Story Transcript
MODUL PELATIHAN LITERASI DASAR (NUMERASI DAN BACA TULIS)
Penyusun: Magdalena Chori Rahmawati, M.Pd. Clara Ika Sari Budhayanti, M Francine Afantie Samino, M.Pd. Dr. Murniati Agustian, M.Pd.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Pendidikan dan Bahasa Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
A. LATAR BELAKANG Pada
Tahun
2016
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
mencanangkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang merupakan implementasi dari Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Dalam GLN, terdapat 6 literasi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik sebagai prasyarat hidup kecakapan abad 21 yaitu: literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan. Salah satu literasi dasar yang harus dikuasai sejak dini adalah literasi baca tulis dan literasi numerasi. Literasi baca tulis diartikan kemampuan untuk: (1) memahami isi teks tertulis, baik yang tersirat maupun tersurat, dan menggunakannya untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi diri, (2) menuangkan gagasan dan ide ke dalam tulisan dengan susunan yang baik untuk berpartisipasi di lingkungan sosial. Literasi numerasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan penalaran. Pengertian literasi numerasi juga disampaikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017) yang mengartikan literasi numerasi sebagai kecakapan dalam menggunakan berbagai macam angka dan simbol yang berhubungan dengan matematika dasar yang melibatkan berbagai macam cara memecahkan masalah praktis yang ada dalam konteks kehidupan sehari-hari. Modul ini disusun dalam rangka memfasilitasi para guru SD dalam mengajarkan keterampilan literasi baca tulis dan literasi numerasi. Literasi baca tulis dalam modul ini membahas cara: (1) menghubungkan teks dengan pengetahuan, pengalaman atau teks yang lain; (2) membuat inferensi atau prediksi tentang teks; (3) merumuskan pertanyaan; (4) memvisualisasikan pemahaman teks; (5) mengidentifikasi ide penting/pokok dan pendukung; (6) mengkomunikasikan pemahaman terhadap teks. Sedangkan literasi numerasi membahas cara mengajarkan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari serta
kemampuan untuk menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat di lingkungan sekitar peserta didik. B. TUJUAN Setelah mengikuti pelatihan para guru diharapkan memahami pentingnya penguatan literasi dasar di jenjang sekolah dasar, menggunakan berbagai media/perangkat untuk meningkatkan literasi numerasi dan literasi baca tulis peserta didik, dan merekomendasikan berbagai aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan penguatan literasi numerasi dan literasi baca tulis. C. TARGET PESERTA •
Guru-guru YPPK Yan Smit Keuskupan Agats
D. STRUKTUR KEGIATAN PKM Kegiatan PKM berisi pemaparan materi serta praktik untuk peserta PKM yang membahas topik mengenai literasi numerasi dan literasi baca tulis. Peserta juga merefleksikan pengalaman menerapkan literasi baca tulis dan literasi numerasi di sekolah, berbagi praktik baik, dan tantangan serta merencanakan implementasi literasi numerasi dan baca tulis dalam pembelajaran. Struktur kegiatan penguatan komite pembelajaran berisi: 1. Penguatan Materi Penguatan materi dilakukan dengan eksplorasi konsep dari topik yang akan dibahas melalui materi-materi yang mendukung topik berupa paparan presentasi, infografis, atau artikel yang akan dipelajari oleh peserta. Selain itu peserta juga akan menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi yang sudah dipahami. 2. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peserta secara pleno dengan tujuan merefleksikan sejauh mana pemahaman peserta tentang literasi numerasi dan literasi baca
tulis, serta implementasi literasi numerasi dan literasi baca tulis dalam pembelajaran. 2. Berbagi Prakti Baik
Peserta
diajak
berbagi
praktik
baik
dalam
melakukan
atau
mengimplementasikan kegiatan yang berkaitan dengan penerapan literasi numerasi dan literasi baca tulis dalam pembelajaran di sekolah masing-masing. 4. Menentukan Aksi
Peserta diajak menentukan aksi nyata yang sederhana untuk mengembangkan kompetensi dirinya dalam merencanakan dan melaksanakan literasi numerasi dan literasi baca tulis dalam pembelajaran. E. PENDEKATAN Kegiatan PKM menggunakan prinsip pembelajaran orang dewasa atau andragogi yang dapat diartikan sebagai memimpin atau membimbing orang dewasa. F. JADWAL KEGIATAN HARI PERTAMA No 1.
Waktu 10.00 – 10.20
Judul Sesi
Aktivitas
Pembukaan • •
•
Perkenalan Penjelasan tujuan dan agenda pelatihan Peserta mengisi lembar refleksi mulai dari diri/Pretes
Perlengkapan dan Pembagian Tugas Perlengkapan • Laptop • Lembar refleksi diri/pretes Pembagian tugas • Doa: mahasiswa • Perkenalan: mahasiswa • Penjelasan
•
2.
10.20 – 11.45
Penguatan Materi Literasi
3.
11.45 – 12.00
Penutup
MC/moderator: mahasiswa • Penjelasan tujuan dan agenda pelatihan: Bu Chori Diskusi interaktif dan Perlengkapan penguatan materi: • Laptop • Literasi baca • PPT materi tulis dan literasi literasi numerasi. • Pemaparan • Kaitan literasi materi literasi baca tulis baca tulis dan dengan literasi numerasi: Bu numerasi. Francine dan Bu • Pemberian Chori contoh • Pemaparan implementasi materi kaitan literasi numerasi literasi baca tulis dan literasi baca tulis dalam dengan literasi pembelajaran. numerasi: Bu Clara • Kesimpulan • Laptop • Refleksi • Kesimpulan dan refleksi: Bu • Evaluasi Murni • Doa: Mahasiswa HARI KEDUA
No 1.
Waktu 10.00 – 10.15
Judul Sesi Pembukaan
Aktivitas • • •
Doa Review materi pertemuan 1. Penjelasan tujuan dan agenda pelatihan.
Perlengkapan dan Pembagian Tugas Perlengkapan • Laptop Pembagian tugas • Doa: mahasiswa • MC/moderator: mahasiswa • Review materi pertemuan 1: Bu Chori • Penjelasan tujuan dan agenda
2.
10.15 – 11.45
Berbagi praktik baik
•
Berbagi praktik baik: simulasi pembelajaran keterampilan literasi numerasi dan literasi baca tulis.
Aksi nyata
3.
11.45 – 12.00
Penutup
•
Menentukan aksi nyata sederhana terkait implementasi pembelajaran keterampilan literasi numerasi dan literasi baca tulis.
• • •
Kesimpulan Refleksi Evaluasi
pelatihan: Bu Chori Perlengkapan • Laptop • Lembar observasi simulasi pembelajaran • Moderator: mahasiswa • Evaluasi simulasi dan aksi nyata: Bu Clara dan Bu Murni
• •
•
Laptop Kesimpulan, refleksi, dan evaluasi: tim dosen Doa: Mahasiswa
G. MATERI LITERASI BACA TULIS DAN LITERASI NUMERASI
1. Literasi Baca Tulis a. Apakah Literasi Baca Tulis? Lietrasi baca tulis adalah kemampuan untuk:
Memahami isi teks tertulis, baik yang tersirat maupun tersurat, dan menggunakannya untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi diri.
Menuangkan gagasan dan ide ke dalam tulisan dengan susunan yang baik untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.
b. Mengapa Membaca dan Menulis Penting? Sebagai kunci mempelajari ilmu pengetahuan
Meningkatkan kemampuan berbahasa dan memperkaya kosakata
Meningkatkan kreatvitas dan imajinasi
Meningkatkan empati
Meningkatkan konsentrasi dan fokus
Mengurangi stres
Mengembangkan minat pada hal-hal baru
Sebagai hiburan
c. Mengapa Guru Bingung dalam Merancang Pembelajaran Literasi? Guru bingung dalam merancang pembelajaran literasi karena:
Memisahkan pengajaran literasi dengan pembelajaran di kelas
Memisahkan tujuan literasi dengan tujuan pembelajaran Pengajaran literasi menjadi beban
d. Manfaat Pembelajaran Literasi Membaca dan Menulis Membantu mencari, mengolah, dan menggunakan informasi untuk mencapai tujuan pembelajaran Membantu menjalani hidup sebagai peserta didik merdeka, pelajar sepanjang hayat Mampu menghadapi tantangan dan persoalan hidupnya Tangguh dalam menghadapi kesulitan penggunaan informasi
Fondasi dari keseluruhan pembelajaran
e. Penerapan Literasi Membaca dan Menulis dalam Pembelajaran Menghubungkan teks dengan pengetahuan, pengalaman atau teks yang lain Membuat inferensi atau prediksi tentang teks. Merumuskan pertanyaan. Memvisualisasikan pemahaman tentang teks. Mengidentifikasi ide penting/pokok dan pendukung. Mengkomunikasikan pemahaman terhadap teks.
f. Tahapan Strategi Literasi Sebelum Membaca Memahami tujuan pembelajaran Memperkirakan isi bacaan menggunakan fitur (gambar, judul, jenis, sumber bacaan) pada bagian preliminari bacaan (sampul/bagian judul/ halamanhalaman awal, dll).
Menyusun daftar pertanyaan tentang hal-hal yang mereka ingin ketahui dari bacaan. Melakukan curah gagasan tentang hal-hal yang mereka sudah ketahui terkait bacaan. Mendiskusikan materi pembelajaran melalui media pembelajaran yang menyenangkan (buku pengayaan, cerita/dongeng guru, materi audiovisual, dll)
Selama Membaca Menggunakan fitur-fitur bacaan (paragraf, ide pokok, ide pendukung, kosakata, jenis, struktur teks, elemen) Mampu mengidentifikasi ide dan argumen yang penting pada bacaan.
Mampu menerapkan strategi mengidentifikasi kata-kata sulit pada bacaan. Mampu mendata pertanyaan terkait bacaan selama membaca.
Sesudah Membaca Menjawab pertanyaan terkait bacaan.
Mengkomunikasikan pemahamannya terhadap bacaan secara verbal dan gambar/tulisan atau digital Mengkonversi teks; misalnya mengkomunikasikan tanggapan terhadap teks cetak secara verbal/digital, atau mengkomunikasikan tanggapan terhadap teks audiovisual secara verbal atau tertulis/gambar. Membuat ringkasan/menceritakan materi pelajaran dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran.
g. Sumber Literasi Berbasis Budaya
2. Literasi Numerasi a. Apakah Literasi Numerasi? Lietrasi numerasi adalah kecakapan untuk:
Menggunakan berbagai macam angka dan simbol yang terkait dengan matemtika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari. Menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk grafik, tabel, bagan, dan menggunakan interpretasi hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil keputusan.
b. Ruang Lingkup Literasi Numerasi Literasi numerasi merupakan bagian dari matematika
Literasi numerasi bersifat praktis (digunakan dalam kehidupan sehari-hari) Berkaitan dengan kewarganegaraan (memahami isu-isu dalam komunitas) Profesional (dalam pekerjaan) Bersifat rekreasi (misalnya, memahami skor dalam olahraga dan permainan) Kultural (sebagai bagian dari pengetahuan mendalam dan kebudayaan manusia madani)
c. Mengapa Literasi Numerasi Penting?
Dengan literasi numerasi, kita menjadi warga negara global yang siap menghadapi tantangan abad 21
Agar kita dapat memahami dunia yang penuh angka dan data d. Komponen Literasi Numerasi
Agar kita dapat berpikir rasional, sistematis, krisis dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan dalam berbagai konteks
Komponen literasi numerasi
Mengestimasi dan menghitung dengan bilangan bulat
Menggunakan pecahan, desimal, persen, dan perbandingan Mengenali dan menggunakan pola dan relasi Menggunakan penalaran spasial Menggunakan pengukuran Menginterpretasi informasi statistik
e. Penerapan Literasi Numerasi dalam Pembelajaran
Proyek-proyek numerasi sederhana di dalam kelas
Membuat penelitian sederhana bersama teman di kelompok numerasi siswa
Mengukur tinggi, berat, umur siswa Membuat gambar denah sekolah atau desa Membuat miniatur rumah atau jembatan
Membuat survei tentang bakat dan minat siswa
Mengunjungi dan mencari informasi penggunaan angka, simbol matematika, grafik, tabel, bagan di lingkungan sekitar sekolah Pasar, koperasi sekolah, kantor pemerintahan, bank,dll
Menghitung jarak dan lama waktu perjalanan siswa ke sekolah
H. IMPLEMENTASI LITERASI BACA TULIS DAN LITERASI NUMERASI DALAM PEMBELAJARAN
SD KELAS 2 Tema: Benda, Hewan, dan Tanaman di Sekitarku Subtema: Tanaman di Sekitarku Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia: 3.3 Menguraikan lambang bunyi vokal dan konsonan dalam kata bahasa Indonesia atau bahasa daerah. 3.4 Melafalkan bunyi vokal dan konsonan dalam kata bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Kompetensi Dasar Matematika: 3.2 Membandingkan dua bilangan cacah sampai dengan 50 menggunakan kumpulan benda-benda konkret. 4.2 Mengurutkan bilangan-bilangan cacah sampai dengan 50 dari bilangan terkecil ke bilangan terbesar atau sebaliknya dengan menggunakan kumpulan benda-benda konkret. 3.4 Mengenal bangun ruang dan bangun datar dengan menggunakan berbagai benda konkret. Sumber Pembelajaran: •
Buku Siswa Kelas 1.
•
Buku Cerita Anak Papua “Surga Kecil Yang Jatuh Ke Bumi”
•
Gambar bangun datar dan bangun ruang.
•
Benda-benda berupa bangun datar dan bangun ruang. SINTAK PEMBELAJARAN
Pendahuluan: 1. Guru mendiskusikan tujuan pembelajaran. 2. Guru menunjukkan sampul buku, membacakan nama penulis dan illustrator buku dan mengajak siswa menebak isi buku. Kegiatan Inti: 1. Guru membacakan buku dan mengajak siswa mendiskusikan kata-kata sulit.
Kamis yang cerah ini adalah hari yang ditunggu – tunggu Jenni, karena waktunya Jenni membantu Aci (Bapak) dan Mema (Ibu) berkebun. Jenni tinggal di rumah kaki seribu, rumah adat suku Arfak. 2. Siswa menebak arti kata-kata sulit dan menempelkannya pada papan tulis/papan tempel. 3. Guru mengajak siswa menguraikan huruf vokal dan huruf konsonan yang terdapat dalam kata-kata sulit yang sudah ditempel di papan tempel/papan tulis. 4. Siswa melafalkan bunyi vokal dan konsonan yang terdapat dalam kata-kata sulit yang sudah ditempel di papan tempel/papan tulis. 5. Guru mengajak siswa mengamati gambar rumah kaki seribu yang ada dalam cerita “Rumah Beratapkan Kabut” 6. Guru mengajak siswa mendiskusikan bentuk bangun datar yang ada dalam gambar rumah kaki seribu.
Bangun datar apa saja yang ada dalam gambar rumah kaki seribu di atas? 7. Guru mengajak siswa menghitung jumlah bangun datar yang ada dalam gambar. 8. Guru mengajak siswa menghitung jumlah bangun datar yang terdapat pada gambar. 9. Siswa menghitung dan menuliskan jumlah bangun datar yang ada dalam gambar di papan tulis.
10. Siswa membandingkan dua bilangan cacah dengan menggunakan benda berupa bangun datar. 11. Siswa mengurutkan bilangan-bilangan cacah dari bilangan terkecil ke bilangan terbesar atau sebaliknya dengan menggunakan kumpulan benda berupa bangun datar.
Kegiatan Penutup 1. Siswa menceritakan kesimpulannya tentang: •
Macam-macam huruf vokal dan konsonan serta cara melafalkannya.
•
Macam-macam bangun datar yang ada di sekitarnya.
2. Guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran materi mana yang dirasa sulit.
Daftar Pustaka Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 2017. Buku saku gerakan literasi sekolah. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Haryanto, B., dan P. Pangloli. 1999. Potensi dan pemanfaatan sagu. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Khaira T. 2009. Kumpulan lagu daerah terlengkap. Penerbit Dar!Mizan, Bandung. Kristiani,D., dan H.Lia. 2015. Ensiklopedia negeriku rumah adat. Penerbit Bhuana Ilmu Populer, Jakarta. Kusumawati,R. 2014. Resep masakan nusantara favorit, dari Aceh hingga Papua. Penerbit Andi Publisher, Yogyakarta. Poerwaningtias,I., dan K.Suwarto Nindya. 2017. Rumah adat nusantara. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jakarta. Mahasiswa S1 PJJ PGSD Unika Atma Jaya. 2014. Kumpulan cerita rakyat Sorong Selatan. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta. Murtafiatun. 2018. Kumpulan permainan tradisional nusantara. Penerbit Media.
C-Klik