yang berhasil. Dari pada menanyakan “Ada masalah


12 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya apa?” dan “Bagaimana memperbaikinya?”, lebih baik bertanya “Apa yang telah berhasil dilakukan?” dan “Bagaimana mengupayakan agar lebih baik lagi?” 7. Merangkul perubahan dan bertanggung jawab, yaitu perilaku yang memperkuat kemampuan masyarakat untuk mengatasi perubahan dan pulih dari krisis, pola pikir yang berfokus pada optimisme, harapan, dan yakin bahwa 'kita bisa melakukannya'. Titik awal perubahan pada sekolah selalu pada perubahan pola pikir (mindset) dan sikap yang positif. 8. Menghasilkan kepemimpinan, yaitu perilaku yang terus-menerus memperluas dan memperbaharui kapasitas kepemimpinan masyarakat. Faktor utama dalam perubahan yang berkelanjutan di sekolah adalah kepemimpinan lokal dan pengembangan dan pembaharuan kepemimpinan itu secara terus menerus. Aset –Aset dalam Sebuah Komunitas Standar sarana dan prasarana merupakan kriteria minimal yang harus dipenuhi oleh sekolah berkaitan dengan tempat belajar, tempat berolahraga, tempat ibadah, laboratorium, perpustakaan, bengkel kerja, tempat bermain, dan lainnya. Apabila sekolah Bpk/Ibu hanya memiliki kriteria minimal dari standar sarana dan prasarana, apa yang dapat dilakukan oleh Ibu/Bpk untuk tetap menghasilkan kualitas pendidikan yang optimal? Sebagai sebuah komunitas, sekolah dapat memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya sama seperti komunitas pada umumnya. Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki sekolah dapat memanfaatkan konsep yang digunakan pada pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset. Kita dapat meminjam kerangka dari Green dan Haines (2016), yang memetakan 7 aset utama, atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama. Tujuh modal utama ini merupakan salah satu alat yang dapat membantu menemukenali sumber daya yang menjadi aset sekolah. Dalam pemanfaatannya, ketujuh aset ini dapat saling beririsan


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 13 satu sama lain. Misalnya modal budaya dapat beririsan dengan modal agama. Selengkapnya kita bisa pelajari berikut ini. 1. Modal Manusia ● Sumber daya manusia yang berkualitas, investasi pada sumber daya manusia menjadi sangat penting yang berhubungan dengan kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan harga diri seseorang. ● Pemetaan modal atau aset individu merupakan kegiatan menginventaris pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan yang dimiliki setiap warganya dalam sebuah komunitas, atau dengan kata lain, inventarisasi perorangan dapat dikelompokkan berdasarkan sesuatu yang berhubungan dengan hati, tangan, dan kepala. ● Pendekatan lain mengelompokkan aset atau modal ini dengan melihat kecakapan seseorang yang berhubungan dengan kemasyarakatan, contohnya kecakapan memimpin sekelompok orang, dan kecakapan seseorang berkomunikasi dengan berbagai kelompok. Kecakapan yang berhubungan dengan kewirausahaan, contohnya kecakapan dalam mengelola usaha, pemasaran, yang negosiasi. Kecakapan yang berhubungan dengan seni dan budaya, contohnya kerajinan tangan, menari, bermain teater, dan bermain musik. 2. Modal Sosial ● Modal sosial dimaknai sebagai norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang ada di dalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan (networking) antara unsur yang ada di dalam komunitas/masyarakat. ● Ini juga dapat dimaknai sebagai investasi yang berdampak pada bagaimana manusia, kelompok, dan organisasi dalam komunitas hidup berdampingan, contohnya adanya kepemimpinan, kerjasama, saling percaya, dan rasa memiliki masa depan yang sama.


14 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya ● Contoh-contoh yang termasuk dalam modal sosial antara lain adalah asosiasi. Asosiasi adalah suatu kelompok yang ada di dalam komunitas masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih yang bekerja bersama dengan suatu tujuan yang sama dan saling berbagi untuk suatu tujuan yang sama. Asosiasi terdiri atas kegiatan yang bersifat formal maupun nonformal. Beberapa contoh tipe asosiasi adalah berdasarkan keyakinan, kesamaan profesi, atau kesamaan hobi. Terdapat beberapa macam bentuk modal sosial, yaitu fisik (lembaga), misalnya asosiasi dan institusi. Institusi adalah suatu lembaga yang mempunyai struktur organisasi yang jelas dan biasanya sebagai salah satu faktor utama dalam proses pengembangan komunitas masyarakat. 3. Modal Politik ● Modal politik tidak hanya dimaknai sebagai sebuah aktivitas demokratis dalam tataran politik praktis tapi merupakan kemampuan kelompok untuk memengaruhi distribusi sumber daya di dalam unit sosial. ● Sebagai kendaraan dalam mencapai tujuan, modal politik berkaitan dengan kekuasaan dan kebijakan. Modal politik juga menjadi sebuah instrumen melalui sumber daya manusia yang dapat memengaruhi kebijakan untuk mencapai kepentingan. Selain itu, modal politik dapat bersifat struktural apabila merujuk pada atribut-atribut dalam sistem politik yang menajamkan partisipasi dalam pengambilan keputusan ● Modal politik sebagai sebagai salah satu aset sekolah dapat digunakan untuk melahirkan kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada peningkatan kualitas pembelajaran. Misalkan seorang kepala sekolah dengan kewenangan yang dimilikinya, menggunakan kewenangannya untuk membuat kebijakan-kebijakan yang mengakomodir kepentingan warga sekolah dan peningkatan kualitas pembelajaran yang berpihak pada murid.


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 15 4. Modal agama dan budaya ● Agama merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar, dan berfungsi untuk mengintegrasikan perilaku individu di dalam sebuah komunitas, baik perilaku lahiriah maupun simbolik. Agama menuntut terbentuknya moral sosial yang bukan hanya kepercayaan, tetapi juga perilaku atau amalan. ● Kebudayaan merujuk pada hasil cipta dan karya manusia yang unik yang lahir dari serangkaian ide, gagasan, norma, perilaku, serta benda. Modal budaya dijelaskan dari tiga hal, yaitu keadaan yang melekat dan mewujud, seperti nilai dan tradisi yang dianut dan berkembang dalam masyarakat; keadaan konkret hasil cipta dan karya, seperti lukisan, buku, mesin, kerajinan tangan, dan semua benda yang dihasilkan oleh manusia sebagai bentuk kreativitas; dan sebuah bentuk yang dapat dipelajari melalui kualifikasi akademik, yaitu sekolah. ● Identifikasi dan pemetaan modal budaya dan agama merupakan langkah yang sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan ritual kebudayaan dan keagamaan dalam suatu komunitas, termasuk kelembagaan dan tokoh-tokoh penting yang berperan langsung atau tidak langsung di dalamnya. ● Sangat penting kita mengetahui sejauh mana keberadaan ritual keagamaan dan kebudayaan yang ada di masyarakat serta pola relasi yang tercipta di antaranya dan selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk menunjang pengembangan perencanaan dan kegiatan bersama. ● 5. Modal Fisik Terdiri atas dua kelompok utama, yaitu: ● Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan. ● Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain.


16 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 6. Modal Lingkungan/alam ● Bisa berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup. Modal lingkungan terdiri dari bumi, udara yang bersih, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan, dan sebagainya. ● Tanah untuk berkebun, danau atau empang untuk berternak, semua hasil dari pohon seperti kayu, buah, bambu, atau material bangunan yang bisa digunakan kembali. 7. Modal Finansial ● Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah komunitas. ● Modal finansial termasuk tabungan, hutan, investasi, pengurangan dan pendapatan pajak, hibah, gaji, serta sumber pendapatan internal dan eksternal. ● Modal finansial juga termasuk pengetahuan tentang bagaimana menanam dan menjual sayur di pasar, bagaimana menghasilkan uang dan membuat produkproduk yang bisa dijual, bagaimana menjalankan usaha kecil, bagaimana memperbaiki cara penjualan menjadi lebih baik, dan juga bagaimana melakukan pembukuan. Untuk memperoleh gambaran lebih jelas cara berpikir dengan menggunakan pendekatan berbasis aset dan berbasis defisit, mari kita menonton video dengan judul Suasana Rapat Guru. Video ini menunjukkan suasana rapat antara kepala sekolah dan guru yang sedang memutuskan suatu hal. Setelah menonton video, silakan menuliskan pengalaman Bapak dan Ibu CGP melalui pertanyan-pertanyaan berikut ini: Apakah perbedaan dari suasana kedua video yang baru saja kita saksikan?


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 17 Suasana rapat yang manakah yang termasuk dalam contoh pendekatan berbasis kekurangan dan manakah yang termasuk dalam pendekatan berbasis aset/kekuatan? Selama kita berada di sekolah, pada saat rapat antar guru atau dengan kepala sekolah, biasanya apa yang dibahas? Apakah membahas apa yang menjadi kekurangan sekolah selama ini? Atau membahas soal kekuatan yang dimiliki oleh sekolah? tuliskan pengalaman rapat yang pernah terjadi Begitu juga dengan murid kita, apabila kita mendiskusikan seorang murid bersama sesama rekan guru, biasanya apakah yang kita bahas? Kekurangan atau kenakalan dari murid kita atau kebaikan atau kekuatan yang dimiliki murid kita?


18 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Pembelajaran 2.2: Eksplorasi Konsep (Forum Diskusi Asinkronus) Waktu: 1 JP (45 menit) Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. CGP dapat memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolahnya. 2. CGP mengomunikasikan ide, pikiran dan gagasannya dalam forum diskusi asinkronus bersama para CGP lainnya. Forum Diskusi Asinkronus: Setelah kita membaca penjelasan tentang pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset, ayo kita lihat ulang jawaban dari pertanyaan pemantik sebelumnya. Selanjutnya mari kita jawab pertanyaan di bawah ini Daftar pertanyaan: (hanya fasilitator yang dapat melihat) 1. Apakah kita bisa menggunakan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset untuk mengelola sumber daya sekolah kita? Bisakah kita mengganti kata komunitas menjadi sekolah, Pendekatan Pengembangan Sekolah Berbasis Aset? Mengapa? 2. Apa contoh pengelolaan sumber daya sekolah kita dengan pendekatan PKBA? 3. Bagaimanakah selama ini kita mengelola sumber daya? Apakah sudah menggunakan pendekatan PKBA? 4. Jika belum, bagaimana caranya kita mengelola dengan pendekatan pengembangan sekolah berbasis aset? Kerjakan pula studi kasus di bawah ini, hubungkan dengan materi pendekatan berbasis masalah dan pendekatan berbasis aset, serta Pengembangan Komunitas Berbasis Aset. Studi kasus di bawah ini merupakan kejadian yang diambil dari pengalaman guru yang sebenarnya, namun kami mengganti nama guru, sekolah, atau daerah mana kasus ini terjadi.


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 19 Cara Mengerjakan Studi Kasus: Silakan membaca kedua studi kasus tersebut, lalu menjawab tiap pertanyaan dari studi kasus tersebut. Cara menjawab tiap studi kasus, diawali dengan ‘Jawaban Studi kasus (no):’. Studi kasus 1: Ibu Lilin adalah salah satu guru di SMP favorit yang selalu diincar oleh para orang tua. Sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Muridmurid begitu kompetitif memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam keseharian proses belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada yang bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar meskipun jam kosong. Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan. Ibu Lilin mulai sering marah-marah di kelas karena karakter dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang heterogen. Sering terdengar, meja guru digebrak oleh Ibu Lilin karena kondisi kelas yang susah dikendalikan. Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran yang Ibu Lilin jelaskan. Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu Lilin merah padam dan kelelahan. Suatu hari, ada laporan berupa foto dari layar telepon genggam yang menunjukkan tulisan tentang Ibu Lilin menjadi bulan-bulanan muridmurid di grup WhatsApp. Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK. Ibu Lilin juga berada di ruang konseling saat itu, beliau marah besar dan tidak terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA murid-muridnya. Bahkan, beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar pula oleh guru-guru sekolah non favorit. “Saya mah sudah biasa menghadapi murid nakal dan bebal.” Kata Bu Siti, yang mengajar di sekolah non favorit.


20 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Pertanyaan Bagaimana Anda melihat kasus Ibu Lilin ini? Hubungkan dengan segala aspek yang bisa didiskusikan dari materi modul ini, apa yang akan Anda lakukan apabila Anda sebagai Kepala Sekolah. Studi kasus 2: Pak Pupur, guru yang dicintai para muridnya. Cara mengajarnya hebat, ramah, dan menyayangi murid layaknya anak sendiri. Suatu ketika, Dinas Pendidikan daerah membuka lowongan pengawas sekolah. Kepala Sekolah merekomendasi Pak Pupur untuk mendaftar seleksi calon pengawas sekolah. Kepala sekolah memilih Pak Pupur untuk mengikuti seleksi karena selain berkualitas, dewan gurupun begitu antusias mendukung Pak Pupur mengikuti seleksi calon pengawas sekolah. Secara portofolio, penghargaan kejuaraan perlombaan guru, karya alat peraga berbahan limbah yang Pak Pupur ikuti selalu bisa sampai mendapatkan penghargaan lomba tingkat nasional. Kecerdasannya pun juga luar biasa di mana nilai Uji Kompetensi Gurunya (UKG) bisa mencapai nilai 90, Namun, Pak Pupur justru merasa sedih direkomendasikan kepala sekolahnya mengikuti seleksi calon pengawas sekolah. Pertanyaan Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Pupur? Apabila Anda sebagai Kepala Sekolah, apa yang bisa Anda lakukan?


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 21 Peran Fasilitator: 1. Mengingatkan CGP melalui media komunikasi yang disepakati untuk menjawab pertanyaan pemantik yang ada 2. Mempelajari tugas CGP 3. Memastikan CGP menjawab kedua studi kasus 4. Mendorong CGP untuk berdiskusi di forum tertulis (studi kasus) 5. Menilai respons CGP di jawaban kedua studi kasus dengan “rubrik keaktifan diskusi (tertulis)”


22 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Pembelajaran 3: Ruang Kolaborasi Waktu: 6 JP (270 menit) Tujuan Pembelajaran Khusus CGP dapat mengidentifikasi berbagai sumber daya di daerah untuk sekolahnya dan strategi pemanfaatannya secara efektif Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, pada sesi pembelajaran 3 kali ini, kita akan masuk pada Ruang Kolaborasi. Anda akan diajak untuk bekerja sama dengan peserta lainnya dalam menyelesaikan tugas kelompok. Penugasan Kelompok : Mengidentifikasi sumber daya Forum Diskusi 1 (3 JP) - Buatlah kelompok yang terdiri atas 3-4 anggota. Masing-masing kelompok terdiri atas guru dengan jenjang yang berbeda namun berasal dari daerah yang sama atau berdekatan. Tentukan daerah sesuai dengan kondisi lingkungan yang serupa pada masing-masing peserta CGP. - Dari masing-masing sumber daya tersebut, setiap kelompok akan membuat identifikasi aset/modal apa yang dimiliki oleh daerahnya dan menuliskan apa atau bagaimana pemanfataannya. Forum Diskusi 2 (3 JP) - Setiap kelompok akan mempresentasikan hasil identifikasi aset/modal - Setiap kelompok memberikan umpan balik terhadap presentasi kelompok lain. - Umpan balik yang diberikan berdasarkan beberapa pertanyaan ini: hal paling menarik yang ditemukan, hal yang paling ingin diketahui lebih lanjut lagi, dan hal yang mungkin sangat tidak berhubungan dengan aset sumber yang sedang kita diskusikan.


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 23 - Forum diskusi dilakukan menggunakan platform yang memungkinkan seluruh peserta bertatap muka, misalnya menggunakan zoom atau google meet. Tagihan - Hasil pemetaan/identifikasi semua aset yang dimiliki daerahnya. Hasil pemetaan/identifikasi bisa dalam bentuk poster, tabel, mind map, dan lain-lain. Media a) Alokasi penyerahan tagihan digital melalui google drive. b) Ruang digital di mana CGP bisa memberikan umpan balik dari video masing-masing kelompok.


24 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Rubrik Penilaian Pemetaan Sumber Daya: Presentasi 10 menit tentang sumber daya Indikator/ Tingkatan 4 Kolaborasi yang sangat baik 3 Mencapai Sasaran 2 Berkembang 1 Perlu Pembahasan Batasan Waktu (Bobot: 15%) Sangat baik dalam memperhatikan batasan waktu yang diberikan yaitu 5 menit dalam penyajian dan 10 menit dalam memberikan tanggapan. Terlihat sangat teratur dan tepat dalam penghitungan waktu. Baik dalam memperhatika n waktu dalam penyajian dan memberikan tanggapan terhadap kelompok baru. Masih tampak belum teratur dalam penyampaian dan terlihat melewati atau kurang dari waktu yang diberikan. Waktu yang diberikan sepertinya tidak digunakan secara efektif, waktu yang diberikan masih kurang atau sangat melampaui waktu yang diberikan. Kualitas isi dari paparan presentasi (Bobot: 50%) Kelompok memaparkan secara lengkap 7 aset utama yang dimiliki sekolah dengan dukungan data dan elaborasi yang baik Kelompok memaparkan 5-6 aset utama yang dimiliki sekolah dengan data dukungan yang cukup Pemaparan 4 aset utama yang dimiliki sekolah dengan data dukungan yang masih kurang Hanya memaparkan kurang dari 4 aset utama yang dimiiki sekolah dengan data dukungan yang terbatas


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 25 Penyampaia n dan tanggapan terhadap penyajian (Bobot: 35%) Penyampaian sangat akurat, tepat dan pemilihan kata dan artikulasi jelas. Kelompok terlihat bekerja bersama, semua memiliki pembagian kerja yang sama yang tampak dari penyajian maupun tanggapan yang diberikan. Penyampaian sudah baik, proyeksi suara sudah baik, kerja kelompok tampak, baik dari penyajian maupun tanggapan yang diberikan kepada kelompok baru. Penyampaian masih belum terlihat utuh, masih ada beberapa hal yang belum tampak kompak, proyeksi suara bisa diperbaiki untuk kedepannya, baik dari dari segi penyajian maupun tanggapan. Penyampaian masih belum utuh, bahkan tidak tampak ada kesatuan pemikiran antar anggota kelompok, masih tampak keraguan baik pada saat penyajian atau memberikan tanggapan. Tugas fasilitator: 1. Pada sesi Forum Diskusi 1, fasilitator akan membagi kelompok yang terdiri dari 3–4 peserta dan meminta kelompok berdiskusi. 2. Pada sesi Forum Diskusi 2, setiap kelompok akan presentasi yang akan diberikan komentar oleh kelompok lainnya.


26 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Pembelajaran 4: Demonstrasi Kontekstual Waktu: 4 JP (180 menit) Tujuan Pembelajaran Khusus 1. CGP dapat menganalisis tentang visi dan prakarsa perubahan dari tayangan video praktik baik yang ada. 2. CGP dapat mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masing-masing tahapan B - A - G - J - A dari tayangan video yang ada. 3. CGP dapat mengidentifikasi peran pemimpin pembelajaran dari tayangan video. 4. CGP dapat menganalisis modal utama apa saja yang dimanfaatkan contoh video praktik baik ini. Setelah kita bersama-sama berproses, berlatih melihat, dan mengidentifikasi aset serta kekuatan yang dimiliki daerah bersama rekan lainnya, saatnya kita menganalisis tayangan video praktik baik yang menggambarkan pemanfaatan sumber daya sekolah untuk peningkatan kualitas pembelajaran murid. Dalam menganalisis video ini, Bapak dan Ibu CGP kembali mengaitkan pengetahuan mengenai visi, prakarsa perubahan, dan BAGJA yang sudah dipelajari pada modul 1.3 sebelumnya. Di bawah ini adalah tabel penjelasan BAGJA sebagai pengingat secara singkat, untuk lebih rincinya silakan Bapak dan Ibu CGP membaca ulang dari modul 1.3 pada LMS.


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 27 Gunakan pertanyaan - pertanyaan di bawah ini untuk membantu menganalisis video. ● Kira-kira apakah visi dari sekolah tempat guru dalam video tersebut mengabdi? ● Apakah prakarsa perubahan yang akan dilakukan oleh guru dalam tayangan video? ● Apakah Pertanyaan Utama dari kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video tersebut? ● Kegiatan/tindakan apa yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video yang menggambarkan tahapan: a. A b. G c. J d. A ● Apa peran pemimpin yang tergambar dalam tayangan video? ● Apa saja modal utama yang dimanfaatkan oleh pemimpin pembelajaran dalan tayang video? lalu bagaimana pemanfataannya? Tagihan ● Hasil analisis menonton video praktik baik berupa narasi Media ● Alokasi penyerahan tagihan digital melalui platform.


28 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Rubrik penilaian analisis video Indikator/ Tingkatan Penilaian Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 Prakarsa Perubahan Menuliskan prakarsa perubahan sudah sangat sesuai dan terperinci. Menuliskan prakarsa perubahan sudah sesuai namun kurang rinci. Menuliskan prakarsa perubahan kurang sesuai tidak menuliskan prakarsa perubahan B-uat Pertanyaan ● Membuat Pertanyaa n Utama yang akan menentuka n arah investigasi kekuatan/ potensi/ peluang; Menuliskan Pertanyaan Utama sesuai dengan prakarsa perubahan yang diinginkan Menuliskan Pertanyaan Utama sudah sesuai namun kurang rinci. Menuliskan Pertanyaan Utama kurang sesuai Tidak menuliskan Pertanyaan Utama A-mbil Pelajaran ● Menyusun pertanyaan lanjutan untuk menemukenali kekuatan/ potensi/ peluang lewat investigasi; ● Menentukan bagaimana cara kita menggali fakta, memperoleh data, diskusi kelompok Dapat menyebutkan lebih dari tiga tindakan Menyebutkan tiga tindakan Menyebutkan satu sampai dua tindakan Tidak menyebutkan tindakan yang ada dalam video


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 29 kecil/besar, survei individu, multi unsur G-ali mimpi ● Menyusun deskripsi kolektif bilamana inisiatif terwujud; ● Mengalokasikan kesempatan untuk berproses bersama, multiunsur (kapan, di mana, siapa saja). Dapat menyebutkan lebih dari tiga tindakan Menyebutkan tiga tindakan Menyebutkan satu sampai dua tindakan Tidak menyebutkan tindakan yang ada dalam video


30 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya J-abarkan Rencana ● Mengidentifikas i tindakan konkret yang diperlukan untuk menjalankan langkahlangkah kecil sederhana yang dapat dilakukan segera, dan langkah berani/terobosa n yang akan memudahkan keseluruhan pencapaian; ● Menyusun definisi kesuksesan pencapaian Dapat menyebutkan lebih dari tiga tindakan Menyebutkan tiga tindakan Menyebutkan satu sampai dua tindakan Tidak menyebutkan tindakan yang ada dalam video A-tur Eksekusi ● Menentukan siapa yang berperan/ dilibatkan dalam pengambilan keputusan; ● Mendesain jalur komunikasi dan pengelolaan rutinitas (misal: SOP, knowledge management, monev/refleksi) Dapat menyebutkan lebih dari tiga tindakan Menyebutkan tiga tindakan Menyebutkan satu sampai dua tindakan Tidak menyebutkan tindakan yang ada dalam video


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 31 Peran Fasilitator: 1. Fasilitator memastikan CGP melakukan tugasnya dengan tepat, dan akan mengevaluasi hasil yang dibuat. 2. Memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan CGP selama menyelesaikan tugas tersebut.


32 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Pembelajaran 5: Elaborasi Pemahaman Waktu: 2 JP (90 menit) Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat mengelaborasi pemahamannya tentang strategi pengelolaan sumber daya melalui proses tanya jawab dan diskusi menggunakan moda konferensi daring dengan instruktur. Buatlah juga pertanyaan-pertanyaan lanjutan yang akan mengelaborasi pemahaman Anda mengenai materi ini. Semua pertanyaan bisa dituliskan disini Anda diberikan waktu selama 90 menit untuk berdiskusi dengan instruktur pada jadwal yang akan ditentukan. Sebelum forum diskusi, fasilitator akan menyortir dan menyeleksi pertanyaanpertanyaan yang diajukan sebagai panduan diskusi lalu diberikan kepada instruktur. Peran fasilitator: ● Menyeleksi dan mengelompokkan pertanyaan-pertanyaan yang memiliki kesamaan.


Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya | 33 Pembelajaran 6: Koneksi Antarmateri Waktu: 2 JP (90 menit) Tujuan Pembelajaran Khusus - CGP mampu menghubungkan materi modul ini dengan modul-modul yang didapatkan sebelumnya. Pada sesi pembelajaran kali ini, Bapak/Ibu CGP membuat kesimpulan dan mengoneksikan materi yang ada di dalam modul ini dengan materi lainnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak. - Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. - Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas. - Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak. - Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini. - Komunikasikan hasil kesimpulan Anda dengan cara apapun yang bisa Anda pilih sendiri. Unggahlah hasil pemikiran Anda melalui LMS/moda yang telah disepakati bersama.


34 | Modul 3.2 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Peran Fasilitator: 1. Fasilitator memastikan CGP melakukan tugasnya dengan tepat, dan akan mengevaluasi hasil yang dibuat. 2. Memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan CGP selama menyelesaikan tugas tersebut.


Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.